Anda di halaman 1dari 63

PERKEMBANGAN TERKINI PROFESI

BIDAN DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN


YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN KEBIDANAN

PENGURUS CABANG IKATAN BIDAN


INDONESIA KABUPATEN PEKALONGAN
PELATIHAN MIDWIFERYDATE
2013-2018.
TUJUAN
P.A.S.P.A.D
MENGETAHUI
PERKEMBANGAN TERKINI
PROFESI BIDAN
_Tentang pelayanan kebidanan.
_Tentang kualifikasi SDM dalam
pelayanan
_Tentang standar pelayanan
kebidanan .
Tentang tantangan bidan saat ini
IKATAN BIDAN
INDONESIA (IBI)

Struktur Organisasi – Berdiri 24 Juni 1951


- PP : 1 di Jakarta
- PD : 34 Propinsi
- PC : 509 PC di Kabupaten / Kota
- PR : 3728 PR/Kecamatan, UNIT
pelayanan/ pendidikan
- Jumlah Bidan BerKTA: 304.732(12 SEP 2018 Jml
terdaftar ada 658.510 (MTKI Agust.2018)
- Jumlah BPM : >40.000
- PC : 35 di Kabupaten / Kota
 PR : 216 di Kecamatan, institusi
pelayanan/ pendidikan
 Jumlah Bidan : > 17023
 Jumlah BPM : > 6149

Ibi Prov. jateng


Ikatan Bidan Indonesia
Bidan Adalah
tenaga professional yang bertanggung jawab
dan akuntabel yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa pra hamil,
hamil, bersalin, nifas dan masa antara serta
memfasilitasi dan memimpin persalinan
normal atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi dan anak
balita

(sumber: AD-ART IBI tahun 2018-2023)


VISI DAN MISI IBI
VISI
MENJADIKAN ORGANISASI PROFESI YANG HANDAL DALAM
MEWUJUDKAN BIDAN PROFESIONAL. BERSTANDAR GLOBAL.
MISI
1. MENINGKATKAN KEKUATAN ORGANISASI BERBASIS
INFORMASI TEHNOLOGI (IT).
2 MENINGKATKAN PERAN IBI DALAM PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN KEBIDANAN .
3 MENINGKATKAN PERAN IBI DALAM PENJAMINAN MUTU
PELAYANAN KEBIDANAN.
4 MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA
5 MENJALIN KERJASAMA DENGAN STAKEHOLDERS.
6 MENINGKATKAN INOVASI PELAYANAN KEBIDANAN
7 MENINGKATKAN PENGEMBANGAN PELAYANAN BERBASIS
RESEARCH.
RENCANA STRATEGIS IBI TH. 2018-2023
1.MENGUTAMAKAN KEBERSAMAAN.
2.MEMPERSATUKAN DIRI DALAM SATU WADAH
3.PENGAYOMAN TERHADAP ANGGOTA
4.PENGEMBANGAN DIRI DAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEHNOLOGI DAN SENI (IPTEKS).
5.PERAN SERTA DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN .
6.MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN CITRA BIDAN .
7.PELAYANAN BERKUALITAS.
8.PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
PRIORITAS STRATEGI.
1.PENGEMBANGAN STANDARISASI PENDIDIKAN BIDAN STANDAR DENGAN
STANDAR INTERNASIONAL
2.PENINGKATAN PELATIHAN BAGI ANGGOTA IBI.
3.MEMBANGUN KERJASAMA DAN KEPERCAYAAN DARI DONOR DAN MITRA
IBI.
4.PENINGKATAN ADVOKASI KEPADA PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG
PENGEMBANGAN PROFESI BIDAN.
5.PENINGKATAN PEMBINAAN TERHADAP ANGGOTA BERKAITAN DENGAN
PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL ISME DAN ASPEK HUKUM .
6.PENINGKATAN PENGUMPULAN DATA
7.PENINGKATAN AKSES ORGANISASI PROFESI IBI TERHADAP PELAYANAN
DAN PENDIDIKAN KEBIDANAN.
8.CAPACITY BUILDING BAGI PENGURUS IBI.
9.PENINGKATAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
10.MEMBANGUN KEPERCAYAAN ANGGOTA IBI DONOR DAN MITRA DENGAN
TETAP MENJAGA MUTU PENGELOLAAN KEUANGAN YANG ACCOUNTEBLE.
Standar Profesi Bidan
☞ STANDAR KOMPETENSI BIDAN
☞ STANDAR PENDIDIKAN KEBIDANAN
☞STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
☞ STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN

☞ STANDAR ASUHAN KEBIDANAN


☞ STANDAR PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
☞ STANDAR ETIK DAN KODE ETIK BIDAN
Kongres IBI ke XVI/ 2018
merumuskan tujuh (7) area
kompetensi Bidan Indonesia (D3 dan
1
Profesi)
Etik legal dan keselamatan pasien

2 Komunikasi efektif

3 Pengembangan diri dan profesionalisme


4 Landasan ilmiah praktek kebidanan


5 Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan


6 Promosi kesehatan dan konseling


7 Manajemen dan kepemimpinan



KODE ETIK BIDAN INDONESIA
Kode etik bidan Indonesia mencakup
kewajiban bidan terhadap: (Kepmenkes
369/MENKES/SK/III/2007 )
klien
klien dan
dan
pemerintah, masyarakat
pemerintah, masyarakat
nusa,
nusa, bangsa
bangsa
dan
dan tanah
tanah air
air

tugasnya
tugasnya
sebagai
sebagai
bidan
bidan

diri
diri sendiri
sendiri

sejawat
sejawat dan
dan
tenaga
tenaga
kesehatan
kesehatan
lainnya
lainnya
profesi
profesi
SISDIKNAS & STANDAR PENDIDIKAN
BIDAN GLOBAL (WHO, ICM, FIGO)
Tuntutan penyediaan bidan profesional.
 2007 dibuka S-1 profesi bidan di UNAIR Surabaya.
 2009 dibuka S-1 profesi bidan di Universitas
Brawijaya Malang
 2012 dibuka S-1 profesi bidan di Unand Padang
Selanjutnya sebagai konsekuensi dari UU GURU DAN
DOSEN tahun 2005, kualifikasi minimal dosen
adalah S-2, maka
 2006 dibuka S-2 Kebidanan di UNPAD, Bandung
 2011 dibuka S -2 kebidanan di UNBRA, Malang dan
UNAND,Padang
 2012 dibuka S -2 kebidanan di UNHAS, Makasar.
 2014 dibuka Stikes Aisyiah Jogjakarta
1. Membangun kepercayaan (Trust) dalam proses
pendidikan kebidanan dengan mengembangkan
standar-standar yang dibutuhkan oleh sebuah
program pendidikan
2. Melakukan continuous quality improvement
(CQI) secara berkesinambungan
3. Memelihara integritas secara konsisten dan
jujur
4. Membentuk suasana akademik yang mensupport
life-long learning
5. Mempromosikan otonomi profesi kebidanan,
bidan dan program pendidikan kebidanan.

Core document ICM tahun 2011 (Global standard for Midwifery Education tahun 2010)
Nilai dasar dalam pendidikan
kebidanan di Indonesia
Pembahasan I
Bidan berperan dalam penurunan AKI &AKB .
Bidan menyiapkan generasi penerus masa
depan yang berkualitas .yan yang
berkesinambungan dan paripurna. asuhan
bumil,bufas,bbl,balita
sehat,kespro,KB,pencegahan PENKES
&KONSELING .
Promosi persalinan normal,kemitraan
&pemberdayaan perempuan ,diteksi dini
,pertolongan pertama pada kegawatdarurata
maternal dan neontal.serta rujukan yang
aman tepat waktu tepat kondisi tepat
penanganan.
Mutu Pelayanan Kebidanan
Kompeten .
Falsafah kebidanan etika & kode
etik.
Standar profesi , standar pelayanan
dan spo
Sarana dan prasarana yang
mendukung.dan terstandar
Pasal 24 UU No 36 tahun 2009
tentang kesehatan standar
pelayanan bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan .
Pembahasan 2
_KUALIFIKASI SDM.

HARUS MAMPU BERFIKIR KRITIS


,ANALISIS ,SINTESIS,DAN EVALUASI.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG
TEPAT DAN MAMPU MEMAHAMI
PERASAAN KLIEN (EMPATI).
BIDAN VOKASI D3KEB.
BIDAN PROFESI D4/SI +PROFESI.
 JALUR PENDIDIKAN AKADEMIK
 Pendidikan kebidanan dapat ditempuh melalui
pendidikan vokasi dan pendidikan profesi
(akademik profesi / vokasi profesi) serta
pendidikan akademik
 Pengembangan pendidikan jalur akademik
melalui pendidikan S2 dan S3 kebidanan.
 Jalur akademik dikembangkan untuk
memberikan kemampuan pengembang keilmuan,
penelitian, pendidikan dan manajemen.
 Pendidikan jalur profesi dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuan praktik pada jenjang
yang lebih tinggi yang membutuhkan
kemampuan kritis dan analisis serta
pengambilan keputusan yang tepat dalam
melakukan praktik kebidanan

Jenis bidan Pendidikan

Bidan pendidikan
Diploma
Vokasi vokasi

Bidan pendidikan •Sarjana,


Profesi akademik •Magister
,
• Doktor
pendidikan • Profesi
profesi • Spesiali
s
GELAR AKADEMIK
Contoh Penulisan Sebutan /
Jenjang Program Studi Sebutan Gelar
Gelar

Vokasi Ahli Madya


Diploma III - Julia, AMd.Keb
  Kebidanan

Pendidikan profesi Pendidikan akademik/ S.Keb Julia, S.Keb


profesi Bidan Bd. Julia, S.Keb.,Bd
Pendidikan Vokasi/ S.ST Julia, S.ST
Profesi Bidan Bd Julia, S.ST.,Bd

Strata 2 Pendidikan Magister M.Keb M.Keb Julia, Bd., M.Keb


Kebidanan
Kerangka
PER PRES
Kualifikasi
NOMOR 8 TAHUN 2012
Nasional
Indonesia
S3 9
S2 Spesialis 8
Profesi 7
S1 D IV
6
D III
5
D II
4
DI
3
Sekolah
Menengah 2 Sekolah Menegah
Umum Kejuruan
20
1
PEMBAHASAN III.

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


AKOMODIR 5 STANDAR .
1.STANDAR PENGELOLAAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KEBIDANAN
2. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN .
3.STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN.
4.STANDAR KINERJA BIDAN .
5.PENGENDALIAN MUTU.
Ad 1.
Ada 7 :
ST1 : falsafah,visi,misi dan tujuan
sesuai dengan filosofi
bidan yg menghasikan yan
prof,cepat,tepat,aman
nyaman,dan memenuhi kebutuhan
klien /pasein .
ST2 :adm &pengelolaan yan keb
punya pedoman asuhan dan SPO
ST3 :SDM sesuai kompetensi dan
potensi pengembangan
agar efektif dan efisien .
ST4 :Fasilitas &peralatan
jumlah,jenis,dan
spefisifikasi,memadai dg tujuan
efektif efisien dan bermutu
ST5 :memiliki kebijakan dan prosedur
dan pembinaan
personil menuju yan bermutu.
ST 6 :memiliki program pengarahan
dan pengembangan staf dan
perencanaan pendidikan
berkelanjutan yg terstruktur dan
bermutu sesuai kebutuhan
pelayanan .
ST7 :melaksanakan evaluasi dan
pengendalian mutu secara obyektif
dan pengendalian mutu secara
berkesinambungan mencapai
kualitas Yan Kebidanan.
Ad 2.
Standar ASKEB:
suatu standar pengambil keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh BIDAN yang sesuai
dengan kewenangannya.dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Tujuan standar ASKEB :


 Sbg acuan /landasan pelaksanaan tindakan dalam
lingkup TJ bidan .
 Sbg pendukung terlaksananya ASKEB yg
berkualitas.
 Sbg parameter tingkat kualitas dan keberhasilan
Asuhan yang diberikan .
 Sbg aspek legal /perlindungan hukum bagi BIDAN
&Klien .
Ada 6 standar askeb
 ST1: PENGKAJIAN lengkap subyektif dan
obyektif,akurat ,relevan
 ST2:Perumusan diagnosa /masalah kebidanan
akurat ,logis tepat diagnosa.
 ST3:Perencanaan sesuai diagnosa dan masalah
yang ditegakkan .
 ST4 :Implementasi melaksanakan rencana asuhan
secara konprehensif ,efektif ,efisien ,dan aman
berdasarkan evidence based kep pasien dalam
bentuk promotif,preventif,kuratif ,rehabilitatif secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
 ST5:Evaluasisecara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifitas dan
perubahan perkembangan kondisi klien.
 ST 6 :Pencatatan Askeb lengkap,singkat ,jelas,
mengenai keadaan /kejadian klien yang ditemukan
dan dilakukan saat memberikan asuhan .
Ad 3 STANDART PRAKTIK KEBIDANAN
Mengatur standar yan minimal yg harus
dilakukan shg dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan di fasilitas yan kes.
Audit sebagai acuan evaluasi standar
praktik keb .
Mulai dari alat sistem sarana prasarana
untuk memperbaiki kinerja bidan dan
meningkatkan mutu yan keb.
Standar praktik kebidanan Umum:
-st.1 persiapan kehamil-st 2.
pendekomentasian .
an ,persalinan dan periode nifas sehat.
Standar praktik kebidanan Pd KIA.
Terdiri dari 13 standar :
-ANC = 5 standar.
1.IDENTIFIKASI BUMIL
2.ANC DAN DITEKSI DINI KOMPLIKASI
3.PENATALAKSANAAN ANAEMIA
4.PERSIAPAN PERSALINAN
5.PENCEGAHAN HIV DARI IBU &AYAH KE ANAK
-BULIN = 3 standar.
6.PENATALAKSANAAN PERSALINAN
7.ASUHAN IBU POST PARTUM
8,ASUHAN IBU DAN BAYI SELAMA MASA POST NATAL.
Kesehatan anak = 5 standar.
9.ASUHAN SEGRA PD BBL NORMAL
10.ASUHAN NEONATUS
111.PEMBERIAN IMMUNISASI LENGKAP.
12.PEMANTAUAN TUKEM ANAK BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
13.MENEJEMEN BAYI BARU LAHIR RENDAH/BBLR
STANDAR PRATIK KESPRO DAN KB
 TERDAPAT 6 STANDAR
14,KESEHATAN REPRODUKSI.
15.KONSELING PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS.
16.PELAYANAN KONTRASEPSI PIL
17.PELAYANAN KONTRASEPSI SUNTIK
18.PELAYANAN KONTRASEPSI AKBK
19.PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM /AKDR.
STANDAR PRAKTIK BIDAN PADA KEGAWATANDARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL(10)
20.PENANGANAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN.(UK<20MNGG)
22 PENAGANAN PERDARAHAN DLM KEH.(UK >20MNGG)
21.PENANGANAN PREEKLAMSIA DAN EKLAMPSIA .
22.PENANGANAN PARTUS LAMA /MACET.
23.PENANGANAN GAWAT JANIN .
24.PENANGANAN RETENSIO PLASENTA
25.PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER.
26. PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM SCUNDER.
27.PENANGAN SEPSIS PUERPERALIS .
28.PENANGANAN ASFIKSIA NEONATORUM .
1.ST.MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Mell penerapan standar,pemantauan ,pengendalian
mutu dan peningkatan mutu scr berkala,teratur
dan berkesinambungan
2.ST. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG
MUTAKIR
3. ST.PENILAIAN KINERJA PRATIK
KEBEVAL STANDAR YAN. ASUHAN KEB.PEDOMAN
PRAKTIK .UU,&KEBIJAKAN YANG BERLAKU.
4.ST KESEJAWATAN KONDUSIF&KERJASAMA
5.ST ETIK TEGUH PD ETIKA DAN KODE ETIK
6.ST .KOLABORASI MITRA DOKTER
7.ST.RISET.MANFAATKAN HASIL
PENELIITIAN DG TEPAT SCR MANDIRI
STANDAR
/KELOMPOK. KINERJA BIDAN
8.ST. PEMANFAATAN SDM
9.ST.KEPEMIMIPINAN DALAM YAN KEB
STANDAR KINERJA KEBIDANAN
PENGENDALIAN MUTU
1.INDIKATOR MUTU
-TOLOK UKUR NYA
% BUMIL YG S/STANDAR
% PERTOLONGAN APN O/BIDAN
%WUS DG MKJP O/ BIDAN.
UPAYA PERBAIKAN MUTU
1 DG METODE PENYELIA ANSBG PROF HARUS
MEMENUHI KUALIFIKASI DAN
KOMPETENSI.KEPATUHAN DG MLL WAWANCARA DAN
KONSELING.
2.STANDAR KEB SBG ACUAN PELAKSANAAN
YANKEB.PERLU KOMITMEN &KERJA SAMA SEMUA
YAN TERKAIT SHG YANKEB SEMAKIN OPTIMAL DAN
ADA MANFAAT THD MASYARAKAT DAN DAPAT
MENINGKATNYA CITRA BIDAN SHG PASEN &MASY
PUAS
SESI 2
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PELAYANAN KEBIDANAN
Pembangunan kesehatan bertujuan:
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan


berdasarkan perikemanusiaan, keseimbangan,
manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap
hak dan kewajiban, keadilan, kesetaraan gender,
non diskriminatif dan kesesuaian dengan norma-
norma agama, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian pada penduduk rentan, antara
lain ibu, bayi, anak dan usia lanjut, dan keluarga
miskin.

UU Kesehatan 32/2009
Perubahan Kebijakan dalam
Pelayanan Kesehatan
UU no. 36 th 2014
ttg Tenaga Kesehatan
Ps 1.
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk
LINGKUP KEWENANGAN BIDAN

Permenkes 1464 tentang


Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan

Pelayanan Kesehatan ibu


Pelayanan Kes anak balita & pra sekolah
Bidan dapat praktek
Pelayanan Kesehatan Reproduksi & KB
di setiap tatanan
pelayanan kesehatan
PERAN BIDAN (Mandiri, Kolaboras
Sebagai Pelaksana Pelayanan Tim kes
Sebagai Pengelola Pelayanan
Kepmenpan
Sebagai Pendidik
001/2007 ttg
Sebagai Peneliti KEPMENKES Jafung
369/2007 Bidan Terampil
UU Nakes ttg &Ahli
36/2014 Standar
Profesi
Ps. 1
6. Uji kompetensi adalah proses
pengukuran pengetahuan,
keterampilan, dan sikap profesional
untuk dapat menjalankan praktek.

7. Sertifikat kompetensi adalah surat


tanda pengakuan terhadap kompetensi
tenaga kesehatan utk dapat
menjalankan praktik diseluruh
Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
8. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap
nakes yg telah memiliki sertifikat kompetensi
atau sertifikat profesi dan telah mempunyai
kualifikasi tertentu serta mempunyai
pengakuan secara hukum untuk menjalankan
praktek.

9. STR adalah bukti tertulis yg diberikan oleh


konsil masing – masing Tenaga Kesehatan
kepada Nakes yg telah diregistrasi

10. SIP adalah bukti tertulis yg diberikan oleh


pemerintah daerah kab/kota kepada nakes
sebagai pemberian kewenangan untuk
menjalankan praktek.
Ps 11.
 Tenaga Kesehatan dikelompokkan kedalam:
a. Tenaga Medis ( dokter dan dokter gigi)
b. Tenaga Psikologi Klinik
c. Tenaga Keperawatan (teridiri dari berbagai jenis Perawat)
d. Tenaga Kebidanan (terdiri dari bidan)
e. Tenaga Kefarmasian
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat
g. Tenaga Kesling
h. Tenaga Gizi
i. Tenaga Keterapian fisik
j. Tenaga Keteknisian Medik
k. Tenaga Teknik Biomedika
l. Tenaga Kesehatan Tradisional
m. Tenaga Kesehatan lain
 Ps.21
 Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa
pendidikan vokasi dan profesi harus
mengikuti uji kompetensi secara nasional

 Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pd


ayat (1) diselenggarakan oleh perguruan
tinggi bekerjasama dgn OP, lembaga
pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang
terakreditasi.

 Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pd


ayat (2) ditujukan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yg memenuhi standar
kompetensi kerja.
Ps. 44
(1) Tenaga Kesehatan yg menjalankan praktik wajib
memiliki STR;
(2) STR diberikan oleh konsil masing-masing tenaga
kesehatan setelah memenuhi persyaratan;
(3) Persyaratan utk mendapat STR
a. Memiliki Ijazah
b. Sertifikat Kompetensi atau sertifikat Profesi
c. Surat keterangan sehat fisik dan mental
d. Surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji profesi
e. Membuat pernyataan mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika profesi

(4) STR berlaku 5 th dan dapat direregistrasi ulang


setelah memenuhi persyaratan. ( IBI = 25 SKP)
Ps. 46
(1) Setiap nakes yg menjalankan praktik di
bidang yankes wajib memiliki izin
(2) Izin diberikan dalam bentuk SIP
(3) Izin diberikan oleh pemda kab/kota
atas rekomendasi pejabat kes yg
berwenang di kab/kota tempat
menjalankan praktik
(4) Utk mendapatkan SIP harus memiliki :
a. STR yg masih berlaku,
b. Rekomendasi OP
c. Tempat Praktik
(5) SIP hanya berlaku untuk 1 tempat
praktik
Pasal 58
 Nakes dalam melakukan praktik wajib:
(1) Memberikan yankes sesuai standar
profesi,
standar Pelayanan Profesi, SPO, Etika
Profesi
Pasal 62
(1) Nakes dlm menjalankan praktik harus
dilakukan
sesuai dg kewenangan yg didasarkan
pada
kompetensi yg dimiliki;
(3) Ketentuan mengenai kewenangan profesi
diatur
dgn peraturan menteri
SUMPAH ATAU JANJI BIDAN
Para lulusan pendidikan kebidanan
diberikan Ijazah Bidan sebagai tanda lulus
dan diwajibkan mengucapkan sumpah atau
Janji Bidan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Lafal sumpah atau janji Bidan
adalah sebagai berikut :

Pengucapan sumpah profesi atau janji bidan


dilakukan pada waktu wisuda/ setelah
wisuda dibimbing oleh Ketua Organisasi
Profesi atau Wali Profesi yang ada di
Institusi Pendidikan yang bersangkutan. 
 
Wali Profesi adalah Anggota IBI (Seorang Bidan)
yang ada di Institusi tersebut (Pimpinan Institusi
Pendidikan antara lain Direktur, Kajur, Kaprodi
atau Dosen)

Sumpah profesi dapat dilakukan pada hari


wisuda, atau setelah wisuda (dilakukan secara
terpisah).

Naskah Sumpah Profesi ditanda tangani oleh yang


membacakan naskah sumpah, Wisudawati dan
Rohaniawan sebagai saksi.
Tantangan
Pelayanan Kebidanan
TREN ANGKA KEMATIAN IBU INDONESIA

Target RPJMN thn 2019 :


306/100,000 KH

JUMLAH
JUMLAH SAMPEL
SAMPEL
92
92 KEMATIAN IBU
KEMATIAN IBU

4
JAWA TENGAH
JAWA TENGAH
Profil Populasi dan AKI
Indonesia
Estimasi penduduk
Populasi dunia Indonesia tahun 2014
Indonesia 
saat ini mencapai 252.124.458
terbanyak
mencapai 7  kepadatan
ke-5
Milyar. penduduk 132 jiwa per
km2
2 ibu hamil Berdasarkan Penduduk
meninggal dalam perkiraan Indonesia
satu jamnya terdapat 15.000- bertambah
karena komplikasi 17.000 ibu sekitar 5 juta
kehamilan, meninggal orang per tahun
persalinan, dan dalam setiap
nifas. tahun.
Dan pada tahun
2012 AKI
meningkat menjadi
359 per
Source: Profil Kesehatan Indonesia tahun 2
DAMPAK KEMATIAN IBU
Kematian ibu berdampak negatif terhadap
kesejahteraan, kualitas hidup, dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
Kematian ibu memberikan dampak berantai terhadap
kesejahteraan keluarga, masyarakat, dan negara.
Sebuah penelitian menyatakan, bayi dari ibu yang
meninggal saat melahirkan, memiliki ketahanan
hidup yang rendah.
Kematian ibu berdampak terhadap kesejahteraan dan
kesehatan keluarga sebagai unit terkecil di
masyarakat.
Kematian ibu menjadi permasalahan nasional yang
harus diselesaikan bersama.
FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN IBU

NON-
KLINIS KLINIS
(MEDIS) (NON-
MEDIS)
• perdarahan pasca
persalinan,
 keadaan sosial, ekonomi,
• pre-eklamsia & Eklamsia
 diskriminasi gender,
• dan infeksi nifas
 pendidikan,
merupakan tiga
 geografis dan sosial-budaya, s
penyebab kematian ibu  Serta masih banyak faktor lain
terbesar.
yang terdapat di lingkungan
masyarakat hingga berdampak
terhadap status kesehatan
perempuan.
Perubahan Kebijakan
Pelayanan Kesehatan -
Kebidanan
Bidan & JKN (Permenkes no. 71/2013)47/16
BAB II Ps 3
(1)Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
komprehensif.
(2)Pelayanan kesehatan komprehensif berupa
pelayanan kesehatan promotif, preventif
kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan
dan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis,
termasuk pelayanan penunjang yang meliputi
pemeriksaan laboratorium sederhana dan
pelayanan kefarmasian sesuai dengan
ketentuan
Catatan : peraturan perundang-undangan.
Bidan dapat bekerjasama dengan BPJS melalui jejaring pelayanan
kesehatan TINGKAT PERTAMA (klinik pratama atau puskesmas) -
Pelayanan yang diberikan mengacu pada kompetensi dan
kewenangan sesuai ketentuan
PKM
Yan Kebidanan & Neonatal - Non Kapitasi
04/19/2020 54
Pasal 8
(1) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter
berdasarkan penetapan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja
sama dengan praktik bidan dan/atau praktik perawat
untuk memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama sesuai dengan kewenangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan di
suatu wilayah tertentu, BPJS Kesehatan dapat bekerja
sama dengan praktik bidan.
(3) Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri
atas:
a. Surat Ijin Praktik (SIP);
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c. perjanjian kerja sama dengan dokter atau
puskesmas
pembinanya; dan
d. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang
terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
Ps. 17
(1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 untuk pelayanan medis
mencakup:
◦ kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
◦ kasus medis yang membutuhkan penanganan awal
sebelum dilakukan rujukan;
◦ kasus medis rujuk balik;
◦ pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan
kesehatan gigi tingkat pertama;
◦ pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi
dan anak balita oleh bidan atau dokter; dan
◦ rehabilitasi medik dasar.
(2) Pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan panduan
klinis.
(3) Panduan klinis pelayanan kesehatan ditetapkan oleh
Menteri.
SE Menkes No 31 / Jan – 2014
2. Tarif Pelayanan Kesehatan Kebidanan
dan Neonatal yang dilakukan oleh
bidan sebagaimana dimaksud pada
angka 1 (ANC), angka 4 (PNC, dan
angka 7 (pelayanan KB dalam
lampiran I angka II huruf B Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun
2013, hanya berlaku untuk
pelayanan kesehatan kebidanan
dan neonatal diluar Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
TARIF PELAYANAN KEBIDANAN DAN
NEONATUS
NON KAPITASI , Permenkes 59/2014
(Revisi69/2013)
PELAYANAN KESEHATAN TARIF

1 Pemeriksaan ANC ( Paket Min 4 kali ) 200.000


2 Persalinan Normal 700.000
3 Penanganan perdarahan paska keguguran, persalinan
pervaginam dan emergency dasar 750.000

4 Pemeriksaan PNC/neonatus 25.000


5 Pelayanan tindakan paska persalinan (mis placenta
manual) 175.000
6 Pelayanan pra rujukan pd komplikasi kebid & neonatal 125.000

7 Pelayanan KB pemasangan IUD/Implant dan 100.000


Suntik 15.000
58
8 Penanganan komplikasi KB paska persalinan 125.000
Dalam rangka pembinaan adminsitrasi terhadap
Bidan sebagai jejaring, maka FKTP di luar milik
Pemda dapat mengenakan biaya pembinaan
dengan besaran maksimal 10% dari total klaim.
Dalam hal disuatu daerah Bidan berjejaring dengan
FKTP milik Pemda, klaim dilakukan melalui FKTP
milik Pemda. Setelah dibayar oleh BPJS, FKTP milik
Pemda segera membayarkan secara utuh kepada
Bidan jejaring sesuai besaran klaim terhadap
pelayanan yang diberikan.
UPAYA YANG DILAKUKAN IBI

1. Peningkatan kualitas pendidikan kebidanan :


● Mereview standar profesi – Proyek HPEQ
- Standar kompetensi
- Standar Pendidikan bidan
- Standar pendidikan berkelanjutan (CPD)
● Mengembangkan pola pendidikan bidan = Diploma,
Akademik dan Profesi ( D3, S1/DIV Profesi dan S2
Keb)
● Mengembangkan Sistem Uji Kompetensi bidan
Uji kompetensi nasional sejak 2013
● Mengembangkan Sistem Akreditasi Pendidikan -
LePTmbaga Akreditasi Mandiri –PTKes dengan BAN-PT
2. Peningkatan kualitas pelayanan
kebidanan:
● Standarisasi PMB – Program Bidan Delima
- Review standar Bidel
- Rekruitmen BIdel
- Pelatihan Bidan Delima, asesor dan fasilitator
- Program Bidan Delima Award

● Penyusunan standar pelayanan bersama


mitra

● Pelatihan yan-kespro dan KB


- APN, Resusitasi, Konselor ASI
- ABPK – CTU – KRR - KIP/K, dll
• ● Evaluasi Pelayanan Bidel
3. Advokasi
* Pengembangan pendidikan kebidanan
* Dukungan regulasi yang jelas terhadap
pelayanan kebidanan (primer, sekunder,
tersier
* Advokasi JKN – MOU & Perubahan Tarif
* Pendayagunaan dan pengembangan
karir bidan ( PTT + PNS)
* Peningkatan kesejahteraan bidan
* RUU Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai