Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN DALAM KEBIDANAN

Di Susun Oleh :
Anasthasia Hastuti

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HAMZAR LOMBOK TIMUR – NTB
TAHUN 2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
               Bidan sebagai tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat sentral dalam
pelayanan kesehatan dasar. Untuk menanggulangi tingginya Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi, sekolah kebidanan secara khusus didirikan pemerintah Hindia
Belanda. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan dan
BKKBN terns mendorong pertumbuhan jumlah bidan. Menurut Profil Kedudukan dan
Peranan Wanita 1995 balk di kota maupun di desa, perempuan lebih memilih bidan dalam
memeriksakan kesehatan dan kehamilan mereka dari pada tenaga kesehatan iainnya.
Habsjah dan Aviatri (dalam Oey- Gardiner 1996:393) mengungkapkan bahwa sejak tahun
1952 bidan sudah dikerahkan untuk mengelola Balai Kesehtan Ibu dan Anak. Ketika pada
tahun 1968 puskesmas pertama kali diperkenalkan di Indonesia, Depkes mengeluarkan
peraturan bahwa tenaga puskesmas harus terdiri atas tenaga dokter, bidan, mantri, dan
perawat. Tetapi berbagai studi membuktikan bahwa banyak puskesmas yang hanya
memiliki bidan atau mantri sebagai satu-satunya tenaga kesehatan yang setiap saat dapat
dikunjungi oleh masyarakat. Bidan di Indonesia adalah ujung tombak pelayanan kesehatan
dasar Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia
layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan,
khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna
jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu
adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan
melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek,
dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
               Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan
keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan
kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
organisasi Ikatan Bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada
bidan yang melaksanakan praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.
               Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu
pengaturan agar terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan
masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik
apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk
datang ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan
bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan
informasi yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan
akan layanan yang diterimanya.
B.Tujuan Umum
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah askeb V(komunitas).
2. Untuk mengetahui bidan praktek swasta/mandiri secara umum
C. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian BPS/BPM
2. Untuk mengetahui tentang kompetensi BPS/BPM
3. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
               Bidan praktek swasta merupakan suatu wahana pelaksanaan praktek seorang
bidan di masyarakat. Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia
layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan,
khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna
jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu
adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan
melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek,
dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
               Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan
keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan
kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
organisasi Ikatan Bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada
bidan yang melaksanakan praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.
               Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu
pengaturan agar terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan
masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik
apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk
datang ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan
bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan
informasi yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan
akan layanan yang diterimanya.
B. Kompetensi BPS/BPM
Kompetensi minimal bidan praktek swasta meliputi :
1. Ruang lingkup profesi
a. Diagnostik (klinik, laboratorik)
b. Terapy (promotif, preventif)
c. Merujuk                 
d. Kemampuan komunikasi interpersonal
2. Mutu pelayanan
a. Pemeriksaan seefisien mungkin
b. Internal review
c. Pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dan etika profesi
d. Humanis (tidak diskriminatif)
3. Kemitraan
a. Sejawat/kolaborasi
b. Dokter, perawat, petugas kesehatan yang lain, psikolog, sosiolog
c. Pasien, komunitas
4. Manajemen
a. Waktu
b. Alat
c. Informasi/MR
d. Obat
e. Jasa
f. Administrasi/regulasi/Undang-Undang
5. Pengembangan diri
CME (Continue Midwifery Education)
C. Kewenangan Bidan
               Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan
yang dimiliki bidan meliputi Kewenangan normal,

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenanan ini
meliputi:
1. Pelayanan kesehatan ibu
Ruang lingkup:
a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b.  Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c. Pelayanan persalinan normal
d. Pelayanan ibu nifas normal
e.  Pelayanan ibu menyusui
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
Kewenangan:
a. Episiotomi
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e.  Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
f. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI)
eksklusif
g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
h. Penyuluhan dan konseling
i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j. Pemberian surat keterangan kematian
k.  Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2.  Pelayanan kesehatan anak
Ruang lingkup:
a. Pelayanan bayi baru lahir
b. Pelayanan bayi
c. Pelayanan anak balita
d. Pelayanan anak pra sekolah
Kewenangan:
a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru
lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
f. Pemberian konseling dan penyuluhan
g. Pemberian surat keterangan kelahiran
h. Pemberian surat keterangan kematian
3.  Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan
kewenangan:
a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
D. Penyelenggaraan Bidan Praktek Swasta
Bidan dalam menjalankan prakteknya harus :
1.  Harus memiliki tempat dan ruang praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan
2.  Menyediakan tempat tidur untuk persalinan satu, maksimal 5 tempat tidur
3.  Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan protap yang
berlaku
4.  Menyediakan obat-obatan sesuai peraturan yang berlaku
BIDAN DELIMA
Bidan delima adalah suatu progan trobosan yang mencangkup :
1.  Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi
2.  Merk dagang / brand
3.  Memiliki standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap dan memiliki hak
paten
4.  Rekrutmen bidan delima ditetapkan dengan kriteria,, sistem dan proses baku yang harus
dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan
5.  Menganut prinsip pengembangan diri atau self development, dan semangat tumbuh
bersama melalui dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan meningkatkan
kualitas dapat memuaskan klien berserta keluarga
6.  Jaringan yang mencangkup seluruh bidan praktek swasta dalm pelayanan keluarga
berencana kesehatan reproduksi

Arti Lambang
Makna yang ada dalam logo bidan delima:
1. Bidan : Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah tamah,
aman nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan
kesehatan umum dasar selama 24 jam.
2.  Delima: Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji, dan cairan
manis yang melambangkan kesuburan (reproduksi)
3. Merah : warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan
pengambilan keputusan yang  cepat, tepat dan membantu masyarakat
4.  Hitam : Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum
perempuan (ibu dan anak tanpa membedakan)
5.  Hati : melambangkan pelayanan bidan yang manuasiawi penuh kasih sayang (sayang
ibu dan sayang bayi) dalam semua tindakan / intervensi pelayanan.
                                                  
Tujuan bidan delima
1.  Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
2.  Meningkatkan profesionalitas bidan.
3.  Mengembangkan kepemimpinan bidan di masyarakat
4.  Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan reproduksi dan KB
5. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian ibu, bayi dan anak

Visi dan Misi


Visi :
Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik agar dapat memenuhi
keinginan masyarakat.
Misi
Bidan delima adalah bidan praktek swasta yang mampu memberikan pelayanan
berkualitas, terbaik, dalam bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana,
bersahabat,peduli terhadap kepentingan pelanggan serta memenuhi bahkan melebihi
harapan pelanggan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
·      Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan kesehatan,
yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
·      Kompetensi minimal Bidan Praktik swasta meliputi:
1. Ruang lingkup profesi
2. Mutu pelayanan
3. Kemitraan
4. Manajemen
5. Pengembangan diri
·      Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan
yang dimiliki bidan meliputi:
1.  Pelayanan kesehatan ibu
2.  Pelayanan kesehatan anak
3.  Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indobesia No. 1464/MENKES/PER/X/2010,


tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

Anda mungkin juga menyukai