Anda di halaman 1dari 21

Makanan Pendamping ASI

Khansa Mutiara Hasna


201902020020

DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2020/2021

1
PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Makanan


Pendamping ASI” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Pekalongan, 8 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................2
DAFTAR ISI ..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................5
1.3 Tujuan .......................................................................................................6
1.4 Manfaat .....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Makanan Pendamping ASI.......................................................................7
2.2 Pemberian MP-ASI………………………………………….......………10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan
manusia adalah gizi. Gizi merupakan faktor penting yang memegang peranan
dalam siklus kehidupan manusia terutama bayi dan anak yang nantinya akan
menjadi generasi penerus bangsa (Depkes, 2002). Pencapaian tumbuh
kembang yang optimal pada bayi, di dalam Global Strategy for Infant and
Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting
yang harus diperhatikan yaitu: pertama memberikan air susu ibu kepada bayi
segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air
susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai
bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu
(MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat
meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes,
2006). Meski demikian dalam pelaksanaannya menunjukan banyaknya
pelanggaran. Banyak bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yaitu dengan
memberi bayi yang baru lahir dengan produk makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat
justru menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi pada salah
satu zat gizi yang terdapat dalam makanan. Pemberian cairan tambahan
meningkatkan resiko terkena penyakit karena pemberian cairan dan makanan
padat menjadi sarana masuknya bakteri pathogen (Fika,2009). Hasil penelitian
sesuai dengan pendapat dari Depkes RI yang mengatakan bahwa, MP-ASI
dini merupakan faktor risiko dan dapat meningkatkan morbiditas pada bayi
(Wiwoho, 2005) Dampak negatif dari pemberian MP-ASI dini berdasarkan
riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan
Makanan selama 21 bulan diketahui, bayi ASI parsial lebih banyak yang
terserang diare, batuk pilek, dan panas ketimbang bayi ASI predominan.

4
Semakin bertambah umur bayi, frekuensi terserang diare, batuk-pilek, dan
panas semakin meningkat (Anies, 2007).
Umur 6 sampai 12 bulan merupakan periode kritis pertumbuhan balita,
karena pada umur tersebut anak sudah memerlukan MP-ASI yang memadai
baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Hasil penelitian multicenter yang
dilakukan UNICEF 1998 menunjukkan bahwa MP-ASI yang dibuat di rumah
dapat memenuhi syarat dari segi jumlah maupun kualitasnya. MP-ASI yang
dibuat di rumah dapat memenuhi + 50% energi, cukup protein, rendah zat gizi
mikro dan vitamin 30% Zn dan Fe, 50% Vitamin A (Depkes, 2003)
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan. Semakin
meningkat umur bayi dan anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah
karena untuk tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang
memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI
ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan
secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak. Setelah bayi berumur 6 bulan, makanan pendamping
ASI (MP-ASI) mulai diperkenalkan kepada bayi, namun pemberian ASI harus
tetap dilanjutkan setidaknya sampai bayi berumur 2 tahun. Pada usia 6 bulan,
bayi perlu diperkenalkan dengan makanan pendamping, yaitu makanan
tambahan selain ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang meningkat.
Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan
pertumbuhan bayi menurut umur bayi apabila pemberian makanan tambahan
diberikan kurang dari 6 bulan mengakibatkan dampak negatif terhadap
kesehatan bayi seperti penurunan berat badan balita, bayi menjadi mudah
terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi mudah diare bahkan
dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany, 2013).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu makanan pendamping ASI?

5
2. Kapan waktu pemberian makanan pendamping ASI yang tepat untuk
memnuhi kebutuhan nutrisi bayi?

1.3 Tujuan
Dapat membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (Ibu) yang sesuai
dengan umur bayi usia 7 bulan agar bisa diterima dan memiliki kandungan gizi
yang baik.

1.4 Manfaat
1. Bagi ibu balita
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
memberikan informasi akan pentingnya perilaku ibu dalam pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP ASI).

2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada tenaga


kesehatan khususnya bidan dan kader manfaat pendidikan gizi tentang
pemberian makanan pendamping ASI menggunakan media leaflet, video,
dan buku saku.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makanan Pendamping ASI


A. Pengertian Makanan Pendamping ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata
berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga
dibutuhkan keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral
berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang
berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian
depan ke lidah bagian belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak . Pemberian MP-ASI yang cukup
dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini
(Ariani, 2008).
Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi mulai usia 4 - 6
bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak dapat
dicukupi ASI, disamping itu organ pencernanan bayi yang mulai sudah
siap untuk menerima makanan pendamping ASI (Azwar, 2000)
Makanan pendamping merupakan makanan tambahan bagi
bayi, makanan pendamping ASI harus menjadi pelengkap dan dapat
memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan
pendamping ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang
terkandung di dalam ASI. Dengan demikian, bahwa peran makanan
pendamping ASI atau makanan tambahan bukan sebagai pengganti
ASI melainkan untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Husaini dan
Anwar, 1984)

7
Makanan pendamping ASI merupakan sarana pendidikan untuk
menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi dan mengajarkan
anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru, sekaligus
memperkenalkan beraneka macam bahan makanan. Penting untuk
diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin,
karena ASI memberi kan sejumlah energi dan protein yang bermutu
tinggi (Krisnatuti, 2000).
Tujuan pemberian MPASI adalah karena ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi yang dikarenakan oleh pertambahan umur bayi yang
diiringi pertumbuhan dan aktifitasnya yang bertambah. Selain itu ketika
bayi berumur lebih dari 6 bulan, timbul perbedaan antara jumlah makanan
yang diperlukan dan makanan yang dapat disediakan oleh ASI. Maka
kekurangan tersebut dapat dilengkapi dari MPASI. Selain itu pada saat
bayi berumur diatas 6 bulan, syaraf dan otot di mulut bayi sudah mulai
berkembang dan dapat digunakan untuk menggigit atau mengunyah. Pada
umur tersebut bayi juga sudah mulai tumbuh gigi, bias mengontrol
pergerakan lidah, mulai menaruh barang di mulutnya dan tertarik untuk
mencoba rasa yang baru. Ditambah lagi pencernaan bayi mulai umur 6
bulan sudah cukup baik untuk mencerna makanan (Ariani, 2008).
B. Syarat Makanan Pendamping ASI
1) Makanan pendamping harus mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi
2) Makanan pendamping harus diberikan kepada bayi yang telah berusia
4-6 bulan (Muchtadi, 1994)
3) Makanan bayi mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang
singkat
4) Makanan pendamping ASI hendaknya mengandung protein
(Krisnatuti, 2000)
5) Susunan hidangan sesuai dengan pola menu seimbang, bahan makanan
yang tersedia dan kebiasaan makan
6) Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi

8
7) Makanan harus bersih dan bebas dari kuman (Poppy, 2001)

C. Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI

1) Makanan lumat halus yaitu makanan yang dihancurkan dari tepung


dan tampak homogeny (sama/rata). Contoh: bubur susu, bubur
sumsum, biscuit ditambah air panas, papaya saring.
2) Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak
kurang rata. Contoh: papaya dihaluskan dengan sendok, pisang dikerik
dengan sendok, nasi tim saring, bubur kacang hijau saring, kentang
rebus.
3) Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan
tampak berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, bubur kacang hijau.
4) d. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak air.
Contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biscuit (Nadesul, 2001).
D. Akibat Makanan Pendamping ASI dini
1) Gangguan menyusui
Suatu hubungan sebab akibat antar pengenalan atau pemberian MP-
ASI yang dini dan pengetahuan belum dibuktikan. Pada umumnya
bayi-bayi yang menyusui mendapat makanan tambahan pada umur
6 bulan atau lebih dan dalam jumlah porsi yang kecil dari bayi -bayi
yang mendapatkan susu formula.
2) Beban ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas
Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau pabrik cenderung
mengandung kadar natrium klorida (NaCl atau garam) yang tinggi
sehigga akan menambah beban bagi ginjal.
Bayi yang mendapatkan makanan padat yang terlalu dini,
mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi-
bayi yang 100% mendapat ASI sehingga bayi cepat haus, karena
hyperosmolar dehidrasi. Hyperosmolitas merupakan penyebab haus
sehingga menyebabkan penerimaan energi yang berlebihan.

9
3) Alergi terhadap makanan
Belum matang sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini,
dapat menyebabkan adanya alergi terhadap makanan pada masa
kanakkanak. Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 75%
dan telah diingatkan, bahwa alergi terhadap makanan lainnya
seperti : jeruk, tomat, telor, ikan, sereal bahkan makin sering
terjadi. Meskipun ASI kadang-kadang dapat menularkan penyebab
alergi dalam jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan gejala-
gejala klinis, tetapi pemberian susu sapi atau makanan
pendamping dini menambah terjadinya alergi terhadap makanan.
4) Gangguan pengaturan selera makanan
Makanan padat telah dianggap sebagai penyebab kegemukan
pada bayi terutama yang diberikan susu formula melebihi berat
dari pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini dikarenakan bayi
yang diberi susu formula mendapatkan makanan padat lebih dini.
5) Bahan makanan yang merugikan
Makanan tambahan mengandung komponen-komponen alamiah
yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan seperti sukrosa.
Gula ini dapat menyebabkan kebusukan pada gigi, penggunaan
gula ini pada usia dini dapat membuat anak terbiasa akan makanan
yang rasanya manis dan makanan yang mengandung glutein.
Hendaknya jangan diberikan pada usia sebelumnya atau usia
muda karena dapat beresiko penyakit coeliac (penyakit perut) dan
sangat berbahaya (Suharjo, 1989).

2.2 Pemberian MP-ASI

Pada Global Strategy for Infant ang Young Child Feeding dinyatakan
bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat berikut :
1. Tepat waktu (Timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan
energi dan nutrien melebihi yang didapat dari ASI

10
2. Adekuat (Adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi,
protein, dan mikronutrien
3. Aman (Safe) : Penyimpanan, penyiapan dan sewaktu
diberikan, MP-ASI harus higienis.
4. Tepat cara pemberian (Properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan
tanda lapar dan nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi
dan cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi.
GSIYFC mengeluarkan prinsip tentang pemberian MP-ASI pada bayi dengan
ASI:
1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya
tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI
diteruskan.
2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih
3. Lakukan responsive feeding dengan menerapkan prinsip asuhan
psikososial
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan
makanan yang baik dan tepat
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit,
bertahap dinaiikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering
diberikan
6. Bertahap konsisten dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan bayi
7. Frekuensi pemberian MP-ASI semakin sering sejalan dengan
bertambahnya usia bayi
8. Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrien untuk memastikan
bahwa seluruh kebutuhan nutrien terpenuhi
9. Gunakan MP-ASI yang diperkaya vitamin-mineral atau berikan
preparat vitamin-mineral bila perlu.
10. Tambahkan asupan cairan saat anak sakit, termasuk lebih sering
menyusu, dan dorong anak untuk makan makanan lunak dan yang

11
disukainya. Setelah sembuh, beri makan lebih sering dan dorong anak
makan lebih banyak.
Bayi akan memberikan tanda bahwa dirinya siap menerima makanan
selain ASI. Kita harus mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-
ASI tepat waktu dan sesuai perkembangan keterampilan makannya. Ciri-ciri
bayi yang siap mendapat MP-ASI adalah sebagai berikut :
a. Kesiapan fisik :
1. Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
2. Keterampilan oromotor :
Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
menelan makanan yang lebih kental dan padat.
Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang
mulut.
3. Mampu menahan kepala tetap tegak
4. Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangannta meraih benda di dekatnya
b. Kesiapan psikologis :
Bayi kanan memperlihatkan perilaku makan lanjut :
1. Dari reflektif ke imitatif
2. Lebih mandiri dan eksploratif
3. Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan keinginan makan
dengan cara membuka mulutnya, rasa lapar dengan memajukan
tubuhnya ke depan/ ke arah makanan, tidak berminat atau
kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/menjauh

Tabel 1. Tanda bayi lapar atau kenyang


Lapar Kenyang
 Riang/antusias sewaktu didudukkan  Memalingkan muka/ menutup
di kursi makannya mulut ketika melihat sendok
 Gerakan menghisap atau berisi makanan
mencecapkan bibir  Menutup mulut dengan

12
 Membuka mulut ketika melihat tangannya
sendok/makanan  Rewel atau menangis karena
 Memasukkan tangan ke dalam mulut terus diberi makan
 Menangis atau rewel karena ingin  Tertidur
makan
 Mencondongkan tubuh ke arah
makanan atau berusaha
menjangkaunya

Pengenalan tekstur dan konsistensi makanan harus secara bertahap, demikian


pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Beberapa hal
perlu diperhatikan dalam pengenalan MP-ASI :
1. Uji makanan pertama kali : tepung beras yang diperkaya zat besi
merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama
yang diberikan kepada bayi
2. Sebaiknya mulai diberikan 1-2 sendok teh saja, sesudah bayi
minum sejumlah ASI atau formula, kecuali bila selalu menolak
maka diberikan sebelumnya
Pemberian MP-ASI dimulai dengan tekstur yang lembut/halus dan
konsistensi yang encer, selanjutnya secara bertahap tekstur dan
konsistensinya ditingkatkan menjadi makin kental sampai padat dan kasar.
Mulai dengan jumlah sedikit (1-2 sdt) pada saat pengenalan makanan dan
kemudian ditingkatkan sampai jumlah yang sesuai usia. Kenalkan satu-
persatu jenis makanan sebelum diberikan berupa campuran dengan jarak 203
hari (4-7 hari bila terdapat riwayat alergi) agar bayi dapat mengenali rasa dan
aroma setiap jenis makanan baru. Makanan baru sebaiknya diberikan pada
pagi hari agar ada cukup waktu bila ada reaksi simpang. Cuci semua peralatan
sebelum digunakan.

Tabel 2. Pedoman pemberian makan pada bayi/anak usia 6-23 bulan yang
mendapat ASI

13
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah rata-rata/kali
makan
6-8 Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap sering Mulai dengan 2-3
bulan halus,lembut, cukup diberikan. Tergantung sdm/kali
kental, dilanjutkan nafsu makannya, dapat diringkatkan
bertahap menjadi lebih diberikan 1-2x selingan bertahap sampai ½
kasar mangkok (=125 ml)
9-11 Makanan yang dicincang 3-4x/hari, ASI tetap ½ mangkok
bulan halus atau disaring kasar, diberikan. Tergantung (=125ml)
ditingkatkan semakin nafsu makannya, dapat
kasar sampai makanan diberikan 1-2x selingan
biasa dipegang/diambil
dengan tanagn
12-23 Makanan keluarga, bila 3-4xhari. ASI tetap ¾ sampai 1 mangkok
bulan perlu masih dicincang diberikan. Tergantung (175-250ml)
atau disaring kasar nafsu makannya, dapat
diberikan 1-2x selingan

A. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI


Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer,
berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
2) Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan
bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik
3) Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein
hewani diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan,
tepungtepungan, sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur
diberikan pada usia 6 bulan.
4) Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan
emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia
lapar (Notoatmodjo, 2007)

14
B. Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi setelah bayi
berusia 4 - 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan (Krisnatuti, 2000).
Adapun garis besar pemberian makanan pendamping ASI menurut
kelompok umur :
1) 0-4 bulan
Bayi hanya diberikan ASI, lebih sering, lebih baik segera setelah lahir,
ASI yang berwarna kuning-kuningan (kolostrum) diberikan kepada
bayi.
2) 4-6 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai memperkenalkan
dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) berbentuk lumatan yang
ditambah dengan air atau susu, pisang, dan pepaya yang dihaluskan.
3) 7-9 bulan
Bayi terus diberikan ASI pada umur 7 bulan. Alat pencernaan
pada bayi sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai
diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk
mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi
sedikit dengan sumber zat lemak yaitu santan atau minyak kelapa atau
margarin bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, memberi rasa enak jika mempertinggi penyerapan vitamin A
dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4) 9-12 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak
seperti: bubur nasi, bubur kacang hijau,dan lain-lain. Pada usia 10
bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap bentuk dan kepadatan nasi tim bayi diatur secara mendeteksi
bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
5) 12-24 bulan

15
Bayi terus diberikan ASI, pemberian makanan pendamping ASI (MP-
ASI) atau makanan keluarga sekarang 3x sehari dengan porsi
separuh makanan orang dewasa setiap kali makan selain tetap di
berikan makanan selingan dua kali sehari (Poppy, 2001).

Pemberian ASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini diberikan ataupun
terlalu lambat dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan. Waktu yang
baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur 6 bulan.
Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut akan
menimbulkan risiko sebagai berikut :
1. Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan
pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan
waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini, ginjal belum cukup berkembang
untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat.
2. Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf otot
(neuromuscular) bayi belum cukup berkembang untuk mengendalikan
gerak kepala dan leher ketika duduk dikursi. Jadi, bayi masih sulit
menelan makanan dengan menggerakan makanan dari bagian depan ke
bagian belakang mulutnya, karena gerakan ini melibatkan susunan refleks
yang berbeda dengan minum susu.
3. Meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam tinggi ,
penyakit seliak atau alergi gluten (protein dalam gandum).
4. Batuk, penelitian bangsa Scotlandia adanya hubungan antara pengenalan
makanan pada umur 4 bulan dengan batuk yang berkesinambungan.
5. Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang
berlebih di awal masa perkenalan dengan obesitas dan peningkatan resiko
timbulnya kanker, diabetes dan penyakit jantung di usia lanjut.
C. Makanan Pendamping ASI usia 7 Bulan
Pemberian ASI tetap diteruskan semau bayi. Pada bulan ini bayi sudah
dapat diberikan makanan seperti nasi tim ditambah sedikit demi sedikit
sumber lemak yaitu santan atau minyak kelapa/margarine. Bahan makanan ini

16
dapat menambah kalori makanan bayi, di samping memberikan rasa enak juga
mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat lain yang larut dalam lemak.
Waktu pemberian MPASI pada masa ini adalah umur 7 bulan dapat diberikan
bubur susu satu kali, sari buah dua kali.
Beberapa contoh menu MP-ASI 7 bulan :
a. Bubur Jagung
Jagung juga kaya akan kandungan vitamin C yang sangat
diperlukan si kecil untuk kesehatan gusi, tulang, dan daya tahan tubuh.
Kandungan nutrisi lain dari jagung manis termasuk diantaranya adalah
vitamin B3 atau niasin, dan unsur kalium. Vitamin B3 diperlukan tubuh
untuk proses menghasilkan energi sedangkan kalium diperlukan untuk
mengatur kesetimbangan kadar air dalam sel-sel tubuh, membantu kinerja
otot, dan transmisi signal pada sistem syaraf.jagung manis juga
mengandung vitamin B1, Vitamin B5, fosfor, mangan, dan folat atau
vitamin B9.
Sedangkan Manfaat jagung manis bagi bayi dan balita yaitu :
1. Bagus untuk kesehatan mata. Jangung diketahui mengandung
lutein dan antioksidan Zeaxanthin, yang didalam tubuh si kecil
memiliki peran proteksi terhadap terbentuknya beberapa gangguan
penyakit pada mata. Kandungan folat dan beta karoten pada jagung
juga bagus bagi kesehatan mata mereka.
2. Sumber kalori. Jagung berukuran sedang mempunyai kalori yang
setara dengan sebutir apel, sehingga jenis sayuran ini adalah
alternatif yang bagus sebagai sumber kalori si kecil. Kandungan
karbohidrat dalam jagung akan dicerna secara perlahan sehingga si
kecil tidak akan gampang lapar.
3. Bagus untuk pencernaan. Karena kandungan serat pada jagung
cukup tinggi sehingga jangung bagus untuk kesehatan pencernaan
si kecil. Saat mereka mengalami gejala sembelit seperti susah
buang air besar (BAB), jarang BAB, mengeluh sakit saat BAB,

17
atau feses keras, jagung manis adalah pilihan tepat untuk diberikan
pada balita bunda.

b. Puree
Puree adalah makanan lembek yang biasanya dibuat dari buah dan
sayuran segar. Bentuknya sangat mirip dengan bubur, namun lebih basah
dan alami tentunya karena menggunakan bahan-bahan yang diambil
langsung dari alam. Didalam setiap resep puree bisa ditambahkan susu
atau kaldu untuk membuat puree menjadi lebih creamy and tasty. Dalam
mengolah makanan menjadi puree, digunakanan beberapa metode yaitu
menggunakan strainer (saringan kawat), hand held manual/electronic
puree, food processor and blender.
Contoh puree buah yang bisa dibuat adalah puree buah apel dan
pisang. Karena banyaknya sumber vitamin dan mineral dari kedua bahan,
maka bisa dibuat menjadi puree yang sehat untuk bayi dan balita
c. Bubur
Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran
bahan padat dan cair, dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada
padatan dan keadaan bahan padatan yang tercerai-berai.Dalam dunia
kuliner, bubur adalah jenis makanan yang dimasak dengan cara
menggodog bahannya sampai menjadi sangat lunak.Istilah bubur, jika
tanpa disebutkan keterangannya, biasanya merujuk pada bubur beras yang
dimasak secara sederhana, beras dicuci, dimasukkan ke dalam air yang
mendidih, diaduk sampai air mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak.
Untuk memberi rasa pada bubur, bisa ditambahkan santan kelapa atau
parutan kelapa, dan dibuat sesuai selera kekentalannya.
Bubur merupakan pilihan utama dalam pemberian makan pada
anak bayi dan balita karena teksturnya yang mudah diterima. Bubur dapat
dikombinasikan dengan beberapa bahan agar memperkaya kandungan gizi

18
untuk anak. Bahan bahan yang dapat digunakan misalnya kombinasi dari
lauk nabati, sayur, dan hewani.
d. Setup Buah dan Smooth Potato
Setup buah merupakan buah-buahan yang dimasak dengan dikukus
atau direbus dan dibubuhi gula. Sedangkan smooth adalah bentuk
makanan yang telah dihaluskan. Pembuatan setup buah bisa dilakukan
dengan bahan buah seperti apel yang kemudian di bubuhi madu, sebagai
pengganti gula dan butter unsalted. Untuk Smooth Potato menggunakan
bahan kentang yang dihaluskan lalu dikombinasikan dengan bahan-bahan
nabati, sayur, dan bahan hewani.

19
BAB III
PENUTUP

3.2 Kesimpulan
MP-ASI diberikan pada bayi usia 6 bulan-23 bulan. MP-ASI sangat
mendukung ASI dalam memenuhi nutrisi bayi. MP-ASI pada saat yang tepat
dan dengan cara yang benar bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
dan tumbuh-kembang bayi. Pemenuhan nutrisi yang sesuai dengan usia dapat
mencegah serta mengurangi resiko gizi buruk yang terjadi di Indonesia.

20
DAFTAR PUSTAKA

Complimentary feeding: Report of the Global Consultation and of Guiding


Principles for Complimentary Feeding of the Breastfed Child Geneva, World
Health Organization, 2001.
Report of Informal Meeting to Review and Develop Indications for
Complimentary Feeding, Washington D.C, 2002.
Greiner T. Sustained Breastfeeding, Complementation and Care Food and
Nutrition Bull 1995; 16:313-9.
Soetjiningsih, Suandi IKG. Gizi untuk Tumbuh Kembang Anak. Dalam:
Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh ING,
penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung
Seto, 2002. h. 22-47.
Dewey KG, Cohen RJ, Brown KH, Rivera LL. Age of Introduction of
Complementary Foods and Growth of Term, Low Birth Weight, Breast-fed
Infants: A Randomized Intervention Study in Honduras. Am J Clin Nutr 1999;
69:678-86.
Departemen Kesehatan RI. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 2000.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal). 2006.
Departemen Kesehatan RI. Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan
ASI. 2004.
Nasar, SS. Indonesia Menyusui. IDAI 2010:267-279.

21

Anda mungkin juga menyukai