Dosen Pengampu :
NURJANNAH, SST, M.K.M
1. SANIA FITRI
2. UMI RAHMANIA
3. SUMAINI
4. VANNI FADHILLAH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia
Nyalah, sehingga kami dari kelompok satu (VI) mampu menyelesaikan
pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa pula kepada teman –
teman kelompok yang bekerja sama dalam pembuatan makalah ini, serta dosen
pengampu juga kami ucapkan terima kasih karena telah membantu memberikan
bimbingan dalam pembuatan karya tulis ini yang membahas tentang “Sistem
Penghargaan dan Prinsip Pengembangan Karir Bidan “
Kelompok satu VI
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. RumusanMasalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk
imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
Sedangkan, sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan
atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku
bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur
oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku
bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati
dalam Kongres Nasional IBI. Contoh sanksi bidan adalah pencabutan izin pratek
bidan SIPB sementara atau bisa juga berupa denda. Dan Pengembangan karir
merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan
jenjang pangkat bagi seseorang pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah
ditetapkan dalam organisasinya.Pengembangan karir bidan meliputi karir
fungsional dan karir struktural.
Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan
dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik
secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan
meningkatkankemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.
Fungsi bidannantinya dapat sebagai pelaksana, pendidik, peneliti, bidan
coordinator. Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana
bidanbertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi swasta.
Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan
kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan
kebijakan yang ada. Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatanyang
memiliki tugas yang berat dan harus dipertanggung jawabkan. Membantu
persalinan adalah salah satu tugas berat bidan. Karena berhubungan dengan nyawa
1
bayi dan ibunya.Selain itu bidan juga harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga
dan masyarakat. Karena inilah bidan memang sudah seharusnya
mendapatpenghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Penghargaan Bagi Bidan?
2. Apa itu Reward/ Penghargaan?
3. Apa itu Punishment/ Sanksi?
4. Apa itu Hak Dan Kewajiban Bidan?
5. Apa – apa saja Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi?
6. Apa itu Registrasi Dan Legislasi?
7. Apa itu Pengembangan Karir Bidan?
8. Apa itu Pengertian Karir?
9. Apa itu Pengertian Pengembangan Karir?
10. Apa – apa saja Prinsip Pengembangan Karir ?
11. Apa – apa saja Komponen Pengembangan Karir?
12. Apa itu Pengembangan Karir Bidan ?
13. Apa Kaitan Pengembangan Karir Dengan Fungsi Bidan ?
14. Apa Kaitan Pengembangan Karir Dengan Tanggung Jawab Bidan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah untuk memahami dan mengerti
Sistem Penghargaan dan Prinsip Pengembangan Karir pada profesi Bidan !
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan
hasil kerja melalui prestasi pribadi.
c. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya
tentang pekerjaan sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara
pimpinan dan staf.
2. Punishment/Sanksi
Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau
penderitaan yang ditemukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi
bidan yang melanggar kode etik dan hak/ kewajiban bidan yang telah diatur oleh
organisasi profesi, karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi
anggota IBI dalam menjalankan praktik profesinya yang telah disepakati dalam
Kongres Nasional IBI.
Bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan Permankes RI
No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan.
Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan
(MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang memiliki tugas
4
d. Memberi tim teknis sesuai kebutuhan, tugas, dan tanggung jawabnya
ditentukan pengurus.
MPEB dan MPA bertugas mengkaji, menangani, dan mendampingi
anggota yang mengalami permasalahan dan praktik kebidanan secara masalah
hukum, kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara,
dan anggota.
3. Hak Dan Kewajiban Bidan
a. Hak Bidan
Menurut (kamus besar bahasa Indonesia) KBBI, hak adalah kewenangan
untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan
tertentu. Berdasarkan pertimbangan yang ada seorang bidan berhak:
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik /kerja
sepanjang sesuai dengan standar;
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau
keuarganya;
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar, dan
4. Menerima imbalan jasa profesi.
(Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010).
b. Kewajiban Bidan
Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk :
1. Menghormati hak pasien.
2. Memberi informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan.
3. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani
dengan tepat waktu.
4. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
5. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara
sistematis.
7. Mematuhi standar, dan
5
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan
termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.
9. Sesuai Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 pasal 18, bidan
dalam menjalan kan praktik/ kerja senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengatahuan
dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya. Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu
program pemerintahan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
10. Kewajiban bidan dapat dijabarkan sesuai keputusan Menkes Republik
Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi Bidan
yang didalamnya terdapat kode Etik Bidan Indonesia yaitu sebagai
berikut:
a. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga, masyarakat dan
mendahulukan kepentingan klien, menghormati klien, nilai-
nilai yang dianut oleh klien
b. Kewajiban terhadap tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga, dan masyarakat
6
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai
dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk
mengadakan konsultasi dan rujukan.
3. Setiap bidan menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat
dan dipercayakan kepadanya,kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan
klien.
c. Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1. Setiap bidan harus menjalani hubungan yang baik dengan
teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang
sesuai.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainya.
7
d) .Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan
diri sendiri.
e) Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan
yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk
didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
f) Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal
termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.
g) Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.
8
Sertifikasi, Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu
melalui kegiatan pendidikan faormal maupun nan formal (pendidikan
berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi profesi,
rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh
profesi. Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal adalah ijasah yang diperoleh
melalui ujian nasional. Sertifikasi menunjukkan penguasaan kompetensi
tertentu. Sedangkan sertifikasi dari lembaga non formal adalah berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a. Ijasah
Merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu, mempunyai
kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan
diperoleh dari pendidikan formal.
b. Sertifikat
Merupakan dokuman penguasaan kompetensi tertentu, bias diperolah dari
kegiatan pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga
pendidikan non formal yang akreditasinya ditentuka oleh profesi kesehatan.
Tujuan umum sertifikasi adalah sebagai berikut :
1. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
9
2. Registrasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan
jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan,
atau hak, untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak atu kewajiban
bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi.
Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan
nilai-nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang
kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian bidan yang
10
menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau
kebidanan secara etis profesional
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://uchynasir.blogspot.co.id/2013/10/makalah-sistem-penghargaan-bagi-
bidan.html
http://www.profesibidan.com/2015/04/prinsip-pengembangan-karir-bidan.html
12