Anda di halaman 1dari 24

ASPEK LEGAL DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN

By; Fransiska Debataraja,AmKeb,


S.Tr.Keb
Pengertian Aspek Legal
• pelayanan kebidananan yang termuat dalam
Kepmenkes. RI Nomor: 369/Menkes/SK/III/2007
tentang standart profesi bidan, Pelayanan
Kebidanan adalah bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan
yang telah terdaftar (teregister) yang dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
• kata Legal sendiri berasal dari kata leggal (bahasa
Belanda) yang artinya adalah sah menurut undang-
undang. Atau menurut kamus Bahasa Indonesia,
legal diartikan sesuai dengan undang-undang atau
hukum
• Maka dapat disimpulkan, pengertian Aspek
Hukum Pelayanan Kebidanan adalah
penggunaan Norma hukum yang telah
disahkan oleh badan yang ditugasi untuk itu
menjadi sumber hukum yang paling utama
dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
membantu memenuhi kebutuhan seseorang
atau pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan
dalam upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan kesehatan.
• Dasar Aspek Legal Pelayanan Kebidanan
1. Uji Kompetensi
Uji kompetensi merupakan bentuk penilaian
kemampuan keilmuan dan keterampilan,
kepatuhan terhadap kode etik, serta
kesanggupan dalam melakukan praktik
sebagai rekomendasi yang dilakukan oleh
suatu organisasi profesi.
• Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayan kebidanan, mengurangi medical
error atau malpraktik dalam tujuan utama untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak.
• Dalam rancangan uji kompetensi apabila bidan tidak
lulus, maka bidan tersebut menjadi binaan IBI
setempat.Materi uji kompetensi sesuai 9 area
kompetensi dalam standar profesi bidan Indonesia.
Sertifikasi
• Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi
tertentu melalui kegiatan pendidikan formal
maupun non formal (pendidikan
berkelanjutan).Lembaga pendidikan non formal
misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM
bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan
oleh profesi.
• Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal : ijazah
diperoleh melalui ujian nasional.Sertifikasi
menunjukkan penguasaan kompetensi tertentu.
• Sertifikasi dari lembaga non formal : berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
Ada 2 bentuk kelulusan
• Ijazah dokumentasi penguasaan kompetensi
tertentu, mempunyai kekuatan hokum atau
sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan
diperoleh dari pendidikan formal.
• Sertifikat dokumen penguasaan kompetensi
tertentu, bisa diperoleh dari kegiatan pendidikan
formal atau pendidikan non formal yang
akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan.
• Tujuan Umum
Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
Meningkatkan mutu pelayanan
Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
• Tujuan Khusus
Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku (kompetensi) tenaga profesi.
Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi.
Meyatakan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
(kompetensi) pedidikan tambahan tenaga profesi.
Menetapkan kualifikasi, tingkat, dan lingkup pendidikan
tambahan tenaga profesi.
Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi
Registrasi
• Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga
profesi harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan
tertentu secara periodic guna mendapatkan
kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat
tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut.
• Registrasi adalah proses pendaftaran,
pendokumentasian dan pengakuan terhaap bidan,
setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti
atau standar penampilan minimal yang ditetapkan,
sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan
praktik profesinya. (Registrasi menurut keputusan
menteri kesehatan republik indonesia nomor
900/MENKES/SK/VII/2002)
• Tujuan Registrasi
Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam
mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
yang berkembang pesat
Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan
komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik.
Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik
Aplikasi proses regisrtasi dalam praktik kebidanan
adalah sebagai berikut, bidan yang baru lulus mengajukan
permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi
kepada kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi
pendidikan berada guna memperoleh SIB (surat ijin
bidan) selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima
Ijazah bidan.
• Kelengkapan registrasi menurut Kepmenkes No.
900/Menkes/SK/VII/2002 meliputi:
fotokopi ijazah bidan,
fotokopi transkrip nilai akademik,
surat keterangan sehat dari dokter,
pas foto 4x6sebanyak 2 lembar.

SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui,


serta merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik
kebidanan atau SIPB ( surat ijin praktik bidan ).
SIB tidak berlaku lagi karena: dicabut atas dasas
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa
berlakunya dan tidak mendaftar ulang, dan atas
permintaan sendiri.
Lisensi
• Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan
oleh pemerintah atau yang berwenang berupa surat
ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi
yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
• Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum
diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
ditetapkan.(IBI)

Tujuan Lisensi
a) Memberikan kejelasan batas wewenang
b) Menetapkan sarana dan prasarana
c) Meyakinkan klien
Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah
dalam bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik Biadan).
SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes
RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik
setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB,
yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atua Kota
setempat.
Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi
setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian
kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan
terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan
praktik bidan.
Syarat Lisensi
Fotokopi SIB yang masih berlaku
Fotokopi ijasah bidan
Surat keterangan sehat
Rekomendasi dari organisasi profesi
Pas foto ukurab 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar

Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan


Profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manusia, adalah pertanggungjawaban dan tanggung
gugat (accountability) atas semua tindakan yang
dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan
oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu
evidence based
Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum
yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang
bersangkutan.
Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan
bidan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang
harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
2. Penelitian dalam bidang kebidanan.
3. Pengembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan.
4. Akreditasi.
5. Sertifikasi.
6. Registrasi.
7. Uji Kompetensi.
8. Lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari
dan terkait dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai
berikut:
1. Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkcs/SK/ VII/ 2002
Tentang registrasi dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/
2007 Tentang Standar Prof esi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001
Tentang organisasi dan tata kerja Depkes.
7. UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah.
8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi
10. KUHAP, dan KUHP, 1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 585/ Menkes/ Per/ IX/ 1989 Tentang
Persetujuan Tindakan Medik.
12. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan
Keluarga Berencana;
a) UU No. 10/1992 Tentang pengembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera.
b) UU No. 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan
Terhadap Perempuan di Dalam Rumah Tangga.
Legislasi Pelayanan Kebidanan
Latar Belakang Sistem Legislasi Tenaga Bidan Indonesia
• UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dari UUD 1945 adalah
upaya pembangunan nasional yaitu pembangunan
disegala bidang guna kepentingan, keselamatan,
kebahagiaan, dan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan.
• UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap warga negara indonesia melalui
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas.
• Bidan erat hubungannya dengan penyiapan
sumber daya manusia sepanjang siklus kehidupan
wanita.
Karena pelayanan bidan meliputi kesehatan wanita
selama kurun kesehatan reproduksi wanita, Sejak
remaja, masa calon pengantin, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, periode interval, masa
klimakterium dan menopouse serta memantau
tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah.
• Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia sehat
2010 adalah derajat kesehatan yang optimal
dengan strategi : paradigma sehat,
profesionalisme, JPKM, dan desentralisasi.
Aspek-aspek hukum Praktek Kebidanan
Pada Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996:
• Tenaga kesehatan sarjana yaitu dokter, dokter
gigi, apoteker,sarjana lain dalam bidang
kesehatan
• Tenaga kesehatan sarjana muda, menengah
dan rendah misalo asisten apoteker, perawat,
bidan
Pengertian
• Legislasi ad/ proses pembuatan Undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada
melalui serangkaian kegiatan Sertifikasi (pengaturan
kompetensi), Registrasi (pengaturan kewenangan), dan
Lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Tujuan Legislasi ad/
memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan.
Peran Legislasi ad/ :
1. Menjamin perlindungan pada masyarakat
pengguna jasa profesi & profesi sendiri
2. Legislasi sangat berperan dalam pemberian
pelayanan profesional
Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi:
• Mempertahankan kualitas pelayanan.
• Memberikan kewenangan.
• Menjamin perlindungan hukum.
• Meningkatkan profesionalisme.
MODEL DASAR PRAKTIK BIDAN

Ibu, Bayi, Keluarga


Pengalaman Pendidikan
Pendidikan Berkelanjutan
Bidan

Kebutuhan Tujuan
Kepuasan
Praktik
Bidan

Analisa
Praktik Masa Depan
Faktor Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai