Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

INSTRUMEN TINGKAT TOKOH MASYARAKAT,

TOKOH AGAMA DAN KADER

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu : Siti Masitoh, M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Fahni Yustari Marttika P3.73.24.2.19.011

Jihan Fadila P3.73.24.2.19.018

Shafirah Ramadhani P3.73.24.2.19.034

Vania Ledy Zain P3.73.24.2.19.038

KELAS 2A

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3

2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Melakukan Instrumen Tingkat Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kader.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
dikemudian hari.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun


inpirasi terhadap pembaca.

Bekasi, 20 Maret 2021

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2

C. Tujuan.........................................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................................3

A. Instrumen Tokoh Masyarakat....................................................................................3

B. Instrumen Tokoh Agama............................................................................................6

C. Instrumen Kader........................................................................................................8

BAB III.................................................................................................................................18

KESIMPULAN....................................................................................................................18

A. Kesimpulan...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tokoh masyarakat memiliki kedudukan sosial dan dihormati
dilingkungannya. Mereka disebut tokoh masyarakat karena mereka memiliki
kedudukan serta sebagai wadah pengaduan masyarakat dan sekaligus sebagai
penasehat dalam masyarakat, Kepercayaan masyarakat terhadap tokoh masyarakat
sangatlah setnifikan, dikarnakan tokoh masyarakatlah dianggap sebagai orang
yang mampu memberikan ide-ide serta pemecahan masalah dikalangan
masyarakat.
Dalam masyarakat tentunya banyak sekali masalah-masalah yang terjadi,
terutama masalah perilaku remaja, yang begitu merisihkan masyarakat, tentunya
masyarakat berharap permasalahan ini agar segera dicarikan solusinya oleh tokoh
masyarakat. Tokoh masarakat merupakan seseorang yang paling dituakan serta
yang memberi nasehat dan pemimpin dalam klompok sosial, yang sangat berperan
dalam pembinaan masarakat secara menyeluruh.
Tokoh Agama biasa disebut juga sebagai peminpin nonformal karena
kemampuan dan karismatiknya, diikuti banyak orang walaupun pemimpin
terrsebut tidak memimpin sebagai organisasi, tetapi kehadirannya ditengah
masyarakat diakui sebagai orang yang berpengaruh tehadap pengembangan agama
islam dan mau berkorban baik materi maupun jiwa mereka sekalipun.
Tokoh Agama merupakan panutan dalam masyarakat sekitarnya dan khusus
bagi umat Islam. Tokoh agama harus menampakkan keteladanan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari, karena ia memiliki ilmu agama Islam yang lebih luas dan
lebih baik pemahamannya terhadap ajaran agama Islam di bandingkan dengan
sebagian masyarakat.
Kader kesehatan yang berada di sekitar masyarakat wajib mempunyai bekal
tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap kesehatan yang terjadi di kalangan
masyarakat. Kader kesehatan merupakan sasaran yang tepat dalam pelaksanaan
program kesehatan karena dianggap sebagai tempat rujukan pertama pelayanan
kesehatan. Kader kesehatan dilatih dan berfungsi sebagai monitor, pengingat dan
pendukung untuk mempromosikan kesehatan (Wang et al, 2012).

1
Kader ini adalah kepanjangan tangan dari puskesmas atau Dinas Kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Kader dianggap sebagai rujukan dalam
penanganan berbagai masalah kesehatan (Trisnawati et al, 2008). Partisipasi dan
keaktifan kader posyandu dipengaruhi oleh pengetahuan, pekerjaan, tingkat
pendapatan dan keikutsertaan dengan organisasi lain (Suryatim, 2011).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah penelitian:
1. Apa saja yang terkait mengenai instrumen dan peran tokoh masyarakat ?
2. Apa saja yang terkait mengenai instrumen dan perantokoh agama ?
3. Apa saja yang terkait mengenai instrumen dan peran kader ?

C. Tujuan
1. Mengetahui instrumen dan peran tokoh masyarakat.
2. Mengetahui instrumen dan peran tokoh agama.
3. Mengetahui instrumen dan peran kader.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Instrumen Tokoh Masyarakat


Format Pengkajian Tokoh Masyarakat
1. Apakah masyarakat di desa ini mengetahui tentang peran serta mereka di
wilayahnya?
Ya, Jenisnya :
a. Pelayanan Kesehatan :
b. Keamanan :
c. Kebersihan lingkungan :
d. Pembangunan wilayah :

2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pelayanan kesehatan yang ada di wilayah


setempat ?
Ya, sebutkan
Jika jawabannya iya :
 Maka bagaimana pendapat masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan ?
 Menurut masyarakat adakah manfaat dari pelayanan kesehatan yang
diberikan?

3. Apakah masyarakat tahu tentang program kesehatan untuk bayi, balita dan anak
prasekolah ?
4. Apakah masyarakat tahu tentang program kesehatan ibu hamil, bersalin dan
menyusi?
5. Apakah ada kegiatan rutin yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
yang dikoordinasikan oleh fasilitas kesehatan ?
6. Apakah menurut Bapak/Ibu masyarakat perlu mengetahui tentang penggunaan
alat kontrasepsi (KB) ?
Perlu, Alasan
Tidak Perlu, Alasan..................................

3
7. Apakah ada Angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi di desa ini dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir ?
Ya, sebutkan................................................
Penyebab...........................................................
Tidak
8. Bagaimana peran serta masyarakat jika terjadi kematian pada Ibu atau pun
Bayi ?
9. Adakah kegiatan kesehatan ibu dan anak yang belum atau tidak terlaksana ?
Ada, sebutkan................................................
Tidak
10. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu dan anak ?
Ada, sebutkan : sarana/prasarana/dana/partisipasi masyarakat (*lingkari)
11. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mengenai alur rujukan jika dalam keadaan
darurat di desa ini ? (terutama dalam kasus kesehatan ibu dan anak?)
12. Apakah Bapak/Ibu tahu tentang Jaminan Kesehatan ?
13. Berapa jumlah peserta Jaminan Kesehatan di desa ini ?
14. Bagaimana masyarakat mendapatkan informasi mengenai Jaminan Kesehatan ?
15. Menurut Bapak/Ibu dengan adanya BPJS sudah atau dapat memfasilitasi
masyarakat kurang mampu ?
16. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang Desa Siaga ?
17. Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam program Desa Siaga ?
Ya, sebutkan
18. Menurut Bapak/Ibu golongan mana yang lebih berperan aktif dalam kegiatan
Desa Siaga ?
19. Menurut Bapak/Ibu apakah perlu atau tidak dengan adanya Desa Siaga ?
Ya perlu, alasan
20. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan Desa Siaga ?
Ada, sebutkan
21. Adakah jenis kegiatan Desa Siaga yang belum terlaksana ?
Ada, sebutkan
22. Menurut Bapak/Ibu apakah di desa ini Desa Siaga sudah berjalan dengan baik ?
Tidak, alasan

4
23. Apa saja peran tokoh masyarakat yang sudah dilakukan dalam mendukung
program kesehatan ?
24. Apa harapan Bapak/Ibu terhadap praktik kebidanan komunitas yang dilakukan
di desa ini ?
Peran Tokoh Masyarakat
1. Apakah tokoh masyarakat (kepala desa/sekdes, tuha peut, tuha delapan, tokoh
agama dan ibu PKK) memberikan informasi kepada ibu bahwa ada pelayanan
imunisasi di posyandu?
a. Ya (lanjut ke pertanyaan no 2)
b. Kadang-kadang
c. Tidak (lanjut ke pertanyaan no 3)
2. Jika Ya, pada saat apakah tokoh masyarakat (kepala desa/sekdes, tuha peut,
tuha delapan, tokoh agama dan ibu PKK) memberikan informasi kepada ibu
bahwa ada pelayanan imunisasi?
a. Pertemuan di balai desa
b. Arisan ibu PKK
c. Dan ain-lain
3. Jika ada musyawarah di meunasah, apakah masyarakat (kepala desa/sekdes,
tuha peut, tuha delapan, tokoh agama dan ibu PKK) menyampaikan informasi
tentang pentingnya imunisasi?

a. Ya (lanjut ke pertanyaan no 4)

b. Kadang-kadang

c. Tidak (lanjut ke pertanyaan no 5)

4. Jika Ya, siapakah yang menyampaikan informasi tentang pentingnya


imunisasi tersebut?

a. Keuchik

b. Tuha Peut

c. Tuha Lapan

5. Sepengetahuan ibu, Apakah tokoh masyarakat (kepala desa/sekdes, tuha


peut, tuha delapan, tokoh agama dan ibu PKK) melakukan imunisasi kepada
anaknya?

5
a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

B. Instrumen Tokoh Agama


FORMAT PENGKAJIAN DATA TOKOH AGAMA
1. Bagaimana kondisi keagamaan di wilayah ini?

2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kesehatan warga di wilayah ini? (Kesehatan

ibu dan anak, kesehatan reproduksi, kesehatan remaja)

3. Apakah terdapat isu/masalah kesehatan yang bertentangan dengan agama di wilayah

ini?

4. Apakah ada remaja yang melakukan pernikahan dini di wilayah ini? Bagaimana

pendapat Bapak/Ibu?

5. Menurut Bapak/Ibu perlukah jaminan kesehatan?

Perlu, alasan Tidak, alasan

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang desa siaga?

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang tumpeng gizi seimbang?

8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang pemberian makan pada bayi? (Contoh: ASI

Ekslusif)

9. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang imunisasi?

10. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang penggunaan KB?

11. Peran tokoh agama yang sudah dilakukan untuk mendukung program kesehatan?

12. Apa harapan Bapak/Ibu untuk desanya terkait kesehatan?

Isu Imunisasi Haram


1. Apakah ibu pernah mendengar bahwa imunisasi itu haram?
a. Ya (lanjut ke pertanyaan no 2)
b. Tidak (lanjut ke pertanyaan no 3)
2. Jika Ya, darimana ibu mendengar bahwa imunisasi itu haram?

6
a. Ulama
b. Tokoh masyarakat
c. Petugas kesehatan
d. Tetangga
e. Keluarga
f. Kader posyandu
3. Menurut ibu apakah imunisasi itu haram?
a. Ya (lanjut ke pertanyaan no 4)
b. Tidak (lanjut ke pertanyaan no 5)
4. Jika Ya, apa yang ibu lakukan?
a. Tidak membawa anak untuk di imunisasi
b. Tetap membawa anak untuk di imunisasi
5. Apakah dilingkungan sekitar rumah ibu banyak anak yang tidak di
imunisasi karena isu imunisasi haram?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika Ya, apakah hal ini mempengaruhi ibu untuk juga tidak
membawa anak di imunisasi?
a. Ya
b. Tidak

7
C. Instrumen Kader
1) Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang
amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin
dan Hamidah, 2009:177).
2) Tujuan di Bentuk Kader
Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di
bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa
masyarakat bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari
pembangunan itu sendiri. Pada hakikatnya, kesehatan dipolakan
mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab. 
Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan
adalah atas dasar pemikiran bahwa terbatasnya daya dan dana dalam
operasional pelayanan kesehatan akan mendorong masyarakat memanfaatkan
sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Pola pikir semacam ini merupakan
penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan. 

8
Kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa ternyata
mampu melaksanakan beberapa kegiatan yang sederhana tetapi tetap berguna
bagi masyarakat kelompoknya (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 288).
3) Peran Kader Sebagai Mitra Bidan
Satu elemen di masyarakat yang sangat penting dilibatkan dalam
kemitraan bersama bidan dan dukun bayi adalah kader posyandu.
Posyanduatau Pos Pelayanan Terpadu merupakan satu inisiatif Kementerian
Kesehatan dalam upaya mendorong Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Peningkatan peran
danfungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah,
melainkan semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.
Peran kader posyandu sangat besar, selain sebagai pemberi informasi
Kesehatan masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu
program utamanya adalah kesehatan ibu dan anak. Meskipun kader posyandu
pada awalnya merupakan elemen yang dikembangkan dan didukung oleh
Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan, seringkali kader-kader
tersebut menjadi fasilitator-fasilitator masyarakat yang mendapatkan pelatihan
dan bekerjasama dengan berbagai instansi lain, seperti Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Dinas Sosial, PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan juga
oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja untuk pemberdayaan
masyarakat. Hal ini membuat peranan kader posyandu menjadi sangat
strategis dalam upaya pemberdayaankesehatan dan kesejahteraan masyarakat
desa. Kapasitas dan posisi strategis tersebut menjadi satu hal yang penting
diperhatikan untuk membangun kemitraan bersama dengan bidan dan
dukunbayi. Peran kader posyandu tersebut justru dapat menjadi elemen yang
dapat memediasi pembentukan kemitraan itu sendiri bahkan dalam jangka
Panjang peran kader posyandu tersebut dapat juga menjaga komitmen dukun
bayi untuk tetap bermitra atau tidak kembali lagi menolong persalinan ibu

9
tanpa bidan. Dalam kerangka tersebut, dibangunlah suatu upaya kemitraan
antara bidan sebagai tenaga kesehatan terlatih, dukun bayi sebagai tenaga non
medis yang dipercaya oleh masyarakat, dan kader posyandu sebagai fasilitator
pemberdayaan kesehatan masyarakat. Salah satu peran kader posyandu adalah
mendorong keluarga melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan
pertolongan tenaga kesehatan agar ibu dan bayi selamat dan sehat
4) Pengetahuan yang Diperlukan atau Harus di Miliki Kader
Terdapat hubungan pengetahuan kader tentang pengukuran antropometri
dengan keterampilan dalam melakukan pengukuran pertumbuhan, dimana
semakin tinggi tingkat pengetahuan maka kader akan semakin terampil dan
sebaliknya. Hal ini juga ditegaskan dalam penelitian Sutiani, Lubis dan
Siagian (2013) bahwa pengetahuan merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap keterampilan kader dalam melaksanakan kegiatan
posyandu. Menurut kader yang berpengetahuan kurang mempunyai
kemungkinan 10 kali lebih besar untuk tidak terampil dibanding dengan kader
yang memiliki pengetahuan baik.
5) Tugas Kader Posyandu
Tugas Kader Posyandu dibagi menjadi 3 kelompok, yakni:
1. Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H –
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh Kader Posyandu agar
kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2. Tugas pada saat hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada saat H
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5
kegiatan.

3. Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H +


Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu.
Penyelenggaraan Posyandu 1 bulan penuh, hari buka Posyandu untuk
penimbangan 1 bulan sekali.

10
Tugas Kader Posyandu Sebelum Hari Buka
Berikut ini tugas-tugas Kader Posyandu sebelum hari buka, yaitu:

 Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.


 Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.

 Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi kader yang menangani


pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.

 Kader melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan atau petugas


lainnya. Sebelum pelaksanaan kegiatan kader melakukan koordinasi
dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait dengan jenis
layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan tindak
lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang
telah ditetapkan berikutnya.

 Menyiapkan bahan pemberian makanan tambahan PMT Penyuluhan dan


PMT Pemulihan (jika diperlukan), serta penyuluhan. Bahan-bahan
penyuluhan sesuai dengan permasalahan yang ada yang dihadapi oleh
para orang tua di wilayah kerjanya serta disesuaikan dengan metode
penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila mau
melakukan demo masak, lembar balik apabila mau menyelenggarakan
kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi
balita, dan lain-lain.

 Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu

Tugas Kader Posyandu Pada Saat Hari Buka


Berikut ini tugas-tugas Kader Posyandu pada saat hari buka, yaitu:

 Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas,


ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
 Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi

11
badan, pengukuran lingkar kepala anak, deteksi perkembangan anak,
pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orang
tua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan balita, dan lain sebagainya.

 Membimbing orang tua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil


pengukuran dan pemantauan kondisi balita.

 Melakukan penyuluhan tentang pola asuh balita, agar anak tumbuh sehat,
cerdas, aktif dan tanggap. Dalam kegiatan itu, kader bisa memberikan
layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok. dan demonstrasi
dengan orang tua/keluarga balita.

 Memotivasi orang tua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik
pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.

 Menyampaikan penghargaan kepada orang tua yang telah datang ke


Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu
berikutnya.

 Menyampaikan informasi pada orang tua agar menghubungi kader apabila


ada permasalahan yang terkait dengan anak balitanya, jangan segan atau
malu.

 Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka


Posyandu

Tugas Kader Posyandu Setelah Hari Buka


Berikut ini tugas-tugas Kader Posyandu setelah hari buka (diluar hari buka),

yaitu:

 Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, pada anak yang kurang gizi, atau pada anak yang mengalami
gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain.
 Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka
meningkatkan gizi keluarga, menanam obat keluarga, membuat tempat

12
bermain anak yang aman dan nyaman, dan lain-lain. Selain itu,
memberikan penyuluhan agar mewujudkan rumah sehat, bebas jentik,
kotoran, sampah, bebas asap rokok, BAB di jamban sehat, menggunakan
air bersih, cuci tangan pakai sabun, tidak ada tempat berkembang biak
vektor atau serangga/binatang pengganggu lainnya (nyamuk, lalat, kecoa,
tikus, dan lain-lain).

 Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk


menyampaikan atau menginformasikan hasil kegiatan Posyandu serta
mengusulkan dukungan agar Posyandu dapat terus berjalan dengan baik.

 Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan, diskusi atau forum komunikasi


dengan masyarakat, untuk membahas penyelenggaraan atau kegiatan
Posyandu di waktu yang akan datang. Usulan dari masyarakat inilah yang
nanti digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak lanjut
kegiatan berikutnya.

 Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem


pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di
Posyandu, dan memasukkan kegiatan Posyandu tersebut dalam SIP.
Manfaat SIP ini adalah sebagai acuan bagi kader untuk memahami
permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran. 

CONTOH FORMAT PENGKAJIAN DATAKADER

A. Topik Pelatihan Pelatihan Kader Kesehatan Lansia


B. Sasaran Peserta pelatihan kader Posbindu
sebanyak 25 Orang yang berasal dari :

1. RW 9 : ..... orang

2. RW 10 : ..... orang

3. RW 11 : ..... orang

4. RW 12 : ..... orang
C. Waktu Selama 3 hari :

13
Hari : Senin-Rabu

Tanggal : 14-16 Maret 2016


D. Tempat Pelaksanaan Balai Kelurahan Suka Maju
E. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan, peserta
(kader) mampu melaksanakan kegiatan
kelompok usia lanjut dalam pemeliharaan
kesehatannya.
Tujuan Khusus Setelah dilakukan kegiatan pelatihan
kader Posbindu, dapat menjelaskan:

1. Peran kader dalam pelayanan kesehatan


dikelompok usia lanjut.

2. Paket pelayanan kesehatan dan


kegiatan kelompok usia lanjut.

3. Memotivasi usia lanjut dalam kegiatan


kelompok. 4. Proses menua.

5. Penyakit-penyakit yang sering


menyertai usia lanjut.

6. Kesehatan jiwa usia lanjut.

7. Gizi seimbang usia lanjut.

8. Mempertahankan kebugaran jasmani


usia lanjut. 9. KMS usia lanjut.
F. Garis-Garis Materi 1. Peran kader dalam pelayanan kesehatan
dikelompok usia lanjut.

2. Paket pelayanan kesehatan dan


kegiatan kelompok usia lanjut.

3. Memotivasi usia lanjut dalam kegiatan


kelompok. 4. Proses menua.

5. Gizi seimbang usia lanjut.

14
6. Mempertahankan kebugaran jasmani
usia lanjut. 7. KMS usia lanjut.

8. Mekanisme pelaksanaan
Posbindu/Posyandu Lansia
Pendahuluan

1. Mengucapkan salam

2. Menyampaikan tujuan dari pendidikan


kesehatan yang akan dilakukan

3. Kontrak waktu dengan sasaran

Inti

1. Menjelaskan tentang peran kader dalam


G. Topik Mengajar
pelayanan kesehatan dikelompok usia
lanjut.

2. Menjelaskan tentang paket pelayanan


kesehatan dan kegiatan kelompok usia
lanjut.

3. Menjelaskan tentang usia lanjut dalam


kegiatan kelompok.

4. Menjelaskan tentang proses menua.

5. Mejelaskan tentang gizi seimbang usia


lanjut.

6. Menjelaskan tentang mempertahankan


kebugaran jasmani usia lanjut.

7. Menjelaskan tentang KMS usia lanjut.

8. Menjelaskan tentang mekanisme


pelaksanaan Posbindu/Posyandu Lansia

15
Penutup

1. Memberikan kesimpulan dari materi


yang telah disampaikan

2. Melakukan evaluasi pemahaman


peserta tentang materi yang telah
disampaikan

3. Mengucapkan salam
H. Metoda 1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi
I. Media dan Alat 1. Papan tulis

2. Spidol

3. Makalah
J. Evaluasi 1. Peserta mampu memahami materi yang
disampaikan.

2. Peserta mampu melaksanakan kegiatan


Posbindu.
Darmojo RB, Mariono, HH (2004).
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Depkes RI (2005). Pedoman pembinaan


Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta

Kemenkes RI (2014).Situasi dan Analisis


Lanjut Usia. Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI. Jakarta
K. Sumber/Literatur
Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan
Gerontik. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Keaktifan Kader Posyandu

16
1.Apakah kader rutin melaksanakan posyandu sebulan sekali?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
2. Apakah kader datang lebih awal sebelum kegiatan posyandu di mulai?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
3. Apakah kader menyampaikan informasi tentang jadwal imunisasi di
posyandu?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4. Apakah kader ikut membantu petugas kesehatan dalam memberitahu
maanfaat, cara, jadwal dan efek samping dari imunisasi?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
c. Apakah kader membantu petugas kesehatan dalam mencatat imunisasi
yang diberikan kepada ibu bayi?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak

d. Apakah kader posyandu melayani pendaftaran bayi ibu untuk diimunisasi


di posyandu?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak

17
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam memberikan
asuhan kebidanan di komunitas, kita sebagai bidan perlu menggali pengetahuan,
sikap dan pandangan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat di suatu wilayah
tempat bekerja dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. Peran
tokoh agama, tokoh masyarakat akan mempengaruhi perilaku kesehatan
masyarakat dalam wilayah itu sendiri.
Peran kader di masyarakat sangat besar, selain sebagai pemberi informasi
kesehatan masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
fasilitas kesehatandan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

18
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Wahyuni, Elly.2018.Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta : Kemenkes RI


PPSDMK BPPSDMK.

Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Fallen, R dan R. Budi Dwi K. 2010.Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.


Yogyakarta : Nuha Medika

Hidayati, Ratna. 2009.Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.


Jakarta : Salemba Medika

Junengsih.2018.Praktik Kebidanan Komunitas. Kemenkes RI PPSDMK BPPSDMK.

Manuaba, Ida Ayu Candranita, dkk. 2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan
KB. Jakarta : EGC

Yulizawati, dkk.2017.Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Padang : Erka CV. Rumah


Kayu Pustaka Utama

19
PETUNJUK PENGGUNAAN FORMAT PENILAIAN

1. Penilaian dilakukan oleh dosen pengajar/pengampuh pokok bahasan terhadap


tugas yang diberikan sesuai panduan praktik.
2. Mahasiswa/kelompok menuliskan nama anggotanya sesuai dengan jumlahnya
3. Sipen dapat koordinasi dengan dosen yang bersangkutan tentang proses penilaian
4. Strategi penilaian diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengajar pokok bahasan
berdasarkan kesepakatan dengan mahasiswa.
5. Setelah dinilai format penilaian dapat diserahkan kepada penanggung jawab mata
kuliah Askeb Komunitas.

Pj. MK. Askeb Komunitas

ttd

Karningsih

20
PRODI DIII KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III TAHUN AKADEMIK 2020/2021

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS KELOMPOK

Tempat: Zoom Meeting Tanggal : Rabu, 24 Maret 2021

Semester/Kelas/Kelompok : 4/2A/8

Nama Mahasiswa :

1. Fahni Yustari Marttika (P3.73.24.2.19.011)

2. Jihan Fadila (P3.73.24.2.19.018)

3. Shafirah Ramadhani (P3.73.24.2.19.034)

4. Vania Ledy Zain (P3.73.24.2.19.037)

Petunjuk Penilaian :

 Penilaian dilakukan dilakukan dengan melingkari angka yang sesuai dengan hasil yang
dicapai oleh mahasiswa yang bersangkutan
 Bobot penilaian
a. BAIK : 4
b. CUKUP : 3
c. KURANG : 2
d. BURUK : 1

Nilai
No Aspek Penilaian
4 3 2 1

1. Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas


2. Inisiatif dan kreatifitas

3. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas individu


4. Kerjasama dalam kelompok

5. Kelengkapan dalam membahas tugas/materi yang diuraikan

21
6. Kedalaman dalam menjelaskan materi tugas
7. Tehnik penulisan dan penggunaan bahasa ilmiah

8. Adanya rujukan/referensi yang digunakan


9. Tehnik penulisan referensi sesuai kaidah

Total

Nilai akhir = Jumlah total nilai = ........................

Bekasi, 2021

Dosen

(…………………………)

22

Anda mungkin juga menyukai