Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LEGISLASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Di Susun Oleh :
1. Nurus Shobah Akmaliyah Putri 0123009
2. Siti Aminah 0123010

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES BOGOR HUSADA
BOGOR
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena


berkat rahmat hidayah dan kasih sayang-Nya kami selaku penulis bisa menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Etika dalam
Praktik Kebidanan yaitu ibu Sulistyawati berkat kemudahan dan pengertiannya kami
dapat menyelesaikan tugas kami dengan baik.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyelesaian tugas kami, untuk itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca
maupun dari dosen. Kami berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat
kepada pembaca.

Bogor, 27 Maret 2024

I
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................II
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................................1
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pembahasan..............................................................................................................2
2.1.1 Latar Belakang Legislasi Pelayanan Kebidanan...................................................2
2.2.2 Legislasi Pelayanan Kebidanan.............................................................................3
1. Model Dasar Praktik Bidan........................................................................................4
2. Registrasi (Pengaturan Kewenangan)........................................................................5
3. Lisensi ( Pengaturan Penyelenggaraan Kewenangan)................................................5
2.2.3 Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan........................................................6
BAB III........................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan
tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang dilayani oleh bidan. Tiap
profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi
mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan
merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis. Bidan sebagai salah satu tenaga
kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan pelayanan yang
terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah
satunya dalam aspek kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Latar belakang legislasi pelayanan kebidanan


2. Legislasi pelayanan kebidanan
3. Otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui apa legislasi dalam pelayanan kebidanan

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui latar belakang legislasi pelayanan kebidanan


2. Untuk mengetahui legislasi tenaga kebidanan
3. Untuk mengetahui otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan

2.1.1 Latar Belakang Legislasi Pelayanan Kebidanan

1. UUD 1945
Amanat dan peran mendasar dari UUD 1945 adalah upaya
pembangunan nasional yaitu pembangunan di segala bidang guna
kepentingan, keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat indonesia
secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.
2. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Tujuan dari Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara Indonesia
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Bidan Erat Hubungannya dengan Penyiapan Sumber Daya Manusia
Sepanjang Siklus Kehidupan Wanita.
Karena pelayanan bidan meliputi kesehatan wanita selama kurun
kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa hamil,
masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan
menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah.
4. Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia
Derajat kesehatan yang optimal dengan strategi : paradigma sehat,
profesionalisme, JPKM dan desentralisasi.

2
2.2.2 Legislasi Pelayanan Kebidanan

Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan


perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi
(pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan). Rencana yang sedang dijalankan
oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan mengadakan uji
kompetensi terhadap para bidan. Uji kompetensi adalah minimal sekarang para
bidan yang membuka praktek atau memberikan pelayanan kebidanan harus
memiliki ijasah setara D3.

Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun ke


dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenaga
kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat
maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap
tahunnya.Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa
menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat
izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi.

 Tujuan Legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap


pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi:
1) Mempertahankan kualitas pelayanan.
2) Memberikan kewenangan.
3) Menjamin perlindungan hukum.
4) Meningkatkan profesionalisme.
SIB (Surat Izin Bidan) adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES
yang menyatakan bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan.

3
 Peran legislasi adalah:
1) Menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan profesi
sendiri,
2) Legislasi sangat berperan dalam pemberian pelayanan profesional.
Bidan dikatakan profesional, memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Mandiri.
2. Peningkatan kompetensi.
3. Praktek berdasarkan evidence based.
4. Penggunaan berbagai sumber informasi.
Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta butuh
perlindungan sebagai pengguna jasa profesi. Ada beberapa hal yang menjadi sumber
ketidakpuasan pasien atau masyarakat, yaitu:
1. Pelayanan yang aman.
2. Sikap petugas kurang baik.
3. Komunikasi yang kurang.
4. Kesalahan prosedur.
5. Sarana kurang baik.
6. Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi kesehatan.

1. Model Dasar Praktik Bidan

1) Sertifikasi ( Pengaturan Kompetensi)


Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui
kegiatan pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan).
Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit,
LSM bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh profesi. Sedangkan
sertifikasi dan lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang terakreditasi
sesuai standar nasional.

4
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a. Ijazah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu,
mempunyai kekuatan hukum atau sesuai peraturan
perundangan yang berlaku dan diperoleh dari pendidikan
formal.
b. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa
diperoleh dari kegiatan pendidikan formal atau pendidikan
berkelanjutan maupun lembaga pendidikan non formal yang
akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan.
 Tujuan umum Sertifikasi adalah sebagai berikut:
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan.
 Tujuan khusus Sertifikasi adalah sebagai berikut:
a. Menyatakan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku (kompetensi) tenaga profesi.
b. Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.
c. Menyatakan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
(kompetensi) pendidikan tambahan tenaga profesi.
d. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan
tambahan tenaga profesi.
e. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.

2. Registrasi (Pengaturan Kewenangan)

Registrasi adalah sebuah proses di mana seorang tenaga profesi harus


mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna mendapatkan
kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesional nya setelah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tersebut.
Registrasi bidan artinya proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan
terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesi nya.
Tujuan umum registrasi adalah melindungi masyarakat dari mutu pelayanan
profesi.

5
 Tujuan khususnya adalah :
a. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang berkembang pesat.
b. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian
kasus mal praktik.
c. Mendata jurnlah dan kategori melakukan praktik.
 Prinsip utama registrasi tenaga bidan

1. Kendali mutu
2. Standarisasi kompetensi tenaga bidan
3. Perlindungan terhadap masyarakat
4. Perlindungan terhadap tenaga bidan
5. Peningkatan kualitas pelayanan kebidanan
6. Tertib administrasi
7. Legalitas bagi tenaga bidan
8. Akuntabilitas profesi

3. Lisensi ( Pengaturan Penyelenggaraan Kewenangan)

Pengertian lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah


atau yang berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi
yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Tujuan umum lisensi adalah: Melindungi masyarakat dan pelayanan profesi.
Tujuan khusus lisensi adalah:
a. Memberikan kejelasan batas wewenang.
b. Menetapkan sarana dan prasarana.

2.2.3 Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan

Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang


penting dan dituntun dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggungjawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan
yang ilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence
based. Akuntabiliti diperkuat dengan satu landasan hukum yang mengatur batas- batas
wewenang profesi yang bersangkutan.

6
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki
hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi
kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan
etika profesi. Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus
ditingkatkan mutunya melalui :
1. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan berada dibawah organisasi Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) pada tingkat Pengurus Pusat (PP-IBI), Pengurus Daerah (PD-
IBI) dan Pengurus Cabang (PC-IBI).
2. Penelitian dalam Kebidanan
Penelitian kebidanan bertujuan untuk mengembangkan ilmu dari
berbagai pengetahuan yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan- temuan
baru sehingga dapat disusun sebuah teori, konsep, hukum, kaidah atau
metodologi baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kebidanan
seperti kehamilan, persalinan, nifas, patologi kebidanan, kebidanan komunitas,
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah, KB dan Kesehatan Reproduksi.
3. Pengembangan Ilmu dan Teknologi dalam Kebidanan
Teknologi dalam kebidanan didefinisikan sebagai entitas, benda
maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan
pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi
merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah di kebidanan.
4. Akreditasi
Suatu bentuk pengakuan pemerintah terhadap suatu lembaga
pendidikan kebidanan.
5. Sertifikasi
Dokumen penguasaan kompetensi kebidanan melalui kegiatan
pendidikan formal maupun non formal. Tujuan melindungi masyarakat
pengguna jasa profesi, meningkatkan mutu pelayanan, pemerataan dan
perluasan jangkauan pelayanan.

7
6. Registrasi
Proses pendaftaran,pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan
setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesi bidan. Dengan teregistrasinya maka
mendapatkan hak untuk minta izin praktik, setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.
7. Uji Kompetensi
suatu proses untuk mengukur pengetahuan,keterampilan dan sikap
tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.Ujian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menguji pengetahuan, keterampilan, serta sikap bidan dalam
menjalankan tugasnya. Uji kompetensi diselenggarakan dalam rangka
penjaminan mutu dan standarisasi kompetensi lulusan pendidikan kebidanan.
8. Lisensi
Proses pendaftaran,pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan
setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesi bidan. Dengan terregistrasinya maka
mendapatkan hak untuk minta ijin praktik, setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan
terkait dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai berikut:
1. Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/ VII/ 2002 Tentang
registrasi dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang
organisasi dan tata kerja Depkes.
7. UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah.

8
8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi.
10. KUHAP, dan KUHP, 1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/
Per/ IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
12. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan Keluarga Berencana;
a) UU No. 10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
b) UU No. 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap
Perempuan di Dalam Rumah Tangga.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kami sebagai penulis menyimpulkan bahwa setiap bidan dalam melaksanakan


tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan kode etik bidan
Indonesia, dengan aspek legal dan legislasi dalam pelayanan kebidanan yang meliputi
sertifikasi, registrasi dan lisensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Riyanti.2019.Etikologikal dalam Praktik Kebidanan.Malang:CV Wineka Media

Farelya dan robhika.2018.Etikologikal Praktik Kebidanan.Yogyakarta:deepublish

Rahmanto Walid.(2011). Aspek Legal dan Legislasi dalam Pelayanan Kebidanan.


https://walidrahmanto.blogspot.com/2011/12/aspek-legal-dan-legislasi-dalam.html

11

Anda mungkin juga menyukai