Anda di halaman 1dari 26

TUGAS SEBAGAI BIDAN BERDASARKAN

ETIK DAN KODE ETIK PROFESI

Nama : Nadia aulia ismi


Dosen:Fazdria S.Pd, MPH
MK:Etikolegal dalam praktek kebidanan
1.ASPEK LEGAL DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
LEGISLASI

   Pengertian
   

Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan


perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi
( pengaturan kompetensi ),registrasi(pengaturankewenangan),dan lisensi
( pengaturan penyelenggaraan kewenangan ).
 Tujuan Legislasi
Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut
adalah meliputi :

1. Mempertahankan kualitas pelayanan


2. Memberi kewenangan

3.Menjamin perlindungan hukum


4. Meningkatkan profisionalisme

 
Latar Belakang Sistem Legislasi Tenaga Bidan
Indonesia
1.UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dan UUD 1945 adalah UUD
1945 upaya pembangunan nasional yaitu pembangunan
disegadan bidang guna kepentingan keselamatan,
kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara
terarah, terpadu dan berkesinambungan.
 
2.   UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
 
Tujuan dan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara
Indonesia melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai
upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
3.   Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya
manusia.

Karena pertayanan bidan meliputi kesehatan wanita selama kurun


kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa
hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium
dan menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra
sekolah.
 
 REGISTRASI
 

         Pengertian
                      
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tesebut.
Tujuan Registrasi
 
a)Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam
mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
yang berkembang pesat.
b)Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan
komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik.

c)Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik


                            
LISENSI

Pengertian
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri.Lisensi adalah pemberian
ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
ditetapkan.(IBI)
                   
 Tujuan Lisensi
 
a)Memberikan kejelasan batas wewenang
b) Menetapkan sarana dan prasarana
c)Meyakinkan klien
SERTIFIKASI
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui
kegiatan pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan
berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi
profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya
ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan lembaga non formal
adalah berupa sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a.Ijasah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu,
mempunyai kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dan diperoleh dari pendidikan formal.

b.Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa


diperoleh dari kegiatan pendidikan formal atau pendidikan
berkelanjutan maupun lembaga pendidikan non formal yang
akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan.

                            
Tujuan umum sertifikasi:
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.         
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan.
Tujuan khusus sertifikasi:
a.Menyatakan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
(kompetensi) tenaga profesi.
b. Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.
c.Menyatakan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (kompetensi)
pendidikan tambahan tenaga profesi.
d.Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan
tenaga profesi.
e.Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.
1. TUGAS BIDAN DALAM STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN
,HUBUNGAN STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN(SPK) DENGAN
HUKUM ATAU PERUNDANG-UNDANGAN
Standar praktek kebidanan
 Standar Praktek Kebidananan (SPK) di bagi menjadi sembilan standar, yang
terdiri dari :

 Standar I : Metode asuhanAsuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode


manajemen kebidanan denganlangkah yaitu pengumpulan data dan analisis
data, penentuan diagnosa perencanaan pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi.Definisi Operasional
Standar II : Pengkajian Pengumpulan data tentang status
kesehatan klien dilakukan secara
sistematisdan berkesinambungan.
Standar III : Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan
dirumuskan berdasarkan analisis data yang telahdikumpulkan.
Standar IV : Rencana asuhan Rencana Asuhan kebidanan dibuat
berdasarkan diagnosa kebidanan
  Standar V : Tindakan Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan
rencana dan perkembangan keadaanklien dan dilanjutkan dengan
evaluasi keadaan klien.
 
Standar VI : Partisipasi klienTindakan kebidanan dilaksanakan
bersama-sama / partisipasi klien dankeluarga dalam rangka
peningkatan pemeliharaan dan pemulihan
Standar VII : PengawasanMonitor / pengawasan terhadap klien
dilaksanakan secara terus menerus dengantujuan untuk
mengetahui perkembangan klien
Standar VIII : EvaluasiEvaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan
terus menerus seiring dengan tindakankebidanan yang
dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
  Standar IX : DokumentasiAsuhan kebidanan didokumentasikan
sesuai dengan standar
dokumentasiasuhan kebidanan yang diberikan
Hubungan Standar Profesi dan Hukum Perundangan di
Indonesia

Hubungan hukum perundang-undangan dan hukum yang berlaku


dengan tenaga kesehatan adalah yang sebagai berikut ini :

Klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai hubungan


timbal balik dengan tenaga kesehatan yang dalam hal ini adalah pemberi
jasa. Hubungan timbale balik ini mempunyai dasar hokum yang
merupakan peraturan pemerintah. Klien sebagai penerima jasa kesehatan
dan tenaga kesehatan sebagai pemberi jasa sama-sama mempunyai hak
dan kewajiban
Hak dan kewajiban tersebut adalah:
Hak dan kewajiban bidan

a.Hak bidan
• Bidan berhak mendapat perlindungan hokum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya
• Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap timgkat jenjang pelayanan kesehatan
• Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dank ode etik profesi.
• Bidan berhak atas privasi/kerahasiaan dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
• Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan.
• Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
jenjang karir dan jabatan yang sesuai
• Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yng sesuai.
b.Kewajiban bidan
• Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hokum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
pelayanan dimana ia bekerja.
• Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
• Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Bidan wajib member kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami
atau keluarga.
• Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinannya.
• Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
• Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
• Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang akan
dilakukan
• Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
• Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal dan non formal.
• Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
Hak dan kewajiban pasien
a.Hak pasien

1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai


asuhan keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.

2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang


memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam
arti pasien layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu
persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko
penting yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.

4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh


hukum dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan
diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang
dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan

6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan


tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.

7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang
lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan
rujukan tersebut, dan RS yang ditunjuk dapat menerimanya.

8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan


instansi lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya
sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.
9. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu eksperimen yang berhubungan
dengan asuhan atau pengobatannya.

10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke dokter lainnya, bila dibutuhkan
dalam rangka asuhannya.

11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan untuk asuhan keehatannya.

12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya sebagai pasien dirawat.
b.Kewajiban pasien
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada
diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun
perawat yang memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan
jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang
merawatnya.
4. Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban
untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang
diperlukan selama perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan
sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.
Di dalam praktek apabila terjadi pelanggaraan praktek kebidanan, aparat
penegak hukum lebih cenderung mempergunakan Undang-Undang No. 23
tahun 1992 tentang Kesehatan. Sehingga masyarakat sangat berharap adanya
pemahaman yang baik dan benar tentang beberapa piranti hukum yang
mengatur pelayanan kesehatan untuk menunjang pelaksanaan tugas di bidang
kebidanan dengan baik dan benar

Anda mungkin juga menyukai