masalah yang merupakan tanda dan bahaya yang harus diwaspadai oleh wanita
hamil. Kondisi yang dapat menimbulkan tanda bahaya dapat berupa peningkatan
tekanan darah, perdarahan, adanya persalinan yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan ataupun adanya perubahan pembesaran perut yang berlebihan. Oleh
karena itu, pada kegawatdaruratan usia lanjut ini memerlukan kerjasama sama
dengan ibu serta keluarga dan pengamatan yang cermat terhadap semua perubahan
yang terjadi pada ibu hamil. Untuk selanjutnya Anda akan mempelajari lebih rinci
tentang perubahan pada kehamilan usia lanjut yang dapat menimbulkan tanda
bahaya serta memberikan konstribusi tinggi terjadinya kematian ibu (AKI).
Pengertian Plasenta
Previa Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagaian dari ostium
uteri internum sehingga plasenta berada di depan jalan lahir (Maryunani dan
Eka, 2013:136).
(1) Plasenta previa totalis Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta
yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
(2) Plasenta previa parsialis Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang
menutupi sebagian ostium uteri internum.
(3) Plasenta previa margnalis Plasenta previa margnalis adalah plasenta yang
tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
(4) Plasenta previa letak rendah Plasenta previa letak rendah adalah plasenta
yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi
bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri
internum.Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada
usia diatas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada
kehamilan tunggal.Uterus bercacat ikut mempertinggi angka kejadiannya.
Pada Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7 %
sampai dengan 2,9%. Di negara maju insidensinya lebih rendah yaitu kurang
dari 1% mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi.
Dengan meluasnya penggunaan ultrasonografi dalam obstetrik yang
memungkinkan deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih tinggi
(Prawirohardjo, 2010:496)
Placenta Previa, yaitu keadaan dimana implantasi plasenta terletak pada atau
di dekat serviks. Perhatikan beberapa kondisi sebagai berikut:
Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan
antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio sesaria (pemeriksaan
boleh dilakukan di ruang operasi)
Pemeriksaan inspikulo secara hati-hati dapat menentukan sumber
perdarahan berasal dari kanalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip,
keganasan, laserasi atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di
atas tidak menyingkirkan diagnosis placenta previa.
Perbaikan kekurangan cairan/darah dengan memberikan inf us cairan IV
( NaCl 0.9% atau Ringer Laktat)
Lakukan rujukan di tempat rujukan tersier
(a) Seksio caesarea Prinsip utama dalam melakukan seksio caesarea (adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk
hidup, tindakan ini tetap di laksanakan). Tujuan seksio caesarea yaitu melahirkan janin
dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan
dan menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada servik uteri, jika janin di
lahirkan pervaginam Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi
sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek, selain
itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya
perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri. Siapkan darah
pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu.Lakukan perawatan lanjut pasca
bedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi dan keseimbangan cairan masuk dan
cairan keluar.
(b) Melahirkan pervaginam Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta.
Kompetensi bidan yang sesuai dengan kasus plasenta previa adalah kompetensi bidan
ke-3, yaitu bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari
komplikasi tertentu.
Terapi Ekspektatif
Tujuan supaya janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara
non invasive.
Syarat terapi ekspektatif :
Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
Belum ada tanda inpartu
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar haemoglobin dalam batas normal)
Janin masih hidup
Rawat inap, tirah baring dan berikan pemberian antibiotika profilaktif
Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia
kehamilan, letak dan presentasi janin
Perbaiki anemia dengan pemberian Sulfas ferosus atau Ferous Fumarat
per oral 60 mg selama 1 bulan
Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfuseJika perdarahan
berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat
dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau diperlukan waktu > 2
jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke rumah
sakit jika terjadinperdarahan
Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan
janin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan
terminasi kehamilan.
Janin matur
Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi
kelangsungan hidupnya (seperti anensefali)
Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa
memandang maturitas janin
DAFTAR PUSTAKA
Didien Ika Setyarini, M.Keb.2016.Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal. Jakarta. KEMENKES RI BPPSDMK