Anda di halaman 1dari 87

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting, banyak faktor

internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini

yaitu dari 0 – 5 tahun. Masa ini sering juga disebut dengan fase “Golden Age”. Golden

Age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak

secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan.

Usia 0 – 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

sehingga dikatakan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Masa kritis anak pada

usia 6 – 24 bulan, karena kelompok umur ini merupakan saat periode pertumbuhan

kritis dan kegagalan tumbuh (growth failure) mulai terlihat (Alatas, 2007).

Soetjiningsih dalam Barus (2005) menyebutkan bahwa perkembangan anak

meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar dan halus),

personal sosial dan adatif. Pemantauan perkembangan anak berguna untuk menemukan

penyimpangan/hambatan perkembangan anak sejak dini, sehingga upaya pencegahan,

upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan

indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh kembang anak.
2

Salah satu proses kemampuan motorik anak adalah kemampuan motorik kasar

yang berkaitan dengan gerakan yang dipengaruhi oleh gerakan otot-otot besar (Alatas,

2007).

Pengaruh asupan zat gizi terhadap gangguan perkembangan anak menurut

Brown dan Pollit (1996) melalui terlebih dahulu menurunnya status gizi. Status gizi

yang kurang tersebut akan mrnimbulkan kerusakan otak, letargi, sakit dan penurunan

pertumbuhan fisik. Keempat keadaan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan

intelektual. Gangguan perkembangan yang tidak normal antara lain ditandai dengan

lambatnya kematangan sel-sel syaraf, lambatnya gerakan motorik, kurangnya

kecerdasan dan lambatnya respon sosial (Barus, 2005).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan tentang masalah

keterlambatan perkembangan motorik kasar anak di Dusun II, Desa Tinggede selatan,

Kecamatan marawola

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga binaan dengan

pendekatan sistematis.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah, diagnosa dan kebutuhan.

3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah potensial.

4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan yang menimbulkan penanganan

segera.
3

5. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan.

6. Mahasiswa dapat melakukan rencana yang telah ditetapkan.

7. Mahasiswa dapat mengevaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan.

1.3 Metode Pengkajian

1. Observasi

Memantau secara langsung setiap keluarga untuk mengadakan keluarga

binaan.

2. Wawancara

Dengan melakukan Tanya jawab langsung kepada setiap keluarga binaan

yang berhubungan dengan penulisan keluarga binaan ini.

3. Pengkajian keluarga mengunakan format

4. Menentukan kasus

5. Intervensi

6. Penyuluhan

7. Media : leaflet dan sap

8. Dokumentasi

9. Lampiran
4

1.4 Manfaat

1. Keluarga Binaan

Memberikan kehidupan yang sehat kepada keluarga khususnya menjauhkan

keluarga dari penyakit dan mempertahankan kekebalan.

2. Desa

Dengan asuhan ini dapat menghasilkan masyarakat yang sehat dan jauh

dari masalah kesehatan.

3. Institusi

Dapat menambah informasi tentang kesehatan keluarga dan masyarakat

4. Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang masalah kesehatan

ditingkat keluarga.
5

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2. A.Teori Atau Konsep Dasar Komunitas

1. Pengertian kebidanan komunitas


Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan
bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku (kepmenkes 900/2002).
Komunitas dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan, public
ataupun banyak istilah community dapat di terjemahkan sebagai masyarakat
setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa.
(Meilani dkk, 2009).
Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseorang
tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individu dalam
sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system
kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat, maupun
sakit. Keyakinan mereka ini akan di cerminkan dalam perilaku keluarga maupun
di kelompok tertentu. Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam
pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit (Meilani dkk, 2009).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama (J.L Gilin & J.P Gilin,
2009)
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus
pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB),
kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara paripurna (Meilani
dkk, 2009).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada 4 konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat, lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma
kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani dkk, 2009)
a. Konsep pendekatan menurut H.L Blum
1) Lingkungan hidup
Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik secara
fisik, biologi dan social budaya. Tingkat pendidikan keluarga biasanya
pendidikan rendah, tingkat social ekonomi yang miskin dan gangguan untuk
mencapai status keluarga sehat secara optimal.
6

2) Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku seseorang
terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik secara
pasif mengetahui, bersikap, mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada
pada dirinya maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan
penyakitan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan
sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit yakni :
a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(Health Promotion Behavior) adalah respon untuk melakukan
pencegahan penyakit.
b) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (Health Seeking
Behavior) yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan.
c) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (Health Rehabilitation
behavior) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha
pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit

Dari uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku adalah merupakan konsepsi
yang tidak sederhana, sesuatu yang kompleks, yakni suatu pengorganisasian
proses-proses psikologis oleh seseorang yang memberikan predisposisi
melakukan response menurut terhadap suatu obyek.
3) Pelayanan kesehatan
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat (Upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat atau UKBM). Sampai sekarang pelayanan kesehatan bagi
keluarga tidak dalam bentuk paket untuk setiap menit keluarga, tetapi dalam
pelayanan invidu untuk setiap amggota keluarga.
4) Genetika dan keturunan
Keluarga di bentuk menjadi 2 macam manusia dengan bermacam-macam
gen dan sifat yang mempengaruhi anak-anak mereka. Pelayanan genetika
dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di anggap sulit dan mahal
untuk di laksanakan dan membutuhkan metode teknologi yang tinggi
dengan ahli khusus (Bapelkes, 2009)
7

b. Prioritas masalah
Syarat untuk memutuskan adanya masalah :
- Adanya kesengajaan
- Adanya rasa tidak puas
- Adanya rasa tanggung jawab

Dari berbagai masalah yang di temukan tidak mungkin seluruhnya dapat di


tanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah. Metode yang digunakan
untuk menentukan prioritas masalah adalah metode Hanloon Kualitatif.
Prinsip metode Hanloon Kualitatif adalah dengan matching. Kriteria
yang di pakai adalah :
1) Urgency ( U )/ mendesak yaitu :apabila masalah tersebut mendesak dalam
aspek waktu, masih dapat di tunda atau harus segera di tanggulangi.
2) Seriouness ( S ) / kegawatan yaitu :besartnya akibat atau kerugian yang
dinyatakan dalam besaran kuantitatif berapa rupiah, orang, dll.
3) Growth ( G ) / perkembangan yaitu : kecenderungan atau perkembangan
akibat dari suatu permasalahan. Semakin berkembang masalah semakin
diprioritaskan (Bapelkes, 2009)
c. Pemecahan masalah
Tujuan pemecahan masalah adalah menghilangkan atau mengurangi factor-
faktor penyebab masalah. Kegiatan yang dilakukan berupa :
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Mencari alternative pemecahan masalah. (Bapelkes, 2009)

2. Konsep Manajemen Kebidanan Komunitas


a. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu (Depkes, RI)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori alamiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien (Varney’s, 1997)
Langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan
8

a) Langkah I: pengumpulan data dasar


b) Langkah II: Interpretasi data dasar
c) Langkah III: mengidentifikasi diagnosa masalah potensial dan
mengantisipasi masalah potensial.
d) Langkah IV: Antisipasi akan kebutuhan segera
e) Langkah V: Intervensi (Merencanakan asuhan yang menyeluruh)
f) Langkah VI: Implementasi (Merencanakan perencanaan)
g) Langkah VII: Evaluasi

A. Teori Atau Konsep Prioritas Kasus

1. Pengertian Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah untuk mengetahui sejauh mana masalah itu penting
dan apakah masalah tersebut dapat teratasi
2. Prioritas Masalah Menurut Delbecq
Delbech Technique Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan
terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa
mempengaruhi peserta.
3. Menetapkan Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah metode pemecahan
masalah. Penentuan prioitas masalah dapat di lakukan dengan cara kuantitatif
atau kualitatif berdasarkan data serta perhitungan kemudahan dan kemampuan
untuk dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk mengatasi masalah,
berdasarkan situasi lingkungan sosial politik dan budaya yang ada di masyarakat
serta waktu dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.
Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode Delbecq.
Dalam menentukan kriteria prosesnya diawali dengan pembentukan kelompok
yang akan mendiskusikan, merumuskan, dan menetapkan kriteria.
Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam penetapan prioritas
berdasarkan:
- Pengetahuan dan pengalaman masing-masing anggota kelompok.
- Saran dan pendapat para narasumber.
- Peraturan perundang-undangan yang berkaitan.
- Analisa situasi.
- Sumber informasi atau referensi lainnya.
9

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan:


- Indentifikasi dan menginventarisasi kriteria.
Setiap anggota mengidentifikasi dan menginventarisasi kriteria berdasarkan
“serius”-nya permasalahan menurut pendapat anggota masing-masing.
Contoh beberapa kriteria persoalan / masalah kesehatan:
a. Masalah kesehatan dengan kemampuan menyebar yang tinggi
b. Masalah kesehatan yang mengenai daerah luas.
c. Masalah kesehatan yang mengakibatkan penderitaan lama.
d. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
e. Masalah kesehatan yang dapat mengurangi penghasilan.
f. Masalah kesehatan yang mengakibatkan cacat.
g. Masalah kesehatan yang mengenai golongan umur penduduk tertentu.
h. Masalah kesehatan yang mempunyai kecenderungan meningkat.
i. Masalah kesehatan yang mempengaruhi produktivitas kerja.
j. Masalah kesehatan yang diproritaskan di daerah tertentu.
k. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan, kedokteran yang tersendiri.
l. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan.
Kriteria yang telah disusun ini dapat digunakan untuk menetapkan skor
dengan metode Delbecq untuk menetapkan skor dengan metode delbecq atau
metode dengan pembobotan dan sebagainya.
Setelah menetapkan pembobotan, tahap selanjutnya adalah
menentukan skor permasalah yang dihadapi atas dasar kriteria yang telah
ditentukan. Dengan menentukan skor dari setiap kriteria dapat diketahui nilai
skor total bagi setiap masalah yang ada. Atas dasar nilai skor total inilah
diperoleh urutan atau prioritas masalah kesehatan. Masing-masing kelompok
memberi nilai (antara 1-10) terhadap seluruh masalah kesehatan yang
ditemukan.
Selanjutnya masing-masing anggota menuliskan hasil nilai skornya
pada flip chart. Dengan menjumlahkan hasil nilai skor seluruh anggota
kelompok didapat prioritas masalah.
Tekhnik pemberian bobot (antara 1-10) dapat dilihat pada kriteria-
kriteria sebagai berikut:
- Besar masalah : besarnya masalah kesehatan yang ditemukan akibat
terkena dampak dari masalah tersebut.
10

- Kegawatan masalah : kecenderungan tingginya pengaruh dari masalah


kesehatan terhadap derajat kesehatan masyarakat setempat.
- Ketersediaan dana atau biaya : jumlah atau besar dana yang diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatan terkait dengan besar anggaran yang
dikeluarkan untuk mengatasi masalah tersebut.
- Kemudahan : tingkat kemudahan dalam penanganannya.
4. Mengkaji dan mengevaluasi criteria
Seluruh kriteria dari masing-masing anggota dituliskan dipapan atau flip chart.
Kemudian dikaji ulang dan dikelompok-kelompokkan, kriteria yang sama (hampir
sama maksudnya) digabung. Tujuan dari langkah ini adalah untuk klasifikasi
masing-masing kriteria. Jumlah kriteria dapat ditambah atau dikurangi kalau
dirasa perlu. Diskusi pada langkah ini diakhiri setelah semua jelas, disepakati dan
disetujui kelompok

Pengertian Motorik Kasar Bayi

A.Pengertian Motorik Kasar Bayi

Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan

koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau

seluruh anggota tubuh. Misalnya berjalan, berlari, melompat dan sebagainya.

Perkembangan motorik kasar pada bayi memiliki rangkaian tahapan yang

berurutan. Artinya setiap tahapan harus dilalui dan dikuasai dahulu sebelum memasuki

tahapan selanjutnya. Tidak semua bayi akan menguasai suatu keterampilan di usia yang

sama, karena perkembangan anak bersifat individual. Tapi perbedaan itu tidak

disebabkan bayi yang satu lebih pandai daripada bayi yang lain (bidanku.com, diakses

pada 27 Maret 2014).


11

1.1 Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Bayi

Tahapan perkembangan motorik kasar pada bayi sesuai dengan pertumbuhan

usianya yaitu:

1. Menggerakkan kaki dan tangan saat berbaring

Sejak lahir bayi sudah memiliki refleks untuk menggerakkan kaki dan

tangannya secara sederhana. Menginjak usia 1 bulan, bayi mulai belajar

menggerakkan kaki dan tangannya ke atas.

2. Mengangkat Kepala saat Telungkup

Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bisa dilakukan bayi usia 2

bulan. Namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum usia 2 bulan, bahkan

1 bulan, bayi sudah bisa melakukannya.

3. Memiringkan badan saat berbaring

Memiringkan badan umumnya sudah dapat dilakukan bayi usia 3-4 bulan.

4. Telungkup Sendiri

Bayi berusaha untuk telungkup sendiri umumnya dapat dilakukan di usia 4-5

bulan.

5. Duduk

Di usia 4-6 bulan bayi belum bisa duduk sendiri, namun orangtua sudah bisa

memposisikannya duduk saat bayi di gendong atau diletakkan di kereta bayi.

6. Merangkak
12

Kemampuan merangkak umumnya dapat dilakukan bayi usia 8-10 bulan

meskipun beberapa bayi sudah dapat melakukannya di usia 6-7 bulan. Tetapi

tidak semua bayi bisa merangkak atau melalui tahapan kemampuan

merangkak ini sebelum ia berdiri dan berjalan. Meskipun demikian tak

masalah karena mungkin kemampuannya langsung meningkat ke tahapan

berdiri dan berjalan.

7. Berdiri

Berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya di usia 9 bulanan lalu di usia 10-12

bulan, bayi sudah mulai berdiri tanpa bantuan.

8. Berjalan

Meskipun beberapa bayi sudah bisa berjalan sebelum menginjak usia 1 tahun,

namun berdasarkan penelitian umumnya anak dapat berjalan di rentang usia

13-15 bulan (ruly.blogdetik.com, diakses pada 26 Maret 2014).

1.2 Faktor-faktor Penyebab Terlambatnya Perkembangan Motorik Kasar Bayi

Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan perkembangan sistem motorik

kasar pada bayi yaitu:

1. Kecukupan Gizi

Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar pertumbuhan fisik

anak optimal. Kondisi ini memungkinkan kemampuan motoriknya pun akan

terasah dengan baik. Sebaliknya, kondisi gizi yang kurang/buruk tentu akan
13

sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan kemampuannya secara

umum.

2. Kematangan Otot

Ada bayi yang memiliki gangguan kematangan otot dan ini sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan kemampuan motorik kasarnya. Bila

demikian akan sulit pula menstimulasinya karena otot-ototnya yang belum

matang tidak bisa digunakan dengan paksa.

3. Berat Badan

Berat tubuh kurang atau berlebihan amat berkemungkinan membuat bayi jadi

sulit mengembangkan kemampuan motorik kasarnya.

4. Kenyamanan

Kekurangnyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang melekat di tubuh bayi,

misalnya seperti bedong dan kaus kaki. Terkadang bayi jadi sulit

mengerakkan kaki karena terikat bedong atau enggan melangkah karena kaus

kakinya yang licin sering membuatnya gampang terjatuh.

5. Pengalaman Negatif

Misalnya saat belajar merangkak, bayi pernah terjatuh yang membuat

gusinya berdarah. Kejadian ini dapat membuatnya trauma dan enggan

melakukan latihan sehingga kemampuannya jadi terlambat muncul.

6. Sakit

Bayi sering mengalami sakit, diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek

maupun radang tenggorokan yang akan membuat perkembangan motoriknya


14

terlambat dibanding bayi seusianya (facebook.com, diakses pada 26 Maret

2014).

1.3 Cara Menstimulasi Perkembangan Motorik Kasar Bayi

Menstimulasi perkembangan motorik kasar bayi dapat dilakukan dengan

tindakan berikut ini:

1. Menggerakkan kaki dan tangan saat berbaring.

Stimulasi bayi dengan menggantungkan mainan warna-warni dan berbunyi.

Bayi akan tertarik untuk menggapainnya dengan kaki atau tangan. Atau bisa

juga menstimulasinya dengan mengajak bermain sambil mengerak-gerakkan

tangan dan kakinya.

2. Mengangkat kepala saat telungkup

Stimulasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggoyangkan mainan yang

berbunyi diatas kepalanya. Kita juga bisa merangsangnya dengan memanggil

namanya dari arah depan atau membelai kepala dan leher belakangnya.

3. Memiringkan badan saat berbaring

Latihlah gerakan ini dengan membunyikan mainan dari arah samping atau

memanggil namanya. Jika bayi melakukannya, biarkan dia berusaha

mengambil mainan yang ada di tangan kita. Orangtua dapat menstimulasinya

sesering mungkin secara bergantian antara sisi kiri dan kanan.

4. Telungkup Sendiri

Misalnya saat bayi mulai miring ke kanan, letakkan kaki kirinya ke depan.

Begitu sebaliknya. Agar usaha telungkupnya berlanjut, goyangkan/bunyikan


15

mainan di depan posisi bayi saat miring. Biasanya bayi akan tertarik untuk

menggapai mainan yang mengeluarkan bebunyian tadi hingga lambat laun dia

akan telungkup. Kita dapat menstimulasinya berulang kali sampai dia bisa

melakukannya sendiri.

5. Duduk

Pada usia 4-6 bulan, orangtua sudah bisa memposisikan bayi untuk duduk

saat di gendong atau diletakkan di kereta bayi. Sering-seringlah

melakukannya karena posisi ini dapat melatihnya untuk mampu duduk sendiri

meski cuma sebentar tanpa di bantu di usia 6-7 bulan. Lalu di usia 8 bulan

sudah dapat duduk sendiri. Agar bayi senang melakukannya, ajaklah ia

berinteraksi dengan aneka mainan.

6. Merangkak

Caranya, berikan kesempatan bayi untuk berada di lantai yang bersih.

Letakkan mainan favorit atau benda menarik di depannya. Tentu dalam

melakukannya, pastikan semuanya aman. Berikan semangat kepada bayi

meskipun awalnya dia hanya menggeser posisinya sedikit dengan perut atau

posisinya malah mundur ke belakang. Jangan lupa, setelah dia berhasil

melakukannya, berilah pujian dengan kata-kata dan tepuk tangan.

7. Berdiri

Saat belajar berdiri, orangtua bisa menstimulasinya dengan mengacungkan

kedua tangannya di depan si kecil. Hal ini berguna untuk menariknya supaya
16

berpegangan dan berdiri. Atau agar anak rajin melakukan aktivitas ini, kita

bisa menaruh mainan kegemarannya di tempat yang bisa di jankau anak.

8. Berjalan

Stimulasi yang tepat dapat membuatnya lebih cepat berjalan. Caranya, dengan

Stimulasi yang tepat dapat membuatnya lebih cepat berjalan. Caranya, dengan

memperlihatkan mainan menarik sewaktu ia berdiri hingga memotivasi/

merangsangnya untuk melangkah. Sering menitahnya pun dapat membuatnya

lebih cepat terampil berjalan. Cobalah minta sang anak untuk mengayunkan

kaki 1-2 langkah. Misalnya, dengan meminta ia berjalan menuju ayahnya

yang terpisah 2-3 langkah di depan dan siap memeluknya. Awalnya mungkin

bayi akan takut, namun bila terus di latih, bayi akan berani melakukannya.

Buatlah suasana riang agar anak tertarik melakukannya.

B.Motorik Halus

Pengertian Motorik Halus

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik halus adalah

gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-

otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik halus tidak membutuhkan

tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang cermat serta teliti.

( Depdiknas:2007:1)

Menurut Dini P dan Daeng Sari (1996:72) motorik halus adalah aktivitas
17

motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut

koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang

memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.

Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 118) menjelaskan bahwa motorik halus adalah

kemampuan anak dalam beraktivitas dengaan menggunakan otot-otot halus (kecil)

seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan

memasukkan kelereng. Sedangkan menurut Kartini Kartono (1995: 83) motorik halus

adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta penugasan

terhadap otot-otot urat pada wajah. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Astati

(1995 : 4) bahwa motorik halus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-otot

tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi gerak

dan daya konsentrasi yang baik.

Menurut Lindya (2008) motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak untuk melakukan gerakan pada bagian-bagian tubuh tertentu saja dan

dilakukan oleh otot–otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Elizabeth B. Hurlock (1998:39) mengemukakan bahwa perkembangan motorik anak

adalah suatu proses kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial bentuk

atau fungsi termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah gerakan yang

langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan

seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya ( tangan, kaki, dan anggota

tubuhnya). Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, maka pengertian motorik halus adalah


18

pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering

membutuhkan kecermatan koordinasi mata dan tangan.

Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus

Kartini Kartono (1995:21), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai berikut:

a. Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)

b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan fungsi

fungsi organis dan fungsi psikis

c. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan, punya

emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.

Rumini dan Sundari (2004:24-26) mengemukakan bahwa faktor–faktor yang

mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik halus atara lain :

a. Faktor Genetik

Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang

perkembangan motorik misal otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang

menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan

cepat.

b. Faktor kesehatan pada periode prenatal

Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan,

tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin dapat membantu

memperlancar perkembangan motorik anak.


19

c. Faktor kesulitan dalam melahirkan

Faktor kesulitan dalam melahirkan misalnya dalam perjalanan kelahir

dengan menggunakan bantuan alat vacuum, tang, sehingga bayi mengalami

kerusakan otak dan akan memperlambat perkembangan motorik bayi.

d. Kesehatan dan gigi

Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan

Akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

e. Rangsangan

Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakkan

semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

f. Perlindungan

Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak

misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh dan akan

menghambat perkembangan motorik anak.

g. Prematur

Kelahiran sebelum masanya disebut premature biasanya akan memperlambat

perkembangan motorik anak.

h. Kelainan

Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis, social, mental

biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.

i. Kebudayaan

Peraturan daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak


20

Peraturan daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak

misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda maka tidak

akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga.Poerwanti Endang dan Widodo Nur,

(2005: 56-57) menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya kualitas perkembangan anak ditentukan oleh:

a. Faktor Intern

Faktor interen adalah faktor yang berasal dari individu itu sendiri yang meliputi

pembawaan, potensi, psikologis, semangat belajar serta kemampuan khusus.

j. Faktor eksternal

Faktor eksternal adealah faktor yang berasal dari lingkungan luar diri anak baik yang

berupa pengalaman teman sebaya, kesehatan dan lingkungan.

Sedangkan pendapat Endang Rini Sukamti, (2007: 47) bahwa kondisi yang

mempunyai dampak paling besar terhadap laju perkembangan motorik diantaranya:

a. Sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai

pengaruh yang sangat menonjol terhadap laju perkembangan motorik.

b. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi

lingkungan yang tidak menguntungkan dan semakin aktif janin semakin cepat

perkembangan motorik anak.

c. Kelahiran yang sukar khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan

memperlambat perkembangan motorik.


21

d. Kondisi pra lahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu lebih

mendorong perkembangan motorik anak yang lebih cepat pada pasca lahiran

ketimbang kondisi pra lahiran yang tidak menyenangkan.

e. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan maka kesehatan gizi yang baik pada

awal kehidupan pasca lahiran akan mempercepat perkembangan motorik anak.

f. Anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat

dibandingkan anak yang IQnya normal atau dibawah normal.

g. Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan semua

bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik anak.

h. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan untuk

berkembangnya kemampuan motoriknya.

i. Cacat fisik seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik anak.

Berdasarkan pendapat-pendapat dari beberapa ahli maka dapat disimpulan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi motorik halus tidak lepas dari sifat dasar

genetik serta keadaan pasca lahir yang berhubungan dengan pola perilaku yang

dibarikan kepada anak serta faktor internal dan eksternal yang ada disekeliling

anak dan pemberian gizi yang cukup.

2.1 Asupan Gizi pada Bayi (Usia 6-24 Bulan)

Pada usia 0-6 bulan, ASI Eksklusif sangat baik diberikan pada bayi. Pada usia

selanjutnya, bayi tetap mendapat atau diberi ASI. Akan tetapi, seiring perkembangan

dan pertumbuhannya, kecukupan zat gizi bayi tidak bisa terpenuhi hanya dari ASI.

Karena itulah, bayi perlu mendapat makanan pendamping ASI (MPASI).


22

MPASI adalah makanan maupun minuman yang bervariasi yang diberikan

kepada bayi. MPASI terbagi menjadi dua, yaitu MPASI yang dibuat sendiri dirumah

(MPASI keluarga) dan MPASI siap saji (Pabrikan).

Menurut pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr.

Fiastuti Witjaksono MS, SpG(K) mengungkapkan bahwa MPASI merupakan masa atau

titik kritis makan anak. Menurut Lilian Juwono (2004), MPASI yang memenuhi syarat

adalah:

1. Kaya energi, protein, dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A,

vitamin C, dan folat).

2. Bersih dan aman. Artinya tak aada patogen bakteri penyebab penyakit atau

organisme yang berbahaya lainnya. Tidak ada bahan kimia yang berbahaya atau

toksin. Tidak ada potongan tulang atau bagian yang keras maupun yang membuat

anak tersedak. Tidak terlalu panas serta tidak terlalu pedas atau asin.

3. Mudah dimakan oleh anak dan disukai anak.

4. Bahan makanan tersebut tersedia di daerah dimana keluarga tinggal dan harganya

terjangkau.

5. Mudah disiapkan.

2.2 Zat-zat Gizi

Zat-zat gizi yang diperlukan oleh bayi adalah sebahai berikut.

1. Energi

Kebutuhan energi pada usia 6-24 bulan adalah 950 kkal per hari yang berfungsi

untuk menunjang keseluruhan proses pertumbuhan dan perkembangan anak.


23

2. Protein

Kebutuhan protein pada usia 6-24 bulan adalah 20 gram yang berfungsi untuk

membentuk sel-sel baru yang akan menunjang proses pertumbuhan seluruh

organ tubuh juga pertumbuhan, dan perkembangan otak anak.

3. Lemak

Lemak berperan penting dalam proses tumbuh kembang sel-sel saraf otak

untuk kecerdasan anak. Lemak yang diperlukan adalah asam lemak esensial

(asam linoleat/omega 6, asam linolenat/omega 3) serta asam lemak non-esensial

(asam oleat/omega 9, EPA, DHA, AA).

4. Vitamin A

Vitamin A berperan untuk menjaga kesehatan mata, menjaga kelembutan kulit,

dan membuat pertumbuhan optimal bagi anak.

5. Vitamin C

Vitamin ini berfungsi untuk pembentukan kolagen (tulang rawan), meningkatkan

daya tahan tubuh, dan menyerap kalsium yang diperlukan untuk pembentukan

tulang dan gigi yang kuat.

6. Yodium

Yodium bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh sehingga tak

mengalami hambatan seprti kerdil/kretinisme, berperan dalam proses metabolisme

tubuh, mengubah karoten yang teradapat dalam makanan menjadi viatamin A.

7. Kalsium
24

Kalsium penting dalam pembentukan tulang dan gigi, kontraksi dalam otot,

membantu penyerapan vitamin B12 (untuk mencegah anemia dan membantu

membentuk sel darah merah).

8. Zinc/zat seng

Zinc tersebar di semua sel, jaringan, dan organ tubuh. Zinc diperlukan untuk

pertumbuhan, fungsi otak, yang mempengaruhi respon tingkah laku dan emosi

anak.

9. Zat besi

Zat ini diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan mempengaruhi penggunaan

energi yang diperlukan tubuh, pembentukan sel darah yang membantu proses

penyebaran zat gizi serta oksigen ke seluruh organ tubuh.

10. Asam folat

Asam folat sangat penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel darah

merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang, berperan dalam pematangan sel

darah merah, dan mencegah anemia (kompas.com, diakses pada 27 Maret 2014).
25

BAB 3

TINJAUAN KASUS

A. DEMOGRAFI WILAYAH KERJA TINGGEDE SELATAN

Desa tinggede selatan terletak pada wilayah administrasi kecamatan marawola

dengan perkiraan titik ordinat berada pada bujur timur 121°52’37,19-121°53’33,35

lintang selatan : 2°25’45,38-2°27’18,15. Letak desa tinggede selatan berada pada

sebelah timur wilayah marawola dengan perkiraan luas wilayah sebesar 75Km2 dan

secara administrative terbagi dalam 4 ( empat ) dusun serta memiliki batas-batas

desa sebagai berikut :

 Sebelah utara : berbatasan dengan desa tinggede


 Sebelah barat : berbatasan dengan desa baliase
 Sebelah timur : berbatasan dengan kuala palu
 Sebelah selatan : Bebatasan dengan desa sunju dan binangga
 Dibawah adalah gambar peta desa Tinggede
26

LAPORAN PENGKAJIAN DATA KELUARGA TN.ʺAʺ


DI DESA TINGGEDE SELATAN RT 001 RW 001
KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

DisusunOleh :

INGGRID PUTRIYANTI
NIM : PO7124117013

PROGRAM SDTUDI D – III KEBIDANAN TINGKAT II A


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU
TAHUN 2019
27

FORMAT PENGKAJIAN DATA

PADA KELUARGA

I. DATA & IDENTITAS KELUARGA

1. Kepala Keluarga
1.1 Nama : Tn.A
1.2 Umur : 48 tahun
1.3 Jenis Kelamin : laki-laki
1.4 Pendidikan terakhir : SLTA/SEDERAJAT
1.5 Pekerjaan Pokok : buruh bangunan
1.6 Pekerjaan Tambahan :tidak ada
1.7 Agama : Islam
1.8 Suku / Kebangsaan : poso
1.9 Alamat : Desa tinggede selatan
1.10 Nikah yang ke :1
1.11 Lama Menikah : 26 tahun
1.12 Penghasilan Keluarga : Rp.400.000-500.000 per minggu
28

2. Data Anggota Keluarga Yang Hidup


JENI
S
NAMA KEL PENDIDIKAN TIDA
PENG-
N AGAM PEKERJAA SERU K
/ AMI HASIL
O A N MAH SERU
AN
UMUR N MAH

B
L P T TT S TS
S
Tidak
1. Ny.G √ islam √ IRT ada √

islam
3. An.M.a √ √ - √
4. An.M.a √ islam √ - √
islam
5. An.L √ √ - √

Keterangan :
 T : Tamat  TS : Tidak Sekolah
 TT : Tidak tamat  BS : Belum Sekolah
 S : Sementara
29

3. Genogram 3 Generasi ( Lengkap )


II. Keluaga ibu keluarga ayah

Keterangan :

Laki-laki : Meninggal : X

Perempuan : Serumah : -------


30

1. Data Anggota Keluarga Yang Meninggal ( Satu Tahun Terakhir )


JENIS KETERAN
NAMA UMUR
KELAMI TGL/THN GAN
ANGGOTA WAKTU
NO N MENINGGA SEBAB
KELUARG MENINGGA
L P L MENINGG
A L
AL

T I D A K ADA

III. DATA RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


( DALAM SATU TAHUN TERAKHIR )
PENYAKIT
PERAWATA
YG PERNAH
KESEHATAN LAMANY N
NO NAMA DIDERITA 1
KELUARGA A SAKIT PENGOBAT
TAHUN
AN
TERAKHIR

T I D A K A D A
31

IV. KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Perumahan
1.1 Status Pemilikan Rumah
1.1.1. Milik Sendiri ( √)
1.1.2 Kontrak ( )
1.1.3. Menumpang ( )
1.1.4. …………………………….........( )
1.2 Jenis Bangunan
1.2.1 Permanen ( )
1.2.2 Semi Permanen ( )
1.2.3 Kayu (√ )
1.2.4 Gedek / Bambu ( )
1.3 Lantai Rumah………semen…………Atap Rumah……seng…………..
1.4 Ventilasi………ada………………………………..
1.5 Saluran pembuangan air Limbah : terbuka/tertutup. Jarak sumber
pembuangan limbah……3…..M

V. SUMBER AIR
1. Sumber Air Minum
1.1. Ledeng (PAM) (√ )
1.2. Sumur Gali ( )
1.3. Sumur Pompa Tangan ( )
1.4. Sungai ( )
1.5. Mata Air ( )
1.6. Penampungan Air Hujan ( )
2. Tempat mengambil air minum
2.1. Ledeng (PAM) ( √)
2.2. Sumur Gali ( )
32

2.3. Sumur Pompa Tangan ( )


2.4. Sungai ( )
2.5. Mata Air ( )
2.6. Penampungan Air Hujan ( )
3. Penggunaan air minum
3.1. Dimasak (√ )
3.2. Kadang-kadang ( ), Alasan …………………...
3.3. Tidak dimasak ( ), Alasan ……………………

VI. JAMBAN KELUARGA


1. Tempat pembuangan kotoran ( BAB dan BAK )
1.1. Kakus (√ )
1.2. Selokan ( )
1.3. Kolam ( )
1.4. Sawah ( )
1.5. …………………………………….( )
2. Jenis Jamban
2.1. Cemplung ( )
2.2. Angsa Latrine ( )
2.3. Septik tank (√)
2.4 …………………………………….......( )

VII. SAMPAH
1. Tempat keluarga membuang sampah
1.1. Tempat sampah (√)
1.2. Selokan ( )
1.3. Sungai ( )
1.4. Lubang tempat sampah ( )
33

1.5. Sembarang tempat ( )


2. Masalah yang menyangkut sampah
Tidak
ada………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………..........................................................
.....................
VIII. HALAMAN
1. Pemilikan : Punya ( √ ), Tidak ( ), Luas …………9x7… Meter
2. Pemanfaatan :Ya (Ya), Tidak ( ) alasan ....................................
Jika Ya : Toga ( ), Warung Hidup ( ), Taman (√ ),
Atau ……………………………………………………
IX. PEMANFAATAN SARANA KESEHATAN
1. Apabila anggota keluarga sakit, berobat kemana :
1.1. Rumah Sakit ( )
1.2. Puskesmas, Pustu, Posyandu (√ )
1.3. Dokter Praktek, Bidan/Perawat ( )
1.4. Dukun ( )
1.5. …………………………………… ( )
2. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan :
2.1. 0 – 1 Kilo meter ( )
2.2. 1 – 2 Kilo meter ( )
2.3. 2 – 3 Kilo meter ( )
2.4. Lebih dari 3 Kilo meter ( )
34

X. KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Anak Balita
1.1 Data Imunisasi dan Berat Badan

No. Berat Badan IMUNISASI


Pertolonga
N Urut Nama
n Hepat
o Ana Anak BC DPT Polio
Persalinan Lahir Kini itis
k G
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3
3 Lutfia Di 2900 10 √ √ √ √
1 puskesmas gram kg √ √ √
√ √ √

1.1. Tempat Pemeriksaan Kehamilan


2.2.1. Rumah Sakit ( )
2.2.2. Puskesmas (√ )
2.2.3. Dokter Praktek ( )
2.2.4. Bidan / Perawat Praktek ( )
2.2.5. Dukun ( )
2.2.6. …………………………………………….. ( )
1.2. Frekuensi Pemeriksaan ……….. kali per 6 Bulan
1.3. Apakah Anak ditimbang ? :
Ya ( √ ), Tidak ( )
Alasan ……………………………………………………………….
35

1.4. Apakah Anak Memiliki KMS ? :


Ya (√ ), Tidak ( )
Alasan ………………………………………………………..
1.5. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita sesuai dengan KMS
1.5.1. Normal (√)
1.5.2. Tidak Normal ( )
1.6. Apakah ada Makanan pantang bagi anak ? :
Ya ( √ ), Tidak ( )
Sebutkan…telur,sosis………………………………................
1.7. Apakah Anak diberikan makanan tambahan ? :
Ya ( √ ), Umur ………7……… Bulan
Tidak ( ), Alasan …………………………………………….
2. Ibu Hamil (Apabila Ibu Sedang Hamil)

Hamil ke UK (mgg) Tempat Frek. ANC Imunisasi


Pertama
ANC ANC

2.1. Apakah Ibu Pernah Keguguran ? :


Ya ( ), Tidak (√ )
Bila ya, berapa kali ……………
2.2. Pola Makan Ibu Hamil
2.2.1. Komposisi Pola Makan :
2.2.1.1. Nasi ( )
2.2.1.2. Lauk ( )
2.2.1.3. Sayur ( )
2.2.1.4. Buah-buahan ( )
2.2.2.5 Porsi........................................
36

2.2.2.6 Kurang ( )
2.2.2.2 Cukup ( )
2.3. Selera Makan Ibu Hamil
2.3.1. Tidak ada selera ( ), Alasan…………….
2.3.2. Baik ( )
2.4. Frekuensi ……….. kali perhari
2.5. Makanan Pantang Selama hamil
2.5.1. Ada ( )
2.5.2 Tidak Ada ( )
Bila ada apa ……………………………………………………….
Alasan ……………………………………………………………

2.6. Obat-obatan yang dimunim selama hamil


2.6.1. Ada ( )
2.6.2 Tidak Ada ( )
Bila ada apa …………………………………………………….
2.7. Riwayat Kehamilan yang Lalu

No Kehamilan UK (Mgg) Keluhan Cara Mengatasi Hasil

2.8. Keluhan selama hamil


2.8.1. Mual, Mules, Muntah ( )
2.8.2. Kaki Bengkak ( )
2.8.3. Pusing, Lemas, Pucat ( )
37

3. Persalinan
3.1 Persalinan terakhir
3.1.1. Tempat bersalin : BKIA ( ), Puskesmas (√ ), RS ( ),
Rumah ( )
3.1.2. Ditolong Oleh : Dokter ( ), Bidan (√ ), Perawat ( ),
Dukun ( )
3.1.3. Proses persalinan : Normal (√ ), Tidak ( )
Bila tidak, ditolong dengan : Alat ( ), Operasi ( )

4. Masa Nifas
4.1. ASI : Ada (√ ), Tidak ada ( )
4.2. PASI : Ada ( ), Tidak ada (√ ). Bila ada Jenis ……………….
4.3. Keluhan Masa Nifas : Ada ( ), Tidak ada ( √ )
Jenis keluhan ………………………………………………………
Cara mengatasinya …………………………………………………
4.4. Perawatan masa nifas : Tahu (√ ), Tidak Tahu ( )
4.5. Makanan pantang selama Nifas : Ada ( ), Tidak ada (√ )
Kalau ada, sebutkan …………………………………………………
Alasannya ………………………………………………………….
4.6. Porsi makan banyak ( Ya )
4.7. Penyakit selama Nifas : Perdarahan ( T ), Kejang ( T ), Infeksi ( T )
4.8. Apakah ibu sampai saat ini menyusui bayi : Ya ( √ ), Tidak ( )
Jika tidak, alasannya ………………………………………….
4.9. Frekuensi menyusui
4.9.1. Bila bayi menangis (√ )
4.9.2. 8 kali sehari ( )
4.9.3. 6 kali sehari ( )
4.9.4. …………………………………………………
38

4.10. Jenis PMT yang diberikan


4.10.1. Sari Buah ( )
4.10.2. Bubur Susu ( )
4.10.3. Bubur Biasa ( )
4.10.4. Nasi Tim ( )
4.10.5. Nasi,sayur,ikan..................................................
4.11. Umur berapa anak mulai di SAPIH
4.11.1. Kurang dari 6 bulan ( )
4.11.2. 6 – 12 bulan ( )
4.11.3. 1 – 2 Tahun ( )
4.11.4. Lebih dari 2 Tahun ( )
4.12. Alasan Menyapih
4.12.1. ASI tidak ada ( )
4.12.2. Sudah hamil ( )
4.12.3. Ibu sedang sakit ( )
4.12.4. ………………………………………………………………
…………………………………………………..
4.13. Lamanya Menyusui
4.13.1. 5 Menit ( )
4.13.2. 10 Menit ( )
4.13.3. 15 Menit (√ )
4.13.4. ………………………………………………………………
……………………………………………………

4.14. Cara Menyusui


4.14.1. Kiri kanan (√ )
4.14.2. Kiri atau kanan ( )
4.14.3. Kiri saja ( )
4.14.4. ………………………………………………………………
……………………………………………………
39

5. Keluarga Berencana
5.1. Apakah ibu menjadi Akseptor KB : Ya ( √ ), Tidak ( )
Kalau Ya, jenis apa :
5.1.1. Pil / Suntik (pil),Jenis
5.1.2. Implan ( )
5.1.3. Susuk ( )
5.1.4. IUD ( )
5.1.5. ………………………………………………………………
……………………………………………………
5.2. Siapa yang mendorong ibu mengikuti KB ( )
5.2.1. Kesadaran sendiri (√ )
5.2.2. Disuruh Petugas Kesehatan ( )
5.2.3. Disuruh Pamong ( )
5.2.4. ………………………………………………………………
……………………………………………………
5.3. Pemeriksaan : Teratur ( √ ), Tidak ( )Jika Tidak, alasannya tidak ada
keluhan…………………………………………………………………
………………………….

XI. SOSIAL – EKONOMI – BUDAYA – SPIRITUAL


1. Apakah Pendapatan dapat memenuhi kebutuhan keluarga : Ya ( ),
Tidak
( √ )
Bila tidak, bagaimana cara mengatasinya :
1.1. Meminjam dari orang lain (√)
1.2. Bantuan dari Family/Keluarga ( )
1.3. …………………………………………………………………………
……………………………………………………….
40

2. Siapa yang menentukan Penggunaann Keuangan Keluarga


2.1. Kepala Keluarga ( )
2.2. Isteri (√ )
2.3. Anak ( )
2.4.………………………………………………………………………………
………………………………………………….
3. Apakah ada pembagian tugas masing-masing anggota keluarga : Ya (√ ),
Tidak ( )
Kalau Ya, bagaimana pengaturannya :
3.1. Ditentukan oleh kepala keluarga ( )
3.2. Oleh masing-masing anggota keluarga ( )
3.3. Oleh Ibu (√ )
3.4.………………………………………………………………………………
………………………………………………….

4.Apakah ada anggota keluarga yang mengikuti kegiatan masyarakat


4.1. Ya ( ), Tidak ( √ )
4.2. Kalau Ya kegiatan apa
undangan
penyuluhan………………………………………………………………………
…………………….
XII. TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN
KESEHATAN
1. Cukup (√)
2. Kurang ( )
3. Komentar
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………....
41

XIII. MASALAH HIDUP BERSIH & SEHAT


No. Masalah Dilakukan Tidak Ket
Dilakukan
1. Persalinan ditolong oleh nakes √
2. Pemberian ASI Ekslusif √
3. Penimbangan Balita √
4. Cuci tangan sebelum makan √
5. Menggunakan air bersih √
6. Menggunakan jamban √
7. Rumah bebas jentik √
8. Melakukan aktifitas fisik √
9. Makan buah dan sayur √
10. Tidak merokok diruangan √

LAIN-LAIN……………………………………………………..
1. PUS (1 ORANG)
2. WUS ( 1 ORANG )

Palu, 04 maret 2019


Pengumpul data

( Inggrid Putriyanti )
Nim : P07124117013
42

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA KELUARGA TN “A“ DI RT 001 / RW 001 TINGGEDE SELATAN
KABUPATEN SIGI KECAMATAN MARAWOLA

DisusunOleh :

INGGRID PUTRIYANTI
NIM : PO7124117013

PROGRAM SDTUDI D – III KEBIDANAN TINGKAT IIA/1V


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU
TAHUN 2019
43

1. Judul kasus
“Asuhan kebidanan keluarga Tn. A umur 32 tahun Terhadap Ny.G umur
35 Tahun dengan masalah Tumbuh kembang anak ”.
2. Pelaksanaan Asuhan
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan dengan model

pendokumentasian 7 langkah Varney, Catatan perkembangan dilampirkan dalam

bentuk pendokumentasian SOAP

3. Identitas

A. Pengkajian keluarga

1. Biodata

Nama : Tn “A”

Umur : 38 Tahun

Pendidikan Terakhir : SLTA/SEDERAJAT

Pekerjaan : Buruh Bangunan

Penghasilan : Rp ± 400.000-500.000 / minggu

Perkawinan ke : I (Satu)

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Poso/ Indonesia

Alamat : Desa tinggede selatan


44

2. Daftar Anggota Keluarga

N Umur Hubu

o L P ngan

Nama Agama Kelua Pendidika Pekerja KB Ket

rga n an

1. Ny 32 Islam Istri SLTA/SE IRT Pil Sehat

.gamar th DERAJA

aljannah T

2. An.moh. 11 Islam Anak SD Pelajar Tidak Sehat

argam th

dongi

3. An.moh 10 Islam Anak SD - Tidak Sehat


akram
ziyad thn

4. An.lutfia 2 Islam BS - Tidak Sehat


wardatul thn Anak
jannah
.
45

3. Genogram

 Keluaga ibu keluarga ayah

Keterangan :

Laki-laki : Meninggal : X

Perempuan : Serumah : -------

a. Sifat Keluarga

1) Tipe keluarga merupakan inti yang terdiri dari suami,istri dan 3 orang anak.

2) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami yang paling dominan.

3) Hubungan antar keluarga cukup harmonis.

4) Cara mengatasi masalah bila ada perselisihan dalam keluarga adalah

menenangkan situasi kemudian musyawarah dan mencari solusinya.


46

b. Kebiasaan Sehari-hari

1) Pola makan

Kebiasaan makan keluarga 3 kali sehari dengan makanan pokok

nasi,sayur,dan lauk-pauk. Keadaan fisik anggota keluarga tidak ada yang

terlalu kurus dan tidak ada yang kegemukan.

2) Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur anggota keluarga tidak teratur,dimana tidur siang kira-kira 1

jam mulai pukul 13.00-14.00 wita kecuali kepala keluarga yang jarang tidur

siang berhubung karena pekerjaan. Sedangkan untuk istirahat tidur malam

mulai pukul 21.00-05.00 wita.

3) Pola rekreasi dan hiburan

Keluarga jarang mengadakan rekreasi secara khusus bersama-sama. Waktu

senggang digunakan keluarga untuk istrahat, kumpul dengan anak- anak

sambil menonton Tv.

4) Pekerjaan sehari-hari

Tn “A” bekerja sehari-hari sebagai Buruh dan Ny “G” sebagai ibu rumah

tangga sambil mengurus anak.

5) Personal hygiene

Kebersihan anggota keluarga cukup baik,mandi 2 kali sehari dengan

memakai sabun,menggosok gigi selesai makan dengan pasta gigi.


47

4. Faktor Sosial,Ekonomi dan Budaya

a. Peran Anggota Keluarga

1) Ayah sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama

2) Ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga dan mengasuh anak

b. Penghasilan dan Pengeluaran

1) Penghasilan setiap minggu kira-kira Rp.400.000-500.000

2) Pengeluaran dalam keluarga setiap bulan tidak tetap

3) Pemenuhan kebutuhan keluarga belum cukup cukup untuk keperluan sehari-

hari

c. Hubungan Keluarga dengan Masyarakat

Hubungan keluarga denagn masyarakat setempat cukup baik dalam arti

anggota keluarga berinteraksi cukup baik dengan masyarakat setempat.

d. Suku dan Agama

Ayah berasal dari suku poso ,dan istri berasal dari suku kaili . suami istri cukup

taat melaksanakan ajaran agama.

5. Faktor Lingkungan

a.Rumah

1) Keluarga menempati rumah sendiri dengan bentuk rumah permanent dengan

ukuran 9 x 6 m²

2) Ventilasi rumah cukup sehingga pertukaran udara keluar masuk cukup

untuk ruangan rumah

3) Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya sinar matahari


48

4) Pengaturan dan kebersihan perabot rumah tangga cukup baik

5) Pekarangan rumah ada

6) Keluarga mempunyai kamar mandi ( WC )

a. Interpretasi data dasar (Identifikasi Masalah Aktual)


Diagnosa : Masalah kesehatan tumbuh kembanng anak
Analisa dan interpretasi data
Beberapa tahun belakangan ini masalah kesehatan menjadi hal
yang terfokus, dikarenakan kurang kesadaran diri.

b. Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dan antisipasi


Masalah potensial :

c. Identifikasi tindakan segera


Mandiri
 Memberikan Penyuluhan tentang stimulasi anak dan pentingya gizi
untuk bayi usia 0-24 bulan
Kolaborasi
 Bekerjasama dengan petugas kesehatan setempat untuk tindak lanjut
masalah
d. Perumusan rencana dan tindakan asuhan
Diagnosa :
Masalahpotensial :
Rencana tindakan
 Merencanakan kegiatan Penyuluhan tentang stimulasi anak dan
pentingya gizi untuk bayi usia 0-24 bulan
1) : Agar Ibu Mendapatkan Informasi tentang bagaimana
menstimulasi anak dan pemberian gizi unutuk anak
2) Melakukan Kolaborasi dengan Bidan yang ada di Puskesmas
untuk tindak lanjut masalah
Rasional : Agar kegiatan Intervensi berjalan dengan lancar
49

B. Pengkajian/pengumpulan data prioritas masalah


1. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-
langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur piker bidan dalam
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis. Asuhan yang dilakukan
harus dicatat secara benar,sederhana,jelasdan logis sehingga perlu suatu metode
pendokumentasian.
Dalam melakukan setiap asuhan,setiap tenaga kesehatan terutama bidan
harus mencatat setiap tindakan yang dilakukan. Didalamnya juga terdapat
catatan perkembangan klien juga sebagai salah satu alat informasi anatara tim
kesehatan di ruangan. Dokumentasi juga perlu untuk dijadikan salah satu bahan
bukti apabila terjadi sesuatu pada klien.
Dokumentasi ini penting karena dapat digunakan sebagai bahan untuk
mempertanggung jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian
gugatan, maka dokumentasi kebidanan dapat membantu.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan bidan
wajib mencatat dan melaporkan kegiatan yang dokumentasinya harus tersimpan
dengan baik. Aspek pelayanan yang didokumentasikan adalah semua pelayanan
mandiri yang diberikan oleh bidan,pelayanan konsultasi dan pelayanan
kolaborasi.

1. Prinsip Pendokumentasian
Dokumentasi dalam bidang kesehatan atau kebidanan adalah
suatu pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan
perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan (bidan,dokter/perawat dan petugas kesehatan lainnya).
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat
bagi dirinya sendiri juga bagi tenaga kesehatan yang mengandung arti
50

penting dan perlu memperhatikan prinsip dokumentasi yang dapat


ditinjau dari dua segi :
a. Prinsip pencatatan
1. Ditinjau dari isi
 Mempunyai nilai administrative
Suatu berkas pencatatan mempunyai nilai medis,karena catatan
tersebut dapat digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang
harus diberikan kepada klien
 Mempunyai nilai hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi
dan bernilai hokum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan
dengan profesi kebidanan, di mana bidan sebagai pemberi jasa,maka
dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu,sebagai barang bukti di
pengadilan. Oleh karena itu data-data harus di identifikasi secara
lengkap,jelas,objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan.
 Mempunyai nilai ekonomi
Dokumentasi mempunyai nilai ekonomi,semua tindakan kebidanan
yang belum,sedang,dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang
dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan biaya kebidanan
bagi klien.
 Mempunyai nilai edukasi
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan,karena isi menyangkut
kronologis dari kegiatan asuhan kebidanan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
kesehatan lainnya.
 Mempunayi nilai penelitian
Dokumentasi kebidanan mempunyai nilai penelitian,data yang
terdapat didalamnya dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset
dan pengembangan profesi kebidanan.
51

2. Ditinjau dari teknik pencatatan


 Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan
 Menulis dengan tinta (idealnya tinta hitam)
 Menulis/menggunakan dengan symbol yang telah disepakati oleh
institusi untuk mempercepat proses pencatatan
 Menulis catatan selalu menggunakan tanggal,jam tindakan atau
observasi yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan
interpretasi
 Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsure penilaian. Misalnya:
tampaknya,rupanya dan yang bersifat umum
 Tuliskan nama jelas pada setiap pesananan,pada catatan observasi dan
pemeriksaan oleh orang yang melakukan
 Hasil temuan yang digambarkan secara jelas termasuk keadaan,tanda
gejala,warna,jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai
 Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi
 Kolom jangan dibiarkan kosong,beri tanda bila tidak ada yang perlu
ditulis
 Coretan harus disertai paraf disampingnya.
b. Sistem pencatatan
Teknik dan model pendokumentasian meliputi : Data subyektif adalah
data yang diperoleh dari keterangan keluarga dan pasien sedangkan data
obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan. Yang perlu
diperhatikan dalam pendokumentasian adalah dilihat dari segi sistem
pencatatan terdiri dari tiga model yaitu:
1) Model narrative
Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan
kejadian/kronologi,yang perlu diperhatikan:
 Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai. Contohnya
pengkajian,perencanaan,diagnosa,evaluasi dll
52

 Dalam pencatatan perhatikan langkah-langkah kumpulan data


subyektif-objektif,kaji kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa dan
prognosa kemudian buat rencana asuhan/tindakan dengan member
batasan waktu untuk mencapai hasil yang diprediksi
 Tulis prediksi/sempurnakan dan rencana asuhan sebagai bagian dari
catatan anda
 Buat penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan
psikologis pasien
 Catat semua pernyataan/evaluasi
2) Model orientasi masalah, POR (Problem Orientasi Record)
diperkenalkan oleh dr. Lowrence (1969)
3) Model Focus

2. Aspek Legal Dokumentasi


Aspek legal dokumentasi,dapat dilihat dari:
1) Komponen umum data menurut hokum,meliputi:
 Kondisi fisik,mental dan emosi
 Perilaku
 Program pengobatan / perawatan
 Respon pasien terhadap perawatan
2) Pedoman pencatatan data menurut hukum,meliputi:
 Memahami dasar hukum dari tuntutan mal praktek bagi perawat
yang terlibat
 Memberikan informasi kondisi pasien secara tepat
 Memperlihatkan fakta secara tepat dan akurat mengenai
penggunaan proses keperawatan
 Perhatikan terhadap situasi perawatan pasien. Misalnya: pasien
dengan masalah yang membutuhkan intervensi care,perawatan
klien penyakit akut.
53

3. Proses Penatalaksanaan Kebidanan


Penatalaksanaan kebidanan yaitu proses pemecahan masalah yanf
diguakan sebagai metode, untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan keterampilan, dalam
rangkaian / tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang
berfokus pada klien. ( Verney, 1997 ).
Penatalaksanaan kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang
berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dab berakhir
dengan evaluasi, langkah tersebut membutuhkan kerangka yang lengkap
bisa di aplikasikan dalam situasi. Cara mengumpulkan data dasar untuk
pengevaluasi keadaan pasien dengan menggunakan 7 langkah verney
adalah :
1) Pengumpulan data dasar dengan pengkajian.
Mengumpulkan semua data yang dikumpulkan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan. Pada langkah ini di kumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara melakukan
Anamnesa : Biodata, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas, biopsikososial, spiritual, pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. Dalam
pendekatan ini haruslah dilakukan secara komperhensif meliputi data
subyektif dan obyektf, sehingga menggambarkan kondisi klien yang
sebenarnya dan vaild.
2) Interpretasi Data / Identifikasi
Interpretasi data / identifikasi yang benar terhadap masalah atau
diagnosa berdasarkan interpretasi data yang benar atas data – data
tersebut.
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
54

dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan


diagnosa dan masalah keduanya digunakan karna masalah tidak dapat
diidentifikasikan, seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang di tegakkan
bidan dalam ruang lingkup kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan. Standar nomenklatur kebidanan :
diakui dan telah disahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan
praktek kebidanan, memiliki viri khas kebidanan.
3) Identifikasi diagnosa dan masalah potensial / mengantisipasi
masalah atau berdasarkan masalah atau diangnosa yang sudah
diidentifikasi.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan abtisipasi. Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap – siap mencegah diagnosa atau masalah
potensial ini menjadi benar – benar terjadi. Langkah ini penting sekali
dalam melakukanasuhan yang aman.
4) Tindakan segera dan kola borasi / mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter : dikonsultasikan,
kolaborasi,atau dirujuk
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk
melakukan tindakan, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
ini berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan
kesinambungan dalam proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi
penatalaksanaan bukan hanya kunjungan antenatal saja tetap selama
wanita tersebut dalan bersama bidan terus menerus misalnya pada waktu
wanita tersebut dalam persalinan.
55

5) Rencana menejemen / merencanakan asuhan dengan penjelasan


yang sungguh rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan dengan
tetap dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah –
langkah sebelumnya, langkah ini menunjukan kelanjutan
penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau antisipasi pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
di lengkapi.

6) Penatalaksanaan / mengarahkan atau melaksanakan rencana


asuhan secara efesiensi dan aman.
Penatalaksanaan langsung asuhan dengan efesiensi dan aman.
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dan dilakukan secara
efesien dan aman. Rencana ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagaian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya
7) Evaluasi / Mengevaluasi Keefektifan asuhan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang
sudah diberikan pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah telah
diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya, ada
kemungkinan bahwa sebaguan rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. ( verney 1997 : 25 )

A. Standar Asuhan Kebidanan dan Model Dokumentasi


Standar asuhan kebisanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
56

pengkajian, perumusan diagnosa atau maslah kebidanan, perencanaan


implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

STANDAR I : Pengkajian
a. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulakn semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
b. Kriteria Pengkajian
 Data tepat, akurat dan lengkap
 Terdiri dari data subjektif ( hasil anamnesa : biodata keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang
sosial budaya ).
STANDAR II : Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
a. Pernyataan Standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
b. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah
 Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
 Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
 Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukkan.
STANDAR III : Perencanaan
a. Pernyataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah di tegakkan
b. Kriteria perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien, tindakan segera, tinfakan antisipasi dan asuhan secara
komprehensif
57

2. Melibatkan klien / pasien dan keluarga


3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien.
4. Memilh tindakan yang sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan
evidence based yang memastikan bahwa asuhan yang diberikan
bermanfaat untuk klien .
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya
serta fasilitas yang ada
.
STANDAR IV : Implementasi
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap dan akurat, singkat, dan
jelas mengenai keadaan / kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
b. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia ( rekam medis / KMS / status pasien / KIA
)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah data hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah
kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif
tindakan segera, tindakan secara komprehensif : penyuluhan,
dukungan, kolaborasi. Evaluasi / follow up rujukan
58

a. Denah Rumah

Jl. merpati

Kamar

Ruang Tamu

Kamar

Dapur

Wc
59

7) Sumber Air Bersih

1) Sumber air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari adalah air sumur

pompa

2) Keadaan air jernih,tidak berbau dan tidak berwarna

3) Penggunaan air minum dimasak sampai mendidih

8) Tempat pembuangan

1) Keluarga mempunyai WC sendiri.

2) Keluarga BAB di kakus

3) Pembuangan air limbah di Sepi tank

9) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan

1) Fasilitas sosial keluarga tersedia di sekitar rumah misalnya warung

2) Transportasi dengan menggunakan kendaraan umum

3) Fasilitas kesehatan ( Puskesmas ) cukup dekat dari rumah dengan jarak 1-2

Km

6. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Keluarga Sekarang

1) Kondisi kesehatan Tn “A” dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan

2) Ny “G” dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan

3) An “M.A” dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan

4) An “M.A” dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan

5) An “L” dalam keadaan sehat dan tidak ada keluahan


60

b. Keluarga Berencana

Ibu menggunakan alat kontrasepsi pil sejak menikah.

c. Keadaan gizi keluarga

Pertumbuhan fisik anak Tn “A” cukup,secara sepintas anak-anak tampak sehat

demikian pula nafsu makan keluarga baik

d. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita keluarga

Tn “A” dan keluarganya tidak pernah memiliki riwayat penyakit menular

seperti TBC,Hepatitis,HIV/AIDS dan PMS.

7. Pengkajian Psikososial

a. Status

Tingkat emosi keluarga cukup baik,bila ada masalah dalam keluarga

diselesaikan dengan baik,emosi ibu dalam kondisi stabil.

b. Konsep diri

Bapak dan ibu baik. Bapak dan ibu menjawab pertanyaan dengan ramah

c. Pola interaksi / komunikasi

Interaksi antar anggota keluarga cukup baik,bahasa yang dipakai sehari-hari

adalah bahasa Kaili dan sesekali menggunakan bahasa Indonesia.

d. Pola pertahanan dalam keluarga

Sebagai kepala keluarga,suami cukup disegani oleh anaknya. Apabila ada

masalah selalu dimusyawarahkan bersama,namun keputusan terakhir

dilimpahkan pada suami.


61

8. Pengkajian Pengetahuan Keluarga Tentang :

a. Keluarga Berencana

Pengetahuan ibu tentang keluarga berencana sudah cukup baik dan ibu sudah

menggunakan KB yaitu, pil

b. Kesehatan lingkungan

Pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan baik

9. Harapan Keluarga Terhadap Bidan

Keluarga khususnya ibu sangat berharap dapat dibantu dalam mengatasi masalah

yang dialami.

10. Pemeriksaan Fisik

Sehubungan dengan riwayat kesehatan keluarga maka dilakukan pemeriksaan

fisik anggota keluarga dengan hasil :

a. Tn “A”

TD : 120/80 mmHg S : 36,7ºC

N : 80x/m P : 22x/m

b. Ny “G”

TD : 100/80 mmHg p : 22x/p

N : 80x/m S : 36,5ºC
62

c. An “M.A”

N : 84x/m

S : 36,5ºC

P : 20x/i

d. An “ M.A”

N : 80x/m

S : 36,7ºC

P : 20x/m

e. An “L”

N : 80x/m LK : 43cm

S : 36,5ºC LLA : 15 cm

P :24x/m LD : 45 cm

BB : 9 kg PB : 30cm
63

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG ANAK


PADA ANAK “L” DI RT 001 / RW 001 TINGGEDE SELATAN KABUPATEN
SIGI KECAMATAN MARAWOLA

DisusunOleh :

INGGRID PUTRIYANTI
NIM : PO7124117013

PROGRAM SDTUDI D – III KEBIDANAN TINGKAT IIA/1V


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU
TAHUN 2019
64

ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA AN. L USIA


2 TAHUN DENGAN BB 9 KG DI RT 01/RW 01 DI DESA
TINGGEDE KECAMATAN MARAWOLA

TINJAUN KASUS
Hari/Tanggal : 6 maret 2019
Jam : 13.30 WITA
Tempat` : RT 001/Rw 001 Kec. marawola

IDENTITAS
I. Biodata
a) Anak
Nama : An.L
Umur : 2 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lahir : Normal
Tanggal Lahir : 18 Maret 2017
b) Orang Tua
Nama Ibu : Ny.G Nama Ayah : Tn.A
Umur : 32Tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : buruh
Alamat : Jl.merpati Alamat : Jl.merpati
65

II. Data Subjektif


a) Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa ia tidak memiliki keluhan tentang tumbuh kembang
anaknya
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan bahwa ia dan keluarganya sekarang tidak sedang sakit
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
menular (Hepatitis dan HIV/AIDS),Penyakit menurun (DM dan Epilepsi)
dan penyakit menahun (TBC dan Hipertensi)
d) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya pernah demam akan tetapi tidak sampai di
rawat di rumah sakit dan hanya mendapatkan obat dari bidan di pustu
e) Riwayat Kehamilan,Persalinan,Nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Hamil
Jenis
Ke Tgl Lhr UK Penolong Komplikasi JK BB Laktasi Komplikasi
.Persalinaan
1 01/02/2008 35 Spt,Lbk bidan Tidak Ada L 2,8 6 Bln Tidak Ada
2 07/08/2013 32 Spt,Lbk bidan Tidak Ada L 2,8 6 Bln Tidak Ada
3 18/03/2017 32 Spt,Lbk bidan Tidak Ada P 2,9 6 Bln Tidak Ada

F) Riwayat Imunisasi
Jenis Umur Diberikan
BCG
Hepatitis B1 6 Bulan
Hepatitis B2 7 Bulan
Hepatitis B3 9 Bulan
Polio 1 6 Bulan
Polio 2 7 Bulan
Polio 3 9 Bulan
66

Polio 4 11 Bulan
DPT 1 6 Bulan
DPT 2 7 Bulan
DPT 3 9 Bulan
Campak 6Bulan

f) Keadaan Gizi
1) PASI
a. Jenis : tidak ada
b. Lama : tidak ada
c. Jumlah : tidak ada
d. Nafsu Makan : Baik
2) Makanan Tambahan : nasi
3) Pola Nutrisi
Setiap hari An.L makan-makanan jenisnya seperti nasi,lauk, sayur dan
susu. Porsi makannya 1 piring kecil setiap 3 kali sehari. Pantangan dan
masalah tidak ditemukan
4) Pola Aktivitas
Pergerakkan dan Keaktifan An.L normal/baik
5) Pola Istirahat
An.L tiidur siang + 2 jam dan tidur malam + 10 jam setiap harinya.
Tidak ditemukan adanya keluhan
6) Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi BAB + 1-2 kali/hari. Warna Coklat, Bau Khas dan tidak
ditemukan adanya keluhan
b. BAK
Frekuensi BAK + 4-5 kali/hari. Warna kuning, Jernih, Bau khas dan
tidak ditemukan adanya keluhan
67

7) Personal Hygine
An.L Mandi setiap 2 kali/hari menggunakan sabun dan menggosok gigi 2
kali/hari menggunakan pasta gigi dan sikat gigi. Keramas satiap 3
kali/minggu menggunakan shampoo.
8) Riwayat Menyusi
Ibu mengatakan sejak lahir bayinya minum ASI sampai usia 6 bulan

G) Data Objektif
a) Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Keadaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compomentis
c. Tanda-tanda Vital
 Nadi : 90x/m
 Suhu : 36,8oC
 Pernapasan :28 x/m
2) Antropomentri
a. Tinggi Badan : 30 cm
b. Berat Badan : 9 Kg
c. Lingkar Kepala : Cm
d. Lingkar dada : 41 cm
e. Lingkar lengant : 15 Cm
3) Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala : Tidak ada benjolan, Tidak ada nyeri
b. Rambut : Rambut keriting, Warna hitam dan bersih
c. Muka : Bentuk Oval dan tidak ada udem
d. Mata : Simetris, Konjungtiva tidak anemis
dan sklera tidak ikterik
e. Hidung : Simetris, Tidak ada polip dan tidak ada
68

infeksi
f. Mulut :Simetris daan tidak ada stomatitis
g. Gigi : Tidak ada gigi berlubang dan tidak
ada caries gigi
h. Telinga : Simetris, Tidak ada serumen dan secret
i. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroi,
kelenjar limfe dan vena jugularis
j. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada,
Bunyi jantung teratur
k. Payudara : Simetris, Tidak ada benjolan atu massa
dan terdapat putting Susu
l. Abdomen : Tida ada bekas operasi dan ttidak
ada benjolan atau massa
m. Anus : Tidak ada hemoroid
n. Kulit : Sawo matang
o. Tulang Belakang : Tidak ada lordosis , Kifosis dan scoliosis
4) Pemeriksaan Penunjang
a. HB : Tidak dilakukan
b. Golongan Darah : Tidak dilakukan
c. Albumim : Tidak dilakukan
5) Pemeriksaan Khusus
a. KPSP (Kuisoner Pra Skrining Perkembangan )
No Ya Tidak
Bediri dengan 1 kaki selama 2
1 Gerak Kasar 
detik
2 Melompat dengan kedua kaki Gerak Kasar 
3 Menggambar garis lurus Gerak Halus 
4 Menumpuk 8 buah Kubus Gerak Halus 
Bicara dan
5 Mengenal 2- 4 warna 
Bahasa
69

Bicara dan
6 Menyebut nama,umur daan tempat 
Bahasa
Mengerti arti kata dibawah,diatas Bicara dan
7 
di depan dan dibelakang Bahasa
Bicara dan
8 Mendengarkan cerita 
Bahasa
Mencuci dan mengeringkan tangan Sosialisasi dan
9 
sendiri kemandirian
Mengenakan celana Panjang dan Sosialisasi dan
10 
baju kemeja kemandirian
Interprestasi : Jumlah jawaban Ya adalah 10, Tes Daya Dengar An.L
Sesuai dengan perkembangannya
11. TDD (Tes Daya Dengar)
No Ya Tidak
Perlihatkan benda-benda yang ada di sekeliling
anak seperti sendok, cangkir, bola, bunga dan
sebagainya. Suruh anak menyebutkan nama
1 
benda-benda tersebut. Apakah anak dapat
meneyebutkan nama benda-benda tersebut
dengan benar ?

Suruh aak duduk dalam jarak 3 meter di depan


anda kemudian suruh anak mengulangi angka-
angka yang anda ucapkan seperti “Empat”,
“Satu”. “Delapan”, atau dengan menirukan
dengan jari tangannya. Kemudian tutp mulut
2 
anda dengan buku/kertas. Ucapkan 4 angka
berlainan. Apakah anak dapat
mengulangi/menirukan ucapan anda dengan
menggunakan jari tangannya (Anda dapat
mengulanginya dengan suara yang lebih keras)

3 Tutup mulut anda dengan buku /kertas, tanpa 


70

melihat gerakan bibi anda, perintahkan anak


untuk mengerjakan sesuatu seperti “berikan
boneka itu pada saya”. “taruh kubus ini di atas
meja/kursi”, dan sebagainya. Apakah anak
dapat mengerjakan perintah tersebut dengan
benar ?
Interprestasi :Jumlah jawaban Ya adalah11, Tes Daya Dengar An.L sesuai
dengan perkembangannya

12. TDL (Tes Daya Lihat)


Interprestasi : An.L tidak mengalami kesulitan melihat sampe
baris ketika pada poster E. Tes Daya Lihat An.L sesuai dengan
perkembangannya

13. KMME ( Kuisoner Masalah Mental Emosional)


No Ya Tidak
Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa 
sebab yang jelas ? (seperti banyak menangis,
1
Mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan
terhadap hal-hal yang sudah biasa di hadapinya
Apakah anak anda tampak menghindar dari teman- 
2
teman atau anggota keluarganya
Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak
dan menentang lingkungan sekitarnya (seperti
melanggar peraturan yang ada , mencuri ,
seringkali melakukan perbuatan yang
3 
berbahayabagi dirinya atau menyiksa binatang
atau anak-anak lainnya ) dan tampak tidak perduli
dengan nasiht-nasihat yang sudah diberikan
kepadanya
4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya 
71

perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan


yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak
sebanding dengan anak lain seusianya
Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh
karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah
5 teralih perhatiannya sehingga mengalami 
penurunan dalam aktifitas sehai-hari atau prestasi
belajarnya
Apakah anak anda menunjukkan perilaku
6 kebingungan sehingga mengalami penurunan 
dalam berkomunikasi dan membua keputusan ?
Apakah anak anda menunjukkan adanya
perubahan pola tidur ? (seperti sulit tidur
7 sepanjang waktu , terjaga sepanjang hari, sering 
terbangun di waktu tidur malam oleh karena
mimpi buruk dan mengigau)
Apakah anaka anda mengalami perubahan pola
8 makan? (Seperti kehilangan nafsu makan , makan 
berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)
Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit
9 kepala, sakit perut, atau keluhan-keluhan fisik 
lainnya?
Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa
10 
atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya
Apakah anak anda menunjukkan adanya
kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah
11 dimilikinya ? (Seperti mengompol kembali , 
menghisap jempol atau tidak mau berpisah dengan
orang tua / pengasuhnya)
Apakah anak anda melakukan perbuatan yang
12 
berulang-ulang tanpa alas an yang jelas ?
Interprestasi : Jawaban keseluruhan adalah Tidak, maka An.F tidak
72

Mengalami Masalah Mental Emosional


g) GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif)
No 0 1 2 3
1 Tidak kenal Lelah atau aktivitas yang berlebihan √ 
2 Mudah menjadi gembira/impulsive √
3 Mengganggu anak-anak lain √
4 Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah √
dimulai, rentang perhatian pendek
5 Menggerakkan anggota badan terus menerus √
6 Kurang perhatian dan mudah teralihkan √
7 Permintaan harus segera terpenuhi dan muda √
menjadi frustasi
8 Sering dan mudah menangis √
9 Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat √
dan drastis
10 Ledakkan kekesalan tingkah laku eksplosif dan √
tak terduga
Interprestasi : Total nilai Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif adalah
0. An.L tidak mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktif
H) Assasment
Anak L umur 2 tahun dengan petumbuhan dan perkembangan normal

I) Penatalaksanaan
Tanggal : 6 maret 2019
Jam : 14.30 WITA
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
- TTV :
N : 90 x/m S : 36,8OC R: 28 x/m
73

- Antropometri
TB : 30 cm BB : 9 Kg LD : 45
LiLa : 15 cm PB : 30 cm
- An.L petumbuhan dan perkembangannya normal
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan
2. Meganjurkan kepada ibu untuk menimbang anaknya secara rutin pada saat
posyandu
Evaluasi: Ibu mengatakan bersedia untuk mmenimbang anaknya secara rutin
di posyandu
3. Melakukan kontrak waktu dengan ibu dan keluarga untuk di lakukan
kunjungan kembali minggu depan
Evaluasi : Ibu dan keluarga bersedia untuk dilakukann kunjungan
ulang

INTERPRETASI DATA

Diagnosa : Bayi perempuan usia 24 bulan dengan keterlambatan

perkembangan motorik kasar, dan motorik halus

Dasar : Ibu mengatakan bahwa bayi perempuannya berusia 24 bulan

proporsi tubuh yang sedang turun badannya dengan berat

badan 10 kg turun menjadi 9 kg dan belum memiliki

kemampuan untuk melompat dengan dua kaki, belum bisa

memakai pakaian sendiri,dan belum lancar berbicara seperti

pada anak umumnya

Masalah : Keterlambatan perkembangan motorik kasar dan halus pada

anak
74

Dasar : - Berat badan anak : 9 kg

-Anak belum bisa melompat dengan kedua kaki dan belum

terlalu lancar berbicara dan berat badan turun

Kebutuhan : - Keluarga membutuhkan penyuluhan tentang pentingnya

stimulasi motorik kasar,motorik halus dan pemenuhan asupan

gizi yang cukup pada bayi dan balita

I. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

terlambatnyaa perkembangan kecerdasan, pertumbuhan fisik.

II. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi keluarga dengan dokter untuk memastikan keadaan bayi dan

perencanaan.

III. PLANNING/INTERVENSI

a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan motorik kasar yang normal

pada bayi.

b. Jelaskan kepada keluarga tentang faktor-faktor penyebab terjadinya

keterlambatan perkembangan motorik kasar pada anak.

c. Jelaskan kepada keluarga tentang cara menstimulasi motorik kasar pada bayi.

d. Jelaskan kepada keluarga tentang pemenuhan asupan gizi yang cukup untuk

bayi usia 6-24 bulan.


75

e. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap membawa anaknya ke posyandu sesuai

jadwal agar mendapatkan pemantauan tumbuh kembang anak

f. Anjurkan keluarga untuk kolaborasi dengan dokter untuk memastikan

keadaan anak

IV. IMPLEMENTASI

a. Menjelaskan kepada keluarga tentang perkembangan motorik kasar yang

normal pada anak.

b. Menjelaskan kepada keluarga tentang pemenuhan asupan gizi yang cukup

untuk bayi (6-24 bulan).

Ajari anak makan makanan bervariasi, perkenalkan dengan satu persatu, tapi

bergantian untuk semua makanan karena tidak ada satupun makanan yang

kandungan gizinya sempurna. MPASI harus memenuhi persyaratan tentang

jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak,

vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainnya. Menurut Lilian Juwono

(2004), MPASI yang memenuhi syarat adalah:

1) Kaya energi, protein, dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium,

vitamin A, vitamin C, dan folat).

2) Bersih dan aman. Artinya, tak ada patogen bakteri penyebab penyakit atau

organisme yang berbahaya lainnya. Tidak ada bahan kimia yang berbahaya

atau toksin. Tidak ada potongan tulang atau bagian yang keras atau yang

membuat anak tersedak, atau tidak terlalu panas serta tidak terlalu pedas.

3) Mudah dimakan oleh anak dan disukai anak.


76

4) Bahan makanan tersebut tersedia di daerah dimana keluarga tinggal dan

harganya terjangkau.

V. EVALUASI

Tanggal: 7 maret 2019 Pukul : 13.10 WITA

a. Keluarga sudah mengerti tentang perkembangan motorik kasar normal pada

bayi

b. Keluarga sudah mengerti tentang faktor-faktor penyebab terjadinya

keterlambatan perkembangan motorik kasar pada bayi

c. Keluarga sudah mengerti tentang cara stimulasi motorik kasar pada bayi

d. Keluarga sudah mengerti tentang pemenuhan asupan gizi yang cukup untuk

bayi (6-24 bulan).

e. Keluarga bersedia tetap membawa bayinya ke posyandu sesuai jadwal agar

mendapatkan imunisasi lengkap.

f. Keluarga bersedia berkolaborasi dengan dokter untuk memastikan keadaan

bayi dan perencanaan.


77

DATA PERKEMBANGAN 1

Tanggal : 10 Maret 2019 Pukul : 13.20 WIB

Data Subjektif : - Ibu mengatakan bahwa bayinya dalam keadaan baik/tidak sakit.

- Ibu mengatakan tetap memberikan ASI kepada anaknya

- Ibu mengatakan bahwa anaknya makan hanya sedikit adan nafsu

makan yang kurang

-Ibu mengatakan mulai melakukan cara-cara menstimulasi

perkembangan motorik kasar pada bayinya.

Data Objektif :

- Keadaan Umum : Baik - Kesadaran : Composmentis

- Tekanan Darah :- - Nadi : 95 x/i

- Pernafasan : 36 x/i - Suhu : 36,7ºC

- BB : 10 kg - PB : 30 cm

- Lla : 15 cm - Ld : 45 cm

Assesment :

Diagnosa : balita perempuan usia 24 bulan dengan keterlambatan

perkembangan motorik kasar.

Potensial Masalah : Gangguan perkembangan kecerdasan.

Tindakan Segera : Kolaborasi keluarga dengan dokter untuk memastikan

keadaan anaknya
78

Planning/Perencanaan :

a. Jelaskan kepada keluarga tentang cara bagaimana menstimulasi anak

b. Jelaskan kepada keluarga tentang cara pemberian makan yang baik pada anaknya

c. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap membawa anaknya ke posyandu sesuai

jadwal agar mendapatkan pemantauan anaknya

d. Anjurkan keluarga untuk kolaborasi dengan dokter untuk memastikan keadaan

anaknya

DATA PERKEMBANGAN 2

Tanggal : 13 Maret 2014 Pukul : 10.30 WITA

Data Subjektif : - Ibu mengatakan bahwa bayinya dalam keadaan baik/tidak sakit.

- Ibu mengatakan tetap memberikan ASI kepada anaknya

- Ibu mengatakan bahwa nafsu makan anaknya sudah baik dan berat

badan anak sudah naik .

- Ibu mengatakan mulai melakukan cara-cara menstimulasi

perkembangan motorik kasar pada bayinya.

- Ibu sudah membawa anaknya ke posyandu.

Data Objektif :

- Keadaan Umum : Baik - Kesadaran : Composmentis

- Tekanan Darah :- - Nadi : 94 x/i

- Pernafasan : 34 x/i - Suhu : 36,8ºC


79

- BB : 11 kg - Lk : 37 cm

- Lla : 15 -Ld : 46 cm

Assesment :

Diagnosa : anak perempuan usia 24 bulan dengan keterlambatan

perkembangan motorik kasar.

Potensial Masalah : Gangguan perkembangan kecerdasan,

Tindakan Segera : Kolaborasi keluarga dengan dokter untuk memastikan

keadaan anak.

Planning/Perencanaan :

a. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap melakukan stimulasi kepada anaknya

b. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap memberikan makanan yang dapat memenuhi

asupan gizi yang baik pada anaknya.

c. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap membawa anaknya ke posyandu sesuai

jadwal agar mendapatkan imunisasi lengkap.

d. Anjurkan keluarga untuk kolaborasi dengan dokter untuk memastikan keadaan

anaknya.
80

BAB 4

PEMBAHASAN

a. Analisa Data

Sebelum dilakukan konseling, keluarga belum mengerti tentang perkembangan

motorik kasar normal pada bayi, faktor-faktor penyebab terjadinya keterlambatan

perkembangan motorik kasar pada bayi, cara stimulasi motorik kasar pada bayi dan

pemenuhan asupan gizi yang cukup untuk bayi (6-24 bulan). Keluarga bersedia tetap

membawa bayinya ke posyandu sesuai jadwal agar mendapatkan imunisasi lengkap dan

bersedia berkolaborasi dengan dokter untuk memastikan keadaan bayi dan perencanaan

menjalani fisioterapi jika dibutuhkan.

4.2 Pembahasan

Perkembangan motorik kasar anak yang tidak optimal bisa menyebabkan

menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi. Perkembangan motorik kasar yang

lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskuler. Faktor keluarga juga mempengaruhi perkembangan

motorik, seperti anak yang sering di manja tidak dilatih melompat,dan berbicara seperti

mengenalkan huruf atau kata-kata

Keterlambatan motorik kasar pada bayi Tn. Amarudin tersebut dikarenakan

faktor keterbatasan waktu dan faktor pengasuhan yang diberikan kepada anaknya

Kebutuhan nutrisi dan gizi pada bayi tidak terpenuhi sehingga menyebabkan anak
81

tersebut memiliki proporsi berat badan yang kurus dan tidak sesuai dengan usia anak

tersebut. Dari permasalahan tersebut, sebaiknya dilakukan stimulasi terhadap

perkembangan motorik kasar pada bayi serta pemberian/pemenuhan gizi dan nutrisi

yang cukup untuk bayi, serta kolaborasi dengan dokter untuk memastikan keadaan bayi

untuk selanjutnya.

BAB 5

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Asuhan keluarga binaan pada bayi Tn. Amirudin dengan masalah keterlambatan

perkembangan motorik kasar. Adapun kebutuhan yang diperlukan dalam asuhan yaitu

konseling mengenai pentingnya stimulasi motorik kasar dan pemenuhan asupan gizi

yang cukup pada anak

Rencana yang dilakukan yakni pelaksanaan dan intervensi yang diberikan yaitu :

1. Mengadakan kunjungan rumah.

2. Memberi informasi dan penyuluhan tentang perkembangan motorik kasar yang

normal pada bayi.

3. Memberi informasi dan penyuluhan tentang faktor-faktor penyebab terjadinya

keterlambatan perkembangan motorik kasar pada bayi.

4. Memberi informasi dan penyuluhan tentang cara menstimulasi motorik kasar

pada bayi.
82

5. Memberi informasi dan penyuluhan tentang pemenuhan asupan gizi yang cukup

untuk bayi usia 6-24 bulan.

6. Menganjurkan keluarga untuk tetap membawa bayinya ke posyandu sesuai

jadwal agar mendapatkan imunisasi lengkap.

7. Menganjurkan keluarga untuk kolaborasi dengan dokter untuk memastikan

keadaan bayi dalam keadaan baik.

Setelah melakukan pelaksanaan diperoleh hasil ibu telah mengetahui dan

mengerti tentang permasalahan dan penanganan pada keterlambatan perkembangan

motorik kasar bayi.

a. Saran

1. Keluarga Binaan

Setelah dilakukan Asuhan kebidanan pada keluarga maka akhirnya setiap

keluarga dapat menyadari akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan.

2. Desa

diharapkan kepada masyarakat desa agar memberikan dorongan serta dorongan

moral dalam menjalankan program

penanganan masalah keterlambatan perkembangan motorik kasar pada bayi.

3. Kesehatan Kader

Diharapkan agar penyuluh tidak bosan-bosannya memberikan penyuluhan agar

masyarakat semua mengerti arti pentingnya kesehatan.


83

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu//11448257/Contoh_Laporan_Keluarga_Binaan_tentang_kete

rlambatan_perkembangan_Motorik_kasar_bayi
84
85

Dokumentasi Daerah Binaan Didesa Tinggede Selatan Kecamatan Marawla

Dusun II Rt: 001 Rw: 002

Di tumah keluarga Tn. Amirudin

 Foto pendataan keluarga binaan 03 maret 2019

 Data perkembangan 1, 10 maret 2019


86
87

 Data perkembangan 2, 13 maret 2019

 ujian keluarga binaan serta pemberian bingkisan untuk keluarga binaan

Anda mungkin juga menyukai