Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Konsep Kebidanan Komunitas

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang

diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan

kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan


kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu

dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
1. Pengertian/ Definisi

Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.


Kebidanan berasal dari kata “bidan“. Menurut kesepakatan antara ICM; IFGO dan

WHO tahun 1993, mengatakan bahwa bidan (midwife) adalah “seorang yang telah

mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh Pemerintah setempat, telah

menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat izin
melakukan praktek kebidanan” (Syahlan, 1996 : 11).

Bidan di Indonesia (IBI) adalah “ seorang wanita yang mendapat pendidikan


kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan

mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri” (50 Tahun

IBI). Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu-
ibu melahirkan, tugas yang diembankan sangat mulia dan juga selalu setia

mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat
bayinya dengan baik. Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggungjawab yang
bekerja sebagai mitra prempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan,

asuhan dan nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan post partum,
melakukan pertolongan persalinan di bawahtanggung jwabnya sendiri dan

memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.

Kebidanan (Midwifery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan

pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 :

12). Komunitasberasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti


kesamaan, dan juga “communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat

diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area
tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah
tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas sebagai segala

aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan
kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang

dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita
di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan

kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada

kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal

melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan


pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985;

Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)


Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep utama

dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan

dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan

paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup


masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009 : 8).

2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga.


Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di

masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga


bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera.

Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan

perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan

ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera

dalam komunitas tertentu.

3. Sasaran bidan dikomunitas

Fokus/ Sasaran Kebidanan Komunitas


Sasaran Utama
Menurut ( Syahlan, 1996 : 16 ) Komuniti adalah sasaran pelayanan

kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan individu yang

membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan


kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga
adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. ( Syahlan, 1996 : 16 )

Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.

Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra

sekolah dan sekolah.


Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok usila

(gangrep).
Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu.

Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat

baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum

(Meilani, Niken dkk, 2009 : 9).

4. Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan di beberapa negara

Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia


Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan di Indonesia dimana bidansebagai

ujung tombak pemberi pelayanan kebidanan komunitas. Bidan yang bekerja

melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu

disebut bidan komunitas(community midwife) (Syahlan, 1996 : 12). Di Indonesia


istilah “bidan komunitas” tidak lazim digunakan sebagai panggilan bagi bidan yang

bekerja di luar Rumah Sakit. Secara umum di Indonesia seorang bidan yang bekerja

di masyarakat termasuk bidan desa dikenal sebagai bidan komunitas.


Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan

tenaga bidan yang bekerja di komuniti. Pendidikan yang ada sekarang ini diarahkan
untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa.
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan bidan A (PPB A), B (PPB B), C (PPB
C) dan Diploma III Kebidanan. PPB-A,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari

lulusan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). PPB-B,lama pendidikan 1 tahun, siswa

berasal dari lulusan Akademi Perawat. PPB-C, lama pendidikan 3 tahun, siswa
berasal dari lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Diploma III Kebidanan : lama

pendidikan 3 tahun, berasal dari lulusan SMU, SPK maupun PPB-A mulai tahun
1996. Kurikulum pendidikan bidan tersebut diatas disiapkan sedemikian rupa

sehingga bidan yang dihasilkan mampu memberikan pelayanan kepada ibu dan anak

balita di masyarakat terutama di desa. Disamping itu Departemen Kesehatan

melatih para bidan yang telah dan akan bekerja untuk memperkenalkan kondisi dan
masalah kesehatan serta penanggulangannya di desa terutama berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak balita. Mereka juga mendapat kesempatan dalam berbagai

kegiatan untuk mengembangkan kemampuan, seperti pertemuan ilmiah baik


dilakukan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi seperti IBI. Bidan yang

bekerja di desa, puskesmas, puskesmas pembantu; dilihat dari tugasnya berfungsi

sebagai bidankomunitas. (Syahlan, 1996 : 13)

5. Bekerja di komunitas

Bekerja di Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan
bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit.

Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah.

Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan komunitas.

Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan

kebidanan komunitas.

Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya
di komunitas, yaitu :

a. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai
dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan
oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain

dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu,

anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara

tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak


langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.

b. Sebagai Pelaksana (Provider)

Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan

kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.


Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi
kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.


2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa interval

dalam keluarga.

3) Pertolongan persalinan di rumah.

4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di


keluarga.

5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.


6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.

c. Sebagai Pengelola

Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek


mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya.

Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,

polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan

mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih

rendah.

Contoh : praktek mandiri/ BPS


d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat

memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran

ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera

melaksanakan tindakan.
e. Sebagai Pemberdaya

Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan

permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan

masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.

f. Sebagai Pembela klien (advokat)


Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi informasi

dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik

dan memungkinkan bagi dirinya.

g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.

h. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta
berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu

kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan

Hamidah, 2009 : 8)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu – waktu

bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu

anggotanya adalah bidan.


6. Jaringan Kerja

Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas

Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 :
235)

Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali


kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing –

masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan

menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan

hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/
leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana

kegiatan kebidanan di komunitas


Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan

lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di

dalam satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A, PMT dan

sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan


institusi/ departemen lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.

6. Jaringan kerja kebidanan komunitas


7. Praktikkesehatantradisionaldan modern di komunitas

Pengertian Kebidananan Komunitas


1. Pengertian Bidan
Bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) adalah seseorang yang lulus dari
pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregistrasi, sertifikasi dan atau
secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan
2. Kebidanan
Menurut kemenkes No. 369/Menteri/SK/III/2007 Kebidanan adalah satu bidang ilmu
yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong
persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan,
klimakterium dan menopause, BBL dan Balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia
serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya
3. Komunitas
Berasal dari bahasa latin “communicans” yang berarti kesamaan,
“community” berarti masyarakat setempat. Komunitas adalah masyarakat terbatas
yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografis yang jelas dengan norma dan nilai
yang telah melembaga. Misalnya kelompok ibu hamil, ibu nifas, kelompok bayi dan
kelompok balita
4. Bidan di komunitas
Bidan dikomunitas adalah bidan yang bekerja memberikan pelayanan kepada
keluarga dan masyarakat disuatu wilayah tertentu
5. Kebidanan Komunitas
Bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang dilakukan diluar bagian atau pelayanan
berkelanjutan yang diberikan diluar rumah sakit dengan menekankan kepada aspek-
aspek psikososial budaya yang ada di masyarakat
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan Bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak Balita dalam keluarga dan
masyarakat

B. Riwayat kebidanan komunitas


Kebidanan komunitas di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda dengan
dibukanya pendidikan dokter Jawa dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding
Van Indiche Arsten) di Batavia pada tahun 1849, kemudian pada tahun 1851 dr W.
Rosch membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi yang saat itu fokus peran
bidan hanya bersifat klinis dengan memberikan pelayanan di Rumah Sakit saja.
Sejak tahun 1952 peran bidan tidak hanya bersifat klinis. Pada waktu itu sekolah
bidan 4 tahun mulai memasukkan konsep pelayanan kebidanan di komunitas, tetapi
fokus utamanya masih pada pendidikan formal, yaitu bagaimana memberikan
kualitas pertolongan persalinan di rumah sakit dan bertugas secara mandiri pada
biro konsultasi yang sekarang disebut poliklinik hamil rumah sakit
Sejak tahun 1953 peran bidan dimasyarakat semakin terlihat dengan diadakan
kursus tambahan bagi bidan ynag berfokus pada kesehatan masyarakt di
Yogyakarta. Bidan tidak hanya terbatas memberikan pelayanan di rumah sakit,
tetapi juga memberikan pelayanan masyarakat dengan berbasis pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (BKIA) ditingkat kecamatan.
Ruang lingkup pelayanan BKIA meliputi berbagai kegiatan antara lain :
1. Pelayanan Antenatal, diantaranya dengan memberikan pendidikan kesehatan,
nasehat perkawinan dan perencanaan keluarga
2. Pelayanan Intranatal
3. Pelayanan Postnatal
4. Penyuluhan gizi
5. Pemberdayaan Masyarakat
Pada tahun 1967 pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan puskesmas, bidan
puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan KIA dan KB didalam puskesmas
tetapi juga memberikan pelayanan KIA/KB di Posyandu, UKS dan sebagai
perencana dan pengambil keputusan pelayanan di masyarakat.
Seiring dengan pertambahan penduduk dan tingginya Angka Kematian Ibu pada
tahun 1990-1996 terjadi perubahan konsep bidan untuk menekan tingginya angka
kematian tersebut. Pemerintah menjalankan Program Pendidikan Bidan secara
massal yaitu SPK + 1 tahun untuk menjadi Bidan di Desa yang merupakan staf
Puskesmas yang ditempatkan di desa sebagai penanggung jawab poliklinik desa
yang mempunyai peran sebagai penggerak masyarakat, memiliki wialyah kerja dan
sebagai nara sumber berbagai hal.
Dengan adanya Safe motherhood sebagi hasil konfrensi kependudukan dunia di
Kairo pada tahun 1994, maka sejak tahun 1996 Departemen Kesehatan
mencanangkan program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
melakukan advokasi pada pemerintah untuk melahirkan pendidikan D3 Kebidanan.
Melalui pendidikan Diploma inilah materi tentang bidan sebagai agen pembaru di
masyarakat dimasukkan lebih banyak

Maternal-Infant Care (1960) merupakan asuhan komprehensif yang mengacu pada asuhan
masyarakat yang berkaitan denga kesehatan Ibu & Anak mulai dari kehamilan sampai dengan
perawatan bayi di rumah

C. Fokus / Sasaran kebidanan komunitas


Ukuran keberhasilan bidan di komunitas adalah bangkitnya atau lahirnya gerakan
masyarakat untuk mengatasi dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas
hidup perempuan di wilayah tertentu dengan sasaran :
1. Sasaran Umum
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi masyarakat, tokoh masyarakat
dan kelompok masyarakat
2. Sasaran Khusus
Perempuan dalam siklus kehidupannya mulai dari konsepsi sampai lanjut usia,
terdiri dari :
a. Ibu : Pra nikah, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval
b. Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah,
sekolah
c. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi dan imunisasi
d. Kelompok penduduk : Kelompok penduduk daerah kumuh, daerah terisolasi dan
daerah tidak terjangkau/terpencil

D. Tujuan asuhan kebidanan komunitas


Pemberian asuhan kebidanan di komunitas harus terarah atau mempunyai tujuan
yang jelas. Adapun Tujuan pemberian asuhan kebidanan di komunitas adalah :
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan
komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal secara terpadu
c. Mrenurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan,
persalinan, nifas dan perinatal
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Anak
e. Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
Bekerja dikomunitas :
1. Pelayanan KIA di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani KIA di lingkungan
keluarga merupakan kegiatan kebidanan di komunitas
2. Bekerja diluar Rumah Sakit dan merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan
kebidanan yang diberikan di rumah sakit
Peran Bidan di komunitas ;
1. Pemberi pelayanan Kesehatan (Provider)
Memberi pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada
masyarakat dengan menggunakan asuhan kebidanan
2. Pengelola
Mengelola pelayanan kebidanan dengan menggunakan peran aktif masyarakat
dalam kegiatan komunitas
3. Pendidik
Memberi pendidikan kesehatan kepada kelompok resiko dan kader kesehatan
4. Perencana
Merencanakan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi
dalam perencanaan program di masyarakat luas
5. Konselor
Memberikan konseling/bimbingan kepada kader, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan sesuai dengan prioritas
6. Kolaborator
Berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik secara lintas program maupun lintas
sektoral
7. Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas
8. Pembela Klien (Advokad)
Memberi informasi dan masukan, dorongan kepada seseorang sehingga mampu
membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan untuk dirinya

E. Ruang lingkup dan jaringan kerja Bidan di Komunitas


1. Ruang lingkup pelayanan kebidanan dikomunitas :

a. Promotif
Menurut WHO promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan, baik dilakukan secara individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Upaya promotif dilakukan antara lain
dengan memberikan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, pemberian makanan
tambahan, rekreasi dan pendidikan seks
b. Preventif
Ruang lingkup preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya preventif dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi pada bayi, balita dan
ibu hamil. Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah pada ibu nifas dan neonatus. Pemberian tablet vitamin A dan
garam beryodium pada ibu nifas dan anak balita. Pemberian tablet tambah darah
dan senam ibu hamil
c. Kuratif
Diagnosis dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya untuk membantu
menekan angka kesakitan dan kematian pad ibu dan bayi. Diagnosis dini pada ibu
dilakukan sejak ibu hamil yaitu dengan cara melakukan deteksi dini/penapisan dini
agar tidak terjadi keterlambatan dikarenakan terjadi rujukan estafet ibu bersalin, ibu
nifas sehingga ibu akan mendapatkan pertolongan secara tepat guna. Untuk
diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara pemantauan pertumbuhan
dan perkembangannya baik oleh keluarga, kelompok maupun masyarakat
Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk merawat dan
memberikan pengobatan individu, keluarga atau kelompok orang yang menderita
penyakit. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya dengan perawatan payudara ibu
nifas dengan bendungan air susu, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di
rumah ibu bersalin, ibu nifas dan perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Rehabilitatif
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di
rumah maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit. Misalnya
upaya pemulihan bagi pencandu narkoba, penderita TBC dan lain-lain.
2. Jaringan kerja/kemitraan
Dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas, bidan harus mempunyai
pandangan bahwa masyarakat adalah mitra dengan fokus utama anggota
masyarakat. Anggota masyarakat sebagai intinya dipengaruhi oleh subsistem
komunitas yaitu lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi serta rekreasi.
Salah satu cara untuk memahami dan mempelajari subsistem-subsistem tersebut
adalah dengan membimbing, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
melalui kemitraan.
Kemitraan bidan di komunitas dapat dilakukan dengan LSM setempat, organisasi
masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk
mengembalikan individu kelingkungan keluarga dan masyarakat.
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas antara lain Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Polindes, Posyandu, Bidan Praktek Mandiri/Swasta, Rumah pasien,
Dasa Wisma dan PKK
Di Puskesmas bidan sebagai anggota tim diharapkan dapat mengenali kegiatan
yang dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing-masing, selalu
berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan menerima saran
serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya
Di Polindes, Posyandu, BPM/S dan di rumah pasien, bidan merupakan tim/leader
yang diharapakan mampu untuk berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana
kegiatan kebidanan di komunitas.
Diposting oleh yulianthi Bakri di 22.01

Anda mungkin juga menyukai