Di Susun Oleh :
1. Nurus Shobah Akmaliyah Putri 0123009
2. Siti Aminah 0123010
I
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................II
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................................1
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pembahasan..............................................................................................................2
2.1.1 Latar Belakang Legislasi Pelayanan Kebidanan...................................................2
2.2.2 Legislasi Pelayanan Kebidanan.............................................................................3
1. Model Dasar Praktik Bidan........................................................................................4
2. Registrasi (Pengaturan Kewenangan)........................................................................5
3. Lisensi ( Pengaturan Penyelenggaraan Kewenangan)................................................5
2.2.3 Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan........................................................6
BAB III........................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
II
BAB I
PENDAHULUAN
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan
tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang dilayani oleh bidan. Tiap
profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi
mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan
merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis. Bidan sebagai salah satu tenaga
kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan pelayanan yang
terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah
satunya dalam aspek kesehatan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
1. UUD 1945
Amanat dan peran mendasar dari UUD 1945 adalah upaya
pembangunan nasional yaitu pembangunan di segala bidang guna
kepentingan, keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat indonesia
secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.
2. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Tujuan dari Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara Indonesia
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Bidan Erat Hubungannya dengan Penyiapan Sumber Daya Manusia
Sepanjang Siklus Kehidupan Wanita.
Karena pelayanan bidan meliputi kesehatan wanita selama kurun
kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa hamil,
masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan
menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah.
4. Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia
Derajat kesehatan yang optimal dengan strategi : paradigma sehat,
profesionalisme, JPKM dan desentralisasi.
2
2.2.2 Legislasi Pelayanan Kebidanan
3
Peran legislasi adalah:
1) Menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan profesi
sendiri,
2) Legislasi sangat berperan dalam pemberian pelayanan profesional.
Bidan dikatakan profesional, memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Mandiri.
2. Peningkatan kompetensi.
3. Praktek berdasarkan evidence based.
4. Penggunaan berbagai sumber informasi.
Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta butuh
perlindungan sebagai pengguna jasa profesi. Ada beberapa hal yang menjadi sumber
ketidakpuasan pasien atau masyarakat, yaitu:
1. Pelayanan yang aman.
2. Sikap petugas kurang baik.
3. Komunikasi yang kurang.
4. Kesalahan prosedur.
5. Sarana kurang baik.
6. Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi kesehatan.
4
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a. Ijazah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu,
mempunyai kekuatan hukum atau sesuai peraturan
perundangan yang berlaku dan diperoleh dari pendidikan
formal.
b. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa
diperoleh dari kegiatan pendidikan formal atau pendidikan
berkelanjutan maupun lembaga pendidikan non formal yang
akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan.
Tujuan umum Sertifikasi adalah sebagai berikut:
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan.
Tujuan khusus Sertifikasi adalah sebagai berikut:
a. Menyatakan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku (kompetensi) tenaga profesi.
b. Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.
c. Menyatakan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
(kompetensi) pendidikan tambahan tenaga profesi.
d. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan
tambahan tenaga profesi.
e. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.
5
Tujuan khususnya adalah :
a. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang berkembang pesat.
b. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian
kasus mal praktik.
c. Mendata jurnlah dan kategori melakukan praktik.
Prinsip utama registrasi tenaga bidan
1. Kendali mutu
2. Standarisasi kompetensi tenaga bidan
3. Perlindungan terhadap masyarakat
4. Perlindungan terhadap tenaga bidan
5. Peningkatan kualitas pelayanan kebidanan
6. Tertib administrasi
7. Legalitas bagi tenaga bidan
8. Akuntabilitas profesi
6
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki
hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi
kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan
etika profesi. Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus
ditingkatkan mutunya melalui :
1. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan berada dibawah organisasi Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) pada tingkat Pengurus Pusat (PP-IBI), Pengurus Daerah (PD-
IBI) dan Pengurus Cabang (PC-IBI).
2. Penelitian dalam Kebidanan
Penelitian kebidanan bertujuan untuk mengembangkan ilmu dari
berbagai pengetahuan yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan- temuan
baru sehingga dapat disusun sebuah teori, konsep, hukum, kaidah atau
metodologi baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kebidanan
seperti kehamilan, persalinan, nifas, patologi kebidanan, kebidanan komunitas,
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah, KB dan Kesehatan Reproduksi.
3. Pengembangan Ilmu dan Teknologi dalam Kebidanan
Teknologi dalam kebidanan didefinisikan sebagai entitas, benda
maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan
pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi
merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah di kebidanan.
4. Akreditasi
Suatu bentuk pengakuan pemerintah terhadap suatu lembaga
pendidikan kebidanan.
5. Sertifikasi
Dokumen penguasaan kompetensi kebidanan melalui kegiatan
pendidikan formal maupun non formal. Tujuan melindungi masyarakat
pengguna jasa profesi, meningkatkan mutu pelayanan, pemerataan dan
perluasan jangkauan pelayanan.
7
6. Registrasi
Proses pendaftaran,pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan
setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesi bidan. Dengan teregistrasinya maka
mendapatkan hak untuk minta izin praktik, setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.
7. Uji Kompetensi
suatu proses untuk mengukur pengetahuan,keterampilan dan sikap
tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.Ujian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menguji pengetahuan, keterampilan, serta sikap bidan dalam
menjalankan tugasnya. Uji kompetensi diselenggarakan dalam rangka
penjaminan mutu dan standarisasi kompetensi lulusan pendidikan kebidanan.
8. Lisensi
Proses pendaftaran,pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan
setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesi bidan. Dengan terregistrasinya maka
mendapatkan hak untuk minta ijin praktik, setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan
terkait dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai berikut:
1. Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/ VII/ 2002 Tentang
registrasi dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang
organisasi dan tata kerja Depkes.
7. UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah.
8
8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi.
10. KUHAP, dan KUHP, 1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/
Per/ IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
12. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan Keluarga Berencana;
a) UU No. 10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
b) UU No. 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap
Perempuan di Dalam Rumah Tangga.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11