Anda di halaman 1dari 21

Pengembangan Profesional

berkelanjutan
Hj. Yenni Kesuma,SST.,M.MKES
A. Pendidikan kebidanan berkelanjutan
 Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis,hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah di
tentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal

 Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah


1. Pemenuhan standar
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan pemahaman terhadap etika profesi
4. Meningkatkan karir
5. Meningkatkan kepemimpinan
6. Meningkatkan kepuasan konsumen
STANDAR PENDIDIKAN BERKELANJUTAN BIDAN
1. STANDAR I: ORGANISASI

Penyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan Bidan berada di bawah organisasi Ikatan Bidan

Indonesia (IBI)

pada tingkat Pengurus Pusat (PP-IBI), Pengurus Daerah (PD-IBI)dan Pengurus Cabang (PC -IBI)

2. STANDAR II : FALSAFAH

Pendidikan berkelanjutan untuk bidan mempunyai falsafah yang selaras dengan falsafah organisasi

profesi IBI

yang tercermin dalam visi, misi dan tujuan.

3. STANDAR III : SUMBER DAYA PENDIDIKAN

Pendidikan berkelanjutan untuk bidan mempunyai sumber daya manusia, finansial dan material untuk

memperlancar proses pendidikan berkelanjutan.

4. STANDAR IV : PROGRAM PENDIDIKAN dan PELATIHAN

Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki program pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan

sesuai dengan kebutuhan dan Pengembangan


5. STANDAR V : FASILITAS

Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki fasilitas pembelajaran yang sesuai

dengan standar.

6. STANDAR VI: DOKUMEN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BERKELANJUTAN

Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan bidan perlu pendokumentasian.

7. STANDAR VII : PENGENDALIAN MUTU

Pendidikan berkelanjutan bidan melaksanakan pengendalian mutu pendidikan,

pelatihan dan pengembangan.


 Pengembangan Pendidikan Kebidanan

 Pemantapan Pendidikan bidan Vokasi – Diploma III


Pendidikan Vokasi D3 penyiapan lulusan bidan vokasi yang dapat
melaksanakan tugas rutin berdasarkan prosedur kerja pada lingkup esensial
(Basic Midwifery Practice)

 Pengembangan Pendidikan Bidan Profesi – (S1+Profesi atau


D4+Profesi)
Pendidikan jalur profesi dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan
praktik profesional bidan yang membutuhkan kemampuan kritis dan
analisis serta pengambilan keputusan yang tepat sehingga dapat melakukan
deteksi dini untuk segera dirujuk

 Pengembangan Pendidikan Akademik – S2,Magister Keb dan


Pendidikan Doktor
Jalur akademik dikembangkan untuk memberikan kemampuan
pengembangan keilmuan, penelitian, pendidikan dan manajemen
B. Tantangan dalam pendidikan Kebidanan
 Dosen:
1. Jumlah & Kualifikasi Dosen
2.Pengalaman Klinik Dosen

 Mahasiswi:
1.Wahana praktik
2.Jumlah kasus
3.Sarana dan prasarana

 Penyelenggaraan:
1.Kualitas Penyelenggaraan pendidikan tinggi – Tridarma
2. Akreditasi
3. Tingkat kelulusan Uji kompetensi
 Tantangan Digital Disruption
Era Revolusi Industri 4.0

1. Tantangan Industri 4.0


a. Globalisasi 4. Tantangan Teknis
b. Meningkatnya kebutuhan akan inovasi a. Perkembangan teknologi dan
penggunaan
data eksponensial
2. Tantangan ekonomi b. Menumbuhkan kerja kolaboratif
a. Permintaan untuk layanan orientasi
yang lebih tinggi
b. Tumbuh kebutuhan Kerja sama dan 5. Tantangan lingkungan
kolaboratif Perubahan iklim dan kelangkaan sumber
daya

3. Tantangan Sosial
a. Perubahan demografi dan nilai sosial 6. Tantangan Politik, Aturan dan
Kebijakan
b. Peningkatan kerja virtual
a. Standarisasi, Sertifikasi, Akreditasi
c. Meningkatnya kompleksitas masalah
b. Keamanan data dan Privasi
C. Profesionalisme bidan berbasis
transcendental
Profesionalisme bidan berbasis transendental yaitu
profesionalisme yang bersumber dari sifat Nabi dan memiliki nilai-
nilai akhlaqul kharimah untuk untuk mewujudkan profesionalisme
berdasarkan sifat-sifat nabi dan dapat diaplikasikan dalam
memberikanpelayanan kesehatan kepada ibu dan anak yang
bersumber dari nilai-nilai islam khususnya Al Quran.

Konsep profesionalisme bidan berbasis transendental antara


lain :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT
2. Bekerja dengan keahliannya
3. Bekerja dengan kejujuran
D. Bidan delima

 Bidan Delima merupakan suatu program dari Ikatan Bidan


Indonesia (IBI), untuk Meningkatkan kualitas pelayanan bidan
dalam memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi
keinginan masyarakat.

 Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan


bidan praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan
monitoring & evaluasi Bidan Delima melambangkan Pelayanan
berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun,
ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan
tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi.
 Nilai-Nilai Bidan Delima

A. Kepatuhan pada standar pelayanan


Dianut sebagai nilai utama untuk menekankan bahwa sebuah standar dalam pelayanan
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh anggota Bidan Delima.

B. Tumbuh Bersama
Untuk menggambarkan bahwa semua anggota Bidan Delima harus merasakan
kemajuan dan terus berusaha untuk maju secara kelompok.

C. Keterbukaan
Nilai-nilai yang wajib dianut oleh anggota agar tercipta hubungan yang erat dan
harmonis dalam komunitas.

D. Profesionalisme
Selaras dengan nilai kepatuhan pada standar pelayanan, maka profesionalisme
diharapkan dapat menjadi semacam ‘label bagi setiap pribadi anggota Bidan Delima.

E. Kewirausahaan
Semangat wirausaha diharapkan dapat mewarnai setiap pribadi anggota Bidan Delima,
sehingga selalu ada upaya untuk terus maju dan tumbuh lebih baik daripada
sebelumnya.
 Visi dan Misi Bidan Delima

a. Visi
Menjadi standarisasi pelayanan Praktik Mandiri Bidan (PMB) di
Indonesia

b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di PMB.
2) Meningkatkan kompetensi PMB berdasarkan hasil penelitian dan
perkembangan praktik kebidanan terkini.
3) Mewujudkan PMB yang handal, kompeten dan profesional dalam
pelayanannya melalui standarisasi dan kegiatan monev yang
berkesinambungan.
4) Mewujudkan rasa aman, nyaman dan kepuasan bagi PMB dan pengguna
jasa.
5) Meningkatkan peran IBI dalam membina dan menjaga profesionalitas PMB.
Logo Bidan Delima
Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:

a. Bidan : petugas kesehatan yang memberikan


pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah,aman-
nyaman,terjangkau dalam bidang kesehatan
reproduksi, keluarga berencana dasar selama 24jam.

b. Delima : buah yang cantik terkenal sebagai buah


yang cantik,indah,berisi biji dan cairan manis yang
melambangkan kesuburan (reproduksi)

c. Merah: warna melambangkan keberanian dalam


menghadapi tantangan dan pengambilan keputusan
yang cepat,tepat dalam membantu masyarakat.

d. Hitam: warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum
perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.

e. Hati : melambangkan pelayanan bidang yang manuasiwi, penuh kasih sayang (sayang
ibu dan sayang bayi) dalam semua tindakan/intervensi pelayanan.
E. Definisi belajar sepanjang hayat (Lifelong Education)

 Sebuah konsep yang menyatakan bahwa proses pendidikan dapat


dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia.
 Pendidikan Sepanjang Hayat dipahami sebagai sebuah konsep
yang menyatakan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan
kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia.
 Pendidikan Sepanjang Hayat bermakna bahwa di sepanjang
kehidupan, manusia akan selalu membutuhkan proses pendidikan.
 Tujuan Pendidikan Seumur Hidup yaitu mengembangkan
potensi manusia secara optimal dan menyelaraskan pendidikan
wajib belajar dengan pengembangan kepribadian manusia.
f. Manfaat belajar sepanjang hayat
1. Tinjauan idiologis.
Secara kodrat manusia itu selalu ingin mengembangkan diri

2. Tinjauan ekonomis.
Tidak ada jalan lain agar manusia keluar dari kebodohan dan kemiskinan kecuali terus
memperkaya hidup dengan ilmu melalui pendidikan yang berlangsung seumur hidup.

3. Tinjauan sosiologis.
Permasalahan pokok yang terjadi di negara berkembang adalah pemborosan
pendidikan.

4. Tinjauan politis.
Negara kita adalah negara demokratis, di mana setiap warga negara harus memahami akan hak
dan kewajibannya di samping mengetahui pula peran pemerintah.

5. Tinjauan teknologis.
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, maka setiap individu harus mengikuti
perkembangan yang terjadi.

6. Tinjauan psikologis dan pedagogis.


Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus akan memberikan pengaruh
besar kepada proses pendidikan.
g. Faktor yang mempengaruhi belajar sepanjang hayat
1.Faktor internal
a.Faktor Fisiologis
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:
1. keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang.
2. keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia
sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra.

b.Faktor Psikologis
1). Kecerdasan /Intelegensi Siswa
2).Motivasi
3).Minat
4).Sikap
5).Bakat

2. Faktor-faktor eksternal
A.Lingkungan Sosial
B.Lingkungan non sosial
1). Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu
kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
2). Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software,
seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.
3). Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa begitu
juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
3.Faktor yang penghambat
1.Stres
a.Tuntutan terlalu tinggi
b.Labeling
2.Lingkungan tidak kondusif
3.Trauma
4.kejenuhan belajar
5. Tidak menyenagi subjek yang sedang dipelajari
6.Kondisi fisikologis saaat belajar
7.Tidak mengetahui manfaat yang sedang di pelajari
8.Guru yang kurang baik
9.Tidak ada bahan (materi) yang memadai
10.Tingkat kesukaran subjek yang dipelajari
11.Faktor ekonomi
H. Konsep pendidikan belajar sepanjang hayat
1. Perkembangan peserta didik
2. Kemandirian anak
3. Vitalitas model hubungan demokrasi
4. Vitalisasi jiwa eksploratif
5. Kebebasan
6. Menghidupkan pengalaman anak
7. Keseimbangan pengembangan aspek personal dan
social
8. Kecerdasan emosional dan spiritual
I. Wujud pendidikan belajar sepanjang hayat

Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan


pada lingkungan rumah tangga lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat melalui proses Pendidikan
Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan
kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, mampu
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, serta
mampu mengikuti perkembangan masyarakat dan budaya
untuk menghadapi tantangan masa depan dan
mengubahnya menjadi peluang.
J. Wadah pendidikan belajar sepanjang hayat
 Pendidikan Persekolahan
 Pendidikan Luar Sekolah
 Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau
media massa baik cetak atau elektronik ataupun sajian
dalam Internet.
K. Upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkan
masyarakat belajar
 Untuk mewujudkan masyarakat belajar, perlu adanya strategi-
strategi pendidikan sepanjang hayat. Strategi dalam rangka
pendidikan sepanjang hayat itu meliputi hal-hal sebagai berikut:
(1) Konsep- Konsep Kunci Pendidikan Sepanjang Hayat
a. Konsep pendidikan sepanjang hayat itu sendiri.
b. Konsep belajar sepanjang hayat
c. Konsep pelajar sepanjang hayat
d. Kurikulum yang membantu pendidikan sepanjang hayat
(2) Arah Pendidikan Sepanjang Hayat
a. Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa
b. Pendidikan sepanjang hayat bagi anak
TE R I M A KAS I H

JADILAH KAMU BIDAN


YANG HANDAL
21

Anda mungkin juga menyukai