OLEH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-nya sarapan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini saya
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan sarannya
yang bersifat membangun saya nanti kan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan maternal dan neonatal merupakan suatu kondisi yang
dapat mengancam jiwa seseoran,hal ini dapat terjadi selama kehamilan,ketika
kehamilan bahkana saat hamil.sangat banyak sekali penyakit serta gangguan selama
kehamilan yang bias mengancam keselamatan ibu maupun bayi yang akan di
lahirkan.kegawatan tersebut harus ditangani ,karena jika lambat ditangani akan
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi baru lahir .( walyani dan
prwoastuti,2015).
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tak terduga atau terjadi secara tiba
tiba sering kali merupakan kejadian yang berbahaya
(dorlan,2011).kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhakan
evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis kurang
lebih 28, hari serta membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perunahan
psikologi dan kondidi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul
sewakti waktu (Sharieff,Brousseau,2006).
Penderita atau pasien gawat darurat adalah pasien yang perlu pertolongan
tepat,cepat,dan cermat untuk mencegah kematian atau kecatatan. Ukuran
keberhasilan dari pertoongan ini adalah waktu tanggap (respon time) dari penolong.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penilaian awal kegawatdaruratan ?
2. Bagaimana cara merujuk secara cepat tepat dan aman ?
3. Bagaimana cara Mencegah kegawatdaruratan ?
4. Bagaimana Respon cepat terhadap kegawatdaruratan ?
5. Apa Prinsip dasar penaganan kegawatdaruratan ?
6. Bagaimana Penaganan awal kegawatdaruratan ?
7. Bagaimana Penaganan lanjut kegawatdaruratan ?
8. Apa Prinsip pencegahan, penentuan dan penaganan syok kegawatdaruratan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja penilaian awal kegawatdaruratan
1
2. Untuk mengetahui bagaimana cara merujuk secara cepat tepat dan aman
3. Untuk mengetahui cara Mencegah kegawatdaruratan
4. Untuk mengetahui respon cepat terhadap kegawatdaruratan
5. Untuk mengetahui apa prinsip dasar kegawatdaruratan
6. Untuk mengetahui penaganan awal kegawatdaruratan
7. Untuk mengetahui penaganan lanjut kegawatdaruratan
8. Untuk mengetahui prinsip pencegahan, penentuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ekonomi manapunagar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan dan neonatal
diwilayah mereka berada.
Kondisi bagaiamana pasien harus dirujuk? Dirujuk jika fasilitas setempat tidak
memadai dan jika penaganan tidak mengalami perubahan atau kondisi pasien yang
semakin memburuk. Maka, korban dirujuk segera. Sebelum merujuk maka yang
harus dilakaukan adalah mempersiapakan penderita yang biasa disingat
BAKSOKUDA yang diartikan sebagai berikut:
1. BIDAN, Pastikan bahwa ibu dan bayi baru kahir didampingi oleh penolong
persalian yang kompoten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana
kegawatdaruratan obtetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
2. ALAT, Bahwa perlengkapan dan bahan –bahan untuk asuhan persalianan, masa
nifas dan bayi bau lahir (tabung, suntik, selang IV dll) bersama ibu ketempat
rujuan. Perlengkapan dan bahan- bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu
melahirkan sedang dalam perjalanan.
3. KELUARGA, Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu dana tau bayi
dan mengapa ibu dan atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan
keperluan upaya rujukan tersebut. Suami dan anggota keluarga yang lain harus
menemani ibu dana tau bayi baru lahir ke tempat rujukan
4. SURAT, Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan
identifikasi mengenai ibu dana tau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan
dan uraikan hasi pemeriksaan, asuhan atau obata-obatan yang diterima ibu atau
bayi baru lahir, lampirkan partogaraf kemajuan persalianan ibu pasa satu
rujukan.
5. OBAT, Bawa obat-obatan esensial pasa saat megantar ibu ke tempat rujukan.
Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
6. KENDARAAN, Sapakan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selian tu pastikan bahwa
kendaraan itu cukup baik untuk mencapai tujuan rujukan dalam waktu yang
tepat.
7. UANG, Ingatkan pada kelarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan bahan kesehatan selama
ibu dan aatau bayi baru lahir tinggla difasilitas rujukan.
8. DARAH, Siapakan darah untuk sewaktu-waktu membantu transfusi darah
apabila terjadi perdarahan.
4
C. Mencegah Kegawatdaruratan
Cara mencegah terjadinya kegawatdaruratan adalah dengan melakukan
perencanan yang baik, mengikuti penduan yang baik dan melakukan pemantauan
secara terus menerus terhadap ibu/klieen. Apabila terjadi kegawatdaruratan anggota
tim bagaimana tim seharusnya mengetahui peran mereka dan mengaimanaa tim
seharusnya berfungsi untuk berespon terhadap kegawatdarurat dengan cecara
efektif.
Bidan seharunya tidak panik tetap tenang, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa
penjaga atau penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk meminta
bantuan.jika ibu tidak sadar lakukan pengkajian jalan napas pernapasan dan
sirkulasi dengan cepat.ajak bicara ibu atau klien dan membantu untuk tetap tenang.
Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda vital, warna kulit, dan
perdarahan yang keluar.
Dalam kegawatdaruratan peran anda sebagai bidan antara lain :
1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawatdarurat
2. Stabilisasi klien, dengan oksigen, dan terapi cairan
3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasaran dikamar bersalin
4. Memiliki keterampilan klinik
5
4. Tidak sadar atau konvulsi : tanyakan apakah hamil, usia kehamilan, periksa
tekanan darah tinggi diastolik 90mmHg atau lebih , suhu 38 derajat atau
lebih
5. Demam yang membahayakan : tanyakan apakah lemah letargi, nerkemih
sering dan nyeri, periksa, suhu, leher kaku, paru paru pernapasan dangkal,
abdomen nyeri tekan hebat, vulva rabas purulent, payudara nyeri tekan.
6. Nyeri abdomen : tanyakan apakah hamil, usia kehamilan, tekanan darah
rendah sistolik 90mmHg atau lebih rendah, suhu 38 derajat atau lebih, uterus
status kehamilan.
6
4. Hak pasien
Hak pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent, hak pasien
untuk menolak pengobatan, yang akan diberikan, dan kerahasiaan status medik
pasien
5. Dukungan keluarga (family support)
Dukungan keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas
kesehatn harus mengupayakan hal itu anatara lain dengan senantiaasa
memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, peka
akan masalah keluarga yang berkaitan denga keterbatasan keuangan,
keterbatasan transportasi dan sebagainya
7
2. Pemberian oksigen
3. Pemberian cairan intravena
4. Pemberian transfuse darah
5. Pasang kateter kandung kemih
6. Pemberian antibiotic
7. Obat pengurang rasa nyeri
8. Penaganan masalah utama
9. Rujukan
b. Keamanan lingkungan
Karena ini meliputi lingkungan sekitar penderita yang bekum terkena cidera,
sebagai contoh adalah saat mendekati mobil yang sudah mengalami
8
kecelakaan, dan keluar asap. Ingatkan degan segera para penonton untuk
cepat cepat menyingkir karena ada bahaya ledakan/api.
c. Keamanan penderita
Betapa ironisnya, tetapi proritas terkahir adalah penderita sendiri, karena
penderita ini sudah cidera sejak awal. Curigai atau antisipasi kejadian syok
jika terdapat kondisi berikut ini :
1. Perdarahan pada kehamilan muda
2. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau pada persalinan
3. Perdarahan pasca persalinan
4. Infeksi berat (seperti pada abortus septic, metritis)
5. Kejadian trauma
6. Gagal jantung
2. Penentuan syok
Kondisi berikut dapat menyebabkan terjadinya syok
1. Dehidrasi (syok hopovolemik)
syok ini disebabakan oleh hilangnya cairan atau darah dalam jumlah
banyak, misalnya akibta diare, perdarahan pada kecelakaan atau muntah
darah
2. Serangan jantung (karidiogenik)
Syok ini disebabkan oleh gangguan pada jantun seperti serangan jantung
atau gagal jantung.
3. Trauma atau cedera berat
4. Infeksi (syok septic)
Syok ini disebabkan oleh infeksi yang masuk ke aliran darah sehingga tubuh
mengalami peradangan atau inflamasi.
5. Cedera tulang belakang (syok neurogenic)
Syok ini disebabkan oleh cedera saraf tulang belakang, akibat kecelakaan
atau cedera saat berkativitas.
3. Penangganan syok
Penangganan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan
mempertahankan suhu tubuh. Diagnoasa harus segera ditegakan sehingga dapat
diberikan pengobatan kasual. Segera diberikan pertolongan pertama, sesuai
dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan napas (A=Air Way)harus bebas kalua
9
perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. B (B=Breathing) harus terjamin,
kalua perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%.
Devisist volume peredaran darah (Circulation) pada syok hopovelemik sejati
atau hipovelemik relatif (syok septic, syok neuorganik dan syok anafilaktik)
harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat
obatan inotropic untuk mempertahankan fungsi jantung atau oba tvasocontrikto
ntuk mengatasi vasodilatasi perifer. Segera menghentikan perdarahan segera
yang telihat dan mengatasi nyeri yang hebat yang juga bisa merupakan
penyebab syok.
Penentua
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilian awal adalah langkah pertama untuk menentukan cepat kasus
obtetri yang membutuhkan pertolongan segera dan mengidentifikasi penyulit
(komplikasi) yang dihadapi. Cara mencegah terjadinya kegawatdaruratan adalah
dengan melakukan perencanan yang baik, mengikuti penduan yang baik dan
melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap ibu/klieen.
Penangganan kegawatdaruratan tidak hanya membutuhkan sebuah tim
medis yang menagani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas
kesehatan yang terlatih untuk setiap kasus kasus kegawatdarurtan. Penaganan
syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi
jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh.
Diagnoasa harus segera ditegakan sehingga dapat diberikan pengobatan kasual.
Segera diberikan pertolongan pertama, sesuai dengan prinsip resusitasi ABC.
Jalan napas (A=Air Way)harus bebas kalua perlu dengan pemasangan pipa
endotrakeal. B (B=Breathing) harus terjamin, kalua perlu dengan memberikan
ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Devisist volume peredaran darah
(Circulation) pada syok hopovelemik sejati atau hipovelemik relatif (syok
septic, syok neuorganik dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian
cairan intravena dan bila perlu pemberian obat obatan inotropic untuk
mempertahankan fungsi jantung atau oba tvasocontrikto ntuk mengatasi
vasodilatasi perifer. Segera menghentikan perdarahan segera yang telihat dan
mengatasi nyeri yang hebat yang juga bisa merupakan penyebab syok.
B. Saran
11
Penaganan kasus kasus darurat yang seharusnya mendapat prioritas utama
adalah dalam usaha menurunkan angka kesakitan lebih-lebih angka
kematian.walaupun, pencegahan lebi baik dari pada pengobatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13