Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ADAPTASI DAN PROSES MENYUSUI


Dosen Pembimbing: Dr. Hj. Nani Yunarsih, M.Kes

Kelompok 5 :
Anggi Lestari (6021032004)
Eka Agustini (6021032016)
Ida Hamidah (6021032033)
Ina Anisa (6019031036)
Mustikah (6021032052)
Tri Ayu Nurjannah (6019031086)
Umriyah (6019031089)
Venni Trisnawati (6021032092)

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Adaptasi dan proses menyusui.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari Dosen serta
teman-teman sekalian agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Adaptasi dan proses
menyusui ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap teman-teman
pembaca.

Serang, 21 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Adaptasi masyarakat pada program ASI eksklusif ini sangat
penting untuk mencapai kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun
masyarakat luas sering disebut sebagai indikator keberhasilan
pembangunan. Keberhasilan pembangunan kesehatan dalam mencapai
sasaran dan target yang strategis sangat ditentukan oleh keberhasilan
dalam menciptakan dan melestarikan perilaku hidup sehat masyarakat.
Saat ini derajat kesehatan masyarakat masih belum optimal dipengaruhi
oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor genetika
(Kemenkes RI, 2011). Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini
dikarenakan memberikan dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan
balita. Didukung pula konferensi tingkat tinggi tentang kesejahteraan anak
menyepakati bahwa semua keluarga harus mengetahui arti penting
mendukung dalam tugas pemberian ASI saja selama enam bulan untuk
perempuan pada kehidupan pertama bagi anak (Kemenkes RI, 2013).
Rekomendasi terakhir oleh UNICEF bersama World Health Assembly
(WHA) dan banyak negara lainnya menetapkan jangka waktu pemberian
ASI eksklusif selama enam bulan. Hal ini dikarenakan pada tahun 1999
ditemukan bukti bahwa pemberian makanan pada usia terlalu dini
memberikan efek negatif pada bayi dan dapat mengganggu pemberian ASI
eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi, selain itu tidak
ditemukan bukti yang mendukung bahwa pemberian makanan
padat/tambahan pada usia empat atau lima bulan lebih menguntungkan,
bahkan tidak ada dampak positif untuk perkembangan dan pertumbuhan
bayi.
UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka
waktu pemberian ASI eksklusif. Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif
memudahkan terjalin ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi
baru lahir merupakan keuntungan awal dari menyusui secara eksklusif.
Sehingga pedoman ini sangat diperlukan untuk membantu ibu menyusui
dan kiranya memberikan kemudahan bagi ibu menyusui untuk
melaksanakan pemberian ASI eksklusif, selanjutnya dapat meningkatkan
cakupan ASI eksklusif cakupan ASI eksklusif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja praktik yang dapat mengganggu kesuksesan dalam menyusui?
2. Bagaimanakah teknik menyapih, pemberhentian menyusui?
3. Apa saja masalah dalam menyusui?
4. Bagaimana menyusui pada kondisi khusus?
5. Apakah susu pengganti itu?
6. Bagaimana dukungan dalam menyusui?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk dapat Mengetahu hal-hal yang dapat menggangu kesuksesan
menyusui
2. Untuk dapat Memahami teknik menyapih yang benar
3. Untuk Mengetahui masalah-masalah pada menyusui
4. Untuk mengetahui cara-cara menyusui pada kondisi khusus
5. Untuk mengetahui pengertian dari susu pengganti
6. Untuk Memahami dukungan dalam menyusui
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memperluas wawasan menambah pengetahuan
2. Bagi ibu menyusui
Sebagai pedoman bagi ibu menyusui, terutama bagi ibu yang tidak
mendapatkan pendampingan langsung karena keterbatasan fasilitator
dan motivator serta meningkatkan pengetahuan ibu menyusui
Memberikan dukungan kepada ibu saat menyusui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Adaptasi dan Proses Menyusui
1. Praktik yang dapat menggangu kesuksesan menyusui
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
kemampuan untuk melakukan penyusuan segera (immediate
breastfeeding). Saat ini, lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu
Dini (IMD). Salah satu kunci utama keberhasilan IMD terletak pada
penolong persalinan karena dalam menit-menit pertama setelah bayi
lahir peran penolong persalinan sangat dominan. Bila, ibu difasilitasi
oleh penolong persalinan untuk IMD diharapkan interaksi ibu dan bayi
ini akan segera terjadi. Dengan IMD, ibu semakin percaya diri untuk
tetap memberikan ASI-nya sehingga tidak merasa perlu untuk
memberikan makanan/minuman apapun kepada bayi karena bayi bisa
nyaman menempel pada payudara ibu atau tenang dalam pelukan ibu
segera setelah lahir.
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
tidak diberikannya makanan atau minuman pralaktal dan melakukan
rooming-in. Pada hari-hari pertama kelahiran, ASI biasanya belum
keluar. Masa ini adalah masa yang rentan bagi bayi untuk diberikan
makanan atau minuman pralaktal oleh ibu maupun bidan. Komitmen
yang kuat dari ibu atau bidan untuk ASI eksklusif akan sangat
membantu sehingga bayi tidak diberikan makan atau minuman
pralaktal. Rooming-in, kondisi dimana ibu dan bayi ditempatkan
bersama-sama dalam satu ruang memudahkan ibu untuk bisa selalu
memberikan ASI kepada bayi kapan saja bayi mau, sehingga praktik
ASI eksklusif dapat lebih mudah dilaksanakan.
Faktor eksternal seperti anjuran dari tenaga kesehatan (saat ANC,
menolong persalinan dan merawat bayi), orang tua, mertua, dan suami
juga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh.
Faktor pendorong atau penghambat adalah faktor penyerta yang
memperkuat suatu perilaku. Faktor yang mendorong atau menghambat
ibu untuk melakukan praktik ASI ekslusif adalah tenaga kesehatan
(bidan dan dokter), keluarga (suami dan orangtua), media serta iklan
susu formula. Tenaga kesehatan dianggap sebagai faktor pendorong
adalah apabila tenaga kesehatan tersebut memberikan tindakan yang
mendorong informan untukmelakukan ASI eksklusif.
2. Cara Menyapih Anak agar Mau Berhenti Minum ASI
Menyapih merupakan sebuah proses yang dilakukan secara
bertahap sampai anak benar-benar berhenti menyusu ASI dari payudara
ibu.
Cara menyapih anak sebenarnya bisa dilakukan di usia berapa pun etelah
anak berusia dua tahun, anak sudah dianggap siap untuk mengonsumsi
makanan keluarga karena berbagai sistem di dalam tubuhnya sudah semakin
berkembang. Selain itu, semakin besar seorang anak maka kebutuhan zat
gizi untuk menunjang pertumbuhan serta perkembangannya semakin
meningkat. Dengan mengonsumsi berbagai makanan padat yang juga
dimakan oleh keluarga, membuat mereka mendapatkan berbagai zat
gizi langsung dari sumbernya.
Cara menyapih anak dengan mudah :
a) Komunikasi sebagai kunci cara menyapih anak
Walaupun usia anak masih tergolong kecil, tetapi memberi
pengertian terhadap suatu perubahan itu penting. Ini adalah tugas untuk
menyampaikan langsung ke anak untuk mengubah kebiasaan
menyusunya. Berikan pengertian bahwa menyusui sudah tidak lagi baik
dilakukan karena ia semakin lama semakin besar.
b) Cara menyapih anak dengan mengubah kebiasaan makannya
c) Cara menyapih anak dengan menawarkan botol susu
d) Persingkat waktu menyusui
e) Tunda waktu anak menyusui
f) Cara menyapih anak dengan membiarkan ia bermain
g) Mengubah kebiasaan tidur
3. Masalah-Masalah Menyusui
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan timbulnya beberapa
masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Masalah dari ibu yang
timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode
antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut.
Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga
bayi sering menjadi “bingung putting” atau sering menangis, yang sering
diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk
bayinya.
Masalah menyusui pada masa Pasca persalinan dini

a. Puting Susu lecet


Pada keadaan ini sering kali seorang ibu menghentikan
menyusui karena putingnyan sakit. Yang perlu dilakukan adalah :
 Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi

 Apakah terdapat infeksi candida (mulut bayi perlu dilihat).


Kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap
dan kulit kering bersisik (flaky)

Pada keadaan putting susu lecet, maka dapat dilakukan cara-cara


seperti ini :
 Ibu dapat memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu
sakit.

 Olesi putting susu dengan susu terakhir, jangan sekali-kali


memberikan obat lain seperti : krim, salep, dan lain-lain.
 Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara
waktu kurang lebi 1 x 24 jam, dan biasanya akan sembuh
sendiri dalam waktu 2 x 24 jam.
 Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat
pompa.
b. Payudara Bengkak

Payudara bengkak terjadi dengan ciri-ciri : payudara oedema,


sakit, putting lecet, kulit mengkilap walau tidak merah, dan bila
diperiksa atau dihisap ASI tidak keluar, badan dapat demam selama
24 jam. Hal ini terjadi karena produksi ASI meningkat, terlembat
menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin ASI kurang
sering dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu
menyusui. Untuk mencegah maka diperlukan menyusui dini,
perlekatan yang baik, menyusui ‘on demeand’. Dan untuk
merangsang reflek oxytosin maka dilakukan:
 Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

 Ibu harus releks

 Pijat leher dan punggung belakang

 Pijat ringan pada payudara yang bengkak.

 Stimulasi payudara dan putting.

 Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui, untuk


mengurangi udema.
c. Mastitis atau abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi
merah, bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh
meningkat. Kejadia ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah
persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut.
a) Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan
kehamilan. Kegiatan menyusui sama sekali tidak mengakibatkan
perubahan bentuk payudara ibu.
b) Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan
banyak susu. Yang terpenting ibu memiliki kepercayaan diri dan
motivasi yang tinggi untuk menyusui bayinya. Semakin sering
menyusui, payudara akan semakin banyak menghasilkan ASI.
c) Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui karena bayi
menyusu pada payudara, bukan pada puting.
d) ASI pertama (kolostrum) adalah zat terpenting bagi bayi. Warna
kekuningan pada kolostrum bukanlah pertanda basi, tetapi
menunjukkan tingginya kandungan protein. Susu yang keluar dari
payudara ibu tidak pernah ada yang basi, bahkan setelah disimpan
dengan benar selama 8 jam, ASI masih dapat digunakan.
e) ASI pertama atau kolostrum selain mengandung air, juga
mengandung protein dan zat-zat penting lainnya yang penting bagi
kekebalan tubuh bayi baru lahir dari berbagai penyakit.
f) Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif. Dengan cara
memerah ASI sebelum berangkat kerja dan pada saat bekerja, ibu
tetap dapat menjaga persediaan ASI untuk bayi yang ditinggalkan.
g) Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI
saja. Selain karena kapasitas perut bayi masih sangat kecil, bayi 0-6
bulan belum memerlukan makanan padat seperti orang dewasa
yang melakukan banyak kegiatan fisik. Bayi hanya membutuhkan
ASI untuk pertumbuhannya selama 6 bulan pertama sejak lahir, dan
melindunginya dari berbagai penyakit.
h) Tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI.
Hanya jika diberikan ASI eksklusif saja yang membuat bayi lebih
sehat.
i) Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan
tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang
dibawa sejak dalam kandungan. Meskipun ASI dirasa belum lancar
atau ASI tidak keluar, Ibu harus tetap terus menyusui si bayi,
karena rangsangan dari hisapan bayi akan mempercepat lancarnya
produksi ASI.
j) Bayi menangis belum tentu berarti lapar. Ada banyak penyebab
bayi menangis, antara lain merasa tidak aman, terkejut, dan
ngompol.
4. Cara Tepat Menghadapi Kondisi Khusus saat Menyusui
Setelah dilahirkan, satu-satunya asupan yang bisa dikonsumsi anak
bayi hanya susu. Susu yang terbaik untuk diberikan oleh bayi adalah
dengan ASI. Namun bisa jadi ada beberapa kondisi khusus yang
mungkin membuat kita merasa kesulitan dalam menyusui.
a. Bayi kembar
Untuk menyusui bayi kembar dengan sukses, kita harus menjalani
langkah berikut:
1) Makan cukup, jangan lupa minum suplemen kalsium.
2) Minum 8-12 gelas air putih per hari.
3) Minta bantuan keluarga untuk mengerjakan pekerjaan rumah
untuk menghemat energi. Kelelahan akan menghambat terjadinya
produksi ASI.
4) Kombinasikan opsi menyusui. Beri masing-masing privasi saat
menyusui terpisah atau biarkan menyusui bersamaan untuk
menghemat waktu.
5) Perlakukan mereka dengan hal yang berbeda karena mereka
memiliki kepribadian, kebutuhan, dan gaya asuh yang berbeda.
b. Melahirkan Caesar
Pada dasarnya menyusui setelah melahirkan normal dan
melahirkan secara caesar sama saja. Namun, pada awalnya ada rasa
tidak nyaman, tapi itu bisa diatasi dengan teknik menyusui yang
tepat. Meletakkan banyak bantal di pangkuan sebagai alas menyusui,
atau pilih posisi menyusui seperti memegang bola (badan bayi di
bawah ketiak Moms dan kepala tepat di puting Anda).
Meskipun melahirkan caesar, Anda tetap bisa melakukan inisiasi
menyusui dini (IMD). Setelah itu, apabila ibu dan bayi dalam
keadaan baik-baik saja, dan bisa lanjut menyusui di ruang perawatan.
c. Kondisi Sakit
Kelelahan pasca melahirkan serta pola makan yang buruk
kadang-kadang membuat membuat tubuh terasa sakit. Namun, itu
tidak menghalangi untuk tetap menyusui. Kualitas atau kuantitas ASI
tidak berkurang. Bahkan saat sakit, tubuh menghasilkan antibodi
yang juga akan dikonsumsi bayi. Obat-obatan yang diminum pun
hampir tidak berpengaruh pada ASI, kecuali obat-obatan untuk
penyakit berat seperti obat kanker.
Mengingat beberapa virus penyakit bisa menular melalui udara,
kita dapat meminimalisirnya dengan mencuci tangan setiap kali akan
menyentuh bayi dan gunakan masker jika akan berdekatan
dengannya. Usahakan untuk minum air yang banyak agar
mempercepat kesembuhan sekaligus mempertahankan produksi ASI.

5. Susu Pengganti
Susu pengganti untuk bayi adalah dengan mengkonsomsi susu Sapi
atau biasa kita sebut Sufor ( Susu Formula) kerap menjadi andalan
banyak orang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Susu ini amat
mudah ditemui dalam berbagai bentuk dan varian rasa. Susu sapi
dikonsumsi sebagai minuman, dituangkan pada sereal dan ditambahkan
ke smoothie, teh atau kopi. 
Susu sapi kaya akan protein berkualitas tinggi, vitamin serta
mineral penting, termasuk kalsium, fosfor, dan vitamin B. Faktanya, 1
cangkir (240 ml) susu murni menghasilkan 146 kalori, 8 gram lemak, 8
gram protein, dan 13 gram karbohidrat.
Ada beberapa alasan orang menghindari susu sapi. Ini bisa
disebabkan oleh alergi, intoleransi latkosa, diet atau risiko kesehatan
lainnya. Meski tak dapat mengonsumsi susu sapi, ada banyak pilihan
pengganti yang dapat dicoba. Pengganti susu ini tak jauh berbeda dari
segi rasa dan tampilan.
Berikut 6 alternatif pengganti susu sapi bagi yang alergi atau
berusaha menghindarinya
a. Susu Kedelai
Susu kedelai dibuat dengan kedelai atau isolat protein
kedelai, sering mengandung pengental dan minyak nabati untuk
meningkatkan rasa dan konsistensi. Susu kedelai biasanya memiliki
rasa ringan dan lembut. Namun, rasanya bisa bervariasi antar
merek atau produsen. Susu kedelai berfungsi paling baik sebagai
pengganti susu sapi baik diminum langsung atau sebagai campuran
kopi atau sereal. Satu cangkir (240 ml) susu kedelai tanpa pemanis
mengandung 80–90 kalori, 4–4,5 gram lemak, 7-9 gram protein
serta 4 gram karbohidrat. Susu kedelai mengandung jumlah protein
yang serupa dengan susu sapi, tetapi sekitar setengah dari jumlah
kalori, lemak, dan karbohidrat.
Susu kedelai juga merupakan salah satu dari beberapa sumber
nabati protein lengkap berkualitas tinggi, yang menyediakan semua
asam amino esensial.
b. Susu Almond
Susu almond dibuat dengan almond utuh dan air. Susu
almond memiliki tekstur ringan dan rasa yang agak manis dan
panas. Susu almond dapat ditambahkan ke kopi dan teh, dicampur
dalam smoothie dan digunakan sebagai pengganti susu sapi dalam
makanan penutup dan makanan yang dipanggang.
Satu cangkir (240 ml) susu almond tanpa pemanis
mengandung 30-35 kalori, 2,5 gram lemak, 1 gram protein dan 1-2
gram karbohidrat. Dibandingkan dengan susu sapi, Susu almond
mengandung kurang dari seperempat kalori dan kurang dari
setengah lemak. Ini juga secara signifikan lebih rendah protein dan
karbohidrat.
c. Susu Gandum
Dalam bentuknya yang paling sederhana, susu gandum
terbuat dari campuran gandum dan air. Namun demikian, produsen
sering menambahkan bahan tambahan seperti pengental, minyak,
dan garam untuk menghasilkan rasa dan tekstur yang diinginkan.
Susu gandum ecara alami manis dan rasanya ringan. Ini dapat
digunakan dalam campuran makanan dengan cara yang sama
seperti susu sapi, dan rasanya lezat dengan sereal atau smoothie.
Satu gelas (240 ml) mengandung 140-170 kalori, 4,5–5 gram
lemak, 2,5–5 gram protein dan 19–29 gram karbohidrat.Susu
gandum mengandung jumlah kalori yang sama dengan susu sapi,
hingga dua kali lipat jumlah karbohidrat dan sekitar setengah
jumlah protein dan lemak. Menariknya, susu gandum mengandung
serat total dan beta-glukan, jenis serat larut yang membentuk gel
tebal saat melewati usus.
6. Dukungan Dalam Menyusui
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui setiap fasilitas yang
menyediakan pelayanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir.
1) Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin
disampaikan kepada semua staf pelayanan untuk diketahui
2) Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan
yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan
tersebut
3) Menjelaskan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat dan
penatalaksanaan menyusui
4) Membantu ibu-ibu untuk memulai menyusui bayinya
5) Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan
cara mempertahankan laktasi walaupun harus berpisah dengan
bayinya
6) Tidak memberikan makanan dan minuman apapun selain ASI
kepada bayi baru lahir, kecuali bila ada indikasi medis
7) Melaksanakan rawat gabung yang memungkinkan atau
mengirimkan ibu dan anak selalu bersama selama 24 jam.
8) Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan bayi (on demand)
9) Tidak memberikan dot dan empeng kepada bayi yang sedang
menyusu
10) Membina kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan
ibu-ibu yang pulang dari RS atau klinik untuk selalu
berhubungan dengan kelompok tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
kemampuan untuk melakukan penyusuan segera (immediate breastfeeding).
Saat ini, lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Salah satu
kunci utama keberhasilan IMD terletak pada penolong persalinan karena
dalam menit-menit pertama setelah bayi lahir peran penolong persalinan
sangat dominan. Bila, ibu difasilitasi oleh penolong persalinan untuk IMD
diharapkan interaksi ibu dan bayi ini akan segera terjadi. Dengan IMD, ibu
semakin percaya diri untuk tetap memberikan ASI-nya sehingga tidak merasa
perlu untuk memberikan makanan/minuman apapun kepada bayi karena bayi
bisa nyaman menempel pada payudara ibu atau tenang dalam pelukan ibu
segera setelah lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pemberdayaan ibu menyusui pada programasi ekslusif, Mufdlilah 2017

Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 4, No 3 Desember 2009, Penyebab


keberhasilan dan kegagalan Praktik Pemberian asi ekslusif, Sandra Fikawati,
Ahmad Syafiq.

https://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/184

https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/cara-menyapih-anak/

https://motherandbeyond.id/read/12593/cara-tepat-menghadapi-kondisi-khusus-
saat-menyusui

https://hot.liputan6.com/read/4053209/6-minuman-pengganti-susu-
sapi-bagi-penderita-alergi-penuhi-nutrisi-tiap-hari

Anda mungkin juga menyukai