Disusun Oleh :
1. Putri Dwi
2. Nurhayati
3. Yanita. A
2. Non Farmakologi
Terapi non farmakologi diartikan sebagai terapi tambahan selain
hanya mengonsumsi obat-obatan. Manfaat dari terapi non farmakologi
yaitu meningkatkan efikasi obat, mengurangi efek samping, serta
memulihkan keadaan pembuluh darah dan jantung. Bentuk terapi non
farmakologi adalah terapi alternatif dan komplementer.
Terdapat beberapa jenis mangemen non farmakologis antara lain:
teknik relaksasi, distraksi masase, terapi es dan panas, stimulasi saraf
elektris transkutan, hipnosis, guided imagery dan musik. Dalam realitas
kehidupan sering dijumpai pasien yang mengalami nyeri akibat dari
penyakit yang menderanya.
3. Nyeri
Nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita
mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa
sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau
ditikam. Definisi Nyeri adalah suatu kondisi dimana seseorang
merasakan perasaan yang tidak nyaman atau tidak menyenangkan
yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang telah rusak atau yang
berpotensi untuk rusak. Sedangkan definisi saraf adalah serat serat
yang menghubungkan organ tubuh dengan sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang).
Nyeri berhubungan dengan banyak penyakit. Banyak penyakit yang
dapat menimbulkan rasa nyeri di persarafan, seperti infeksi HIV, herpes,
cedera, kanker, diabetes, penyakit autoimun,penekanan akar saraf di
tulang belakang, diabetes, kekurangan vitamin B6, B12, dsb.
4. Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi
fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks,
serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap
nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasann,
keringat, diameter pupil,dan ketegangan otot. Berbagai upaya dilakukan
untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi
maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih
efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi namun metode
farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang
baik (Lowdermilk et al., 2014).
Metode nonfarmakologi bersifat nonintrusif, noinvasif, murah,
simple, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Weiner, 2001). Metode
nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan
karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya
(Maryunani, 2010)
Penatalaksanaan nonfarmakologis untuk nyeri persalinan dapat
menurunkan rasa nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien
saat persalinan. Nyeri persalinan merupakan salah satu tantangan
tersendiri untuk klinisi maupun ibu dalam proses persalinan.
Pendekatan nonfarmakologis sudah banyak digunakan untuk
menurunkan rasa nyeri persalinan. Masase merupakan salah satu
pendekatan non-farmakologi yang aman, dan murah. Akan tetapi, studi
mengenai peran masase dan penatalaksanaan non-farmakologis
lainnya dalam menurunkan rasa nyeri pada proses persalinan masih
terbatas.
Nyeri merupakan keluhan yang sering ditemukan pada wanita yang
sedang dalam proses bersalin. Nyeri persalinan terjadi karena kontraksi
uterus, hal ini kemudian akan memicu respons stress tubuh, seperti
konsumsi oksigen yang meningkat, hiperventilasi, peningkatan tekanan
darah, dan mengganggu pengosongan lambung. Selain itu, rasa nyeri
juga dapat mempengaruhi keputusan ibu untuk menentukan tipe
persalinan.
Pada pasien primigravida, rasa nyeri dapat mendesak ibu untuk
memilih tindakan operatif. Pada studi oleh Aram S et al dilaporkan
bahwa sebanyak 37,2 % ibu memilih tindakan sectio caesaria karena
ketakutan akan rasa nyeri saat persalinan. Oleh karena itu, penanganan
nyeri pada saat persalinan sangat penting.
Baik terapi farmakologis dan non-farmakologi sudah diterapkan
pada pasien bersalin. Tatalaksana non-farmakologi dalam menurunkan
rasa nyeri memiliki keunggulan, dimana terapi ini dapat mengurangi efek
samping pada ibu dan bayi yang ditimbulkan oleh obat-obatan. Selain
itu, juga dapat memberi rasa menyenangkan bagi ibu dan janin. Pada
ibu yang memiliki penyakit kardiorespiratori dan juga ibu yang alergi
terhadap obat-obatan, metode non-farmakologi dapat menjadi pilihan
saat persalinan.
Metode teknik pengurangan nyeri pada dasarnya dikategorikan
menjadi dua yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Farmakologi
termasuk program terapi obat-obatan yang dapat mengurangi nyeri,
sedangkan nonfarmakologi meliputi bimbingan atisipasi, relaksasi,
distraksi, biofeedback, hypnosis diri, menguransi persepsi nyeri,
stimulasi kutaneus.
Metode terapi nonfarmakologis dalam menurunkan rasa nyeri pada
pasien saat persalinan dapat beragam. Selain menurunkan rasa nyeri,
terapi non-farmakologi diduga juga dapat mendorong komponen
psikoemosional dan spiritual sehingga dapat meningkatkan kesiapan
pasien dalam bersalin. Beberapa metode terapi non-farmakologi yang
dapat dipilih, diantaranya adalah masase dan sentuhan, pergerakan dan
posisi, teknik bernapas dengan relaksasi, aplikasi panas atau dingin,
dan terapi musik.
g. Counter Pressure
Counter Pressure adalah salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri persalinan (Pasongli, Rantung, & Pesak,
2015).Counter Pressure terdiri dari dorongan kuat tetap yang diberikan
pada titik di punggung bawah selama kontraksi, dengan menggunakan
kepalan tangan, pangkal telapak tangan, atau benda yang kuat atau
tekanan yang dilakukan pada kedua paha bagian samping dengan
menggunakan tangan yang dilakukan oleh penolong persalinan atau
pemberi pelayanan kesehatan (Lowdermilk et al., 2016).
Beberapa posisi yang dapat dilakukan ketika memberikan
CounterPressure antara lain ibu dapat berdiri atau membungkuk dan
bersandar ke depan (Pasongli et al., 2015).Ibu juga dapat duduk di
bangku, bersandar di tempat tidur atau tumpukan bantal atau
melakukan posisi sidelying. Ibu dianjurkan untuk posisi tangan
menyentuh lutut.
h. Metode Lainnya
Sejumlah metode-metode lain sudah menunjukkan efikasinya
dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien bersalin. Metode birth ball
diduga efektif dalam penurunan rasa nyeri persalinan dengan cara
meningkatkan relaksasi pada tungkai bawah dan pelvis.
Metode lainnya, seperti aromaterapi, yoga, dan hipnosis juga diduga
memiliki efikasi dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien bersalin.
5. Kesimpulan
Metode non-farmakologis sudah banyak dipilih dalam menurunkan
rasa nyeri persalinan dikarenakan kurangnya efek samping dan biaya yang
rendah. Sampai sekarang sudah terdapat banyak metode non-farmakologi
yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri saat persalinan.
Metode-metode seperti masase, pergerakan dan posisi, bernapas,
diduga memiliki peran dalam menurunkan rasa nyeri persalinan, namun
studi yang lebih besar dengan metodologi yang lebih baik masih diperlukan.
Efikasi pada beberapa metode lain, seperti akupuntur, yoga, ataupun
hipnosis, masih sangat terbatas. Selain itu, studi lebih lanjut mengenai
perbandingan antara efektifitas dan teknik yang digunakan juga dibutuhkan.
Daftar Pustaka
https://www.alomedika.com/tatalaksana-non-farmakologi-nyeri-persalinan
Sri Rejeki, (2020) Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan
(Non Farmaka), Unimus Press, Semarang