DOSEN PENGAMPU :
Elvi Destariyani, SST, M. Kes
Disusun Oleh :
Aliyah Tiara Salsabila (5140320003)
Aulia fitrinisa (5140320009)
Mahffira piarti putri (5140320023)
Shakira Danti Anggraini (5140320038)
Tyas Alya Melindra (5140320041)
Yunita (5140320048)
Mata Kuliah :
ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul:
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu legislatif.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari legislasi ?
3. Untuk mengetahui apa saja aspek legal yang mendasari kerangka legislative dalam
kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Legislasi
Proses pembuatan undang – undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang
sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan komptensi), registrasi
(pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
2.7. Dasar – Dasar Dalam Otonomi dan Aspek Legal Yang Mendasari Pelayanan
Kebidanan
1. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan
2. Standar Pelayanan Kebidanan
3. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
4. PP No 32/ Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang oraganisasi dan tata kerja Depkes
6. UU No 22/1999 tentang Otonomi daerah
7. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
8. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai
keperawatan/kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat
dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian bidan yang menerima tanggung
jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap
etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan
tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-
hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan
Setelah mempelajari aspek legal dan legislasi dalam pelayanan kebidanan kami sebagian
penulis menyimpulkan bahwa setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
senantiasa menghayati dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia, dengan aspek legal dan
legislasi dalam pelayanan kebidanan yang meliputi sertifikasi, registrasi dan lisensi seperti
yang sudah dijelaskan.
3.2. Saran
Sebagai bidan kita harus memperhatikan ,menghayati dan mengamalkan aspek legal
dalam praktek kebidanan agar nantinya tidak terjadi pelanggaran dan dapat menjalankan
tugas kita sesuai peraturan pemerintah ataupun standar praktek kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Pengurus Pusat Ikatan Badan Indonesia (2004) Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta