Anda di halaman 1dari 18

MODUL

ASUHAN SAYANG IBU

DOSEN PEMBIMBING : RADEN MARIA VERONIKA. S.ST.,M.Keb

DISUSUN OLEH
KELAS 2B KEBIDANAN KELOMPOK 2 :
1. AINUN ISLAMIAH (182045)
2. BETTY RAMADHANI (182050)
3. DYELA NUR FIANDITA (182055)
4. MIYA DWI WILUJENG (182066)
5. SALSABILA NISA (182076)
6. YUDITA OLYFYA C. (182086.P)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
KESDAM V/BRAWIJAYA MALANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan modul ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan modul

ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada

baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan

syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan modul dengan judul “Asuhan Sayang

Ibu”. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Hormat kami

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

TOPIK 1 ....................................................................................................................... 3

TOPIK 2 ....................................................................................................................... 6

TOPIK 3 ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

ii
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian

yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. penatalaksanaan

yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-

menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan

memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan,

keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan.

Masih banyak ibu – ibu dalam masyarakat di Indonesia yang lebih

menyukai melahirkan dengan pertolongan dukun. Salah satu

alasannya adalah karena dukun dapat memberikan dukungan emosi

dengan menghormati adap istiadat serta kebiasaan dan melibatkan

keluarga.

Sebagai bidan, kita seharusnya juga dapat memberikan asuhan

yang menghormati adat istiadat, kebutuhan social dan emosional, dan

juga kebutuhan fisik ibu. Pengertian asuhan sayang ibu adalah

asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang

ibu. Asuhan sayang ibu juga dengan memberikan asuhan yang aman,

berdasarkan temuan dan turut meningkatkan angka kelangsungan

hidup ibu.

II. Tujuan

Agar mengetahui bagaimana konsep, prinsip serta asuhan sayang

ibu pada ibu bersalin, memahami pentingnya dalam memberi asuhan

sayang ibu.

III. Petunjuk Penggunaan Modul

1
a. Pelajari materi sebelum pembelajara dikelas

b. Lakukan kegiatan belajar secara sistemastis berdasar mekanisme

pembelajaran yang telah ditulis dala modul ini.

c. Pelajari referensi lai n yang berhubungan dengan materi modul sehingga

anda mendapatkan tambaha pengetahuan.

IV. Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan tentng definisi Asuhan Sayang Ibu

2. Menganalisis tentang pemberiaN Asuhan Sayang Ibu pada

Kala I,II,III, dan IV

3. Mengevaluasi bagaimana pemberian Asuhan Sayang Ibu dan

posisi meneran

2
TOPIK I

JUDUL : MENJELASKAN TENTANG PENGERTIAN, KONSEP, DAN PRINSIP


ASUHAN SAYANG IBU

1. Tujuan : Agar mahasiswa mengetahui definisi tentang pengertin asuhan


sayang ibu
2. Uraian materi :

Pengertian Asuhan Sayang Ibu


Asuhan sayang Ibu adalah asuhan yang saling menghargai
budaya, kepercayaan dari keinginan sang ibu pada asuhan yang aman
selama proses persalinan serta melibatkan ibu dan keluarga sebagai
pembuat keputusan, tidak emosional dan sifatnya mendukung dan
diharapkan dapat menurunkan angka kematian maternal dan neonatal.

Konsep Asuhan Sayang Ibu


Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai
berikut:
1) Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut
meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus
saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi,
memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
2) Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama
proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik
keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan
keluarga dalam pengambilan keputusan.
3) Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi
tanpa adanya komplikasi.
4) Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas
kesehatan.
5) Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan
memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa
diharapkan.

3
Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan
Safe Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan
sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut:

1) Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk


mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara
berkesinambungan
2) Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk
intervensi dan hasil asuhan.
3) Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan
kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
4) Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk
memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu.
5) Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk
pemberian asuhan yang berkesinambungan.
6) Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak
didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti:
pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda
kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin
secara elektronik.
7) Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode
meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan.
8) Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh
bayinya secara mandiri.
9) Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan
karena kewajiban agama.
10) Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

Prinsip Umum Sayang Ibu


Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut:
1) Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan
fisiologis.
2) Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan
intervensi tanpa ada indikasi.
3) Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi
kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.

4
4) Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
5) Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
6) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara
emosional.
7) Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling
yang cukup.
8) Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam
pengambilan keputusan.
9) Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
10) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/
keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
11) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

3. Tugas / Latihan

5
TOPIK 2
JUDUL : ASUHAN SAYANG IBU PADA IBU BERSALIN
1. Tujuan : Agar mahasiswa mengetahui asuhan sayang ibu seperi apa
yang harus diberikan pada ibu yang sedang bersalin
2. Uraian Materi :
Kala I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai
pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1) Memberikan dukungan emosional.
2) Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan
sampai kelahiran bayinya.
3) Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama
persalinan.
4) Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
(a) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan
memuji ibu.
(b) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
(c) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
(d) Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
(e) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
5) Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
6) Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – Memberikan
kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena
dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang
efektif.
7) Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi
secara teratur dan spontan – Kandung kemih penuh
menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan
menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak
nyaman; meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan;
mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.
8) Pencegahan infeksi – Tujuan dari pencegahan infeksi adalah
untuk mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu
dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu
dan bayi baru lahir.

6
Kala II
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks
sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah
:
1) Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran
bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
2) Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan
antara lain :
(a) Membantu ibu untuk berganti posisi.
(b) Melakukan rangsangan taktil.
(c) Memberikan makanan dan minuman.
(d) Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
(e) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan
sampai kelahiran bayinya.

3) Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan &


kelahiran – dengan cara :
(a) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan
keluarga.
(b) Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
(c) Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan
kelahiran.
4) Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan –
dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan
bantuan kepada ibu.
5) Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan
spontan umtuk meneran – dengan cara memberikan
kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
6) Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7) Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara :
(a) Mengurangi perasaan tegang.
(b) Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran
bayi.

7
(c) Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap
tindakan penolong.
(d) Menjawab pertanyaan ibu.
(e) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya. (f)
Memberitahu hasil pemeriksaan.
8) Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva
dan perineum ibu.
9) Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara
spontan.
Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai
plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah
1) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya
dan menyusui segera.
2) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3) Pencegahan infeksi pada kala III.
4) Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5) Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7) Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

Kala IV
Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan
yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1) Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam
keadaan normal.
2) Membantu ibu untuk berkemih.
3) Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai
kontraksi dan melakukan massase uterus.
4) Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5) Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post
partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina,
pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayi nya dan terjadi
kontraksi hebat.
6) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi

8
7) Pendampingan pada ibu selama kala IV.
8) Nutrisi dan dukungan emosional.

3. Tugas / Latihan

9
TOPIK 3
JUDUL : ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN
1. Tujuan : Agar mahasiswa mengetahui macam-macam posisi
meneran dan membebaskan ibu dalam memilih posisi meneran
2. Uraian Materi :
Mengatur posisi meneran
1) Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang
nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi serta
anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu
ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk,
jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak
seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu
turunnya kepala bayi dan sering kali memperpendek waktu
persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama
persalinan.
2) Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih
dari 10 menit, karena jika ibu berbaring terlentang maka
berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll)
akan menekan vena cava inferior. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke
plasenta. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan hipoksia
atau kekurangan pasokan oksigen pada janin. Selain itu,
posisi terlentang berhubungan dengan gangguan terhadap
proses kemajuan persalinan.
3) Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk
meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya, dan
beristirahat diantara kontraksi. Jika diinginkan, ibu dapat
mengubah posisinya. Posisi berdiri atau jongkok, dapat
mempersingkat kala dua persalinan. Biarkan ibu untuk
mengeluarkan suara selama persalinan dan proses
kelahiran berlangsung.
4) Sebagian besar penolong akan memimpin persalinan
dengan menginstruksikan untuk menarik nafas panjang
dan meneran, segera setelah pembukaan lengkap.
Biasanya, ibu dibimbing untuk meneran tanpa berhenti

10
selama 10 detik atau lebih, tiga sampai empat kali per
kontraksi. Meneran dengan cara ini dikenal sebagai
meneran dengan tenggorokan terkatup atau manuver
Valsava. Hal ini ternyata dapat mengurangi pasokan
oksigen ke janin. Pada banyak penelitian, meneran dengan
cara tersebut di atas, berhubungan dengan kejadian
menurunya denyut jantung janin (DJJ) dan rendahnya
Apgar. Karena cara ini berkaitan dengan buruknya
keluaran janin, maka cara ini sebaiknya tidak digunakan.
Dianjurkan untuk menatalaksana kala dua persalinan
secara fisiologis.
Membimbing Ibu untuk Meneran
Bila tanda pasti kala dua telah diperoleh, tunggu sampai ibu
merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Teruskan
pemantauan kondisi ibu dan bayi.

Mendiagnosa kala dua persalinan dan memulai meneran:


1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih yang mengalir
2) Pakai satu sarung tangan DTT/steril untuk periksa dalam.
3) Beritahu ibu saat, prosedur dan tujuan periksa dalam.
4) Lakukan periksa dalam (hati-hati) untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap (10 cm), lalu lepaskan sarung
tangan.
5) Jika pembukaan belum lengkap, tenteramkan ibu dan
bantu ibu mencari posisi nyaman (bila ingin berbaring) atau
berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin. Ajarkan cara
bernapas selama kontraksi berlangsung. Pantau kondisi
ibu dan bayinya (lihat pedoman fase aktif persalinan) dan
catatkan semua temuan pada partograf.
6) Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan belum
lengkap, beritahukan belum saatnya untuk meneran, beri
semangat dan ajarkan cara bernapas cepat selama
kontraksi berlangsung. Bantu ibu untuk memperoleh posisi
yang nyaman dan beritahukan untuk menahan diri untuk

11
meneran hingga penolong memberitahukan saat yang
tepat untuk itu.
7) Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin
meneran, bantu ibu mengambil posisi yang nyaman,
bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar dan
mengikuti dorongan alamiah yang terjadi. Anjurkan
keluarga ibu untuk membantu dan mendukung usahanya.
Catatkan hasil pemantauan pada partograf. Beri cukup
minum dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Pastikan ibu
dapat beristirahat di antara kontraksi.
8) Jika pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak ada
dorongan untuk meneran, bantu ibu untuk memperoleh
posisi yang nyaman (bila masih mampu, anjurkan untuk
berjalan-jalan). Posisi berdiri dapat membantu penurunan
bayi yang berlanjut dengan dorongan untuk meneran.
9) Ajarkan cara bernapas selama kontraksi berlangsung.
Pantau kondisi ibu dan bayi dan catatkan semua temuan
pada partograf. Berikan cukup cairan dan
anjurkan/perbolehkan ibu untuk berkemih sesuai
kebutuhan. Pantau DJJ setiap 15 menit. Stimulasi puting
susu mungkin dapat meningkatkan kekuatan dan kualitas
kontraksi. Jika ibu ingin meneran, lihat petunjuk pada butir
7 diatas.
10) Jika ibu tetap ada dorongan untuk meneran setelah 60
menit pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk mulai
meneran di setiap puncak kontraksi. Anjurkan ibu
mengubah posisinya secara teratur, tawarkan untuk minum
dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Lakukan stimulasi
puting susu untuk memperkuat kontraksi.
11) Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit upaya tersebut diatas
atau jika kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, rujuk ibu
segera karena tidak turunnya kepala bayi mungkin
disebabkan oleh disproporsi kepala-panggul (CPD).

12
Cara Meneran

1) Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan


alamiahnya selama kontraksi.
2) Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran.
3) Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat di
antara kontraksi.
4) Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan
lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah
dada dan dagu ditempelkan ke dada.
5) Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat
meneran.
6) Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk
membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus
meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura uteri.
Peringatkan anggota keluarga ibu untuk tidak
mendorong fundus bila mereka mencoba melakukan
itu.

Posisi Meneran
Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin dan
melahirkan memilih sendiri posisi persalinan yang diinginkannya
dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri. Dengan
kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu akan
lebih merasa aman.
1) Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan
keinginan ibu
2) Memberikan banyak manfaat
3) Sedikit rasa sait dan ketidaknyamanan
4) Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
5) Laserasi perineum lebih sedikit
6) Lebih membantu meneran
7) Nilai apgar lebih baik
Posisi meneran
1) Posisi terlentang (supine) dapat menyebabkan hipotensi
karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava

13
inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga
menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang,
dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami
fetal distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga
menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama, besar
kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
3. Posisi berjongkok, berlutut merangkak akan meningkatkan
oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit punggung
bagi ibu
4. Posisi jongkok/setengah duduk akan membantu dalam penurunan
janin dengan bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin
kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi
berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan
Carrus, yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke
rongga panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis.
Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih
mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung
kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian
bawah janin

4. Tugas / Latihan

14
DAFTAR PUSTAKA

1. http://iva23.blogspot.com/2012/09/asuhan-sayang-ibu-posisi-
meneran.html?m=1
2. https://lusa.afkar.id/penerapan-asuhan-sayang-ibu-dalam-tahapan-
persalinan
3. https://lusa.afkar.id/asuhan-sayang-ibu-sebagai-kebutuhan-dasar-
persalinan
4. http://ayafeblita.blogspot.com/2014/12/asuhan-sayang-ibu-pada-
persalinan.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai