Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 1

PUTRI MELANI
SAUKIA PASMI

PELAJARAN 5&6
PELAJARAN 5.
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS YANG
BERSPEKTIF GENDER DAN HAM.
1.Baca lembar kasus cerita “Monyet & Ikan Mas”
a.Pesan apa yang bisa diperoleh dari cerita “Monyet & ikan Mas”
• Kita makhluk sosial harus memiliki rasa saling menghormati dan
tidak boleh melakukan semuatu yang dapat merugikan makluk hidup
lain.
• Kita sebagai makhluk sosial harus memang saling menolong dalam
berbagai hal tapi kita juga harus tau bagaimana solusi yang tepat dari
permasalahan tersebut karna setiap tindakan pasti ada dampaknya.
• Mempelajari komunitas yang berada dilingkungan kita penting untuk
dapat menjalani kehidupan saling membantu dan menguntungkan
satu sama lain.
b.Mengapa seorang Bidan harus tahu konsep kebidanan komunitas.
• Karena seorang bidan dalam memberikan pelayanan harus bertindak
profesional. Sebagai bidan dikomunitas bidan harus mampu menilai
tradisi yang baik dan membahayakan,budaya yang sensitif gender dan
tidak, nilai-nilai masyarakat yang adil gender dan tidak, dan hukum serta
norma yang ternyata masih melanggar HAM. Bidan dalam memberikan
pelayanan berfokus kepada perempuan dengan meyakini bahwa
kehamilan dan persalinan bukan sekedar peristiwa klinis tetapi peristiwa
transisi sosial dan spikologis yang amat kritis bagi seoarang perempuan.
Seorang bidan meyakini bahwa asuhan kebidan secara efektif
mempromosikan, melindungi, mendukung reproduksi perempuan dan
keluarganya, dan menghargai beragam budaya, keyakinan dan suku
bangsa.
2. Menyusun laporan prinsip, tujuan asuhan kebidanan komunitas,
karakteristik, tugas dan tanggung jawab bidan
1.Prinsip pelayanan atau asuhan kebidanan komunitas.
• Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan masyarkat,social, psikolgi,
ilmu kebidanan, dan ilmu lainnya yang mendukung peran bidandi komunitas.
• Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabatkemanusiaan
klien.
• Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.Populasi bias
berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepalakeluarga, jumlah laki-laki, jumlah
nonatus, jumlah perempuan usia subur dalam1RT atau 1 kelurahan kawasan
perumahan/perkantoran.
• Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup sebagai target sasaran pelayanan,namun perubahan
pola pikir dan terjalinnya kemitraan seperti: PKK, kelompokibu-ibu pengajian dan kader
kesehatan.
• System pelaporan kebidanan komunitas, berbeda dengan kebidanan di klinik.System pelaporan
kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yangmenjadi tanggung jawabnya.
2.Tujuan
a) Tujuan umum kebidanan komunitas adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat
menjalankan fungsinya secara optimal.
3. Tugas dan tanggung jawab
bidan di komunitas
b) Tujuan khusus kebidanan komunitas sebagai berkut :
– Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, a) Melaksanakan kegiatan
kelompok, dan masyarakat dalam pemahaman puskesmas berdasarkan urutan
tentang pengertian sehat dan sakit. prioritas masalah sesuai
– Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dengan kewenangan bidan
kelompok, dan masyarakat dalammengatasi b) Menggerakan dan membina
masalah kesehatan. masyarakat desa berprilaku
– Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait. hidup sehat
– Mengendalikan lingkungan fisik dan social untuk
menuju keadaan sehat yang optimal.
– Mengembangkan ilmu dan melaksanakan
kebidanan kesehatan masyarakat
Tanggung jawab bidan di komunitas meliputi beberapa hal berikut:
• Menjaga pengetahuannya tetap ap tu date, berusaha secara terus menerus mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan, dan kemahiran
• Menegenali batas–batas pengetahuan, keterampilan oribadi, dan tidak berupaya untuk bekerja
melampaui wewenangnya dalam memberikan pelayanan klinik
• Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekkuensi dari suatu keputusan.
• Berkomunikasi dan bekerja sama dengan pekerja kesehatan profesional lainnya (perawat, dokter,
dan lain-lain) dengan rasa hormat dan bermartabat.
• Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem rujukan yang optimal.
• Melakukan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan,
mengkaji ulang kasus-kasus, dan Audit Maternal Perinatal (AMP).
• Bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan akses dan mutu asuhan kesehatan.
• Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status perempuan serta kondisi hidup mereka dn
menghilangkan praktik kultur yang terbukti merugikan perempuan.
PELAJARAN 6
1.Menyiapkan perlengkapan kerja bidan untuk kunjungan ante natal.
• PERLENGAKAPAN KERJA BIDAN
Mengacu pada standar yang berlaku dengan mempertimbangkan kebutuhan klien dan tempat pelayanan
• Pemelihan tempat dan penolong persalinan. Yang perlu diperhatikan:
1) Penentuan tempat dan penolong persalinan ditentukan oleh dan keluarga sesuai dengan kondisi:
a. Riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu
b. Keadaan kehamilan saat ini
c. Pengalaman melahirkan sebelumnya
d. Ketersediaan tempat tidur,kondis rumah,air bersih dsb
e. Akses terhadap fasilitas rujukan
2) Memastikan ibu merasa aman dan nyaman selama proses persalinan
3) Mengorientasi ibu ketempat persalinan sesuai pilihannya
Persiapan persalinan
Pada hakekatnya antenatal care yang dilakukan seorang bidan adalah agar bersama-sama
dengan ibu hamil dan suami atau keluarganya membuat perencanaan dan persiapan
persalinan untuk menjamin terlaksananya persalinan yang bersih dan aman. Dalam
perencaaan tersebut perlu juga disertakan perencanaan penggunaan alat kontrasepsi pasca
persalinan.
Hal-hal yang perlu diselesaikan dengan ibu dan keluarga yaitu:
1)Membuat perencanaan persalinan yang perlu yang perlu ditetapkan:
• Tempat persalinan
• Tenaga penolong persalinan (bidan atau dokter).
• Bagaimana menjangkau tempat persalinan
• Siapa yang akan menjadi pendamping selama persalinan
• Besar biaya persalinan yang dibutuhkan dan cara memperolehnya
• Siapa yang akan mengurus keluarga saat Ibu tidak di rumah
• Apakah rencana metode kontrasepsi pasca persalinan
2)Membuat rencana pengambilan keputusan penanganan kasus gawat darurat
termasuk pengambilan keputusan jika pengambilan keputusan utama dalam
keluarga tidak ada ditempat
Yang perlu dibicarakan:
• Siapa yang membuat keputusan tentang rujukan Ibu kalau diperlukan.
• Siapa yang mengambil keputusan utama dalam keluarga.
• Siapa yang mengambil keputusan jika pengambil keputusan utama dalam
keluarga tidak ada ditempat saat terjadi kasus gawat darurat
3)Mengatur sistem transportasi jika terjadi kasus gawat darurat Perencanaan ini
perlu dipersiapkan lebih awal selama kehamilan, meliputi:
• Di mana ibu akan melahirkan (polindes, rumah sakit, Rumah Bersalin)
• Bagaimana cara menjangkau tingkat layanan yang lebih lengkap jika terjadi
gawat darurat
• Ke fasilitas kesehatan manakah sang Ibu harus dirujuk
• Bagaimana cara memperoleh donor darah yang potensial.
4)Membuat rencana tabungan
• Pihak keluarga harus didorong untuk menabung sehingga Dana
yang dibutuhkan dapat tersedia untuk perawatan rutin selama
kehamilan dan kasus gawat darurat. Pengalaman menunjukkan
bahwa banyak ibu-ibu yang tidak mau mencari pertolongan
lanjutan atau dirujuk karena tidak memiliki dana yang cukup.
• Bidan perlu mengupayakan dibentuknya suatu sistem untuk
mendukung upaya menyelamatkan ibu hamil atau melalui
seseorang di lingkungan tersebut yang bisa mengorganisir
pengadaan dukungan finansial ibu jika diperlukan, misalnya
dalam bentuk "tabungan ibu bersalin" (tabulin).
5)Menyiapkan peralatan untuk melahirkan
• Seorang ibu dan keluarganya dapat menyiapkan
persalinannya secara bersama-sama menyiapkan
peralatan seperti popok atau baju, sabun dan pakaian
mandi yang bersih, kain untuk bayi, dan disimpan
sebagai persiapan untuk persalinan.
• 6)Memfasilitasi ibu dan keluarga untuk mendapatkan
jaminan pelayanan kesehatan
2.Langkah”pertolongan pertama dan rujukan pada kasus kegawatdaruratan
obstetrick neonatal.
• Bidan/Puskesmas Non-Poned harus mampu melakukan pertolongan pertama
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal sesuai ketrampilannya, antara lain:
1) Stabilisasi pasien gawat darurat Obstetri dan Neonatal.
2) Melakukan Kompresi Bimanual pada ibu dengan perdarahan postpartum.
3) Melakukan Manual plasenta pada kasus retensio placenta.
4) Melakukan digital kuretase pada kasus sisa/rest plasenta.
5) Melakukan resusitasi sederhana pada kasus asfiksia bayi baru lahir.
6) Melakukan Metode Kanguru pada BBLR diatas 2000 gram.
7) Melakukan rujukan pasien maternal dan neonatal.
Langkah-langkah rujukan dalam pelayanan kebidanan
1)Menentukan kegawatdaruratan penderita
– Pada tingkat kader/dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang
tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi,
maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
– Pada tingkat bidan desa/puskesmas pembantu/puskesmas, tenaga
kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus
yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya,
mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri
dan kasus mana yang harus dirujuk.
2)Menentukan tempat rujukan
– Fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat
– Tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3)Memberikan informasi pada pasien & keluarga
– Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk
partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
– Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya.
– Bantu mereka membuat rencana rujukan padasaat awal persalinan.
4)Mengirimkan informasi ke tempat rujukan
– Akan ada penderita yang dirujuk.
– Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam
perjalanan ke tempat rujukan.
– Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita tidak
mungkin dikirim.
5)Persiapan penderita
6)Pengiriman Penderita
7)Tindak lanjut penderita :
– Rawat jalan pasca penanganan
– Kunjungan rumah bila diperlukan
Pelayanan kontinum dan komprehensif
PAKET DAN KOMPONEN INTERVENSI
MATERNAL DAN NEONATAL - WHO
3.Lihat /tayangkan CD “Rosminah”.
a. Apa komentar anda setelah menyaksikan sakit yang dialami oleh
Bu Rosminah
• Sangat prihatin melihat seorang perempuan yang hidup seoarang
diri dan membiayai hidupnya sendiri harus lebih menderita
karena penyakit yang dideritanya. Bu Rosminah yang bahkan tau
bahwa dirinya menderita penyakit kanker rahim sudah dari
bertahun-tahun tapi memilih untuk tidak memeriksakan
kondisinya hanya karena terhalang biaya. Kanker rahim harusnya
dapat dideteksi secara dini dengan pemeriksaan IVA yang
diselenggarakan pemerintah. Karena kurangnya pengetahuan
dan akses dari pemerintah masih maka akan semakin banyak
kasus lain seperti yang dialami Bu Rosminah.
b.Siapa saja yang ikut menderita ketika Bu rosminah sakit
dan harus operasi
• Masyarakat desa yang hidup berdampingan dengan ibu
Rosminah. Khususnya saudara/i dari Bu Rosminah,
keterbatasaan ekonomi yang dialami bu Rosminah dan
keluarga membuat ibu Rosminah tidak dapat di Operasi
secepatnya. Bahkan keluarga pun sudah berusaha untuk
bermusyawarah tentang pembayaran operasi tetapi
walaupun bahkan jika kekayaan seluruh saudara Bu
Rosminah dikumpulkan uangnya tidak akan cukup.
Sehingga membuat Bu Rosminah dan keluarga menyerah
dengan penyakit yang di derita.
c.Dukungan apa yang diperlukan oleh Bu rosminah untuk menguatkan dampak
psikologis dari penyakit kanker yang dideritanya.
• Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota keluarga
lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu membuat penerima
dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tenteram.Dukungan ini merupakan
sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung akan selalu siap
member pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan keluarga yang
diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang lainnya dalam
rangka menjalankan fungsi fungsi yang terdapat dalam sebuah keluarga. Bentuk
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga adalah secara moral atau material.
Dengan adanya dukungan keluarga mempermudah penderita dalam melakukan
aktivitasnya berkaitan dengan persoalan–persoalan yang dihadapinya juga merasa
dicintai dan bisa berbagi beban, mengekspresikan perasaan secara terbuka dapat
membantu dalam menghadapi permasalahan yang sedang terjadi. Jenis dukungan
keluarga memiliki beberapa fungsi yaitu dukungan informasional, dukungan
penilaian, dukungan instrumen dan dukungan emosional.
d.Langkah-langkah yang harus dilakukan seorang bidan untuk membantu Bu
Rosminah
• Bidan tidak hanya berperan penting membantu perempuan dalam pemeriksaan
kehamilan, proses persalinan atau pemeriksaan nifas. Lebih jauh, bidan merupakan
garda terdepan untuk deteksi dini dan pencegahan kanker serviks.
• Bidan adalah orang pertama yang berhadapan dengan perempuan. Jadi sangat
mungkin melakukan deteksi dini kanker serviks.
• Deteksi dini kanker serviks yang dapat dilakukan oleh bidan yaitu melalui tes IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat.Sejauh ini, melihat, kesadaran perempuan
memeriksakan dirinya ke bidan untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini masih
sangat rendah. Padahal, semakin cepat terdeteksi maka akan semakin cepat pula
pencegahan kanker masuk ke stadium lanjut.
• Memberi dukungan emosional kepada ibu rosminah dan keluarga untuk tetap
berdoa terhadap kesembuhan bu rosminah.
• Membantu memfasilitasi bu rosminah untuk mendapat pengobatan.
• Membuat kerja sama dengan asuransi kesehatan agar dapat menaggulangi biaya
pengobatan/operasi bu rosminah.

Anda mungkin juga menyukai