Pengertian
Latar Belakang Sistem Legislasi Tenaga Bidan
Indonesia
1.UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dan UUD 1945 adalah UUD
1945 upaya pembangunan nasional yaitu pembangunan
disegadan bidang guna kepentingan keselamatan,
kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara
terarah, terpadu dan berkesinambungan.
2. UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
Tujuan dan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara
Indonesia melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai
upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya
manusia.
Pengertian
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tesebut.
Tujuan Registrasi
a)Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam
mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
yang berkembang pesat.
b)Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan
komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik.
Pengertian
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri.Lisensi adalah pemberian
ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
ditetapkan.(IBI)
Tujuan Lisensi
a)Memberikan kejelasan batas wewenang
b) Menetapkan sarana dan prasarana
c)Meyakinkan klien
SERTIFIKASI
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui
kegiatan pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan
berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi
profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya
ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan lembaga non formal
adalah berupa sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a.Ijasah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu,
mempunyai kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dan diperoleh dari pendidikan formal.
Tujuan umum sertifikasi:
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan.
Tujuan khusus sertifikasi:
a.Menyatakan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
(kompetensi) tenaga profesi.
b. Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.
c.Menyatakan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (kompetensi)
pendidikan tambahan tenaga profesi.
d.Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan
tenaga profesi.
e.Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.
1. TUGAS BIDAN DALAM STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN
,HUBUNGAN STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN(SPK) DENGAN
HUKUM ATAU PERUNDANG-UNDANGAN
Standar praktek kebidanan
Standar Praktek Kebidananan (SPK) di bagi menjadi sembilan standar, yang
terdiri dari :
a.Hak bidan
• Bidan berhak mendapat perlindungan hokum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya
• Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap timgkat jenjang pelayanan kesehatan
• Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dank ode etik profesi.
• Bidan berhak atas privasi/kerahasiaan dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
• Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan.
• Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
jenjang karir dan jabatan yang sesuai
• Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yng sesuai.
b.Kewajiban bidan
• Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hokum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
pelayanan dimana ia bekerja.
• Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
• Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Bidan wajib member kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami
atau keluarga.
• Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinannya.
• Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
• Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
• Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang akan
dilakukan
• Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
• Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal dan non formal.
• Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
Hak dan kewajiban pasien
a.Hak pasien
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang
lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan
rujukan tersebut, dan RS yang ditunjuk dapat menerimanya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke dokter lainnya, bila dibutuhkan
dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan untuk asuhan keehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya sebagai pasien dirawat.
b.Kewajiban pasien
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada
diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun
perawat yang memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan
jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang
merawatnya.
4. Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban
untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang
diperlukan selama perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan
sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.
Di dalam praktek apabila terjadi pelanggaraan praktek kebidanan, aparat
penegak hukum lebih cenderung mempergunakan Undang-Undang No. 23
tahun 1992 tentang Kesehatan. Sehingga masyarakat sangat berharap adanya
pemahaman yang baik dan benar tentang beberapa piranti hukum yang
mengatur pelayanan kesehatan untuk menunjang pelaksanaan tugas di bidang
kebidanan dengan baik dan benar