Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka
menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak negara, para pakar kesehatan
terbukti telah menyrelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir
yang disertai dengan penyulit prroses persalinan atau komplikasi yang mengancam
keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu negara
dapat dengan serta merta dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila
seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal dan perawatan bayi baru
lahir. Sebagai seorang bidan profesional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan kiat
asuhan kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasikan model
konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa nifas.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar
menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa produktivitasnya. Tahun
1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per tahunnya meninggal saat
AKI di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1994) tertinggi di
langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan,
infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat
abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh
penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi
Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam
merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
1. Apa yang dilakukan bidan pada saat pelayanan ibu dan bayi baru lahir pada
masa nifas?
2. Apakah pelayanan yang diberikan oleh bidan sudah sesuai dengan standar?
1.3.TUJUAN PENULISAN
1.3.1. Agar pembaca dapat memehami tentang pelayanan bidan pada ibu dan bayi di masa
nifas
BAB II
PEMBAHASAN
memberikan imunisasi pada bayi di BPSnya tetapi ibu di anjurkan untuk melakukan
imunisasi di puskesmas.
MENJAGA MUTU
Program menjaga mutu yaitu dengan meningkatkan unsur Lingkungan, dimana yang
kasus ini kebijakan yang dilakukan harus di ubah untuk menjaga program mutu.
1.4.1. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau
melalui kunjungan ke rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam
setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan
1.4.3. Hasil
kenjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu ke enam setelah
persalinan melakukan perawatan tali pusat yang benar, penemuan komplikasi nifas
diare, memberikan penjelasan tentang asuhan bayi baru lahir, ASI, dan KB
1.4.4. Prasarat
1. System yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan
pasca persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan,
baik di rumah, puskesmas, atau rumah sakit
2. Bidan telah terlatih dan terampil dalam :
perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang benar
membantu ibu untuk memberikan ASI
mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi pada masa nifas
penyuluhan dan pelayanan KB/ penjarangan kelahiran
3. bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja sama dengan juru
imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
4. terseida alat perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan, yaitu sabun,
air bersih dan handuk bersih, sarung tangan bersih/ DTT
5. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, buku KIA
1.4.5. Proses
1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan suami/ keuarganya dengan ramah
2. Tanyakan pada ibu dan suami/ keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran
tentang ibu atau bayinya
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
4. Periksa tanda-tanda vital ibu ( suhu tubuh, nadi, dan tekanan darah ). Periksa
payudara ibu, amati bila puting retak, dan tanda-tanda atau gejala-gejala saluran
ASI tersumbat atau infeksi payudara. Periksa involusi uterus ( pengecilan uterus
sektar 2 cm/ hari selama 8 hari pertama ). Periksa lochea, yang pada hari ketiga
seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan pada hari ke- 8 10
menjadi sedikit dan berwarna merah muda. Jika ada kelainan segera rujuk ( lihat
daftar tanda-tanda bahaya dan tanda-tandanya di akhir satndar ini ). Jika
dicurigai sepsis puerperalis gunakan ( standar 23 ). Untuk penanganan
perdarahan pasca persalinan gunakan standar 22 )
5. Bila ibu menderita anemia semasa hamil atau mengalami perdarahan berat
selama proses persalinan, periksa Hb pada hari ketiga. Nasehati ibu supaya
makan makanan bergizi dan berikan tablet tambah darah
6. Berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri,
memakai pembalut yang bersih, makanan bergizi, istirahat cukup dan cara
merawat bayi
7. Cucilah tangan, lalu periksalah bayi. Periksalah tali pusat pada setiap kali
kunjungan. ( paling sedikit sampa hari ketiga, minggu kedua, dan mingg ukeenam
). Tali pusat harus tetap kering. Ibu perlu diberitahu bahayanya membubuhkan
sesuatu pada tali pusat bayi, misalnya minyak atau bahan lain. Jika ada
kemerahan pada tali pusat, perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera
dirujuk
8. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan pada ibu pemberian ASI, misalnya bayi
tidak mau menyusu, waktu jaga, cara bayi menangis, berapa kali BAK, dan
bentuk fesesnya
9. Perhatikan warna kuit bayi, apakah ada icterus atau tidak. Ikterus pada hari
ketiga postpartum adalah icterus fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan.
Namun, bila icterus terjadi sesudah hari ketiga/ kapan saja, dan bayi mala untuk
menyusu dan tampak mengantuk, maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit
10. Bicarakan pemberian ASI, dan bila mungkin perhatikan apakah bayi
menyusu dengan baik ( amati apakah ada kesulitan atau masalah )
11. Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sedikit 4 sampai
6 bulan. Bicarakan bahaya pemberian unsur tambahan ( susu formula, air, atau
makanan lain ) sebelum bayi berumur 4 bulan
12. Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai. Sebaiknya hal
ini didiskusikan dengan kehadiran suaminya
13. Catat dengan tepat semua yang ditemukan
14. Jika ada hal-hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu dan/ atau bayi
ke puskesmas/ rumah sakit
Planning :
a. Topik:
imunisasi.
d. Target :peningkatan jumlah pasien yang melahirkan di BPS dalam 2 bulan ke depan
e. Aktivitas :
anaknya
f. organization dan personels : bidan dan kader
g. tolak ukur : ibu hamil yang datang untuk mengimunisasikan bayinya meningkat
PLANING
puskesmas
DO
untuk imunisasi
CHECK
ACTION