Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ASKEB MASA NIFAS MENGENAI

ADAPTASI DAN PROSES MENYUSUI


Dosen pembimbing : Dr. Hj. Nani Yunarsih, M.Kes

Kelompok 4 Kelas B S1 Kebidanan Transfer


Ketua : Adilah Muthi R 6021032002

Dewi Virma Septavia 6021032010

Mulhatun Nafiyah 6021032048

Norma Lusiana 6021032058

Atik Mustika 6021032102

Sindy Aprilia 6021032076

Putri Aulia 6021032048

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAHAN KAJIAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK

1. Pengaruh Gerakan Isapan anak dapat mempengaruhi stimulus pada puting susu.
anatomi dan Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila
masalah dirangsang, timbul implus menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar
struktur pada hipofise anterior (bagian depan) sehingga kelenjar ini menghasilkan
kemampuan hormon prolaktin. Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan
menghi sap sampai ke kelenjar hipofise anterior, tetapi juga ke kelenjar
hipofise posterior (bagian belakang), yang menghasilkan hormon
oksitosin. Salah satu usaha untuk memperbanyak ASI adalah dengan
menyusui anak secara teratur. Semakin sering anak menghisap puting
susu ibu, maka akan terjadi peningkatan produksi ASI. Dan
sebaliknya jika anak berhenti menyusu maka terjadi penurunan
ASI.Saat bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua reflek yang akan
menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat pula, yaitu reflek
pembentukan /produksi ASI atau reflek prolaktin yang
dirangsang oleh hormon prolaktin dan reflex pengaliran/pelepasan
ASI (let down reflex). Bila bayi mengisap puting payudara, maka akan
diproduksi suatu
hormon yang disebut prolaktin, yang mengatur sel dalam alveoli agar
memproduksi air susu. Air susu tersebut
dikumpulkan ke dalam saluran air susu.
Kedua, reflek mengeluarkan (let down reflex). Isapan bayi juga akan
merangsang produksi hormon lain yaitu oksitosin, yang membuat sel
otot disekitar alveoli berkontraksi, sehingga air susu didorong menuju
puting payudara. Jadi semakin bayi mengisap, maka semakin banyak
air susu
yang dihasilkan. Perinasia (2008). Anatomi dan Fisiologi
Laktasi. http://www.scribd.com.
Diakses tanggal 19 April 2014
2. Isu neurologis Usia kehamilan 34–36 minggu merupakan periode kritis pertumbuhan
pada dan perkembangan otak janin karena pada periode ini otak janin
menyusui tumbuh dan berkembang paling cepat. Berat otak baru mencapai 60%
dari BCB dengan girus dan sulkus yang belum sempurna. Volume
otak mengalami peningkatan 50% pada usia kehamilan 34 sampai 40
minggu, 25% perkembangan serebelum terjadi dalam periode ini, dan
terjadi pertumbuhan yang sangat pesat girus, sulkus, sinaps, dendrit,
akson, oligodendrosit, astrosit, dan mikroglia sehingga
mielinisasi belum berkembang secara nyata. Bayi kurang bulan lanjut
juga mempunyai fisiologis, metabolik, dan imunologis imatur,
sehingga rentan mengalami komplikasi. Dengan demikian, morbiditas
yang terjadi pada periode ini akan mengganggu metabolisme sel otak,
kematian oligodendrosit, dan akan menggangu proses premielinisasi,
sehingga BKBL berisiko lebih besar mengalami gangguan
perkembangan neurologis.2, 5-7, 11
Hasil penelitian kami menunjukkan risiko gangguan perkembangan
neurologis pada BKBL dan BCB sesuai usia kehamilan dan sesuai
usia koreksi pada usia 3–6 bulan. Bayi kurang bulan lanjut pada
penelitian kami mempunyai risiko gangguan perkembangan
neurologis 4,086 kali lebih besar
dibandingkan BCB. Pediatrics (2006). https://saripediatri.com. di
akses tgl 3 oktober 2015
3. Menyusui Menyusui bayi kembar pada dasarnya sama seperti bayi tunggal
kembar / walaupun lebih berpotensi bermasalah dan banyak membutuhkan
multiple dukungan. Kehamilan kembar sering dikaitkan dengan kelahiran
dengan cara operasi Caesar, kejadian bayi prematur, dan berat badan
lahir rendah atau berat badan lahir sangat rendah. Prematuritas sendiri
sangat rentan terhadap terjadinya komplikasi pasca bersalin, seperti
episode sepsis (16-30% pada bayi prematur dengan berat lahir kurang
dari 1500 g) dan necrotizing enterocolitis (1-12% pada bayi prematur
dengan berat lahir sangat rendah).

Pemberian ASI dapat mencegah terjadinya berbagai komplikasi ini,


sehingga dibutuhkan permulaan menyusui yang baik bagi setiap ibu
dengan bayi kembar.

Ibu dengan bayi kembar merupakan kelompok unik yang terkadang


tidak mengharapkan akan menyusui bayi-bayi kembarnya.

penelitian Emmet dan Rogers memperlihatkan bahwa para ibu tidak


perlu khawatir bahwa jumlah ASI yang dihasilkan tidak memcukupi
kebutuhan bayi kembarnya. Karena jumlah ASI yang diproduksi ibu
secara bermakna berhubungan langsung dengan kebutuhan bayi dan
berat badan bayi, sehingga secara alami hisapan bayi akan
menstimulasi pertambahan volume ASI.

Ibu dengan bayi kembar dua secara konsisten akan memproduksi


jumlah ASI dua kali lebih banyak dari jumlah ASI yang diproduksi
ibu dengan bayi tunggal, bahkan ibu dengan bayi triplet dapat
memproduksi 3 liter ASI dalam 24 jam. Komposisi laktosa, protein
dan lemak sangat bervariasi namun mencukupi kebutuhan bayi.

Kegiatan menyusui membutuhkan energi yang cukup besar. Selain


untuk kebutuhan ibu, energi yang cukup juga

Kesulitan menyusui bayi kembar

Kesulitan yang berhubungan dengan bayi:

Kesulitan untuk melekat atau menghisap yang berlanjut dari satu bayi
mungkin dapat mempengaruhi proses menyusu. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan menerapkan skin to skin contact dan konseling
yang baik.
Kenaikan berat badan bayi yang tidak memadai dari satu atau lebih
bayi kembar. Bila ini terjadi, jangan panik dan susui bayi lebih sering
lagi.
Kesulitan yang berhubungan dengan ibu:

Kecukupan ASI
Biasanya ibu merasa ASI kurang. Dukungan dan konseling yang baik
akan membuat ibu lebih tenang dan yakin.
Kesulitan memompa ASI, sehingga persediaan ASI untuk jangka
panjang tidak memadai saat ibu bayi kembar kembali bekerja. Bila
bayi prematur dan perlu dirawat, maka ibu sudah harus memompa …
Kesimpulan
ASI merupakan nutrisi yang paling baik bagi semua bayi, termasuk
bayi kembar. Ibu dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup
sesuai kebutuhan bayi kembar, asalkan ibu mempunyai motivasi dan
mendapat bimbingan strategi menyusui saat antenatal.
Ibu memerlukan bantuan praktis ketika baru melahirkan, dan
dukungan semua pihak yaitu suami, anggota keluarga lain, dan dokter
serta petugas kesehatan termasuk konsultan laktasi sangat
dibutuhkan pada periode pasca persalinan ini. Agar bayi kembar
mendapat manfaat ASI secara optimal, ibu membutuhkan nutrisi dan
kesempatan istirahat yang cukup.

Sumber : Buku Indonesia Menyusui

Penulis : Asti Praborini


4. Ganguan pada Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah: kurang/salah
payudara informasi putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar.
yang tidak Kurang / salah informasi
menyusui Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila
merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang
tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau
saat memulangkan bayi. Sebagai contoh, banyak ibu/petugas
kesehatan yang tidak mengetahui bahwa:
- Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering,
sehingga dikatakan bayi menderta diare dan sering kali petugas
kesehatan menyuruh menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi
bayi yang mendapat kolostrum memang demikian
karena kolostrum bersifat sebagai laksans.
- ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu
diberikan
minuman lain, padahal bayi yang baru lahir cukup bulan dan sehat
mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat
mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari.
Disamping itu, pemberian minuman sebelum ASI keluar akan
memperlambat pengeluaran ASI oleh bayi menjadi kenyang dan malas
menyusu.
- Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan
ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI
cukup atau kurang karena ukuran ditentukan oleh banyaknya lemak
pada payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya
walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi
apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar.
Informasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil/menyusui antara lain
meliputi :
1. Fisiologi laktasi
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Keuntungan rawat gabung
4. Cara menyusui yang baik dan benar
5. Kerugian pemberian susu formula
6. Menunda pemberian makanan lainnya paling kurang setelah 6
bulan.
5. Posisi Cara menyusui
terapetis pada Usahakan memberi minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan
menyusui bayi. Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa
minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali.
Menjelang akhir minggu keenam, sebagian besar kebutuhan bayi akan
ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara
10 –12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam
sehingga tak perlu lagi member makanan di malam hari
(Kristiyanasari,2008).

Langkah – langkah menyusui yang benar


1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada putting dan sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh
menengadah,dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu
didepan.
d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menipang dibawah, jangan menekan putting susu.
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara :
a) Menyentuh pipi dengan putting susu atau,
b) Menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
ke payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi
a) Usahakan sebagian besar kalang payudra dapat masuk ke mulut
bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit – langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang
terletak di bawah kalang payudara. Posisi salah, yaitu apabila bayi
hanya menghisap pada putting susu saja, akan mengakibatkan
masukan ASI yang tidak adekuat dan putting lecet.
b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau
disangga (Kristiyanasari, 2008).
6)Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai
terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang
lain.Cara melepas isapan bayi :
a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut
atau
b) Dagu bayi ditekan kebawah.
7) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir).
8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskanpada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering
dengan sendirinya.
9) Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah ( gumoh – jawa) setelah menyusu.
Cara menyendawakan bayi :
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan – lahan.
b) Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap –
usap punggung bayi sampai bayi bersendawa (Kristiyanasari,2008).
6. Membangun Menurut Rini (2010), kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu
kemampuan yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik
dan terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang
kepercayaan dihadapinya. Breastfeeding self efficacy merupakan rasa percaya diri yang
dimiliki oleh ibu dalam hal menyusui yang dapat menjadi predictor apakah
diri ibu dan
ibu akan memutuskan untuk menyusui, sebesar apa upaya yang akan
keluarga pada dilakukan untuk menyusui, apakah mempunyai pola pikir membangun atau
proses merusak dan bagaimana cara merespons berbagai masalah dan kesulitan
menyusui, selama menyusui (Pradanie, 2015). Kegagalan dalam menyusui sering
dukungan terjadi disebabkan karena ibu merasa tidak percaya diri dalam menyusui
pada terapi bayinya. Sedikit saja ibu merasa ragu atau kurang percaya diri, dapat
manual menyebabkan kerja hormon oksitosin melambat. Akibatnya ASI yang keluar
menyusui menjadi sedikit (Amalia, 2010).
Beberapa factor yang mempengaruhi kepercayaan diri seorang ibu dalam
proses menyusui ialah:
Faktor internal:
- konsep diri
- kondisi fisik
- pengalaman hidup
faktor eksternal:
- Pengetahuan
- Pekerjaan
- Support system
- lingkungan
- pengalaman hidup
IMD merupakan salah satu cara yang dilakukan agar ibu lebih percaya diri
untuk menyusui bayinya. Ibu yang difasilitasi oleh penolong persalinan
untuk IMD diharapkan interaksi ibu dan bayi ini akan segera terjadi.
Dilakukannya IMD ibu semakin percaya diri untuk tetap memberikan ASI-
nya dan bayi bisa nyaman menempel pada payudara ibu atau tenang dalam
pelukan ibu segera setelah lahir (Fikawati dan Syafiq, 2009).

kondisi ibu yang percaya diri tsb akan membawa ketenangan dalam dirinya
saat memberikan ASI. Ibu pun jadi lebih rileks, sabar dan focus untuk
menyusui di manapun ibu dan bayi berada.
Pekan Menyusui Dunia (PMD/World Breastfeeding Week) yang
berlangsung selama pekan pertama Agustus mengangkat tema Protect
breastfeeding, a shared responsibility. yang dimana pekan ini bertujuan agar
ibu ibu di berbagai belahan dunia lebih aware akan pentingnya menyusui
yang berujung peningkatan rasa percaya diri untuk menyusui.

Beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk melancarkan produksi ASI:

1. Terapi Akupunktur

Terapi akupunktur yang telah berkembang saat ini sangat bermanfaat untuk
memperlancar ASI. Hal ini dilakukan dengan pemberian stimulasi atau
rangsangan pada organ tertentu untuk meningkatkan kemampuan dalam
menjalankan fungsinya untuk memperbaiki produksi ASI.

2. Terapi Pijat Payudara

Tujuan utama pijat payudara tentu saja untuk memudahkan payudara dalam
memproduksi ASI. Ketika dipijat, peredaran darah yang ada di payudara
akan berjalan lancar dan mengurai kelenjar susu yang mengendap di saluran
ASI dalam payudara. Selain itu, tujuan dari pemijatan ini adalah untuk
meredakan pembengkakan yang umum terjadi pada ibu menyusui. Pemijatan
ini juga membuat tubuh sang ibu lebih rileks dan mudah dalam memberikan

3. Terapi Hypnobreastfeeding

Poin penting yang harus dipahami ibu agar ASI menjadi lancar adalah
dengan memiliki pikiran yang tenang. Terapi hypnobreastfeeding dpt
memberi ketenangan dan memfokuskan pikiran kepada hal-hal yang positif
dan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi ibu. Ibu berada di
ruangan yang tenang, dengan aromaterapi, mainkan musik untuk relaksasi,
panduan relaksasi otot, napas, dan pikiran. Hal tersebut dapat memacu
hormone endorphin yang mebuat ibu lebih rileks.

4. Terapi Back Massage/ pijat oksitosin

Untuk melakukan terpi ini ibu membutuhkan seorang pendamping yang


memiliki peran penting dalam melancarkan ASI dengan memijat bagian
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima sampai keenam.
Hal ini akan membuat ibu menjadi lebih rileks sehingga secara otomatis ASI
pun keluar deras.

Ramadhani, mery. 2017. DUKUNGAN KELUARGA SEBAGAI FAKTOR


DOMINAN KEBERHASILAN MENYUSUI EKSKLUSIF. Jkarta : Jurnal
MKMI (https://media.neliti.com/media/publications/212827-dukungan-
keluarga-sebagai-faktor-dominan.pdf)
Ahsani Taqwim, Muhammad et.al. 2014. HUBUNGAN KEPERCAYAAN
DIRI DENGAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA IBU
MENYUSUI YANG BEKERJA DI KELURAHAN MANGKANG KULON
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG KOTA SEMARANG
(http://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2014/09/HUBUNGAN-
KEPERCAYAAN-DIRI-DENGAN-POLA-PEMBERIAN-AIR-SUSU-IBU-
PADA-IBU-MENYUSUI-YANG-BEKERJA.pdf)

Suleman, Ridawati et, al. 2019. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap


Pengeluaran ASI Pada Ibu Postpartum Primipara (http://jkp.poltekkes-
mataram.ac.id/index.php/home/article/view/193)
Asih, Yusari. 2020. Hypnobreastfeeding dan Motivasi Pemberian ASI
(http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK)

7. Memerah dan Manajemen ASI Perah untuk Ibu Pekerja


mengeluarkan
1. Bagaimana cara memerah ASI?
ASI,
Pada dasarnya, memerah ASI bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu
menyusui
dengan pompa ASI atau tangan. Pompa ASI ada 2 macam, yaitu
pada ibu
pompa ASI manual dan pompa ASI listrik.
bekerja
Masing-masing jenis pompa ASI memiliki kekurangan dan kelebihan
tersendiri. Pompa yang cocok dengan satu orang belum tentu cocok
untuk orang lain.
Jika Bunda ingin memerah ASI dengan tangan, berikut langkahnya:
 Cuci tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu hingga
bersih.
 Tempatkan botol atau wadah yang telah disterilkan di bagian
bawah payudara untuk menampung ASI yang keluar.
 Pijat payudara secara perlahan-lahan
 Posisikan jari-jari membentuk huruf C di sekitar areola atau
bagian gelap di sekitar puting, lalu tekan secara perlahan.
Hindari menekan puting terlalu keras karena bisa
menimbulkan nyeri dan menghalangi keluarnya ASI.
 Lepaskan tekanan saat ASI keluar, kemudian ulangi kembali
menekan secara perlahan.

Jika aliran ASI sudah mulai berhenti, pijat bagian lain hingga seluruh
permukaan payudara telah terpijat. Bunda juga bisa melakukan cara
yang sama pada payudara yang satunya lagi. Begitu seterusnya hingga
ASI benar-benar berhenti mengalir dan payudara sudah tidak terasa
penuh.
Awalnya memang hanya ada sedikit cairan ASI yang keluar, tapi
lama-kelamaan aliran ASI bisa semakin lancar dan deras, jika Bunda
rutin memompanya.
2. Bagaimana cara menyimpan ASIP?
Penting untuk menempatkan ASIP di dalam botol kaca atau plastik
yang bebas Bisphenol-A (BPA)karena zat kimia ini kurang aman
untuk kesehatan bayi.
Pastikan botol-botol tersebut sudah disterilkan atau minimal dicuci
dengan air hangat hingga bersih. Hindari menyimpan ASIP dalam
botol sekali pakai yang memang tidak bisa digunakan secara berulang.
Setelah itu, berilah label pada botol yang bertuliskan jam dan tanggal
ASI diperah. Jika ASIP ditempatkan bersamaan dengan botol ASIP
anak yang lain di tempat penitipan bayi atau bersama teman sekantor,
berikan nama Si Kecil dan nama Bunda pada labelnya juga.
Bunda juga disarankan untuk menempatkan ASIP di dalam tas khusus
atau tas cooler saat membawanya pulang. Ini penting agar kualitas
ASIP tetap terjaga.
Ketika ingin ditempatkan dalam lemari pendingin, letakkan botol-
botol ASIP pada bagian paling dingin atau freezer. Mulailah
mengambil persediaan ASIP diawali dari yang paling dahulu diperah.
3. Berapa lama ASIP dapat bertahan?
Daya tahan ASIP bergantung kepada letak ASI perah tersebut
disimpan. Ada beberapa pedoman penyimpanan ASIP yang perlu
Bunda ketahui, antara lain:
 ASI yang baru saja diperah dapat bertahan dalam suhu ruangan
hingga 4 jam
 Jika disimpan dalam wadah tertutup dengan kantong es, ASIP
dapat bertahan hingga 24 jam
 ASIP yang disimpan dalam lemari pendingin dapat bertahan
hingga 3–4 hari
 ASIP yang disimpan di dalam freezer dapat bertahan hingga 6
bulan

Meski bisa awet, sebagian nutrisi, seperti protein dan vitamin, bisa
hilang di dalam ASIP yang disimpan terlalu lama. Oleh karena itu,
untuk memastikan kualitasnya, buanglah ASIP yang sudah melewati
batas waktu penyimpanan dan lebih baik berikan ASIP yang masih
segar.
4. Bagaimana cara memanaskan ASIP?
Botol ASIP yang disimpan dalam lemari pendingin dapat ditempatkan
terlebih dahulu dalam mangkok berisi air hangat sebelum diberikan
pada bayi. Namun, hindari memasukkannya kembali ke dalam lemari
es setelah dihangatkan, ya.
Selain itu, hindari menggunakan microwave atau merebus ASIP untuk
menghangatkannya karena bisa merusak kandungan gizi di dalamnya.
ASIP yang dipanaskan dengan cara demikian juga akan terasa terlalu
panas untuk mulut bayi.
5. Berapa jumlah ASIP yang harus disiapkan?
Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan bayi. Kebutuhan ASI tentu
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan berat badan bayi.
Jumlah ini kemudian akan berangsur menurun setelah bayi mulai
mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) pada usia 6
bulan ke atas.
Memberikan ASI perah pada bayi dapat dilakukan dengan botol
maupun gelas khusus bayi (cup feeder). Namun, jika Bunda sudah
berada bersama bayi, sebaiknya tetap kondisikan bayi untuk menyusu
secara langsung dari payudara guna merangsang kelancaran produksi
ASI.
Manajemen ASI perah yang dikelola dengan baik dapat menjadi solusi
bagi ibu pekerja yang ingin terus memberikan ASI pada buah hati.
Sama seperti memberikan ASI secara langsung, ibu yang memerah
ASI memerlukan asupan makanan sehat dan istirahat cukup agar bisa
mendapatkan ASI dalam jumlah cukup.
Jika Bunda mengalami kesulitan dalam melakukan manajemen ASI
perah atau kendala dalam menyusui Si Kecil, jangan ragu untuk
menemui konsultan laktasi, agar keluhan yang Bunda alami bisa
ditangani dengan baik.
Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian

Anda mungkin juga menyukai