Disusun oleh :
Tk. I A
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesempurnaan
pembuatan makalah ini.
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... 1
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
apakah di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan di desa, atau Instansi swasta. Karier tersebut
dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan/ kesehatan sesuai dengan
tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sistem penghargaan berdasarkan jabatan fungsional dan non-
jabatan bidan di Indonesia ?
1.2.2 Apa saja sanksi untuk bidan baik sanksi etik atau sanksi hukum ?
1.2.3 Bagaimana konsep pengembangan karir bidan dalam berbagai dimensi?
1.2.4 Bagaimana penerapan sistem penghargaan, sanksi dan pengembangan karir
bidan?
1.3 Tujuan
Tujuan umum dari isi makalah ini adalah untuk membuat mahasiswa mampu
memahami serta menerapkan sistem penghargaan berdasarkan jabatan fungsional dan
non-jabatan, sanksi untuk bidan baik sanksi etik maupun sanksi hukum, dan
pengembangan karir bidan dalam berbagai dimensi. Dengan melakukan studi literatur
dan menyusun makalah tentang konsep teori yang dibahas secara berkelompok serta
mempresentasikannya.
1.4.1 Agar pembaca khususnya mahasiswi Kebidanan bias mengetahui hal apa
sajakah yang menjadi hak dan kewajiban dari seorang bidan.
1.4.2 Mengetahui bagaimana bentuk penghargaan dan sanksi untuk seorang bidan.
1.4.3 Untuk mengetahui pengembangan karir bidan dalam berbagai dimensi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB)
dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang memiliki tugas :
Etik adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang baik / buruk tindakan
manusia. Setiap profesi mutlak mempunyai kode etik yang berupa norma-norma /
petunjuk yang diindahkan oleh setiap angggota profesinya, bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya dan larangan-larangan dalam profesinya.
a. Sanksi teguran
1. Teguran secara lisan
7
1) Ringan
2) Sedang
3) Berat
b. Sanksi moral
Yaitu sanksi yang berasal dari lingkungan kerja ataupun dari masyarakat,
misalnya :
1. Dikucilkan dari teman seprofesinya
2. Dikucilkan dari masyarakat / lingkungan
3. Tidak diterima di profesinya
4. Tidak diterima di masyarakat
c. Sanksi Kepegawaian
1. Bidan Pemerintah
Sanksi diberikan berdasarkan dengan berat ringanya kesalahan, antara lain :
1) Teguran, baik lisan maupun tulisan
2) Tidak naik jabatan
3) Tidak mendapat kan tunjangan
4) Dipindahkan dari pekerjaan / diturunkan jabatannya
5) Diberhentikan dari pekerjaan / diturunkan jabatannya
6) Diberhentikan dari pekerjaan
2. Bidan Swasta
Sanksi juga diberikan berdasarkan berat ringannya kesalahan, antara lain :
8
1) Teguran, baik lisan maupun tertulis
2) Tidak naik jabatan
3) Tidak mendapatkan tunjangan
4) Dipindahkan dari pekerjaan / diturunkan jabatannya
5) Diberhentikan dari pekerjaannya
3. Sanksi yang berhubungan dengan malpraktik
Malpraktek, dari kata mal yang berarti salah dan kata praktek. Malpraktek
yaitu pelaksanaan tindakan yang sesuai / tidak sesuai prosedur. Malpraktek
pada pelayanan kebidanan bias terjadi dikarenakan bidan :
1. Ceroboh
Contoh :
a) Bidan gagal dalam melaksanakan tugas / kewajiban kepada
klien
b) Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan
standart yang ditetapkan
c) Melaksanakan tindakan yang menciderai klien / klien cidera
karena kegagalan dalam melaksanakan tugasnya.
2. Lupa
Contoh : bidan lupa tidak mengambil tampon pada saat setelah
melaksanakan penjahitan episiotomy sehingga mengakibatkan
terjadinya infeksi pada ibu
3. Gagal mengkomunikasikan
Contoh : bidan tidak melakukan informed concent dalam melakukan
suatu tindakan pada klien
Pasal 44 :
Pasal 55 :
1. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan.
10
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 80 : Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap
ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
Ayat 1 dan 2 dipidana penjara paling lama lima belas tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
a. Visi
Tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang sesuai
standart praktik bidan internasional dan dasar pendidikan minimal
Diploma III kebidanan.
b. Misi
b. Tujuan Khusus :
12
6) Meningkatkan karier Peluang peningkatan karier akan semakin besar
seiring peningkatan kualitas pelayanan, performa dan prestasi kerja.
Semua ini ditunjang oleh pendidikan bidan yang berkualitas.
3) Tenakes lainnya
4) Kader kesehatan
5) Dukun beranak
6) Masyarakat umum
13
1) Pendidikan Formal Pendidikan Formal dirancang dan
diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI
adalah Program D III, D IV, S1 dan S2 Kebidanan. Pemerintah
juga menyediakan dana bagi bidan (disektor pemerintah) untuk
tugas belajar ke luar negeri. Disamping itu IBI juga
mengupayakan adanya badan-badan swasta dalam dan luar negeri
untuk program jangka pendek dan kerjasama dengan Universitas
di dalam negeri. Pendidikan berkelanjutan direncanakan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, dengan materi
pendidikan mencakup aspek klinik dan non klinik. Skema
pendidikan berkelanjutan secara formal dapat digambarkan seperti
gambar berikut ini :
2)
15
b) Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)
Pendidikan berkelanjutan bagi bidan merupakan salah satu sarana
untuk mencetak bidan bidan yang andal, berkualitas dan mem[unyai
etika moral yang baik, sehingga dapat memberikan pelayanan yang
memenuhi standar nasional maupun internasional.
1. Pendidikan lanjut
2. Job fungsional
2.5.3 Prinsip pengembangan karier bidan dikaitkan dengan peran, fungsi, dan tanggung
jawab bidan.
1. Sebagai pelaksana
Bidan melaksanakan tugas mandiri, kolaborasi/kerjasama dan ketergantungan
2. Sebagai pengelola
Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan
untuk individu,keluarga, kelompok,dan masyarakat di wilayah kerja dengan
melibatkan klien /masyarakat.berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan
program kesehatan dan sector lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan
kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang
berada bawah bimbingan dalam wilayah kerja.
3. Sebagai pendidik
18
BAB III
19
Seorang wanita lulusan SMA melanjutkan pendidikannya ke kebidanan mengambil
prodi D3 Kebidanan sebagai bidan pelaksana kemudian melanjutkan lagi ke jenjang
yang lebih tinggi yaitu D4 untuk mengambil program profesi setelah itu bekerja di
sebuah puskesmas daerah kemudian ia kuliah kembali mengambil prodi S2 setelah
itu ia menjadi bidan pendidik karena ia menjadi dosen di salah satu institusi
kesehatan, ia juga melaksanakan pendidikan berkelanjutan yaitu dengan melakukan
penelitian.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Poltekkes Kemenkes Surakarta. (2018). Modul mata kuliah konsep kebidanan. Surakarta
22