Kelompok 5 :
Anggi Lestari (6021032004)
Eka Agustini (6021032016)
Ida Hamidah (6021032033)
Ina Anisa (6019031036)
Mustikah (6021032052)
Tri Ayu Nurjannah (6019031086)
Umriyah (6019031089)
Venni Trisnawati (6021032092)
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Adaptasi masyarakat pada program ASI eksklusif ini sangat
penting untuk mencapai kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun
masyarakat luas sering disebut sebagai indikator keberhasilan
pembangunan. Keberhasilan pembangunan kesehatan dalam mencapai
sasaran dan target yang strategis sangat ditentukan oleh keberhasilan
dalam menciptakan dan melestarikan perilaku hidup sehat masyarakat.
Saat ini derajat kesehatan masyarakat masih belum optimal dipengaruhi
oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor genetika
(Kemenkes RI, 2011). Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini
dikarenakan memberikan dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan
balita. Didukung pula konferensi tingkat tinggi tentang kesejahteraan anak
menyepakati bahwa semua keluarga harus mengetahui arti penting
mendukung dalam tugas pemberian ASI saja selama enam bulan untuk
perempuan pada kehidupan pertama bagi anak (Kemenkes RI, 2013).
Rekomendasi terakhir oleh UNICEF bersama World Health Assembly
(WHA) dan banyak negara lainnya menetapkan jangka waktu pemberian
ASI eksklusif selama enam bulan. Hal ini dikarenakan pada tahun 1999
ditemukan bukti bahwa pemberian makanan pada usia terlalu dini
memberikan efek negatif pada bayi dan dapat mengganggu pemberian ASI
eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi, selain itu tidak
ditemukan bukti yang mendukung bahwa pemberian makanan
padat/tambahan pada usia empat atau lima bulan lebih menguntungkan,
bahkan tidak ada dampak positif untuk perkembangan dan pertumbuhan
bayi.
UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka
waktu pemberian ASI eksklusif. Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif
memudahkan terjalin ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi
baru lahir merupakan keuntungan awal dari menyusui secara eksklusif.
Sehingga pedoman ini sangat diperlukan untuk membantu ibu menyusui
dan kiranya memberikan kemudahan bagi ibu menyusui untuk
melaksanakan pemberian ASI eksklusif, selanjutnya dapat meningkatkan
cakupan ASI eksklusif cakupan ASI eksklusif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja praktik yang dapat mengganggu kesuksesan dalam menyusui?
2. Bagaimanakah teknik menyapih, pemberhentian menyusui?
3. Apa saja masalah dalam menyusui?
4. Bagaimana menyusui pada kondisi khusus?
5. Apakah susu pengganti itu?
6. Bagaimana dukungan dalam menyusui?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk dapat Mengetahu hal-hal yang dapat menggangu kesuksesan
menyusui
2. Untuk dapat Memahami teknik menyapih yang benar
3. Untuk Mengetahui masalah-masalah pada menyusui
4. Untuk mengetahui cara-cara menyusui pada kondisi khusus
5. Untuk mengetahui pengertian dari susu pengganti
6. Untuk Memahami dukungan dalam menyusui
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memperluas wawasan menambah pengetahuan
2. Bagi ibu menyusui
Sebagai pedoman bagi ibu menyusui, terutama bagi ibu yang tidak
mendapatkan pendampingan langsung karena keterbatasan fasilitator
dan motivator serta meningkatkan pengetahuan ibu menyusui
Memberikan dukungan kepada ibu saat menyusui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Adaptasi dan Proses Menyusui
1. Praktik yang dapat menggangu kesuksesan menyusui
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
kemampuan untuk melakukan penyusuan segera (immediate
breastfeeding). Saat ini, lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu
Dini (IMD). Salah satu kunci utama keberhasilan IMD terletak pada
penolong persalinan karena dalam menit-menit pertama setelah bayi
lahir peran penolong persalinan sangat dominan. Bila, ibu difasilitasi
oleh penolong persalinan untuk IMD diharapkan interaksi ibu dan bayi
ini akan segera terjadi. Dengan IMD, ibu semakin percaya diri untuk
tetap memberikan ASI-nya sehingga tidak merasa perlu untuk
memberikan makanan/minuman apapun kepada bayi karena bayi bisa
nyaman menempel pada payudara ibu atau tenang dalam pelukan ibu
segera setelah lahir.
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
tidak diberikannya makanan atau minuman pralaktal dan melakukan
rooming-in. Pada hari-hari pertama kelahiran, ASI biasanya belum
keluar. Masa ini adalah masa yang rentan bagi bayi untuk diberikan
makanan atau minuman pralaktal oleh ibu maupun bidan. Komitmen
yang kuat dari ibu atau bidan untuk ASI eksklusif akan sangat
membantu sehingga bayi tidak diberikan makan atau minuman
pralaktal. Rooming-in, kondisi dimana ibu dan bayi ditempatkan
bersama-sama dalam satu ruang memudahkan ibu untuk bisa selalu
memberikan ASI kepada bayi kapan saja bayi mau, sehingga praktik
ASI eksklusif dapat lebih mudah dilaksanakan.
Faktor eksternal seperti anjuran dari tenaga kesehatan (saat ANC,
menolong persalinan dan merawat bayi), orang tua, mertua, dan suami
juga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh.
Faktor pendorong atau penghambat adalah faktor penyerta yang
memperkuat suatu perilaku. Faktor yang mendorong atau menghambat
ibu untuk melakukan praktik ASI ekslusif adalah tenaga kesehatan
(bidan dan dokter), keluarga (suami dan orangtua), media serta iklan
susu formula. Tenaga kesehatan dianggap sebagai faktor pendorong
adalah apabila tenaga kesehatan tersebut memberikan tindakan yang
mendorong informan untukmelakukan ASI eksklusif.
2. Cara Menyapih Anak agar Mau Berhenti Minum ASI
Menyapih merupakan sebuah proses yang dilakukan secara
bertahap sampai anak benar-benar berhenti menyusu ASI dari payudara
ibu.
Cara menyapih anak sebenarnya bisa dilakukan di usia berapa pun etelah
anak berusia dua tahun, anak sudah dianggap siap untuk mengonsumsi
makanan keluarga karena berbagai sistem di dalam tubuhnya sudah semakin
berkembang. Selain itu, semakin besar seorang anak maka kebutuhan zat
gizi untuk menunjang pertumbuhan serta perkembangannya semakin
meningkat. Dengan mengonsumsi berbagai makanan padat yang juga
dimakan oleh keluarga, membuat mereka mendapatkan berbagai zat
gizi langsung dari sumbernya.
Cara menyapih anak dengan mudah :
a) Komunikasi sebagai kunci cara menyapih anak
Walaupun usia anak masih tergolong kecil, tetapi memberi
pengertian terhadap suatu perubahan itu penting. Ini adalah tugas untuk
menyampaikan langsung ke anak untuk mengubah kebiasaan
menyusunya. Berikan pengertian bahwa menyusui sudah tidak lagi baik
dilakukan karena ia semakin lama semakin besar.
b) Cara menyapih anak dengan mengubah kebiasaan makannya
c) Cara menyapih anak dengan menawarkan botol susu
d) Persingkat waktu menyusui
e) Tunda waktu anak menyusui
f) Cara menyapih anak dengan membiarkan ia bermain
g) Mengubah kebiasaan tidur
3. Masalah-Masalah Menyusui
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan timbulnya beberapa
masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Masalah dari ibu yang
timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode
antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut.
Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga
bayi sering menjadi “bingung putting” atau sering menangis, yang sering
diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk
bayinya.
Masalah menyusui pada masa Pasca persalinan dini
5. Susu Pengganti
Susu pengganti untuk bayi adalah dengan mengkonsomsi susu Sapi
atau biasa kita sebut Sufor ( Susu Formula) kerap menjadi andalan
banyak orang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Susu ini amat
mudah ditemui dalam berbagai bentuk dan varian rasa. Susu sapi
dikonsumsi sebagai minuman, dituangkan pada sereal dan ditambahkan
ke smoothie, teh atau kopi.
Susu sapi kaya akan protein berkualitas tinggi, vitamin serta
mineral penting, termasuk kalsium, fosfor, dan vitamin B. Faktanya, 1
cangkir (240 ml) susu murni menghasilkan 146 kalori, 8 gram lemak, 8
gram protein, dan 13 gram karbohidrat.
Ada beberapa alasan orang menghindari susu sapi. Ini bisa
disebabkan oleh alergi, intoleransi latkosa, diet atau risiko kesehatan
lainnya. Meski tak dapat mengonsumsi susu sapi, ada banyak pilihan
pengganti yang dapat dicoba. Pengganti susu ini tak jauh berbeda dari
segi rasa dan tampilan.
Berikut 6 alternatif pengganti susu sapi bagi yang alergi atau
berusaha menghindarinya
a. Susu Kedelai
Susu kedelai dibuat dengan kedelai atau isolat protein
kedelai, sering mengandung pengental dan minyak nabati untuk
meningkatkan rasa dan konsistensi. Susu kedelai biasanya memiliki
rasa ringan dan lembut. Namun, rasanya bisa bervariasi antar
merek atau produsen. Susu kedelai berfungsi paling baik sebagai
pengganti susu sapi baik diminum langsung atau sebagai campuran
kopi atau sereal. Satu cangkir (240 ml) susu kedelai tanpa pemanis
mengandung 80–90 kalori, 4–4,5 gram lemak, 7-9 gram protein
serta 4 gram karbohidrat. Susu kedelai mengandung jumlah protein
yang serupa dengan susu sapi, tetapi sekitar setengah dari jumlah
kalori, lemak, dan karbohidrat.
Susu kedelai juga merupakan salah satu dari beberapa sumber
nabati protein lengkap berkualitas tinggi, yang menyediakan semua
asam amino esensial.
b. Susu Almond
Susu almond dibuat dengan almond utuh dan air. Susu
almond memiliki tekstur ringan dan rasa yang agak manis dan
panas. Susu almond dapat ditambahkan ke kopi dan teh, dicampur
dalam smoothie dan digunakan sebagai pengganti susu sapi dalam
makanan penutup dan makanan yang dipanggang.
Satu cangkir (240 ml) susu almond tanpa pemanis
mengandung 30-35 kalori, 2,5 gram lemak, 1 gram protein dan 1-2
gram karbohidrat. Dibandingkan dengan susu sapi, Susu almond
mengandung kurang dari seperempat kalori dan kurang dari
setengah lemak. Ini juga secara signifikan lebih rendah protein dan
karbohidrat.
c. Susu Gandum
Dalam bentuknya yang paling sederhana, susu gandum
terbuat dari campuran gandum dan air. Namun demikian, produsen
sering menambahkan bahan tambahan seperti pengental, minyak,
dan garam untuk menghasilkan rasa dan tekstur yang diinginkan.
Susu gandum ecara alami manis dan rasanya ringan. Ini dapat
digunakan dalam campuran makanan dengan cara yang sama
seperti susu sapi, dan rasanya lezat dengan sereal atau smoothie.
Satu gelas (240 ml) mengandung 140-170 kalori, 4,5–5 gram
lemak, 2,5–5 gram protein dan 19–29 gram karbohidrat.Susu
gandum mengandung jumlah kalori yang sama dengan susu sapi,
hingga dua kali lipat jumlah karbohidrat dan sekitar setengah
jumlah protein dan lemak. Menariknya, susu gandum mengandung
serat total dan beta-glukan, jenis serat larut yang membentuk gel
tebal saat melewati usus.
6. Dukungan Dalam Menyusui
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui setiap fasilitas yang
menyediakan pelayanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir.
1) Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin
disampaikan kepada semua staf pelayanan untuk diketahui
2) Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan
yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan
tersebut
3) Menjelaskan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat dan
penatalaksanaan menyusui
4) Membantu ibu-ibu untuk memulai menyusui bayinya
5) Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan
cara mempertahankan laktasi walaupun harus berpisah dengan
bayinya
6) Tidak memberikan makanan dan minuman apapun selain ASI
kepada bayi baru lahir, kecuali bila ada indikasi medis
7) Melaksanakan rawat gabung yang memungkinkan atau
mengirimkan ibu dan anak selalu bersama selama 24 jam.
8) Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan bayi (on demand)
9) Tidak memberikan dot dan empeng kepada bayi yang sedang
menyusu
10) Membina kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan
ibu-ibu yang pulang dari RS atau klinik untuk selalu
berhubungan dengan kelompok tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
kemampuan untuk melakukan penyusuan segera (immediate breastfeeding).
Saat ini, lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Salah satu
kunci utama keberhasilan IMD terletak pada penolong persalinan karena
dalam menit-menit pertama setelah bayi lahir peran penolong persalinan
sangat dominan. Bila, ibu difasilitasi oleh penolong persalinan untuk IMD
diharapkan interaksi ibu dan bayi ini akan segera terjadi. Dengan IMD, ibu
semakin percaya diri untuk tetap memberikan ASI-nya sehingga tidak merasa
perlu untuk memberikan makanan/minuman apapun kepada bayi karena bayi
bisa nyaman menempel pada payudara ibu atau tenang dalam pelukan ibu
segera setelah lahir.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/184
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/cara-menyapih-anak/
https://motherandbeyond.id/read/12593/cara-tepat-menghadapi-kondisi-khusus-
saat-menyusui
https://hot.liputan6.com/read/4053209/6-minuman-pengganti-susu-
sapi-bagi-penderita-alergi-penuhi-nutrisi-tiap-hari