Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU PASCA SALIN

Dosen Pengampu : Elly Dwi Wahyuni, SST, M.Keb

Disusun Oleh

Kelompok 1

Gaby Stephanie Renata P3.73.24.2.19.012

Heksa Agnesya Maulana Putri P3.73.24.2.19.014

Jihan Fadila P3.73.24.2.19.018

Luthfiane Najla Prastowo P3.73.24.2.19.020

Putri Azraline P3.73.24.2.19.026

Shafirah Rahmadhani P3.73.24.2.19.034

KELAS 2A
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah dikemudian hari.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Bekasi, 3 Oktober 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3

A. Pengertian Masa Nifas dan Menyusui...................................................................................................3


B. Faktor Fisik yang Mmempengaruhi Maa Nifas dan Menyusui.............................................................4
C. Faktor Psikologi yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui........................................................8
D. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui.............................................................9
E. Faktor Budaya yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui.........................................................10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani & Purwoastuti,
2015).
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh
maupun emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir
akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja
perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara
dini.
Ikatan orang tua terhadap anaknya dimulai dari sejak periode kehamilan dan
semakin bertambah intensitasnya pada saat kelahiran. Salah satu masalah yang
kini banyak merebak dikalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan
pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial
budaya dan lingkungan didalam masyarakat dimana mereka berada. Dampak
baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu nifas dan menyusui. Pola
makan, misalnya, fakta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia
dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah
mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu nifas yang disertai
dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa
makanan tertentu. Kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah satu alasan
yang kuat dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitos hingga kepercayaan
ibu nifas benar adanya. Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa
dampak positif.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nifas dan menyusui ?
2. Apa faktor fisik yang mempengaruhi ibu pasca salin ?
3. Apa faktor psikologi yang mempengaruhi ibu pasca salin ?
4. Apa faktor sosial yang mempengaruhi ibu pasca salin ?
5. Apa faktor budaya yang mempengaruhi ibu pasca salin ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengatahui pengertian nifas dan menyusui.
2. Mengatahui faktor fisik yang mempengaruhi ibu pasca salin.
3. Mengatahui faktor psikologi yang mempengaruhi psikologi ibu pasca salin.
4. Mengatahui faktor sosial yang mempengaruhi sosial ibu pasca salin.
5. Mengatahui faktor budaya yang mempengaruhi budaya ibu pasca salin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Nifas dan Menyusui


1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai pemulihan kembali alat-alat reproduksi seperti keadaan semula
sebelum hamil yang berlangsung 6 minggu (40 hari) (Nurliana, 2014 ).
Masa nifas adalah masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Nugroho, 2014).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani &
Purwoastuti, 2015)
2. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah suatu proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air
susu dari payudara dengan seefisien mungkin dan ibu belajar cara menyusui
dengan senyaman mungkin (Nugroho, 2014).
Menyusui adalah suatu proses alamiah, berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.
Bahkan ibu yang buta huruf sekalipun dapat menyusui anaknya dengan baik.
Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan
hal yang alamiah tidaklah selalu mudah.

3
B. Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Menyusui adalah suatu proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air
susu dari payudara dengan seefisien mungkin dan ibu belajar cara menyusui
dengan senyaman mungkin (Nugroho, 2014).
Menyusui adalah suatu proses alamiah, berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu
yang buta huruf sekalipun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun
demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang
alamiah tidaklah selalu mudah.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pada ibu nifas dan menyusui,
antara lain :
1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk
merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah
yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur angsur rahim akan
mengecil seperti sebelum hamil.

2. Jalan Lahir (serviks, vulva, dan vagina)


Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ
ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah

4
2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering melahirkan). Jaga
kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan
lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).
Bila ibu tidak mengalami ketidaknyamanan atau kecemasan pada
daerah perineum, bidan tidak perlu memeriksa area ini secara rutin, karena
ibu mungkin cenderung malu atau cemas, apabila diperiksa pada area
genetalia, maka bidan harus menjaga privasi ibu dan empati terhadap
ketidaknyamanan ibu akan hal ini. Pada prinsip dasar morbiditas atau infeksi
mengindikasikan bahwa morbiditas tidak biasa terjadi tanpa adanya
peradangan dan nyeri, maka meskipun area perineum mungkin menimbulkan
ketidaknyamanan yang berasal dari trauma awal, jika tidak ada perubahan,
maka tidak akan terjadi kondisi patologis. Ibu kadang menolak untuk
diperiksa pada area perineum atau genetalia, maka bidan harus
menggunakan ketrampilan komunikasinya untuk mampu mengeksplorasi
apakah terdapat kebutuhan klinis untuk melakukan observasi, dan bidan
sebaiknya memberikan edukasi.
Luka perineum secara bertahap akan berkurang nyerinya dan
penyembuhan trauma perineum biasanya terjadi dalam 7-10 hari postpartum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu postpartum, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae pada vagina secara berangsur- angsur akan muncul
kembali Himen tampak sebagai carunculae mirtyformis, yang khas pada ibu
multipara. Ukuran vagina agak sedikit lebih besar dari sebelum persalinan.
Perubahan pada perineum postpartum terjadi pada saat perineum mengalami
robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan
episiotomy dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot
perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan

5
vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada masa nifas
dengan latihan atau senam nifas.
3. Darah Nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa
ketuban, berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah
berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir
keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas.
Darah adalah komponen mayor dalam kehilangan darah pervaginam
pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Sehingga produk darah
merupakan bagian terbesar pada pengeluaran pervaginam yang terjadi segera
setelah kelahiran bayi dan pelepasan plasenta. Seiring dengan kemajuan
proses involusi, pengeluaran darah pervaginam merefleksikan hal tersebut
dan terdapat perubahan dari perdarahan yang didominasi darah segar hingga
perdarahan yang mengandung produk darah yang tidak segar, lanugo,
verniks dan debris lainnya produk konsepsi, leukosit dan organisme.
Varney et al., (2007) memaparkan, lokhea adalah eksresi cairan rahim
selama masa nifas. Berikut ini pembagian lokhea yaitu :
a) Lokhea rubra merupakan cairan bercampur darah, sisa-sisa penebalan
dinding rahim, lemak bayi, lanugo, mekonium, dan dan sisa-sisa
penanaman plasenta (selaput plasenta). Lokhea rubra berwarna merah
dan keluar dari hari pertama sampai hari ke-3 atau ke-4 pada masa
postpartum.
b) Lokhea sanguinolenta yaitu cairan yang keluar berwarna merah
kecoklatan dan berlendir. Pengeluaran cairan ini berlangsung dari hari
ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.
c) Lokhea serosa yaitu lokhea yang mengandung cairan darah dengan
jumlah darah yang lebih sedikit atau lebih banyak mengandung leukosit,
serta robekan atau laserasi plasenta. Lokhea serosa berwarna kecoklatan
atau kekuningan dan keluar dari hari ke-7 sampai hari ke-14 berikutnya
4. Payudara

6
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu,
ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat
setelah lahir (walaupun ASI belum keluar). Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan
diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh
yang kaya akan anti body, dan protein.
5. Sistem Perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain
khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat
penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap
kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung
kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang
berakibat terjadi perdarahan.
6. Sistem Pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan
menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB
(buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah
melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin
juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan.
7. Peredaran Darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin
(keping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu.
Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal
hingga 2 pekan.
8. Penurunan Berat Badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang
berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi
melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan
cairan waktu hamil.
9. Suhu Badan

7
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah
12 jam akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi,
karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.

C. Faktor Psikologi yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui


Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian
tertuju pada anak yang baru lahir. Padahal usai persalinan si ibu yang merasa
lelah dan sakit pasca persalinan membuat ibu membutuhkan perhatian. Kecewa
terhadap penampilan fisik bayi karena tidaksesuai dengan harapannya juga bisa
memicu baby blues. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga
diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat
berpengaruh dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu
serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak
terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Beban emosional pascalahir merupakan hal yang biasa ditemui setelah
kehamilan. Hal ini sangat bervariasi, mulai dari gangguan perasaan sendu yang
ringan (ditemui pada sekitar 80% ibu) sampai depresi postprtum atau psikosis.
Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita depresi
postpartum adalah sebagai berikut:
a. Perasaan sedih dan kecewa.
b. Sering menangis.
c. Merasa gelisah dan cemas.
d. Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenangkan.
e. Nafsu makan menurun.
f. Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu.
g. Tidak bisa tidur (insomnia).
h. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
i. Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
j. Memperlihatkan penurunan keinginan untuk mengurus bayi nya

8
D. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi kini
gaya hidupnya akan berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan dan
merasa akan terasa terikat terus pada si kecil.
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik dalam penanganan ibu post
partum blues. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan
di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-
sama dengan melibatkan lingkungannya, yaitu suami, keluarga dan teman
dekatnya.
Faktor Sosial dipengaruhi oleh :
1) Usia
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi
seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan
hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh
seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan
persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut
untuk menjadi seorang ibu.
2) Pengalaman
Berdasarkan beberapa penelitian Paykel dan Inwood (Regina dkk,
2001) mengatakan bahwa depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan
pada perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan semua
yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi baru bagi dirinya yang
dapat menimbulkan stres. Berdasarkan pendapat Le Masters yang
melibatkan suami istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan
hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi
pertama.

9
3) Pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan
konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan
untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran
mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka
4) Selama Proses Persalinan
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang
digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik
yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula
trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan
akan menghadapi depresi pascasalin.
5) Dukungan Sosial
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan
dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak
berkurang.

E. Faktor Budaya yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui


Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status
kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada
yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau
yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena
pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi
kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh adat budaya yang turun temurun
masih dianut sampai saat ini.
Contoh Budaya pada saat masa nifas :
a. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele,
keong,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang
berminyak.
Dampak positif: tidak ada

10
Dampak negative: merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang
bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
b. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe
tanpa garam, ngayep dilarang banyak makan dan minum, makanan harus
disangan/dibakar.
Dampak positif: tidak ada.
Dampak negative: merugikan karena makanan yang sehat akan mempercepat
penyembuhan luka.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah proses kelahiran terjadi perubahan hormon secara drastis yaitu
hormon progesteron naik dan estrogen menurun. Ibu akan mendapati beberapa
perubahan pada tubuh maupun emosi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu
pasca salin meliputi faktor fisik, psikis, sosial dan budaya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu nifas baik untuk
pemulihan dirinya sendiri maupun ketika menyusui. Bagi ibu yang belum
mengetahui tentang masa nifas tentu akan merasa khawatir akan perubahan
yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja perubahan
yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara dini.
Peran bidan sangat berpengaruh dalam hal memberi pengarahan kepada
keluarga terhadap kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan
pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologi. Selain itu
bidan juga berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan
keluarga mengenai gizi ibu nifas dan menyusui serta budaya atau adat istiadat
yang menguntungkan bagi ibu dan bayi

12
DAFTAR PUSTAKA

Erdan, Soeryani.(2007).Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.


Puji Wahyuningsih, Heni.(2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Badan PPSDM Kesehatan

Suherni S.pd,APP,M.kes.dkk (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

Syafruddin, (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:


Trans Info Media.

King, T.L., Brucker, M.C., Kriebs, J.M., Fahey,J.O., Gregor, C.L., & Varney, H.
(2015). Varney’s Midwifery, Fifth Edition. United States of America: Jones & Bartlett
Learning Books, LLC, An Ascend Learning Company, Alih Bahasa oleh EGC
Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai