Oleh
NIM 204210439
Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan
tujuan makalah tersebut diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etikolegal
Ikhwal ini tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya meembangun demi kesempurnaan tugas-tugas yang
akan datang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................ 2
A. Aspek Hukum..................................................................................... 3
Kebidanan ........................................................................................ 17
A. Kesimpulan ...................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak permasalahan yang terjadi dalam praktik kebidanan yang sering kita
hukum, etika dan moral yang berlaku dalam ruang lingkup kebidanan, masyarakat,
bangsa dan Negara. Hukum yang berkaitan erat dengan ketentuan-ketentuan peraturan
yang berlaku dan harus ditaati, jika melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai
dengan berat dan ringannya perilaku hukum yang dilanggar. Hukum bersifat
mengikat, maka dari itu keterikatan tersebut membuat tingkat kesadaran untuk
menaati aturan sangatlah tinggi. Hukum pada umumnya diartikan sebagai keseluruhan
sebagai susunan sosial, keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu
sanksi bila dilanggar. Tujuan pokok dari hukum ialah menciptakan suatu tatanan
keseimbangan.
manusia akan terlindungi. Oleh karena itu, setiap kesalahan yang diperbuat oleh
seseorang tentunya harus ada sanksi yang layak untuk di terima si pembuat kesalahan,
agar terjadi keseimbangan dan keserasian dalam kehidupan sosial. Untuk mengatur
masyarakat agar tidak terjadi kejahatan dan pelanggaran terhadap ketertiban umum
agar masyarakat dapat hidup damai, tentram dan aman. Demikian pula bagi pasien,
1
sebagai anggota masyarakat tentunya juga memerlukan kaidah-kaidah yang dapat
menjaganya dari perbuatan tenaga kesehatan yang melanggar aturan ketertiban tenaga
kesehatan itu sendiri. Disinilah hukum diperlukan untuk mengatur agar tenaga
Etika merupakan ilmu tentang baik dan buruk serta tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak). Dengan etika lebih mengajarkan bidan untuk berbuat yang mengarah pada
hukum dan norma yang berlaku untuk ditaati dan diterapkan dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada masyarakat. Moral tidak jauh berbeda dengan etika
namun moral mengajarkan nilai yang sudah diakui secara umum. Hal ini berkaitan
dengan tindakan susila, budi pekerti sikap, kewajiban dan lain-lain. Dengan
keterkatan antara hukum, etika dan moral, diharapkan permasalahan yang terjadi
dalam praktik kebidanan dapat diseleaikan dengan baik dengan tetap memperhatikan
B. Rumusan Masalah
b. Disiplin Hukum
c. Aspek hukum dan keterkaitannya dengan pelayanan atau praktek bidan dan Kode
etik
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk Mengetahui Aspek Hukum Dan keterkaitannya dengan moral dan etika
2
b. Untuk Mengetahui Disiplin Hukum
kebidanan
3
BAB II
PEMBAHASAN
penting dan dituntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence
based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hokum yang mengatur batas-
bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak
secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sitematis serta
bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi. Praktek kebidanan merupakan inti
3. Akreditasi
4. Sertifikasi
5. Registrasi
6. Uji kompetensi
7. Lisensi
4
Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:
Depkes
mengatur tatatertib dalam suatumasyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh
tertentu. Hukum di lihat dari isinya terdiri dari norma atau kaidahtentang apa
yang boleh dilakukan dan tidak, dilarang atau diperbolehkan. Hukum memiliki
tindakan yg teratur dan juga sbgai suatu jalinan nilai-nilai. Hukum juga
5
2. Hukum dan Keterkaitannya dengan Moral dan Etika
mengenai apa yang dianggap “baik” atau “buruk” di masyarakat dalam kurun
Dikatakan dalam kurun waktu tertentu karena moral bisa berubah seiring
tindakan yang dinilai bermoral pasti etis dan sesuatu yang tidak bermoral pasti
dianggap tidak etis pula. Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama, yaitu
harimau tanpa taring, hanya bisa digunakan untuk memberi teguran, nasehat
bahwa suatu tindakan itu salah atau benar, tanpa bisa berbuat lebih jauh lagi.
Sebaliknya, hukum tanpa etika ibarat rumah tanpa pondasi yang kuat. Karena
hukum ditujukan bagi masyarakat, maka bila hukum dibuat tanpa dasar etika,
indikasi medis yang jelas, dianggap sebagai tindakan yang melanggar etika.
sedangkan hukum (dengan dasar etika yang jelas), bisa member sanksi yang
6
B. Disiplin Hukum dan Keterkatannya dengan Moral dan Etika
Disiplin hukum dan keterkaitannya dengan moral dan etika, seperti yang kita
ketahui disiplin hukum suatu sistem ajaran tentang hukum. Sistem ajaran mengenai
hukum sangat erat hubungannya dengan politik hukum yang mengarah pada
Kebijakan tersebut dibuat atas dasar “hukum dasar” yang mempelopori peraturan dan
kebijakan yang dibuat. Tentunya dengan segala kebijakan hukum yang ada Kita tidak
Kebijakan yang dibuat harus tetap memperhatikan kaidah etika dan moral
yang diakui secara umum. Tanpa etika dan moral kebijakan hukum akan menjadi
hukum yang kaku tanpa adanya dinamisasi yang harmonis dan selaras antara
peraturan dan yang menerapkan peraturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jadi,
dalam praktik pelayanan kebidanan sistem harus sejalan dengan etika dan moral yang
berlaku agar sistem tata hukum berlaku dengan baik dan mencapai tingkat efisien dan
C. Aspek hukum dan keterkaitannya dengan pelayanan atau praktek bidan dan
Kode etik
Hukum, etika dan kesehatan reproduksi telah di eksplorasi secara luas sejak
bahwa ada saat dimana ketiga unsur tersebut dapat bekerja secara bersama-sama yang
dapat digunakan untuk mengklarifikasi posisi yang lain, sebaliknya ada saat dimana
ada celah diantara dua hal yang berkahir buntu atau tidak ada jalan keluarnya. Pada
praktik kesehatan modern, termasuk juga praktik kebidanan, dapat ditemukan bahwa
7
meskipun tenaga kesehatan (nakes) didukung / dilindungi oleh hukum, yang telah
oleh hukum, tetapi juga dilain pihak atau pada kesempatan yang sama / berbeda dapat
juga didesak oleh hukum. Ketakutan terhadap proses pengadilan tampaknya menjadi
besar agenda layanan kesehatan. Alasan utama hal ini terjadi adalah perbaikan praktik
klinik dan pembentukan standar umum. Keterlibatan bidan dalam inisiasi tersebut
merupakan hal yang penting jika kolaborasi dan kerjasama antar disiplin ingin
ditingkatkan. Jadi, semua bidan seharusnya memahami dengan baik hukum yang
dengan aman. Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah atau norma yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh
Hukum di lihat dari isinya terdiri dari norma atau kaidah tentang apa yang boleh
beragam karena memiliki ruang lingkup dan aspek yang luas. Hukum dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan, disiplin, kaidah, tata hukum, petugas atau hukum,
keputusan penguasa, proses pemerintahan, sikap dan tindakan yang teratur dan juga
sebagai suatu jalinan nilai-nilai. Hukum juga merupakan bagian dari norma yaitu
norma hukum.
1. Moral
8
Moral adalah segala sesuatu yang dinilai seharusnya oleh masyarakat.
Menurut Robert M.Z. Lawang, norma diartikan patokan perilaku dalam suatu
dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain; dan norma ini
merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku
seseorang. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan
yang salah. Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan.
Kita mulai belajar mengenai perilaku moral sejak dahulu kala, sebagaimana
pernyataan orang bijak berikut: “Perlakukan orang lain sebagaimana layaknya kita
ingin diperlakukan”, selalu ucapkan, “terima kasih’’. Saat kita tumbuh dewasa
dunia tidak semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan
diantara semuanya. “melakukan apa yang secara moral benar,” adalah landasan
dasar perilaku sosial kita. Moral berasal dari bahasa Latin yakni Mores kata jamak
dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral
diartikan dengan susila. Istilah moral senantiasa mengacu kepada baik buruknya
selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan
betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia. Moral
memiliki makna ganda. Makna yang pertama adalah seluruh kaidah. Dan makna
yang kedua adalah nilai yang berkenaan dengan ikhwal baik atau perbuatan baik
manusia.
9
Terdapat beberapa jenis normal sosial, yang menurut para sosiolog masih belum
jelas batasannya, tetapi telah konsesus yang membagai jenis norma sosial antara
lain:
a. Folkways
terlahir dari adanya pola-pola tingkah pekerti yang selalu diikuti oleh orang-
sebagai hal yang telah terlazim. Walaupun folkways semula hanya merupakan
kebiasaan dan kelaziman belaka (yaitu sesuatu yang terjadi secara berulang-
kekuatan yang bersifat standard, yang akhirnya secara normatif wajib dijalani.
berapa kali kita makan sehari; cara kita berpakaian; cara merawat dan
hanya akan datang dari kelompok-kelompok tertentu itu saja. Oleh karena itu,
terbukti tidak efektif kalau ditujukan kepada orang-orang yang tidak menjadi
warga penuh dari kelompok pendukung folkways itu. Misalnya bidan yang
heel saat melakukan home visit, atau bergaya jet set. Tentunya bidan harus
10
menyesuaikan kehidupan di pedesaan, siapa yang dilayani, bagaimana norma
perilaku hidup sehat, tetapi ada nilai-nilai di masyarakat yang harus dapat
yang professional.
b. Mores
keras atau sebagai hal yang dianggap tabu misalnya: larangan perkawinan
suami isteri yang tidak terikat tali perkawinan (berzina). Mores tidak hanya
berupa larangan keras, tetapi juga mengatur perhubungan khusus antara dua
orang tertentu; pada situasi tertentu; misalnya: seorang dokter dan pasien.
selalu berusaha dengan amat kerasnya agar tidak melanggar mores. Kesamaan
folkways dan mores terletak pada kenyataan bahwa kedua-duanya tidak jelas
11
besar. Dijelaskan lebih lanjut, bahwa kesamaan antara folkways dan mores
dijamin, maka segera itu bisa dipandang sebagai hukum. Sebagai hukum yang
formil. Badan peradilan yang bekerja dengan hukum dari waktu ke waktu
banyak orang. Oleh karena itu, seiring dengan berlakunya norma hukum ini,
kepolisian.
2. Etika
Secara umum kata etika berasal dari bahasa Yunani, yakni “Ethos”, bahasa
Arab yakni “Akhlaq”, yang berarti watak, perilaku, adat kebiasaan dalam
bertingkah laku. Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Dalam arti yang lebih
khusus, etika adalah tingkah laku filosofi. Dalam hal ini, etika lebih berkaitan
ketimbang dengan tingkah laku itu sendiri. Dengan begitu, etika dapat merujuk
12
pada perihal yang paling abstrak sampai yang paling konkret dari serangkaian
proses terciptanya tingkah laku manusia. Etika mempunyai arti ilmu tentang baik
atau buruk. Etika akan menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-
asas dan nilai-nilai apa yang dianggap baik dan buruk) yang serta-merta diterima
dalam suatu masyarakat – sering kali tanpa disadari – menjadi bahan refleksi bagi
suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika dalam hal ini berpadanan arti
sistematika mengenai moral. Dalam arti yang luas etika berarti keseluruhan norma
2. Moral adalah ajaran / aturan tentang apa yang dilarang dan apa yang wajib
4. Etika bersifat relative, artinya berlaku untuk masyarakat tersebut dan tidak
mempertahankan secara rational teori yang berlaku tentang apa yang benar atau
apa yang salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu
perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia. Dalam
13
kumpulan nilai moral bagi suai profesi yang dibuat dari, oleh, dan untuk profesi
(1) yang berkaitan dengan sopa santun dalam pergaulan pada semua lapisan
masyarakat; dan
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap angota
hidupnya di masyarakat.
1. Hak Pasien Dan Persetujuannya Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang memiliki
• Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dalam peraturan yang
14
• Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
persalinan berlangsung.
• Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
• Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis
• Pasien berhak meminta konsultasi kepada pihak lain yang terdaftar di rumah
dirawat.
• Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita
a. Prognos
15
Pasien berhak menyetujui atau memberikan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
• Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
praktek.
2. Kewajiban Pasien
yang merawatnya.
jasa pelayanan rumah sakit/ institusi pelayanan kesehatan, doker, bidan dan
perawat.
16
E. Tanggung Jawab dan Tanggung gugat bidan dalam praktek kebidanan
a) Tanggung Jawab Bidan Sebagai tenaga professional, bidan memikul tanggung jawab
jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya Tanggung Jawab
bidan.
merupakan salah satu bagian dari paramedis. Pengaturan tenaga kesehatan ditetapkan
dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Tugas dan kewenangan bidan serta
ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur didalam peraturan atau
Selain itu catatan yang dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahan laporan
4). Tanggung Jawab Bidan Terhadap Klien dan Keluarganya Bidan memiliki
kewajiban memberikan asuhan kepada ibu dan anak yang meminta pertolongan
kepadanya. Oleh karena itu, kegiatan bidan sangat erat kaitannya dengan keluarga.
17
Tanggung jawab bidan tidak hanya pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga
a. Bidan harus menjaga informasi yang diperoleh dari pasien dan melindungi
privasi mereka.
c. Bidan harus dapat menolak untuk ikut terlibat didalam aktifitas yang
kebijakan kesehatan yang biasa mendukung kesehatan pasien dan ibu hamil
juga bayinya.
6). Tanggung Jawab Bidan Terhadap Masyarakat Bidan adalah anggota masyarakat
yang juga memiliki tanggung jawab. Oleh karena itu, bidan turut tanggung jawab
sehat, penyakit menular,masalah gizi terutam yang menyangkut kesehatan ibu dan
anak, baik secara mandiri maupun bersama teman sejawat dan teman seprofesi.
1. Contractual liability Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya ingkar
18
dipenuhinya sesuatu hak pihak lain sebagai akibat adanya hubungan
kontraktual.
2.Liability in Tort Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang
hukum diri sendiri atau kewajiban hukum orang lain saja tetapi juga yang
berlawanan dengan kesusilaan yang baik & berlawanan dengan ketelitian yang
patut dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang
3. Strict Liability Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat
4. Vicarious Liability Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang
yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang bekerja dalam kedudukan sebagai
sub-ordinate (employee).
sebagai berikut:
19
1. Setiap tindakan yang menimbulkan kerugian terhadap diri orang lain berarti
yang ditimbulkan dari tindakannya sendiri, tetapi juga atas kerugian yang
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penting dan dituntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence
bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain; dan norma ini merupakan
kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Moral
adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah.
tertentu. Hukum di lihat dari isinya terdiri dari norma atau kaidahtentang apa yang
tindakan yg teratur dan juga sbgai suatu jalinan nilai-nilai. Hukum juga merupakan
bagian dari norma yaitu norma hukum. Etik bersifat moral, mencari jawaban untuk
menentukan serta mempertahankan secara rational teori yang berlaku tentang apa
yang benar atau apa yang salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai
sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.
21
Dalam kehidupan sehari-hari, ada pengertian etika yang berkembang dari pengertian
kumpulan nilai moral bagi suai profesi yang dibuat dari, oleh, dan untuk profesi itu
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena
hubungannya dengan judul makalah yang penulis susun tersebut. Penulis berharap
para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun kepada
penulis.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/rinasandriani3/etikolegal-tanggung-jawab-dan-tanggung-
gugat-
bidan#:~:text=Konsep%20Tanggung%20Jawab%20Bidan%20%E2%80%A2,menjag
a%20perilaku%20dalam%20melaksanakan%20tugasnya.
https://www.scribd.com/doc/259111260/Hak-Klien-Dan-Persetujuannya-Untuk-
Bertindak
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-
Konsep-Kebidanan-dan-Etikolegal-dalam-Praktik-Kebidanan-Komprehensif.pdf
https://moudyamo.wordpress.com/2017/11/09/aspek-hukum-dalam-praktik-
kebidanan/
23