Anda di halaman 1dari 11

ISSU ETIK DAN LEGAL

DALAM KEBIDANAN
ISU
▪ Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan
yang belum tentu benar, serta membutuh kan pembuktian.
▪ Isu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai.
▪ Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dLm menghargai suatu tindakan
yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruk
nya, contoh: persetujuan dalam persalinan, memilih dan mengambil keputusan
dalam persalinan, kegagalan dalam persalinan, pelaksanaan USG dalam kehamilan.
DILEMA
▪ Dilema merupakan suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif
pilihan, yang keliatan nya sama atau hampir sama dan membutuh kan
pemecahan masalah.
▪ Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau
pertentangan antara nilai- nilai yang di yakini bidan dengan kenyataan yang
ada, contoh : aborsi, euthanasia, transplantasi dan bayi tabung.
ISU MORAL Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan
topik penting yang berhubungan dengan benar dan
DALAM salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitan
nya dengan pelayanan kebidanan, contoh kasus
PELAYANAN aborsi, keputusan dalam terminasi kehamilan,
euthanasia .
KEBIDANAN
ISU ETIK BIDAN DENGAN KLIEN, KELUARGA DAN MASYARAKAT
CONTOH KASUS
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktik kurang lebih selama satu tahun.
Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny A usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan perutnya
terasa kenceng-kencengdan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan VT, didapat tingkatan
hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak sungsang.
Oleh karena itu, bidan menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit untuk melahirkan secara operasi SC.
Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk dirujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk
membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan dirujuk demi
keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin
maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya,
dalam hal ini bidan tidak yakin bisa menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti
inikarena pengalaman bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam.
Selain itu, dengan dirujuk agar persalinan berjalan dengan lancer dan bukan kewenangan bidan
untuk menolong persalinan dalam keadaan letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa,
akhirnya bidanpun menuruti kemauan keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan
berjalan ssangat lama karena kepala janin tidak bias keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah
meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bias bekerja secara
professional dan dalam masyarakat pun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan
sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.
ISU ETIK BIDAN DENGAN KLIEN, KELUARGA DAN MASYARAKAT (2)
KONFLIK
Keluarga terutama suami menolak untuk dirujuk ke rumah sakit dan melahirkan secara operasi SC
dengan alas an tidak punya biaya untuk membayar operasi
ISU
Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan tidak sesuai prosedur
dan tidak professional. Selain itu, masyarakat menilai bahwa bidan tersebut dalam menangani pasien
kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dan
ekonomi rendah.
DILEMA
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk menolong persalinan Resiko
Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan sendiridengan
keterbatasan alatdan kemampuaan medis. Seharusnya ditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini,
diputuskan untuk menolong persalinan itu sendirii dengan alas an desakan dari keluarga kliensehingga
dalam hatinya merasa kesullitan untuk memutuskan sesuai prosedur atau kenyataan di lapanga .
▪ Undang – undang No 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
▪ Permenkes nomer 28 tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan peraktek bidan
▪ Permenkes No 1464/ MenKes/X/2010 tentang izin dan
ASPEK LEGAL YANG penyelenggaraan praktek bidan
▪ PP No 36 tahun2014 tentang Tenaga kesehatan
MENDASARI DAN ▪ UU Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
TERKAIT DENGAN ▪ Kepmenkes RI nomer 369/Menkes/III/2007 tentang Standar
PELAYANAN profesi Bidan.
▪ UU No tentang Aborsi, Bayi tabung dan Transplantasi
KEBIDANAN ▪ KUAHP dan KUHP, 1981
▪ Peraturan Menkes RI tentang persetujuan Tindakan Medis
▪ UU No 23/2003 tentang penghapusan kekerasan
perempuan didalam rumah tangga
LEGISLASI
▪ Adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum
yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi),
regestasi (pengaturan kewenangan), lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan)
▪ Tujuan legislasi : memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap terhadap
pelayanan yang telah diberikan.
▪ STR (Surat Tanda Regestasi) adalah bukti legistasi yang dikeluarkan oleh MTKI.
Adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan
terhadap bidan setelah dinyatakan memenuhi minimal
kompetensi inti dan standar penampilan minimal yang di tetapkan,
sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktek

REGIS- profesi.
Tujuan registrasi adalah :
1. Meningakatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi
TRASI kemajuan ilmu pemgetahuan dan tehnologi yang berkembang
pesat
2. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensi
dalam menyelesaikan kasus mal praktek.
LISENSI
▪ Adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang
berupa surat izin praktek yang diberikan kepada tenaga profesiyang telah teregestasi
untuk pelayanan mandiri.
▪ Tujuan umum adalah melindungi masyarakat dan pelayanan profesi.
▪ Tujuan khusus adalah memberikan kejelasan batas wewenang dan menetapkan
sarana dan prasarana.
▪ Aplikasi Lisensi dalam praktek kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijin
Praktek Bidan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai