Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN DAN ORGANISASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

TENTANG

ETIKA PROFESIONAL, NILAI DAN DUKUNGAN HAM

Dosen Pengampuh : Selvia Febrianti, S.ST. Keb., M.K.M

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. NPM. 20407040
2. NPM. 20407040
3. NPM. 20407040
4. NPM. 20407040
5. NPM. 20407040
6. NPM. 20407040
7. NPM. 20407040
8. NPM. 20407040
9. NPM. 20407040
10. NPM. 20407040
11. NPM. 20407040
12. NPM. 20407040

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah iini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibada.

Tarakan, 12 September 2023


Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari pertanggungjawaban moral.


Semua pemegang profesi termasuk profesi akuntan dituntut agar menjalankan profesinya
bertanggung jawab dan tidak melanggak hak pihak lain.

Profesi akuntan harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan hasilnya. Dalam
menjalankan profesinya tentu dibutuhkan keahlian dan keahlian itu yang kliennya tidak
memilikinya, sehingga dalam pelayanan professional bisa terjadi suatu hubungan
ketergantungan yang tidak seimbang. Berdasarkan keahliannya, terbuka bagi profesi
mengekploitasi klien. Dari kenyataan bahwa profesi mengandung kemungkinan
penyalahgunaan profesinya maka penjadi penting bahwa profesi tidak dapat dilepaskan
dengan etika. Semua profesi mempunyai organisasi yang menuntut semua anggota
profesi itu menjaga mutu layanan dan melindungi hubungan kepercayaan dengan klien.
Oleh karena itu organisasi profesi itu selalu menentukan standar etis yang harus dipatuhi
oleh semua Kemajuan ilmu pengeahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh
terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk
dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan. Etik
merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etik berfokus pada prinsip
dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupanya
dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.

Nilai (values) merupakan suatu proses dimana seseirang dapat mengerti sistem
nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Ada 3 fase dalam klarifikasi nilai-nilai yang
perlu dipahami oleh bidan yaitu: pilihan, penghargaan, dan tindakan anggota profesinya

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan hal tersebut merupakan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang
dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh, sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, peningkatan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dan dalam rangka pemberian izin, perlu
mengatur registrasi tenaga kesehatan.

Menurut UU No. 36 Tahun 2004 Jenis Tenaga Kesehatan adalah: Tenaga kesehatan
terdiri dari: tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga keperawatan (perawat dan
bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker), tenaga
kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog
kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian), tenaga gizi
(nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasiterapis, dan
terapis wicara), dan tenaga keteknisian medis (radiografer, radiotrapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi
transfusi, dan perekam medis).

Bidan adalah salah satu kategori tenaga kesehatan yang dapat berperan serta dalam
upaya mewujudkan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal khususnya
ibu dan anak, hal ini sejalan dengan pencapaian Millennium

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui Definisi Etika Profesional, Nilai dan Dukungan HAM


2. Untuk mengetahui nilai universal pekerjaan sosial
3. Untuk mengetahui dukungan HAM dalam profesi Bidan
4. Untuk mengetahui hubungan Etika Profesional, Nilai dan Dukungan HAM
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Etika Profesional, Nilai dan Dukungan HAM

A. Etika Profesional
Secara etimologis, kata 'etika berasal dari Bahasa Yunani, ethos (jamaknya: ta etha)
yang berarti adat istiadat', 'kebiasaan', atau 'kelakuan manusia. Sementara, kata 'moralitas'
(dari kata 'moral') yang dalam penggunaan sehari-hari sering dicampuradukkan atau
bahkan dipakai sebagai kata dari etika, secara etimolois, berasal dari Bahasa Latin, mos
(jamaknya mores), yang memiliki arti yang sama dengan pengertian dalam Bahasa
Yunani di atas. Dalam pengertian harafiah, etika dan moralitas sama-sama berarti adat
istiadat, kebiasaan, yang dilakukan dalam bentuk aturan atau norma (baik berupa perintah
maupun larangan) tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi manusia yang
baik sebagai manusia.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah
profesi. Sebagai contoh, seorang petugas staf administrasi tidak masuk dalam golongan
profesi karena untuk bekerja sebagai staf administrasi seseorang bisa berasal dari
berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman, namun tidak demikian
halnya dengan akuntan, pengacara, dokter yang membutuhkan pendidikan khusus sesuai
dengan bidangnya dan memiliki pengalaman kerja beberapa tahun.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak
orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari
pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesil Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek. Bulle dalam Teguh Wahoyono (2006; 48) mendefinisikan profesi sebagai
bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, di mana keahlian dan pengalaman
pelakunya diperlukan oleh masyarakat. Definisi ini meliputi tiga aspek, yaitu ilmu
pengetahuan tertentu, aplikasi kemampuan/kecakapan dan berkaitan dengan
kepentingan umum.
Dari beberapa uraian mengenai profesi di atas, dapat diberikan beberapa catatan tentang
profesi sebagai berikut:
a) Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan ketrampilan atau keahlian
khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya.
b) Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sebagai sumber utama nafkah
hidup dengan keterlibatan pribadi yang mendalam dalam menekuninya.
c) Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut
untuk terus memperbaharui ketrampilannya sesuai perkembangan teknologi.
d) Kemudian, dari berbagai pengalaman tentang profesi, tercatat dua hal tentang profesi
khusus yang dibedakan dari prefesi-profesi pada umumnya. Dua kategori yang
dianggap sebagai profesi khusus tersebut adalah profesi yang melibatkan hajat hidup
orang banyak dan profesi yang merupakan profesi luhur dan menekankan
pengabdian.

Semua profesi termasuk profesi akuntan mempunyai organisasi profesi. Untuk


akuntan di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia. Organisasi profesi ini biasanya
merumuskan kode etiknya.

B. Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari,
sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan.
a) Nilai mempunyai beberapa macam makna atau pengertian, yaitu :
➢ Mengandung nilai (artinya berguna);
➢ Merupakan nilai (artinya baik atau benar atau indah);
➢ Mempunyai nilai (artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang
dapat menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui atau mempunyai sifat
nilai tertentu);
➢ Memberi nilai (artinya menanggapi sesuatu sebagai hal yang diinginkan atau
sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu)
b) Nilai mempunyai tiga ciri :
➢ Berkaitan dengan subyek.
➢ Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin membuat sesuatu.
➢ Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat yang dimiliki
obyek
C. Dukungan HAM

HAM adalah hak yang melekat pada manusia karena kelahirannya sebagai manusia.
Hak-hak tersebut diperoleh bukan pemberian orang lain ataupun negara, tetapi karena
kelahirannya sebagai manusia. Dalam konteks religius hak-hak ini merupakan karunia
Tuhan, dan hanya Tuhanlah yang berhak mencabutnya.

Karena HAM merupakan hak yang diperoleh saat kelahirannya sebagai manusia,
maka HAM meliputi hak-hak yang apabila dicabut atau dikurangai akan mengakibatkan
berkurang derajat kemanusiaannya. Ukuran derajat kemanusiaan selalu berkembang
sesuai dengan peradaban masyarakatnya. Jelas bahwa hak dasar pertama adalah hak
hidup yang membawa konsekuensi adanya hak-hak lain seperi hak mendapatkan
kehidupan dan pekerjaan yang layak, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak
mendapatkan kewarganegaraan dan hak mengeluarkan pendapat, berserikat dan
berkumpul. Pada perkembangan selanjutnya, derajat kemanusiaan juga ditentukan oleh
tingkat pendidikan dan kesehatannya, sehingga pendidikan dan kesehatan pun kemudian
menjadi hak asasi manusia dengan segala perangkat hak lain untuk mendapatkan
pendidikan dan kesehatan.

2.2 Nilai Universal Pekerjaan Sosial dalam Profesi Bidan

Pekerjaan sosial tumbuh dari cita-cita kemanusiaan dan demokratis, dan nilai-
nilainya didasarkan pada penghormatan terhadap kesetaraan, senilai, dan martabat semua
orang. Hak Asasi Manusia dan keadilan sosial berfungsi sebagai motivasi dan justifikasi
untuk tindakan kerja sosial. Nilai kerja sosial diwujudkan dalam kode profesi nasional
dan internasional etika.

Pekerja sosial itu sendiri adalah suatu bidang keahlian yang mempunyai tanggung
jawab untuk memperbaiki dan atau mengembangkan interaksi diantara orang dengan
lingkungan sosial, sehingga orang yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas-tugas keidupannya, mengatasi kesulitan-kesulitan, serta
mewujudkan aspirasi- aspirasi dan nilai-nilai mereka.

Sebagai suatu profesi pekerja sosial harus memenuhi syarat-syarat atau kriteria atau
memiliki ciri seperti kode etik profesi yang berfungsi untuk mengatur atau menjadi
pedoman dalam melakukan praktek pekerjaan sosial. Berikut syarat ciri kode etik dalam
kebidanan :
A. Kode Etik Kebidanan
Penetapan kode etik profesi bidan oleh organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
pada 1986 dan pengesahannya dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X
tahun 1988, lalu petunjuk pengesahan pelaksanaannya dalam Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) IBI tahun 1991.
a) Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan Masyarakat
➢ Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
➢ Menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
➢ Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
➢ Menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien,
dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
➢ Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuannya.
➢ Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
b) Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya
➢ Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
➢ Berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
➢ Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan kepentingan klien.
c) Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya
➢ Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
➢ Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
d) Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya
➢ Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
➢ Wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
➢ Berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e) Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri
➢ Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
➢ Harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
➢ Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
f) Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa, dan Tanah Air
➢ Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
➢ Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
B. Etika Pelayanan Kebidanan
Bidan merupakan salah satu jenis tenaga profesional yang kegiatannya
berhubungan langsung dengan masyarakat, menjadikan etika sebagai bagian integral dari
pekerjaan bidan. Oleh karena itu, bidan membutuhkan etika yang baik sebagai pedoman
sikap/tindakan dalam memberikan pelayanan, khususnya pelayanan kebidanan, agar
dapat diterima oleh masyarakat.
Bidan sangat penting untuk keberhasilan inisiatif kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana. Bidan memiliki tanggung jawab untuk bertindak profesional saat merawat
pasien. Karyawan dalam peran profesional harus memiliki pandangan sosial yang luas
yang menginformasikan pilihan fungsi dan posisi mereka, menumbuhkan pandangan
yang baik tentang pekerjaan, dan memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.
Jadi, sebagai bidan profesional, Anda harus selalu bertindak sesuai dengan etika
kebidanan saat memberikan asuhan kebidanan. Istilah "etika" dapat merujuk pada
prinsip-prinsip moral penuntun seseorang atau komunitas. Prinsip, keyakinan mendasar,
dan nilai-nilai yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan semua makhluk hidup
membentuk apa yang kita sebut “etika”.
Prinsip etika medis yang harus dipedomani oleh bidan dalam melakukan layanan
kesehatan reproduksi dan Kb adalah sebagai berikut:
a) Kebaikan
Prinsip kebaikan dan bermanfaat bagi pasien dan keluarga harus diterapkan bidan
dalam melakukan layanan yang berkualitas, prinsip ini juga mendukung aturan
norma yang lain seperti melindungi hak pasien, menghindari risiko yang akan
diterima pasien dan menyelamatkan pasien dari gawatdarurat.
b) Tidak membahayakan
Prinsip yang mewajibkan untuk menghindari bahaya atau efek buruk dari layanan
yang akan diberikan, prinsip ini juga mencakup beberapa hal seperti, tidak
membunuh, tidak memperparah sakit, tidak melumpuhkan dan tidak mengambil
kebahagiaan pasien.
c) Menghormati hak pasien
Bidan wajib memberitahu kebenaran atas situasi dan kondisi pasien, melindungi
informasi yang bersifat rahasia dan mendapat persetujuan pasien atau keluarga
sebelum melakukan tindakan
d) Adil
Bidan wajib memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap seluruh pasien tanpa
ada perbedaan berdasarkan strata ekonomi. Profesional medis wajib memperhatikan
dan patuh terhadap etika medis untuk menghindari kelalaian yang berakibat pada
malpraktik. Kelalaian dalam bidang medis seperti tindakan pelayanan kesehatan
yang menyebabkan kerugian fisik dan mental terhadap penerima layanan.
C. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan
a) Keluarga Berencana
Hak reproduksi merupakan bagian dari hak asasi manusia yang berlaku di
manapun, meliputi dari perorangan suami dan istri bebas untuk memilih dan
bertanggung jawab terhadap pilihan tanpa paksaan dan kekerasan rumah tangga
dalam menentukan jumlah anak serta tempat melahirkan.
Pelayanan kebidanan yang memperhatikan kualitas dan mutu pelayanan
kesehatan disesuaikan dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan. Kode etik yang diberikan oleh bidan akan memberikan kenyamanan pada
pasien sehingga pasien akan merasa aman untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan bidan. Prinsip etika komunikasi pasien dapat diterapkan dengan beberapa
cara seperti:
➢ Penyampaian informasi yang jujur dan terbuka terhadap pasien dan keluarga
sesuai dengan persetujuan pasien.
➢ Saling percaya antara tenaga medis dan pasien serta memelihara suasana yang
kondusif untuk pengobatan pasien.
➢ Menghormati kepercayaan dan hak pribadi pasien.

Pelayanan kebidanan yang didapatkan pasien harus secara komprehensif, aman,


nyaman bagi pasien dan keluarga sehinga bidan wajib mempunyai metode pelayanan
yang sistematis, terukur serta terarah sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan
normal baik dari pengumpulan data, anamnesa, intervensi tindakan maupun rencana
lanjutan hingga melakukan evaluasi guna tercapai keberhasilan layanan.

b) Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi merupakan kondisi fisik alat reproduksi dan mental yang
sehat secara sistem dan fungsi sehingga mampu memenuhi kebutuhan individu
dalam lingkungan sosial. (ICPD, 1994), setiap orang berhak untuk mendapatkan
layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dan aman dan dapat memenuhi hak
perempuan dalam pelayanan komprehensif. Hak-hak dalam kesehatan reproduksi
adalah sebagai berikut:
➢ Hak hidup dengan layak
➢ Hak keamanan
➢ Hak privasi
➢ Hak pendidikan
➢ Hak menikah dan merencanakan kehidupan berkeluarga
➢ Hak pelayanan kesehatan
➢ Hak dilindungi dari malpraktik
c) Penerapan Etika dalam Pelayanan Kespro dan KB
Penerapan etika terdiri dari 4 komponen utama, yaitu konseling, Informed
Choice dan Informed Consent Dalam Pelayanan Kespro dan KB, pencegahan infeksi
dan pelayanan yang sesuai standar.
1. Konseling
Konseling merupakan landasan terjadinya pelayanan yang nyaman dan aman
sesuai dengan informasi yang benar dan diterima dengan baik oleh pasien dan
keluarga, konseling bertujuan untuk memahami manfaat layanan kespro dan KB yang
akan diterima pasien. Pasien akan memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan
reproduksinya dan pemilihan KB yang sesuai dengan kebutuhan dan keingin pasien
dan pasangan.
Bidan harus mampu bersikap dan memperlakukan pasien dan keluarga dengan
baik, bidan dapat mendengarkan, mempelajari dan menanggapi informasi yang
diberikan pasien dan pasangan sehingga dapat menentukan metode yang tepat untuk
layanan kesehatan reproduksi dan KB. Bidan dapat memulai langkah awal dengan
menciptakan rasa saling percaya sehingga informasi masalah pasien akan lebih
mudah didapat dan membantu pasien untuk menerima layanan berkualitas yang
sesuai dengan kondisi pasien.
2. Informed Choice dan Informed Consent Dalam Pelayanan Kespro dan KB
Informed consent adalah landasan tenaga medis dalam melakukan tindakan dan
menjadi tuntunan oleh pasien yang akan menerima tindakan. Jika melakukan tindakan
tanpa Informed consent maka tenaga medis akan dituntut dan menimbulkan masalah
hukum seperti mal praktik atau tindakan yang dapat membahayakan jiwa pasien, hal
ini seperti melakukan kelalaian yang disengaja oleh tenaga medis sehingga
merugikan dan menimbulkan kasus hukum medis.
3. Pelayanan Sesuai Standar
Standar layanan kebidanan menjadi acuan mutu layanan sehingga pelayanan
akan sesuai dengan sistem yang berlaku, setiap komponen seperti tenaga medis,
pasien, manajemen organisasi fasilitas pelayanan kebidanan akan bertanggung jawab
sesuai dengan peran, hak dan kewajiban masing-masing.
Program pelayanan yang menjaga mutu penerapan yang sesuai standar mengacu
pada hukum dan etika dalam kebidanan, untuk dapat menjamin terlaksananya layanan
yang sesuai standar, maka dibutuhkan kerjasama dari lingkungan yang sesuai serta
dukungan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan pemberi dan penerima
layanan kebidanan kesehatan reproduksi dan KB.
Beberapa hal berikut penting untuk diperhatikan dalam penerapan layanan yang
sesuai standar, yaitu:
1. Sertifikasi tenaga medis yang diakui negara
2. Perizinan yang legal dan sah
3. Pengakuan institusi
4. Akreditasi yang dilakukan oleh asesor yang aktif dan tersertifikasi.

2.3 Dukungan HAM dalam Kebidanan

Hak asasi adalah hak hak dasar yang dimiliki oleh - manusia, sesuai dengan
kodratnya. Hak asasi manusia meliputi hak hidup,hak kemerdekaan atau kebebasan, hak
milik dan hak-hak dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat
diganggu gugat oleh orang lain. Hak asasi manusia hakikatnya semata mata bukan dari
manusia sendiri tetapi dari tuhan yang maha esa, yang dibawa sejak lahir. Hak-hak asasi
ini menjadi dasar hak-hak dan kewajiban - kewajiban yang lain.

Dalam Undang Undang No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan terdapat Hak dan
Kewajiban Bidan.

Hak Bidan :

a) Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan


kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik, standarprofesi, standar
pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional;
b) Memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, danlengkap dari klien dan/atau
keluarganya;
c) Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik,
standar profesi,standar pelayanan, standar prosedur operasional,dan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d) Menerima imbalan jasa atas pelayanan kebidanan yang telah diberikan;
e) Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar; dan
f) Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

Kewajiban Bidan :

a) Memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan


mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur
operasional;
b) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan
Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya;
c) Memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang akan
diberikan
d) Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
e) Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan standar;
f) Menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
g) Menghormati hak Klien;
h) Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai dengan
Kompetensi Bidan;
i) Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkanoleh Pemerintah Pusat;
j) Meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
k) Mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilannya
melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/ atau

Dalam Undang Undang No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan terdapat Hak dan
Kewajiban Pasien.

Hak Pasen :

a) Memperoleh Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kode etik, standar


profesi, standar pelayanan, dan standar operasional prosedur;
b) Memperoleh informasi secara benar dan jelas. Mengenai kesehatan Klien, termasuk
resume isi rekam medis jika diperlukan;
c) Meminta pendapat Bidan lain;
d) Memberi persetujuan atau penolakan tindakan Kebidanan yang akan dilakukan; dan
e) Memperoleh jaminan kerahasiaan kesehatan Klien.
Kewajiban Pasien :

a) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi kesehatannya;
b) Mematuhi nasihat dan petunjuk bidan;
c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan; dan
d) Memberi imbalan jasa atas pelayanan kebidanan yang diterima.

2.4 Hak Asasi Dalam Kebidanan

A. Hak Asasi Ibu Hamil


a) Hak untuk Hidup
b) Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
c) Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
d) Hak privasi
e) Hak kebebasan berpikir
f) Hak atas informasi dan edukasi
g) Hak untuk memilih menikah atau tidak serta untuk membentuk dan merencanakan
sebuah keluarga
h) Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya anak
i) Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
j) Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan
k) Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik, dan Hak untuk
terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan.
B. Hak Asasi Bayi Baru Lahir
a) Setiap bayi baru lahir berhak atas kehidupannya tanpa resiko yang berkaitan dengan
alasan budaya, politik dan agama.
b) Setiap bayi baru lahir berhak mendapatkan identitas diri dan kewarganegaraan yang
benar.
c) Setiap bayi baru lahir berhak mendapatkan sanitasi, kasih sayang dan perawatan
sosial agar mengalami perkembangan fisik, mental, spritual, moral dan sosial secara
optimal dalam kehidupannya kelak.
d) Setiap bayi baru lahir berhak atas gizi yang baik yang menjamin pertumbuhannya.
e) Semua bayi baru lahir berhak mendapatkan perawatan medis yang benar.
f) Seorang wanita hamil dengan janin anomali yang tidak dapat mempertahankan
kehidupannya berhak meneruskan kehamilanya atau memilih terminasi kehamilan
sesuai dengan hukum yang sah di setiap negara, jika mereka menginginkannya.
g) Setiap bayi baru lahir berhak mendapatkan keuntungan dari upaya percobaan setiap
negara, menyangkut perlindungan sosial dan pelayanan bidang kesehatan.
h) Bayi baru lahir tidak boleh dipisahkan dari orang tuanya.
i) Dalam kasus adopsi, setiap bayi berhak diadopsi dengan jaminan maksimum.
j) Semua bayi baru lahir dan wanita hamil berhak mendapat perlindungan di negara
yang sedang mengalami konflik peperangan
C. Hak Asasi Ibu Menyusui
a) Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan, kecuali atas indikasi medis
b) Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus
c) memberi hak ibu menyusui yang berupa kesempatan dan fasilitas kepada ibu
bekerja untuk memberikan/memerah ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI
perah tersebut.
d) Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan
atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita.
e) "perlindungan khusus terhadap fungsi reproduksi" yang dimaksud disini adalah
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan haid, hamil, melahirkan dan pemberian
kesempatan untuk menyusui anak.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata ”etika” dalam bahasa Yunani adalah ”ethos” (tunggal) yang berarti
kebiasaankebiasaan tingkah laku manusia, adab, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara
berfikir serta ”ta etha” (jamak), yang berarti adab kebiasaan. Dalam bahasa Inggris,
”ethics”, berarti ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, tindakan yang
tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya.

Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari,
sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan.

Bidan merupakan salah satu jenis tenaga profesional yang kegiatannya berhubungan
langsung dengan masyarakat, menjadikan etika sebagai bagian integral dari pekerjaan
bidan. Oleh karena itu, bidan membutuhkan etika yang baik sebagai pedoman
sikap/tindakan dalam memberikan pelayanan, khususnya pelayanan kebidanan, agar
dapat diterima oleh masyarakat.
Bidan sangat penting untuk keberhasilan inisiatif kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana. Bidan memiliki tanggung jawab untuk bertindak profesional saat merawat
pasien. Karyawan dalam peran profesional harus memiliki pandangan sosial yang luas
yang menginformasikan pilihan fungsi dan posisi mereka, menumbuhkan pandangan
yang baik tentang pekerjaan, dan memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.

Jadi, sebagai bidan profesional, Anda harus selalu bertindak sesuai dengan etika
kebidanan saat memberikan asuhan kebidanan. Istilah "etika" dapat merujuk pada
prinsip-prinsip moral penuntun seseorang atau komunitas. Prinsip, keyakinan mendasar,
dan nilai-nilai yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan semua makhluk hidup
membentuk apa yang kita sebut “etika”.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai