Anda di halaman 1dari 15

“SISTEM PENGHARGAAN BAGI BIDAN”

Dosen Pengampu :
NURJANNAH, SST, M.K.M

Disusun Oleh Kelompok VI :

1. SANIA FITRI
2. UMI RAHMANIA
3. SUMAINI
4. VANNI FADHILLAH

AKADEMI KEBIDANAN NURUL HASANAH


KUTACANE
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia
Nyalah, sehingga kami dari kelompok satu (VI) mampu menyelesaikan
pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa pula kepada teman –
teman kelompok yang bekerja sama dalam pembuatan makalah ini, serta dosen
pengampu juga kami ucapkan terima kasih karena telah membantu memberikan
bimbingan dalam pembuatan karya tulis ini yang membahas tentang “Sistem
Penghargaan dan Prinsip Pengembangan Karir Bidan “

Kami juga menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam


pembuatan pada isi makalah ini, sehingga kritik dan saran yang sifatnya
membangun senantiasa kami harapkan, demi kesempurnaan pembuatan makalah -
makalah selanjutnya.

Kutacane, 22 November 2021

Kelompok satu VI

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. RumusanMasalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Penghargaan Bagi Bidan............................................................3


1. Reward/ Penghargaan......................................................................3
2. Punishment/ Sanksi.........................................................................4
3. Hak dan Kewajiban Bidan...............................................................5
4. Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi.................................................7
5. Registrasi Dan Legislasi..................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk
imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
Sedangkan, sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan
atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku
bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur
oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku
bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati
dalam Kongres Nasional IBI. Contoh sanksi bidan adalah pencabutan izin pratek
bidan SIPB sementara atau bisa juga berupa denda. Dan Pengembangan karir
merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan
jenjang pangkat bagi seseorang pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah
ditetapkan dalam organisasinya.Pengembangan karir bidan meliputi karir
fungsional dan karir struktural.
Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan
dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik 
secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan
meningkatkankemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.
Fungsi bidannantinya dapat sebagai pelaksana, pendidik, peneliti, bidan
coordinator. Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana
bidanbertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi swasta.
Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan
kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan
kebijakan yang ada. Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatanyang
memiliki tugas yang berat dan harus dipertanggung jawabkan. Membantu
persalinan adalah salah satu tugas berat bidan. Karena berhubungan dengan nyawa

1
bayi dan ibunya.Selain itu bidan juga harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga
dan masyarakat. Karena inilah bidan memang sudah seharusnya
mendapatpenghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Penghargaan Bagi Bidan?
2. Apa itu Reward/ Penghargaan?
3. Apa itu Punishment/ Sanksi?
4. Apa itu Hak Dan Kewajiban Bidan?
5. Apa – apa saja Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi?
6. Apa itu Registrasi Dan Legislasi?
7. Apa itu Pengembangan Karir Bidan?
8. Apa itu Pengertian Karir?
9. Apa itu Pengertian Pengembangan Karir?
10. Apa – apa saja Prinsip Pengembangan Karir ?
11. Apa – apa saja Komponen Pengembangan Karir?
12. Apa itu Pengembangan Karir Bidan ?
13. Apa Kaitan Pengembangan Karir Dengan Fungsi Bidan ?
14. Apa Kaitan Pengembangan Karir Dengan Tanggung Jawab Bidan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah untuk memahami dan mengerti
Sistem Penghargaan dan Prinsip Pengembangan Karir pada profesi Bidan !

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Penghargaan Bagi Bidan


1. Reward/ Penghargaan
Penghargaan yang diberi kepada bidan tidak hanya dalam bentuk
pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau hak untuk menjalankan
praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Bidan di Indonesia memiliki
organisasi profesi, yaitu ikatan bidan indonasia (IBI), yang mengatur hak dan
kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan.
Menurut Gibson (1987) ada (tiga) 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja seseorang bidan, antara lain 
a. Faktor Individu: kemampuan keterampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman, tingkat social dan demografi seseorang.
b. Faktor psikologis; persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi; struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
system penghargaan (reward system)

Pemeliharaan SDM dalam suatu organisasi perlu diimbangi dengan system


ganjaran (reward system) baik berupa material maupun immaterial. Ganjaran
berupa material misalnya gaji dan tunjangan, sedangkan ganjaran immaterial
misalnya kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan melalui
pendidikan dan pelatihan.

Tujuan dari adanya system ganjaran antara lain:

a. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam


kelompok setinggi-tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada
gilirannya akan mendorong kinerja staf.

3
b. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan
hasil kerja melalui prestasi pribadi.
c. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya
tentang pekerjaan sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara
pimpinan dan staf.

Penghargaan yang diberikan kepada bidan diharapkan dapat memotivasi


bidan untuk meningkatkan kinerja mereka. Bidan sebagai petugas kesehatan
sering berharapan dengan masalah etik yang berhubungan dengan hukum.
Masalah dapat diselesaikan dengan hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan
berdasarkan prinsip dan nilai etika.

2. Punishment/Sanksi
Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau
penderitaan yang ditemukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi
bidan yang melanggar kode etik dan hak/ kewajiban bidan yang telah diatur oleh
organisasi profesi, karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi
anggota IBI dalam menjalankan praktik profesinya yang telah disepakati dalam
Kongres Nasional IBI.
Bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan Permankes RI
No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan.
Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan
(MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang memiliki tugas

a. Merencanakan dan melaksanan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan


pengurus pusat;
b. Melaporkan hasil kegiatan bidang tugasnya secara berkala;
c. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat.

4
d. Memberi tim teknis sesuai kebutuhan, tugas, dan tanggung jawabnya
ditentukan pengurus.
MPEB dan MPA bertugas mengkaji, menangani, dan mendampingi
anggota yang mengalami permasalahan dan praktik kebidanan secara masalah
hukum, kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara,
dan anggota.
3. Hak Dan Kewajiban Bidan
a. Hak Bidan
Menurut (kamus besar bahasa Indonesia) KBBI, hak adalah kewenangan
untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan
tertentu. Berdasarkan pertimbangan yang ada seorang bidan berhak:
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik /kerja
sepanjang sesuai dengan standar;
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau
keuarganya;
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar, dan
4. Menerima imbalan jasa profesi.
(Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010).
b. Kewajiban Bidan
Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk :
1. Menghormati hak pasien.
2. Memberi informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan.
3. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani
dengan tepat waktu.
4. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
5. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara
sistematis.
7. Mematuhi standar, dan

5
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan
termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.
9. Sesuai Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 pasal 18, bidan
dalam menjalan kan praktik/ kerja senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengatahuan
dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya. Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu
program pemerintahan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
10. Kewajiban bidan dapat dijabarkan sesuai keputusan Menkes Republik
Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi Bidan
yang didalamnya terdapat kode Etik Bidan Indonesia yaitu sebagai
berikut:
a. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga, masyarakat dan
mendahulukan kepentingan klien, menghormati klien, nilai-
nilai yang dianut oleh klien
b. Kewajiban terhadap tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga, dan masyarakat

6
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai
dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk
mengadakan konsultasi dan rujukan.
3. Setiap bidan menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat
dan dipercayakan kepadanya,kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan
klien.
c. Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1. Setiap bidan harus menjalani hubungan yang baik dengan
teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang
sesuai.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainya.

4. Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi 


Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan (tujuh) 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional,
yaitu:
a) Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,
seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,
imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
b) Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen,
arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
c) Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

7
d) .Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan
diri sendiri.
e) Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan
yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk
didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
f) Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal
termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.
g) Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

5. Registrasi Dan Legislasi


Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai
dengan kewenangan dan kemampuannya.
1. Legislasi
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi
(pengaturan kompetensi), Registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Tujuan legislasi adalah membrikan perlindunagn kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut meliputi :
1. Mempertahankan kualitas pelayanan
2. Memberikan kewenangan
3. Menjamin perlindungan hukum
4. Meningkatkan profesionalisme

Bentuk legislasi bidan meliputi :

8
Sertifikasi, Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu
melalui kegiatan pendidikan faormal maupun nan formal (pendidikan
berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi profesi,
rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh
profesi. Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal adalah ijasah yang diperoleh
melalui ujian nasional. Sertifikasi menunjukkan penguasaan kompetensi
tertentu. Sedangkan sertifikasi dari lembaga non formal adalah berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a. Ijasah
Merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu, mempunyai
kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan
diperoleh dari pendidikan formal.
b. Sertifikat
Merupakan dokuman penguasaan kompetensi tertentu, bias diperolah dari
kegiatan pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga
pendidikan non formal yang akreditasinya ditentuka oleh profesi kesehatan.
Tujuan umum sertifikasi adalah sebagai berikut :
1. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan

Tujuan khusus sertifikasi adalah sebagai berikut:


1. Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
(kompetensi tenaga profesi).
2. Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi.
3. Menyatakan pengetahuan, keterampilan, dam perilaku (kompetensi)
pendidikan tambahan tenaga profesi.
4. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga
profesi.
5. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.

9
2. Registrasi

Registrasi adalah sebuah proses diman seorang tenaga profesi harus


mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan professional
setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tersebut.

Registrasi bidan artinya proses pendaftaran pendokumentasian dan


pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi
inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik
dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya

Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi maka akan mendapatkan


haknya untuk minta izin praktik ( lisensi) setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan
jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan,
atau hak, untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak atu kewajiban
bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi.

Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan
nilai-nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang
kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian bidan yang

10
menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau
kebidanan secara etis profesional

Prinsip pengembangan karier bidan dipengaruhi oleh beberapa hal yakni


pendidikan berkelanjutan,jabatan fungsional.sebagai pelayan masyarakat kita
harus memperhatikan perkembangan apa yang terjadi di masyarakat,
karena  Pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan
jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara
formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan
profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Job fungsional seorang bidan
berorientasi pada kualitas dan tingkat jenjang pendidikan berkelanjutan.

B. Saran

Seorang bidan sebaiknya terus berusaha untuk mengembangkan karir agar


kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin baik. Pengembangan karir
bidan ada beberapa jalur yang masing-masing mempunyai cara dan aturan-aturan
yang berbeda. Seorang bidan akan mendapatkan suatu pengakuan dari lembaga
yang membinanya dalam mengembangkan karir.

11
DAFTAR PUSTAKA

(Berkelanjutan 2013) A Pendidikan, and Pengertian Pendidikan Berkelanjutan.


2013. “Prinsip Pengembangan Karir Bidan.” : 1–12.

http://uchynasir.blogspot.co.id/2013/10/makalah-sistem-penghargaan-bagi-
bidan.html

http://www.profesibidan.com/2015/04/prinsip-pengembangan-karir-bidan.html

12

Anda mungkin juga menyukai