Anda di halaman 1dari 47

KODE ETIK PROFESI BIDAN

DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL


MAKALAH
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Etika dan Hukum Kesehatan
Tingkat II Semester III

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Fahni Yustari Marttika P3.73.24.2.19.011
Nur Afni Silviatama P3.73.24.2.19.023
Nurlisa Adinda P3.73.24.2.19.024
Putri Azraline P3.73.24.2.19.026
Selfia Herlita P3.73.24.2.19.032
Vania Ledy Zain P3.73.24.2.19.037

Dosen Pengampu :
Ericka Yulita Ichwan, S.S.T., M.Kes.

KELAS IIA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Kode Etik Profesi Bidan Di Tingkat Nasional dan Internasional”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Etika dan Hukum Kesehatan di Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta III.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dan dalam pembuatan makalah ini, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kami, khususnya kepada Dosen kami
yang telah memberikan petunjuk serta bimbingannya kepada kami, sehingga dapat
terselesaikannya pembuatan makalah ini.

Bekasi, Agustus 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
Kode Etik Profesi Bidan di Tingkat Nasional dan Internasional .. 3
2.1 Pengertian Kode Etik .................................................................... 3
2.2 Tujuan Kode Etik .......................................................................... 3
2.3 Kode Etik Bidan Indonesia ........................................................... 4
2.4 Kode Etik Bidan Internasional....................................................... 9
2.5 Kode Etik Bidan di Beberapa Negara ...........................................19
2.5.1 Kode Etik Bidan di New Zealand ........................................23
2.5.2 Kode Etik Bidan di USA .....................................................30
2.5.3 Kode Etik Bidan di Eropa ...................................................33
2.6 Perbedaan Kode Etik Bidan di Tingkat Nasional dan
Internasional ..................................................................................39
BAB III PENUTUP ...........................................................................................42
3.1. Kesimpulan ...................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................43

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kode etik merupakan salah satu cara di mana seseorang dapat bersikap
untuk menghadapi suatu permasalahan yang berhubungan dengan profesi
yang sedang digelutinya. Setiap profesi memiliki kode etik yang berbeda-
beda. Salah satu contohnya adalah profesi yang bergerak di bidang kesehatan.
Kode etik tersebut dapat berupa etika dalam menjalankan kewajiban akan
profesi yang sedang djalaninya.
Berbeda dengan profesi tenaga kesehatan lainnya, bidan dapat berdiri
sendiri dalam memberikan pertolongan kesehatan kepada masyarakat
khususnya pertolongan persalinan normal. Oleh karena itu, bidan
mengucapkan janji atau sumpah saat menamatkan diri dari pendidikannya.
Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya
sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia
melalui kemampuannya seperti melakukan pengawasan, pertolongan pada
persalinan ibu postpartum dan masih banyak lagi.
Pada masyarakat daerah, bidan yang dipercaya adalah bidan yang beretika.
Hal ini tentu akan sangat menguntungkan bagi bidan yang mempunyai etika
yang baik karena akan memudahkannya untuk mendapatkan relasi dengan
masyarakat sehingga masyarakat juga dapat percaya kepada bidan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama di berbagai
tempat, di mana sering terjadi karena kurangnya pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses yang
menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu
dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan
kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrining antenatal, pelayanan
intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, sampai dengan perawatan ibu
postpartum.
Kode etik bidan perlu dipahami dan dimengerti oleh seorang bidan. Kode
etik bidan menunjukkan hubungan bidan dengan klien, praktik kebidanan,

1
tanggung jawab profesi, peningkatan pengetahuan serta keterampilan bidan.
Profesi bidan di setiap negara yang berbeda pasti memiliki kode etik bidan
yang berbeda pula, maka dari itu dibuatlah suatu kode etik yang dapat
digunakan di setiap negara yaitu kode etik internasional. Setiap profesi bidan
harus bisa menerapkan dan menanamkan kode etik negaranya dan kode etik
internasional dalam memberikan pelayanan kepada kliennya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, rumusan masalah
yang ingin diungkapkan yaitu:
Kode Etik Profesi Bidan di Tingkat Nasional dan Internasional
a. Apa pengertian dari kode etik?
b. Apa tujuan dari kode etik?
c. Bagaimanakah kode etik bidan Indonesia?
d. Bagaimanakah kode etik bidan Internasional?
e. Bagaimanakah kode etik bidan di beberapa negara seperti New Zealand,
USA, Eropa?
f. Bagaimanakah perbedaan kode etik bidan di tingkat nasional dan
internasional?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan makalah yang
hendak disajikan yaitu:
Kode Etik Profesi Bidan di Tingkat Nasional dan Internasional
a. Untuk mengetahui pengertian dari kode etik.
b. Untuk mengetahui tujuan dari kode etik.
c. Untuk mengetahui kode etik bidan Indonesia.
d. Untuk mengetahui kode etik bidan Internasional.
e. Untuk mengetahui kode etik bidan di beberapa negara seperti New
Zealand, USA, Eropa.
f. Untuk mengetahui perbedaan kode etik bidan di tingkat nasional dan
internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

KODE ETIK PROFESI BIDAN


DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL
2.1 Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pengetahuan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Profesi adalah moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-
cita dan nilai bersama. Mereka yang membentuk suatu profesi disatukan oleh
latar pendidikan yang sama dan memiliki keahlian yang sama. Profesi
menjadi suatu kelompok yang memiliki kekuasaan tersendiri dan mempunyai
tanggung jawab khusus. Umumnya kode etik ditetapkan oleh profesi sendiri
dalam suatu kongres. Kode etik harus menjadi self regulation dari profesi.
Agar kode etik berhasil dengan baik, maka pelaksanaannya sebaiknya diawasi
dan dikontrol. Kode etik menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan
menjamin mutu moral profesi di mata masyarakat. Kode etik mengatur
perilaku bidan dalam memberikan pelayanan sehari-hari. Dengan adanya
kode etik akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap profesi, karena
klien mempunyai kepastian bahwa kepentingannya terjamin.

2.2 Tujuan Kode Etik


Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan
anggota dan organisasi, meliputi :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
Setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak
tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik

3
profesi di dunia luar. Dari segi inilah, Kode etik juga disebut sebagai
“Kode kehormatan”.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
Yang dimaksud kesejahteraan disini ialah kesejahteraan materil dan
spiritual atau mental. Dalam hal kesejahteraan materil anggota profesi,
kode etik umum menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembatasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam
interaksinya dengan sesama anggota profesi.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
Kode etik memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

2.3 Kode Etik Bidan Indonesia


Untuk menghadapi kemajuan jaman, peningkatan kemajuan ilmu dan
teknologi yang membuat masyarakat semakin kritis, disisi lain menyebabkan
timbulnya berbagai permasalahan etik. Ketika masyarakat merasa ketidak-
puasan terhadap pelayanan, atau apabila seorang bidan merugikan pasien,
bukan tidak mungkin dimeja hijaukan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman
yang komprehensif dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus
dimiliki oleh seorang bidan, pedoman tersebut adalah kode etik profesi bidan.
Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber
dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan

4
pernyataan komprehensif profesi bidan yang memberikan tuntunan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik profesi bidan
juga merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan profesional bidan.
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986 dan disyahkan
dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan
petunjuk pelaksanaannya disyahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
IBI tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) bab, yang
dibedakan atas tujuh bagian :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir).
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir).
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir).
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir).
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir).
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir).
7. Penutup (1 butir).

Kode Etik Bidan Indonesia

Mukadimah
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang
luhur demi tercapainya :
1. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945
2. Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya
3. Tingkat kesehatan yng optimal bagi setiap warga negara Indonesia
Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang
menjadi wadah persatuan dan kesatuan para Bidan di Indonesia menciptakan
Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan
klien diatas kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan
hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara

5
profesional dan sebagai anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita
pembangunan nasional di bidang kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan
kesehatan keluarga pada khususnya.
Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada detik-detik yang
sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara
selamat aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari pada bidan.
Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus
meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya
yang berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik bidan ini
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan Garis-Garis
Besar Haluan Negara sebagai landasan operasional.
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi
bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan
dalam pelaksanaan pelayanan profesional.
Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang
komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada
khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan Indonesia
yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan
pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat pada khususnya.

Bagian I
KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN DAN MASYARAKAT

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan


mengamalkan sumpah-sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya, menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.

6
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

Bagian II
KEWAJIBAN TERHADAP TUGASNYA

1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien,


keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan pada kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan
dalam mengambil keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan
mengadakan konsultasi dan/atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

Bagian III
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA
KESEHATAN LAINNYA
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

7
Bagian IV
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PROFESINYA

1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan keperibadian yang tinggi dan memberi
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

Bagian V
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan


tugas profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Bagian VI
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH, NUSA, BANGSA,
DAN TANAH AIR

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan


ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya, berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

8
Bagian VII
PENUTUP

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, senantiasa


mengahayati dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia.

2.4 Kode Etik Bidan Internasional


Seorang Bidan juga perlu mengetahui apa kode etik bidan internasional.
Hal ini beralasan karena bidan di Indonesia juga merupakan bagian dari bidan
di dunia. Kode etik kebidanan internasional menghargai perempuan berdasar-
kan HAM, mencari keadilan bagi semua dalam memperoleh akses terhadap
pelayanan kesehatan didasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan
dengan penuh hormat, saling percaya bermartabat bagi seluruh anggota
masyarakat. Operasionalisasi kode etik kebidanan, kewajiban profesi,
peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan. Kode etik kebidanan
internasional adalah sebagai berikut :
a. Hubungan dengan perempuan sebagai klien.
b. Praktik kebidanan.
c. Kewajiban profesi bidan.
d. Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan.

Kode Etik Bidan Internasional

1. Hubungan dengan perempuan sebagai klien.


a. Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan pada informasi
dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil
dan pilihannya.
b. Bidan bekerja dengan penemuan, mendukung hak mereka untuk
berpartisipasi aktif dalam memutuskan pelayanan bagi diri mereka dan
kesehatan perempuan serta keluarganya di masyarakat.
c. Bidan bekerja sama dengan perempuan, pemerintah, dan lembaga donor
untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan kesehatan

9
serta menjamin pengalokasian sumber daya secara adil dengan
mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.
d. Bidan dalam profesinya, mendukung dan saling membantu dengan yang
lain dan secara aktif menjaga diri dan martabat mereka sendiri.
e. Bidan bekerja sama dengan profesi kesehatan lain, berkonsultasi, dan
melakukan rujukan bila perempuan memerlukan asuhan di luar
kompetensi bidan.
f. Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam memberi
pelayanan secara aktif memecahkan konflik yang ada.
g. Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manusia bermoral,
termasuk tugas untuk menghormati diri sendiri dan menjaga nama baik.

2. Praktik Kebidanan.
a. Bidan memberi asuhan kepada ibu dan keluarga
yang mengasuh anak, disertai sikap menghormati keberagaman budaya
dan berupaya untuk menghilangkan praktik yang berbahaya.
b. Bidan memberi harapan nyata suatu persalinan
terhadap ibu di masyarakat, dengan maksud, minimal tidak ada ibu
yang menderita akibat konsepsi atau persalinan.
c. Bidan harus menerapkan pengetahuan profesi untuk
menjamin persalinan yang aman.
d. Bidan merespon kebutuhan psikologis, fisik, emosi
dan spiritual ibu yang mencari pelayanan kesehatan, apa pun
kondisinya.
e. Bidan bertindak sebagai role model (panutan) dalam
promosi kesehatan untuk ibu sepanjang siklus hidupnya, keluarga, dan
profesi kesehatan lain.
f. Bidan secara aktif meningkatkan kemampuan
intelektual dan profesi sepanjang karir kebidanan dan memadukan
peningkatan tersebut kedalam praktik mereka.

10
3. Kewajiban Profesi Bidan.
a. Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan
bertindak bijaksana dalam menyebarkan informasi tersebut.
b. Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan
tindakan mereka berdasarkan hasil asuhan bagi ibu.
c. Bidan diperkenankan untuk menolak berpartisipasi
dalam kegiatan yang bertentangan dengan moral; akan tetapi, bidan
perlu menumbuhkan kesadaran individu untuk tidak mengabaikan
pelayanan kesehatan esensial bagi ibu.
d. Bidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan
hak asasi manusia (HAM) bagi kesehatan ibu dan anak, dan
menghindari pelanggaran ini.
e. Bidan berpartisipasi dalam pembangunan dan
pelaksanaan kesehatan yang mempromosikan kesehatan ibu dan
keluarga yang mengasuh anak.

4. Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan.


a. Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan
kebidanan dilandasi oleh aktivitas yang melindungi hak wanita sebagai
manusia.
b. Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan
melalui berbagai proses, seperti peer review dan penelitian.
c. Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal
mahasiswa kebidanan dan bidan.

Salah satu kasus yang diambil dalam sebuah jurnal internasional.


Ethics and midwifery practice ( Etika dan Praktik Kebidanan )
Joyce E. Thompson & Henry 0. Thompson
The twin goals of midwifery care are to do good and not to do harm. Values,
beliefs, moral development, theories of ethics and decision-making are
crucial elements in learning how to be a midwife.

11
( Pencapaian-pencapaian bersama dalam perhatian seorang bidan adalah
melakukan yang terbaik dan tidak melakukan sesuatu yang berbahaya.
Martabat, kepercayaan, pembangunan moral, teori etika dan pembuatan
keputusan merupakan elemen krusial dalam belajar menjadi seorang bidan ).
Tujuan kebidanan adalah berbuat baik dan bukan merugikan. Nilai,
keyakinan, perkembangan moral, teori etika dan pengambilan keputusan
adalah elemen penting dalam belajar bagaimana menjadi bidan.

Young girls hove special needs far adequate nutrition and sound education.
They also need to be protected from violence.
Photo WHO/ UNICEF

Ibu S. Phiri adalah seorang bidan di bagian Saharan Afrika, baru saja
menyaksikan kematian gadis berusia 12 tahun yang mencoba menghentikan
kehamilannya sendiri dengan menggunakan gantungan baju kawat. Ibu S.
Martinez, seorang bidan di Bolivia, berjuang untuk menghentikan pendarahan
pada persalinan wanita berusia 25 tahun yang baru saja melahirkan anak yang
kedelapan di pusat kesehatan pedesaan di mana tidak ada cairan untuk
menggantikan kehilangan darahnya serta tidak adanya transportasi yang dapat
membawanya ke rumah sakit. Ibu K. Campbell, seorang perawat-bidan di
Amerika Serikat, yang telah memberikan perawatan kesehatan ginekologi
pada wanita berusia 40 tahun yang positif HIV.
Adegan seperti itu terjadi dalam keseharian pekerjaan bidan di seluruh
dunia. Mereka menitikkan pada beberapa dilema etika yang dimana harus
bidan hadapi dalam mencoba memberikan yang efektif dan perawatan

12
kemanusiaan walaupun dalam keadaan situasi yang sulit, seperti yang
mungkin melibatkan aborsi, kurangnya peralatan penyelamatan hidup, dan
penyakit menular seksual.
Karena bidan merupakan satu kesatuan anggota masyarakat di mana dalam
kehidupan bidan, bidan sering menghadapi tantangan terhadap mereka yang
paling dalam memegang kepercayaan seseorang tentang kehidupan saat
mempraktikkan profesi mereka. Diantara prinsip-prinsip pedoman mereka
haruslah menjadikan kesucian pada kehidupan manusia, kenyataan bahwa
kehidupan wanita sama berharganya dengan laki-laki maupun anak-anak, dan
pengakuan setiap keinginan manusia akan kualitas hidup yang pasti.
Pelayanan keluarga berencana, yang banyak bidan sediakan, diantaranya
untuk melindungi kehidupan wanita dan meningkatkan kesehatan dan kualitas
hidup mereka. Kesehatan wanita kebanyakan berkemungkinan memiliki anak
yang sehat.
Tragedi kematian ibu dan kecacatan mempengaruhi lebih dari tiga juta
wanita setiap tahunnya. Ini merupakan tragedi yang memalukan karena
seharusnya dapat dicegah. Bidan sering berjuang dengan sumber daya yang
tidak memadai untuk melakukan perawatan kepada wanita dan bayinya
dengan benar. Menjaga kesehatan janin dapat dicapai dengan baik dengan
cara melindungi kesehatan wanitanya itu sendiri. Ini artinya dapat diberikan
dengan cara memberikan perawatan kesehatan dengan tepat dan terjangkau,
memastikan nutrisi yang cukup, dan memungkinkan mereka menuju tempat
kelahiran anak-anak mereka. Di beberapa belahan dunia, aborsi merupakan
perhatian utama dimana dapat dihilangkan sebagian besar apabila wanita
tersebut tidak menginginkan anak dengan menghindari kehamilan. Fokus
etika di sini dalam kebanyakan kasus, harus pertama dan terpenting, yaitu
kepedulian terhadap perhatian wanita.

Kepedulian terhadap mereka


Kepdulian merupakan bagianyang paling luas dalam prinsip etika pada
otonomi. Itu termasuk seperti harga diri, kepedulian terhadap sesama dan
kepedulian terhadap martabat kemanusiaan. Banyak wanita dewasa dan

13
remaja, bagaimanapun, menganggap sederhana bahwasannya mereka adalah
seorang perempuan, tidak memperlakukannya dengan peduli. Beberapanya
membiarkan kekerasan yang menunjukkan kurang penuhnya kepedulian
terhadap nilai hidupnya. Dibeberapa kehidupan sosial mereka, itu seperti
memberikan makanan yang lebih disukai untuk laki-laki, sedangkan wanita
tidak diberikan nutrisi yang cukup. Sering perempuan berjuang lebih sedikit
untuk mendapatkan pendidikan dibandingkan yang laki-laki lakukan. Nutrisi
yang sedikit dan kurangnya pendidikan artinya lebih sedikit akan bekal
kesehatan untuk bayinya nanti.
Di seluruh dunia, bidan terkenal dengan kurangnya pergaulan masyarakat
akan kepeduliannya terhadap wanita dan masalah-masalah itu merupakan
kasus untuk ibu dan bayi. Bidan mencoba untuk bertemu dengan kebutuhan
keadaan mendesak seseorang melalui perawatan mereka yang diberikan untuk
wanita. Itu termasuk pemulihan penyakit menular seksual, skrining kanker,
dan mnediagnosis serta pengobatan penyakit lainnya - termasuk konsekuensi
penyerangan. Hak perempuan adalah hak asasi manusia, dan wanita memiliki
hak atas bagian yang adil dari pendidikan dan perawatan kesehatan yang
sangat penting bagi kesejahteraan manusia.

A midwife gives prenatal advice to a pregnant woman in India.


Photo WHO / J. & P. Hubley.

Kebanyakan profesi menetapkan standar mereka pada kebiasaan moral


pada kode etiknya. Pada tahun 1993, bidan dari seluruh dunia mengadopsi
kode etik pada tanggal 23 yang berlangsung 3 tahun dalam kongres

14
kebidanan, yang disponsori oleh International Confederation of midwives
(ICM). Kode etik bidan internasional ICM merupakan petunjuk moral untuk
bidan pada saat pendidikan, pelatihan dan penelitian. Kode ini memegang
kebenaran dan keinginan seorang wanita, mencari keadilan untuk semua
orang dan mempromosikan akses keadilan untuk pencapaian pelayanan
perawatan kesehatan.
Kode ICM memberikan petunjuk lurus untuk membuat pilihan, dan
menjalin relasi kepada wanita, keluarga, pembuat kebijakan, sesama bidan
dan profesi kesehatan lainnya. Meninjau dari kode, keamanan merupakan
prioritas yang sangat penting pada kebidanan. Kedaruratan dalam keterlibatan
pada banyak kasus melahirkan dapat ditangani maupun dihindari, dan ini
merupakan syarat utama.
Otonomi merupakan nilai dari kunci yang lain. Ini berarti kebenaran pada
wanita untuk memilih dan untuk mengambil tanggapan untuk pilihan mereka.
Bagian lain dari jalinan kode pada tugas profesional bidan, seperti mengatur
kepercayaan diri dan mengambil tanggapan kepada tindakan dan pilihan
mereka sendiri. Bidan juga membutuhkan saran ilmu kebidanan dan pelatihan
serta melindungi kebenaran akan wanita melalui penelitian dan pendidikan
pada bidan baru.
Wanita yang tidak menggunakan dalam membuat keputusan atau memiliki
suara yang terjadi pada mereka yang mencari dirinya terutama tantangan saat
mereka membuat keputusannya sendiri. Mereka harus menjadi dorongan pada
perkembangan kesadaran yang kuat pada kegunaan dirinya dan kepedulian
dirinya, sehingga mereka dapat mengeluarkan keinginan mereka dan berjuang
untuk kesehatannya, pendidikan dan partisipasi dengan pembuat kebijakan.
Bidan dapat membantu wanita untuk mereka yang peduli pada penghargaan
ini. Untuk menghubungkan mereka dalam melakukan ini, pelatihan dapat
menegaskan dimensi sosial dan etika kebidanan.

15
A young mother with her newborn baby in China. Women have a right to
have only wonted children and to be protected from sexually transmitted
diseases.
Photo WHO / UNICEF /R Lemoyne.

INTERNATIONAL CODE OF ETHICS FOR MIDWIVES


( KODE ETIK BIDAN INTERNASIONAL )
ICM - 2008

PEMBUKAAN
Tujuan dari Konfederasi Bidan Internasional (ICM) adalah untuk
meningkatkan standar perawatan yang diberikan kepada wanita, bayi dan
keluarga di seluruh dunia melalui pengembangan, pendidikan dan
pemanfaatan profesional yang tepat bidan. Untuk menjaga tujuan ini, ICM
menetapkan kode berikut untuk memandu pendidikan, praktek dan penelitian
bidan. Kode ini mengakui perempuan sebagai seseorang yang memiliki hak
asasi manusia, mencari keadilan bagi semua orang dan kesetaraan dalam
akses perawatan kesehatan, dan didasarkan pada hubungan timbal balik saling
menghormati dan kepercayaan, dan martabat semua anggota masyarakat.
Kode tersebut membahas mandat etis bidan dalam mencapai tujuan dan
tujuan ICM berkaitan dengan bagaimana bidan berhubungan dengan orang
lain, bagaimana mereka menjalankan praktek kebidanan, bagaimana mereka
menjunjung tinggi tanggung jawab dan tugas profesional, dan bagaimana
mereka bekerja untuk menjamin integritas profesi kebidanan.

16
KODE ETIK
I. Hubungan Kebidanan
1. Bidan mengembangkan kemitraan dengan perempuan di mana
keduanya berbagi relevan informasi yang mengarah pada pengambilan
keputusan yang terinformasi, persetujuan untuk rencana perawatan,
dan penerimaan tanggung jawab atas hasil pilihan mereka.
2. Bidan mendukung hak perempuan / keluarga untuk berpartisipasi
secara aktif keputusan tentang perawatan mereka.
3. Bidan memberdayakan perempuan / keluarga untuk berbicara sendiri
tentang berbagai masalah mempengaruhi kesehatan wanita dan
keluarga dalam budaya / masyarakat mereka.
4. Bidan, bersama dengan wanita, bekerja dengan lembaga kebijakan dan
pendanaan untuk mendefinisikan kebutuhan wanita akan layanan
kesehatan dan memastikan bahwa sumber daya tersedia dialokasikan
secara adil dengan mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.
5. Bidan saling mendukung dan mendukung dalam peran profesionalnya,
dan secara aktif memelihara rasa harga diri mereka sendiri dan orang
lain.
6. Bidan dengan hormat bekerja dengan profesional kesehatan lainnya,
konsultasi dan merujuk seperlunya ketika kebutuhan wanita akan
perawatan melebihi kompetensi bidan.
7. Bidan mengenali saling ketergantungan manusia dalam bidang praktik
mereka dan secara aktif berusaha untuk menyelesaikan konflik yang
melekat.
8. Bidan memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri sebagai
orang yang memiliki nilai moral, termasuk tugas harga diri moral dan
pelestarian integritas.

II. Praktik Kebidanan


1. Bidan memberikan pengasuhan bagi perempuan dan keluarga yang
melahirkan anak dengan menghormati budaya keragaman sambil juga

17
berupaya menghilangkan praktik-praktik berbahaya dalam budaya
yang sama.
2. Bidan mendorong ekspektasi yang realistis tentang persalinan oleh
wanita sesuai dengan keinginan masyarakat mereka, dengan harapan
minimal bahwa tidak ada perempuan yang dirugikan konsepsi atau
melahirkan anak.
3. Bidan menggunakan pengetahuan profesional terkini dan berbasis
bukti untuk memastikan keamanan praktik melahirkan di semua
lingkungan dan budaya.
4. Bidan menanggapi kebutuhan psikologis, fisik, emosional dan
spiritual wanita yang mencari perawatan kesehatan, apapun keadaan
mereka.
5. Bidan berperan sebagai panutan yang efektif dalam promosi kesehatan
bagi perempuan di sepanjang hidupnya siklus hidup, untuk keluarga
dan profesional kesehatan lainnya.
6. Bidan secara aktif mencari pertumbuhan pribadi, intelektual, dan
profesional di sepanjang hidupnya karir kebidanan, mengintegrasikan
pertumbuhan ini ke dalam praktik mereka.

III. Tanggung Jawab Profesional Bidan


1. Bidan menjaga kerahasiaan informasi klien untuk melindungi hak
privasi, dan menggunakan penilaian dalam membagikan informasi ini
kecuali jika diamanatkan oleh hukum.
2. Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka, dan
bertanggung jawab atas hasil terkait dalam perawatan wanita mereka.
3. Bidan mungkin menolak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang
mereka pegang teguh moralnya berlawanan; namun, penekanan pada
hati nurani individu hendaknya tidak menghilangkan wanita dari
layanan kesehatan penting.
4. Bidan memahami konsekuensi buruk yang etis dan pelanggaran HAM
terhadap kesehatan wanita dan bayi, dan akan berupaya untuk
menghilangkannya pelanggaran.

18
5. Bidan berperan serta dalam pengembangan dan implementasi
kebijakan kesehatan itu mempromosikan kesehatan semua wanita dan
keluarga yang melahirkan anak.
6. Bidan memastikan bahwa peningkatan pengetahuan kebidanan
didasarkan pada aktivitas yang melindungi hak-hak perempuan
sebagai pribadi.
7. Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan kebidanan melalui
berbagai proses, seperti peer review dan penelitian.
8. Bidan mengikuti pendidikan formal dan berkelanjutan bagi siswa
kebidanan pendidikan bidan.

2.5 Kode Etik Bidan di Beberapa Negara


2.5.1 Kode Etik Bidan di New Zealand
Di Selandia Baru, asuhan maternitas disediakan oleh Lead Maternity
Careers (LMCs), yang sebagian besar adalah bidan. Wanita berhak atas
layanan persalinan gratis selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran
serta masa nifas sampai bayi berusia enam minggu.
Bidan terdaftar yang memiliki kualifikasi kebidanan tunduk pada
berbagai persyaratan yang berkaitan dengan mempertahankan
kompetensi yang sedang berlangsung serta Kode Etik dan Perilaku.
Konsil Kebidanan sangat menganjurkan agar konsumen mencari asuhan
maternitas hanya dari bidan yang sedang terdaftar dengan Dewan
Kebidanan dan yang memegang sertifikat praktik saat ini.
Kode Etik NZCOM telah memberikan panduan bagi bidan tentang
perilaku profesional yang diharapkan, HPCA Act (2003) mengharuskan
Dewan Kebidanan untuk secara khusus mengembangkan standar
perilaku. Lebih lanjut, pekerjaan Komite Perilaku Profesional Dewan
telah menyoroti perlunya beberapa pernyataan eksplisit terkait dengan
perilaku profesional bidan. Kode Etik akan memberikan ukuran untuk
mengukur perilaku bidan. Dewan Kebidanan mengharapkan bahwa
praktik individu akan mencerminkan filosofi, standar praktik,
pernyataan konsensus dan pedoman praktik dari NZCOM serta

19
Kompetensi untuk Masuk ke Daftar Bidan dan Kode Perilaku Dewan
Kebidanan.

Konteks Praktik Kebidanan di New Zealand


• Bidan di Selandia Baru berpraktik secara mandiri.
• Jenis pekerjaan utama adalah Pengasuh Ibu Hamil, (menyediakan
layanan panggilan 24 jam, 7 hari seminggu untuk sejumlah kasus
wanita hamil atau pasca kelahiran) atau bidan inti (dipekerjakan di
fasilitas bersalin).
• Semua bidan diwajibkan untuk mempertahankan kompetensi di
seluruh Lingkup Praktek dan memenuhi persyaratan Program
Sertifikasi Ulang Konsil Kebidanan.

Kode Etik
Bidan bertanggung jawab atas praktik dan perilaku mereka. Mereka
bertanggung jawab kepada wanita, profesi dan komunitas.

A. Tanggung jawab kepada wanita


• Bidan bekerja dalam kemitraan dengan wanita tersebut.
• Bidan menerima hak setiap wanita untuk mengontrol pengalaman
kehamilan dan persalinannya.
• Bidan menerima bahwa wanita bertanggung jawab atas keputusan
yang mempengaruhi dirinya, bayinya dan keluarganya / whānau.
• Bidan menjunjung tinggi hak setiap wanita atas kebebasan,
pilihan dan persetujuan yang diinformasikan sepanjang
pengalaman persalinannya.
• Bidan merespon kebutuhan sosial, psikologis, fisik, emosional,
spiritual dan budaya dari wanita yang mencari asuhan kebidanan,
apapun keadaannya, dan memfasilitasi kesempatan untuk
berekspresi.
• Bidan menghormati pentingnya orang lain dalam kehidupan
wanita.

20
• Bidan menyimpan informasi secara rahasia untuk melindungi hak
privasi wanita. Informasi rahasia harus dibagikan dengan orang
lain hanya dengan persetujuan wanita yang diinformasikan,
kecuali jika diizinkan atau diwajibkan oleh hukum.
• Bidan bertanggung jawab kepada wanita untuk praktik kebidanan
mereka.
• Bidan memiliki tanggung jawab untuk tidak mengganggu proses
normal kehamilan dan persalinan.
• Bidan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak
ada tindakan atau kelalaian yang menempatkan perempuan dalam
risiko.
• Bidan memiliki tanggung jawab profesional untuk merujuk orang
lain ketika mereka telah mencapai batas keahliannya.
• Bidan memiliki tanggung jawab untuk jujur pada sistem nilai dan
penilaian profesional mereka sendiri.
• Namun, keyakinan pribadi bidan tidak boleh menghalangi wanita
mana pun dari perawatan kesehatan esensial.

B. Tanggung jawab kepada masyarakat luas


• Bidan mengakui Māori sebagai tangata whenua dari Aotearoa dan
menghormati prinsip kemitraan, perlindungan dan partisipasi
sebagai penegasan dari Perjanjian Waitangi.
• Bidan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembentukan
kebijakan dan lembaga sosial.
• Bidan mendukung kebijakan dan undang-undang yang
mempromosikan keadilan sosial, memperbaiki kondisi sosial, dan
membagi sumber daya masyarakat secara adil.
• Bidan mengakui peran dan keahlian kelompok masyarakat dalam
memberikan perawatan dan dukungan bagi ibu melahirkan.
• Bidan berperan sebagai panutan yang efektif dalam promosi
kesehatan bagi perempuan, keluarga dan profesional kesehatan
lainnya.

21
C. Tanggung jawab kepada rekan kerja dan profesi
• Bidan saling mendukung dan menopang dalam peran profesional
mereka dan secara aktif memelihara rasa harga diri mereka sendiri
dan orang lain.
• Bidan secara aktif mencari pertumbuhan pribadi, intelektual, dan
profesional sepanjang karier mereka, dengan mengintegrasikan-
nya ke dalam praktik mereka.
• Bidan bertanggung jawab untuk membagikan pengetahuan
kebidanannya kepada orang lain.
• Bidan adalah praktisi mandiri terlepas dari pengaturan dan
bertanggung jawab kepada wanita dan profesi kebidanan untuk
praktik kebidanan mereka.
• Bidan memiliki tanggung jawab untuk menjunjung standar
profesional mereka dan menghindari kompromi hanya karena
alasan kepentingan pribadi atau institusi.
• Bidan mengakui peran dan keahlian profesional kesehatan lainnya
yang memberikan perawatan dan dukungan bagi wanita yang
melahirkan.
• Bidan mengambil tindakan yang tepat jika tindakan rekan kerja
melanggar standar asuhan yang diterima
• Bidan memastikan bahwa peningkatan pengetahuan kebidanan
didasarkan pada kegiatan yang melindungi hak-hak perempuan.
• Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan kebidanan
melalui berbagai proses seperti review standar kebidanan dan
penelitian.
• Bidan ikut serta dalam pendidikan mahasiswa kebidanan dan
bidan lainnya.

22
• Bidan mematuhi standar profesional daripada standar komersial
dalam menginformasikan ketersediaan layanan mereka.

2.5.2 Kode Etik Bidan di USA


Orang-orang dalam perawatan anda harus mampu mempercayai anda
dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membenarkan
kepercayaan itu, anda harus:
• Prioritaskan kepedulian orang-orang, memperlakukan mereka
sebagai pribadi dan merespek martabat mereka.
• Bekerja sama dengan orang lain untuk melindungi dan
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang ada
dalam perawatan anda, keluarga dan perawat mereka, dan
masyarakat yang lebih luas.
• Sediakan standar yang tinggi untuk praktek dan perawatan setiap
saat.
• Bersikap terbuka dan jujur, bertindak dengan integritas dan
menjunjung reputasi profesi anda.
• Sebagai seorang profesional, anda secara pribadi bertanggung jawab
atas tindakan dan kelalaian dalam praktik anda, dan harus selalu
mampu untuk membenarkan keputusan anda.
• Anda harus selalu bertindak secara sah, baik hukum itu berhubungan
dengan praktik profesional atau kehidupan pribadi anda. Jika anda
tidak mematuhi kode ini, anda mungkin akan bingung latihan dan
pendaftaran anda terancam. Kode ini harus dipertimbangkan
bersama dengan peraturan, standar, dan bimbingan yang tersedia di
www. Nmc-ue.org

n ‌Prioritaskan perhatian orang-orang, memperlakukan mereka


sebagai individu dan merespek martabat mereka, perlakukan
orang sebagai individu.

23
1. Anda harus memperlakukan orang sebagai individu dan merespek
martabat mereka.
2. Jangan mendiskriminasi orang yang ada dalam perawatan anda.
3. Saudara harus memperlakukan orang dengan ramah dan penuh
timbang rasa.
4. Anda harus bertindak sebagai pendukung bagi orang-orang yang
berada dalam perawatan anda, membantu mereka untuk
mengakses perawatan kesehatan dan sosial, informasi dan
dukungan yang relevan.

n ‌Hormati kerahasiaan orang-orang.


1. Anda harus menghormati hak orang-orang untuk kerahasiaan.
2. Anda harus memastikan orang-orang terinformasi tentang
bagaimana dan mengapa informasi dibagikan oleh orang-orang
yang akan mengurusnya.
3. Anda harus mengungkapkan informasi jika anda percaya
seseorang mungkin berisiko membahayakan, sejalan dengan
hukum negara di mana anda berlatih.

n ‌Berkolaborasi dengan orang-orang dalam perawatan anda.


1. Anda harus mendengarkan orang-orang dalam perawatan anda
dan menanggapi kekhawatiran dan pilihan mereka.
2. Saudara harus mendukung orang-orang yang merawat diri untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka.
3. Saudara harus mengakui dan merespek sumbangsih orang-orang
terhadap pemeliharaan dan kesejahteraan mereka sendiri.
4. Saudara harus membuat pengaturan untuk memenuhi kebutuhan
bahasa dan komunikasi orang-orang.
5. Saudara harus membagikan kepada orang-orang, dengan cara
yang dapat mereka pahami, informasi yang mereka inginkan atau
butuhkan untuk mengetahui kesehatan mereka.

24
n Pastikan anda memperoleh persetujuan.
1. Anda harus memastikan bahwa anda memperoleh persetujuan
sebelum anda memulai perawatan atau perawatan apa pun.
2. Saudara harus merespek dan mendukung hak orang-orang untuk
menerima atau menolak perawatan dan perawatan.
3. Saudara harus menjunjung tinggi hak orang-orang untuk terlibat
sepenuhnya dalam keputusan tentang kepedulian mereka.
4. Saudara harus menyadari undang-undang tentang kesanggupan
mental, memastikan bahwa orang-orang yang kurang cakap tetap
berada di pusat pengambilan keputusan dan dilindungi sepenuh-
nya.
5. Saudara harus sanggup mempertunjukkan bahwa saudara telah
bertindak demi kepentingan terbaik seseorang jika saudara telah
memberikan perawatan dalam keadaan darurat.

n ‌Pertahankan batas-batas profesional yang jelas.


1. Anda harus menolak pemberian, pemberian, atau keramahtama-
han apa pun yang dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk mem-
peroleh perlakuan istimewa.
2. Anda tidak boleh meminta atau menerima pinjaman dari siapa
pun yang ada dalam perawatan anda atau siapa pun yang dekat
dengan mereka.
3. Anda harus menetapkan dan secara aktif mempertahankan batas-
batas seksual yang jelas setiap saat dengan orang-orang dalam
perawatan anda, keluarga serta perawat mereka.

n Bekerjalah dengan orang lain untuk melindungi dan meningkat-


kan kesehatan dan kesejahteraan mereka yang berada dalam
perawatan anda, keluarga dan perawat mereka, dan masyarakat
yang lebih luas membagikan informasi kepada kolega anda.
1. Anda harus menjaga para kolega anda tetap terinformasi ketika
anda membagikan perawatan orang lain.

25
2. Anda harus bekerja sama dengan rekan-rekan sekerja untuk
memantau mutu pekerjaan anda dan menjaga keselamatan orang-
orang yang ada dalam perawatan anda.
3. Anda harus memfasilitasi siswa dan orang lain untuk
mengembangkan kompetensi mereka.
n ‌Bekerja secara efektif sebagai bagian dari tim.
1. Anda harus bekerja sama dalam tim dan menghormati
keterampilan, keahlian dan kontribusi dari rekan-rekan anda.
2. Kamu harus rela menceritakan keterampilan dan
pengalamanmu demi manfaat rekan-rekan kerjamu.
3. Kamu harus berkonsultasi dan menerima nasihat dari rekan-
rekan sekerja bila cocok.
4. Anda harus memperlakukan rekan anda dengan adil dan tanpa
diskriminasi.
5. Anda harus membuat rujukan kepada praktisi medis lain jika
itu adalah demi kepentingan terbaik seseorang dalam
perawatan anda.

n Mendelegasikan dengan efektif.


1. Anda harus memastikan bahwa siapa pun yang anda
delegasikan sanggup melaksanakan petunjukmu.
2. Anda harus meneguhkan bahwa hasil dari tugas apa pun yang
didelegasikan memenuhi standar yang diperlukan.
3. Anda harus memastikan bahwa setiap orang yang bertanggung
jawab terhadap anda diawasi dan didukung.

n Kelola risiko.
1. Anda harus bertindak tanpa menunda jika anda percaya bahwa
anda, seorang rekan atau siapa pun mungkin menempatkan
seseorang pada risiko.

26
2. Anda harus menginformasikan seseorang yang berwenang jika
anda mengalami masalah yang mencegah anda bekerja dalam
kode ini atau standar yang disepakati secara nasional lainnya.
3. Anda harus melaporkan kekhawatiran anda secara tertulis jika
masalah-masalah dalam lingkungan perawatan menempatkan
orang-orang pada risiko.

n Sediakan standar praktik dan perawatan yang tinggi setiap


saat gunakan bukti terbaik yang tersedia.
1. Anda harus memberikan perawatan berdasarkan bukti atau
praktik terbaik yang tersedia.
2. Anda harus memastikan nasihat apa pun yang anda berikan
merupakan bukti berdasarkan jika anda menyarankan produk
perawatan kesehatan atau pelayanan.
3. Anda harus memastikan bahwa penggunaan terapi
komplementer atau alternatif aman dan demi kepentingan
terbaik orang-orang yang berada dalam perawatan anda.

n ‌Jagalah keterampilan dan pengetahuan anda sampai saat ini.


1. Anda harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
praktik yang aman dan efektif ketika bekerja tanpa
pengawasan langsung.
2. Anda harus mengenali dan bekerja dalam batas-batas
kompetensi anda.
3. Anda harus menjaga pengetahuan dan keterampilan anda tetap
terkini sepanjang kehidupan kerja anda.
4. Anda harus mengambil bagian dalam kegiatan pembelajaran
dan praktik yang pantas yang mempertahankan dan
mengembangkan kompetensi dan kinerja anda.

n ‌Jagalah catatan yang jelas dan akurat.

27
1. Anda harus menyimpan catatan yang jelas dan akurat dari
pembahasan yang anda lakukan, penilaian yang anda buat,
perawatan dan obat-obatan yang anda berikan, dan seberapa
efektifnya ini telah dilakukan.
2. Anda harus menyelesaikan catatan sesegera mungkin setelah
suatu peristiwa terjadi.
3. Anda tidak boleh mengutak-atik catatan asli dengan cara apa
pun.
4. Anda harus memastikan setiap catatan yang anda buat dalam
catatan kertas seseorang jelas dan jelas ditanda tangani, tanggal
dan waktunya.
5. Anda harus memastikan bahwa apa pun yang anda buat dalam
catatan elektronik seseorang jelas disebabkan oleh anda.
6. Anda harus memastikan semua catatan disimpan.

n Jadilah terbuka dan jujur, bertindak dengan integritas dan


menjunjung tinggi reputasi profesi anda dengan integritas.
1. Anda harus menunjukkan komitmen pribadi dan profesional
untuk kesetaraan dan keberagaman.
2. Anda harus mematuhi hukum negara di mana anda berlatih.
3. Anda harus menginformasikan NMC jika anda telah
diperingatkan, didakwa atau dinyatakan bersalah atas
pelanggaran kriminal.
4. Anda harus memberi tahu setiap majikan anda bekerja jika
kebugaran anda untuk berlatih disebut dalam pertanyaan.

n ‌Uruslah masalah-masalah.
1. Anda harus memberikan tanggapan yang konstruktif dan jujur
kepada siapa pun yang mengeluh tentang perawatan yang telah
mereka terima.

28
2. Jangan biarkan keluhan seseorang membuat saudara
berprasangka terhadap perhatian yang saudara berikan kepada
mereka.
3. Anda harus segera bertindak untuk memperbaiki keadaan jika
seseorang dalam perawatan anda telah menderita kerugian
karena alasan apa pun.
4. Anda harus menjelaskan dengan sepenuhnya dan segera
kepada orang yang terpengaruh apa yang telah terjadi dan
kemungkinan dampaknya.
5. Anda harus bekerja sama dengan penyelidikan internal dan
eksternal.
6. J‌ adilah tidak memihak.
7. Anda tidak boleh menyalahgunakan posisi istimewa anda
untuk tujuan anda sendiri.
8. Anda harus memastikan bahwa penilaian profesional anda
tidak dipengaruhi oleh pertimbangan komersial apa pun.

n ‌Pertahankan reputasi profesi anda.


1. Anda tidak boleh menggunakan status profesional anda untuk
mempromosikan penyebab yang tidak berhubungan dengan
kesehatan.
2. Anda harus bekerja sama dengan media hanya jika anda dapat
dengan yakin melindungi informasi konfidensial dan martabat
orang-orang yang ada dalam perawatan anda.
3. Kau harus menjunjung tinggi.

n Memiliki pengaturan yang tepat di tempat bagi pasien untuk


mencari kompensasi jika mereka telah menderita kerugian.
1. Anda harus memiliki kekuatan pengaturan ganti rugi yang
memberikan perlindungan yang sesuai untuk praktik apa pun
yang anda lakukan sebagai perawat atau bidan di inggris.

29
2. Melalui pengoperasian dan pengoperasian Sractice Che
midwifery regulator authoritias: PTefines lingkup praktik
bidan berdasarkan definisi dan lingkup praktik yang ditetapkan
oleh asosiasi midwifery profesional dan badan-badan hukum
nasional.
3. Mendefinisikan standar-standar praktik dan perilaku etis
berdasarkan pada standar-standar yang ditetapkan oleh asosiasi
midwifery profesional dan badan-badan hukum nasional.

2.5.3 Kode Etik Bidan di Eropa


A. Hak, kewajiban dan pelayanan yang harus diberikan bidan
I. Hak Bidan
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi
pada setiap tingkat/jenjang pelayanan Kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien /klien dan keluarga
yang bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode
etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila
nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun
profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang
karir dan jabatan yang sesuai.
f. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang
sesuai.

II. Kewajiban Bidan

30
a. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah
bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
b. Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter
yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan
kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk
didampingi oleh suami atau keluarga.
e. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk
didampingi oleh suami atau keluarga.
f. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
didampingi oleh suami atau keluarga.
g. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
didampingi oleh suami atau keluarga.
h. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuia dengan keyakinan.
i. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
tentang seorang pasien.
j. Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
k. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang
akan dilakukan.
l. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang
diberikan.
m. Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi serta menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal atau non formal.
n. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang
terkait secara timbal balik dalam memberikan asuhan
kebidanan.

31
III. Pelayanan yang harus diberikan bidan
a. Jadikan kepedulian terhadap orang lain sebagai perhatian
utama Anda, perlakukan mereka sebagai individu dan hargai
martabat mereka.
b. Bekerja dengan orang lain untuk melindungi dan
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang-orang
dalam perawatan Anda, keluarga dan pengasuh mereka, dan
komunitas yang lebih luas
c. Memberikan standar praktik dan perawatan yang tinggi setiap
saat
d. Bersikaplah terbuka dan jujur, bertindak dengan integritas,
dan junjung tinggi reputasi profesi Anda.
e. Sebagai seorang profesional, Anda secara pribadi
bertanggung jawab atas tindakan dan kelalaian dalam praktik
Anda, dan harus selalu dapat membenarkan keputusan Anda.
f. Anda harus selalu bertindak sesuai hukum, baik hukum
tersebut terkait dengan praktik profesional atau kehidupan
pribadi Anda.
g. Kegagalan untuk mematuhi kode ini dapat membuat
kebugaran Anda dipertanyakan dan membahayakan
pendaftaran Anda.

B. Hak dan Kewajiban pasien


I. Hak Pasien
a. Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia
sebagai pasien.
b. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
Peraturan yang berlaku di Rumah sakit atau institusi
pelayanan Kesehatan.
c. Pasien berhajk atas pelayanan yang manusiawi adil dan
Makmur.

32
d. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai
dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
e. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tan diskriminasi.
f. Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai
dengan keinginannya.
g. Pasien berhak mendapat informasi yang melipiti kehamilan
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
h. Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses
persalinan berlangsung.
i. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di rumah sakit, dll.

II. Kewajiban Pasien


a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
Kesehatan.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,
bidan, perawat yang merawatnya.
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk
melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau
institusi pelayanan kesehatan, dokter bidan dan perawat.
d. Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

2.5.4 Kode Etik Bidan di United Kingdom


n Jadikan kepedulian orang lain sebagai perhatian utama Anda,
perlakukan mereka sebagai individu dan hargai martabat
mereka.
1. Perlakukan orang sebagai individu.

33
a. Anda harus memperlakukan orang sebagai individu dan
menghormati martabat mereka.
b. Anda tidak boleh melakukan diskriminasi dengan cara apa pun
terhadap orang-orang yang Anda asuh.
c. Anda harus memperlakukan orang dengan baik dan penuh
perhatian.
d. Anda harus bertindak sebagai pembela bagi mereka yang
berada dalam perawatan Anda, membantu mereka mengakses
perawatan, informasi, dan dukungan kesehatan dan sosial yang
relevan.
2. Hormati kerahasiaan orang lain.
a. Anda harus menghormati hak orang atas kerahasiaan.
b. Anda harus memastikan orang-orang diberi tahu tentang
bagaimana dan mengapa informasi dibagikan oleh mereka
yang akan memberikan perawatan mereka.
c. Anda harus mengungkapkan informasi jika Anda yakin
seseorang mungkin berisiko terluka, sesuai dengan hukum
negara tempat Anda berpraktik.
3. Berkolaborasi dengan mereka yang ada dalam perawatan Anda.
a. Anda harus mendengarkan orang-orang dalam perawatan Anda
dan menanggapi kekhawatiran dan preferensi mereka.
b. Anda harus mendukung orang-orang dalam merawat diri
mereka sendiri untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
mereka.
c. Anda harus mengenali dan menghormati kontribusi yang orang
berikan untuk perawatan dan kesejahteraan mereka sendiri.
4. Anda harus membuat pengaturan untuk memenuhi kebutuhan
bahasa dan komunikasi orang.
5. Anda harus berbagi dengan orang-orang, dengan cara yang dapat
mereka pahami, informasi yang mereka inginkan atau perlu
ketahui tentang kesehatan mereka.
6. Pastikan Anda mendapatkan persetujuan.

34
a. Anda harus memastikan bahwa Anda mendapatkan persetujuan
sebelum Anda memulai pengobatan atau perawatan apa pun.
b. Anda harus menghormati dan mendukung hak orang untuk
menerima atau menolak pengobatan dan perawatan.
c. Anda harus menjunjung tinggi hak orang untuk terlibat penuh
dalam pengambilan keputusan tentang perawatan mereka.
d. Anda harus mengetahui undang-undang tentang kapasitas
mental, memastikan bahwa orang-orang yang tidak memiliki
kapasitas tetap berada di pusat pengambilan keputusan dan
dilindungi sepenuhnya.
e. Anda harus dapat menunjukkan bahwa Anda telah bertindak
untuk kepentingan terbaik seseorang jika Anda telah
memberikan perawatan dalam keadaan darurat.
7. Pertahankan batasan profesional yang jelas
a. Anda harus menolak hadiah, bantuan, atau keramahtamahan
apa pun yang dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk
mendapatkan perlakuan istimewa.
b. Anda tidak boleh meminta atau menerima pinjaman dari siapa
pun dalam perawatan Anda atau siapa pun yang dekat dengan
mereka.
c. Anda harus menetapkan dan secara aktif mempertahankan
batasan seksual yang jelas setiap saat dengan orang yang Anda
asuh, keluarga, dan pengasuhnya.

n Bekerja dengan orang lain untuk melindungi dan meningkatkan


kesehatan dan kesejahteraan orang-orang dalam perawatan
Anda, keluarga dan pengasuh mereka, dan komunitas yang
lebih luas.
1. Bagikan informasi dengan kolega Anda.
a. Anda harus memberi tahu kolega Anda saat Anda berbagi
perawatan dengan orang lain.

35
b. Anda harus bekerja dengan rekan kerja untuk memantau
kualitas pekerjaan Anda dan menjaga keselamatan mereka
yang ada dalam perawatan Anda.
c. Anda harus memfasilitasi siswa dan orang lain untuk
mengembangkan kompetensinya.
2. Bekerja secara efektif sebagai bagian dari tim.
a. Anda harus bekerja sama dalam tim dan menghormati
keterampilan, keahlian, dan kontribusi kolega Anda.
b. Anda harus bersedia berbagi keterampilan dan pengalaman
Anda untuk kepentingan kolega Anda.
c. Anda harus berkonsultasi dan menerima saran dari kolega jika
perlu.
d. Anda harus memperlakukan kolega Anda dengan adil dan
tanpa diskriminasi.
e. Anda harus membuat rujukan ke praktisi lain jika itu demi
kepentingan terbaik seseorang dalam perawatan Anda.
3. Delegasikan secara efektif.
a. Anda harus menetapkan bahwa siapa pun yang Anda
delegasikan dapat melaksanakan instruksi Anda.
b. Anda harus memastikan bahwa hasil dari tugas yang
didelegasikan memenuhi standar yang disyaratkan.
c. Anda harus memastikan bahwa setiap orang yang menjadi
tanggung jawab Anda diawasi dan didukung.
4. Kelola risiko.
a. Anda harus bertindak tanpa penundaan jika Anda yakin bahwa
Anda, rekan kerja, atau orang lain mungkin membahayakan
seseorang.
b. Anda harus memberi tahu seseorang yang berwenang jika
Anda mengalami masalah yang mencegah Anda bekerja dalam
kode ini atau standar yang disepakati secara nasional.

36
c. Anda harus melaporkan kekhawatiran Anda secara tertulis jika
masalah di lingkungan perawatan menempatkan orang pada
risiko.

n Berikan standar praktik dan perawatan yang tinggi setiap saat.


1. Gunakan bukti terbaik yang tersedia.
a. Anda harus memberikan perawatan berdasarkan bukti terbaik
yang tersedia atau praktik terbaik.
b. Anda harus memastikan bahwa saran yang Anda berikan
berbasis bukti jika Anda menyarankan produk atau layanan
perawatan kesehatan.
c. Anda harus memastikan bahwa penggunaan terapi
komplementer atau alternatif aman dan untuk kepentingan
terbaik mereka yang ada dalam perawatan Anda.
2. Selalu perbarui keterampilan dan pengetahuan Anda.
a. Anda harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
praktik yang aman dan efektif saat bekerja tanpa pengawasan
langsung.
b. Anda harus mengenali dan bekerja dalam batasan kompetensi
Anda.
c. Anda harus selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan
Anda sepanjang kehidupan kerja Anda.
d. Anda harus mengambil bagian dalam pembelajaran dan
kegiatan praktik yang sesuai yang memelihara dan
mengembangkan kompetensi dan kinerja Anda.
3. Simpan catatan yang jelas dan akurat.
a. Anda harus menyimpan catatan yang jelas dan akurat tentang
diskusi yang Anda lakukan, penilaian yang Anda buat,
perawatan dan obat-obatan yang Anda berikan, dan seberapa
efektif semua itu.
b. Anda harus menyelesaikan catatan secepat mungkin setelah
suatu peristiwa terjadi.

37
c. Anda tidak boleh merusak catatan asli dengan cara apapun.
d. Anda harus memastikan setiap entri yang Anda buat dalam
catatan kertas seseorang ditandatangani dengan jelas dan jelas,
diberi tanggal dan waktunya.
e. Anda harus memastikan bahwa setiap entri yang Anda buat
dalam catatan elektronik seseorang secara jelas dikaitkan
dengan Anda.
f. Anda harus memastikan semua catatan disimpan dengan aman.
n Bersikaplah terbuka dan jujur, bertindak dengan integritas, dan
junjung tinggi reputasi profesi Anda.
1. Bertindak dengan integritas.
a. Anda harus menunjukkan komitmen pribadi dan profesional
terhadap kesetaraan dan keragaman.
b. Anda harus mematuhi hukum negara tempat Anda berlatih.
c. Anda harus memberi tahu NMC jika Anda telah diperingatkan,
didakwa, atau dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana.
d. Anda harus memberi tahu perusahaan tempat Anda bekerja
jika kebugaran Anda untuk berlatih dipertanyakan
2. Mengatasi masalah.
a. Anda harus memberikan tanggapan yang konstruktif dan jujur
kepada siapa pun yang mengeluh tentang perawatan yang
mereka terima.
b. Anda tidak boleh membiarkan keluhan seseorang merugikan
perawatan yang Anda berikan untuknya.
c. Anda harus segera bertindak untuk membereskan masalah jika
seseorang dalam perawatan Anda menderita kerugian karena
alasan apa pun.
d. Anda harus menjelaskan secara lengkap dan segera kepada
orang yang terkena dampak apa yang telah terjadi dan
kemungkinan akibatnya.
e. Anda harus bekerja sama dengan penyelidikan internal dan
eksternal.

38
3. Bersikaplah tidak memihak.
a. Anda tidak boleh menyalahgunakan posisi istimewa Anda
untuk tujuan Anda sendiri.
b. Anda harus memastikan bahwa penilaian profesional Anda
tidak dipengaruhi oleh pertimbangan komersial apa pun.
4. Menjunjung tinggi reputasi profesi Anda.
a. Anda tidak boleh menggunakan status profesional Anda untuk
mempromosikan hal-hal yang tidak berhubungan dengan
kesehatan.
b. Anda harus bekerja sama dengan media hanya jika Anda dapat
dengan percaya diri melindungi informasi rahasia dan martabat
mereka yang berada dalam pengawasan Anda.
c. Anda harus menjunjung tinggi reputasi profesi Anda setiap
saat.
5. Siapkan pengaturan yang tepat bagi pasien untuk mencari
kompensasi jika mereka menderita cedera.
a. Anda harus memiliki pengaturan ganti rugi yang memberikan
perlindungan yang sesuai untuk setiap praktik yang Anda
lakukan sebagai perawat atau bidan di Inggris Raya.

2.6 Perbedaan Kode Etik Bidan di Tingkat Nasional dan Internasional


1. Kode Etik Bidan Internasional
Nomor 1 Point c “Bidan bekerja dengan perempuan, pemerintah, dan
lembaga donor untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan
kesehatan serta menjamin pengalokasian sumber daya secara adil dengan
mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.”
Yaitu Bidan bekerja dengan perempuan, dan pemerintah dan lembaga
donor. Lembaga donor disini bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan
perempuan di suatu desa yang membutuhkan terhadap bidan dalam
memenuhi pelayanan kebidanan. Bidan dapat belajar membuat sebuah
proposal untuk diajukan pada suatu organisasi lintas sektoral untuk
membantu masalah yang dihadapi desa. Dan mengatur pengalokasian

39
sumber daya yang diterima dari bantuan secara adil dengan prioritas utama
yang diunggulkan. Artinya adil disini adalah daerah mana yang paling
membutuhkan dialah yang paling menjadi prioritas, serta menyiapkan
ketersediaan bantuan yang didapat dari bantuan.

Di Indonesia, sistem kerjasama bidan dengan Lintas Sektoral belum


begitu berkembang, karena pada dasarnya di Indonesia lebih
mementingkan bagaimana bidan bermitra dengan tenaga kesehatan
lainnya. Namun secara Internasional kerja sama bidan yang semacam ini
sudah sangat berkembang dan sudah menjadi kegiatan dari seorang bidan.
Jika ini diberlakukan di Indonesia, maka bidan indonesia akan semakin
berkembang pengetahuan.

2. Kode Etik Bidan Internasional


Nomor 4 Point c “Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal
mahasiswa kebidanan dan bidan.”
Yang dimaksud adalah Bidan di luar negeri sudah menerapkan sistem
tanggung jawab bagi setiap kepala ruangan di Rumah sakit. Misalnya ada
beberapa mahasiswa yang magang / PKL di suatu rumah sakit bersalin,
dan mereka mendapatkan ruangan masing-masing (seperti : ruang nifas,
ruang persalinan) maka kepala ditiap ruangan tersebut bertanggung jawab
penuh atas mahasiswa yang berada diruangannya masing-masing. Kepala
ruangan harus bisa membimbing mahasiswa sampai mengerti dan mahir
benar dalam melakukan tindakan.
Di Indonesia, ini diberlakukan untuk Bidan yang baru lulus dan magang
di Rumah sakit atau Rumah bersalin dan untuk mahasiswa kebidanan yang
sedang PKL.

3. Kode Etik Bidan Nasional


Bagian VI point 1 “Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan dan pemerintah dalam bidang

40
kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
dan masyarakat.”
Bidan Indonesia diwajibkan untuk melaksanakan ketentuan tugasnya
dalam membina pelayanan Keselamatan Ibu dan Anak dan/atau Keluarga
Berencana dan kesehatan keluarga. Di Indonesia diterapkan KB untuk “2
anak lebih baik” sedangkan Internasional belum atau tidak ada ketentuan
seperti ini.

41
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu
yang abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian
filsafat dianggap jauh dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami
secara relevan bagi banyak persoalan yang dihadapi. Etika sebagai filsafat
moral mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara
rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar dan yang salah, baik atau
buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip
moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.
Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi
kebidanan membutuhkan suatu sistem untuk mengatur bidan dalam
menjalankan peran dan fungsinya. Dalam menjalankan perannya, bidan tidak
dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara kaku, tetapi
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu dan
berlandaskan pada kode etik dan standar profesi.

42
DAFTAR PUSTAKA

Berten K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Hariningsih W, Nurmayawati D. 2010. Bidan Etika Profesi dan Hukum
Kesehatan. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Jogjakarta:
Mitra Cendikia.
PP IBI. 2004. Etika dan Kode Etik Kebidanan. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan
Bidan Indonesia.
Setiawan. 2001. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Wahyuningsih, Heni P. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Jogjakarta: Fitramaya.
Soepardan, Suryani dan Dadi Anwar Hadi. 2008. Etika Kebidanan dan Hukum
Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Hanafiah Yusuf. Dan Amri Amir. 2009. Etika kedokteran dan Hukum kesehatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
BPPSDMK KEMENKES RI. 2013. Modul 2 Etika dan Kode Etik Kebidanan
untuk Prodi Kebidanan.
Adopted at Glasgow International Council meeting, 2008, Due for next review
2014. International confederation of midwives.
Joyce E. Thompson & Henry O. Thompson, 1997. Ethics and midwifery practice
Medical Council of New Zealand. (2008). Good medical practice. Wellington.
US MERA. 2015. Principle for Models U.S. Midwifery Legislation and
Regulation
Nursing and Midwifery Council. 2008. The Code ‘Standards of conduct
performance and Ethics for Nurse and Midwives

43
https://www.midwife.org.nz/midwives/professional-standards/philosophy-and-
code-of-ethics/
Medical Council of New Zealand. (2007, June). Statement on providing care to
yourself and those close to you. Retrieved 06 01, 2010, from Medical Council of
New Zealand: www.mcnz.org.nz

LEMBAR PERTANYAAN

44

Anda mungkin juga menyukai