Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PENGARUH MEDIA VIDEO 1000 HPK TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASANGAN
USIA SUBUR SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI
PUSKESMAS GUGUAK PANJANG

Diusulkan oleh:

ZAHRA TUL JANNAH 204210439 D3 Kebidanan Bukittinggi/2020


ELSA FADIRA 214210374 D3 Kebidanan Bukittinggi/2021
SILVY SYUHADA 204210426 D3 Kebidanan Bukittinggi/2020
SITI ZAHARA 204210428 D3 Kebidanan Bukittinggi/2020

POLTEKKES KEMENKES PADANG KOTA BUKITTINGGI


TAHUN 2022

i
Judul Kcpiaian

@@ Igama Sturtlipg di Puskcstoss Gun p j


l3idant; ticpiatiin
lietua lielompok
Nama 1.cn;ikap
Nl8l
Alamai kumah

Nn. Tclcy›n III’ : flR23 l0f72J57


Alamal I‹-mail : zahratuIjannah1113@gmaiI.com
Anggota Kelompok 1 fJmny
l30s n Pcmhimhing

C)MTfZt BIOS ; k om plcl I’rndi f71 K«hiJanan I\ukittinygi,


Nn. 1”clc/x n*) I)' : 092) I h018127
Rencana [tiu}a kegiatan ”l”otal : kp5.(CXI.fifth
Rencana JangLa \\’aLtu )’uIakaruaan : h I\ulan

flukiliinggi, 30 Mei 2022

Kemp lielompok

NIP. 31 198803 1 002 NlM.2tH210239

s*
UI›. 196t011319B6031002 NH'. 1967091 599003 2 001
KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT.
Atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan proposal karya
ilmiah yang berjudul” Pengaruh Media Video 1000 HPK Terhadap Peningkatan
Penegtahuan Dan Sikap Ibu Pansangan Usia Subur Sebagai Upaya
Pencegahan Stunting Di Puskesmas Guguak Panjang”
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.
Ikhwal ini tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas-tugas yang
akan datang.
Dalam penulisan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan rasa terima
kasih terutama kepada:
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Padang yang telah memberikan dukungan kepada
penulis dalam menyusun proposal
2. Ketua Jurusan Kebidanan Bukittinggi,yang telah memberikan arahan dalam
kepada penulis dalam menyusun proposal
3. Ketua Program Studi D3 Kebidanan Bukittinggi,yang telah memberikan arahan
dalam kepada penulis dalam menyusun proposal
4. Kepada dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan
yang sangat berharga,sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan ini dengan
baik.
5. Kedua orang tua yang telah bersusah payah memberikan penghidupan sehingga
penulis dapat berada dalam dunia pendidikan setingkat Perguruan Tinggi
6. Semua pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan proposal

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan proposal ini.

Bukittinggi, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Tujuan...................................................................................................................4
C. Manfaat.................................................................................................................5
D. Luaran...................................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS................................................................................6
A. Stunting Pada Balita.............................................................................................6
B. Gerakan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)...................................................7
BAB 3 METODE PENELITIAN..............................................................................9
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................................9
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................9
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................................9
D. Variabel Penelitian Atau Aspek-Aspek Yang Diteliti/Diamati............................9
F. Jenis dan Teknin Pengumpulan Data....................................................................9
G. Alat Ukur Atau Instrumen..................................Error! Bookmark not defined.
H. Prosedur Penelitian.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12
LAMPIRAN............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak yang saat ini menjadi prioritas utama yang ingin diperbaiki oleh pemerintah
yaitu mengenai tumbuh kembang anak. Banyak masalah tumbuh kembang yang terjadi pada anak salah
satunya adalah stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru
nampak setelah bayi berusia 2 (dua) tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan
seharusnya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan
produktivitas seseorang di masa depan.
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua
standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO (Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan
RI, 2018).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan prevalensi balita kerdil (stunting) di seluruh
dunia sebesar 22 persen atau sebanyak 149,2 juta pada 2020. Pada tahun 2017, prevalensi balita stunting di
dunia sebesar 22,2% dan sebesar 21,9% di tahun 2018. Keadaan ini menjadi penyebab kurang lebih 2,2 juta
dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia. Berdasarkan data Globab Overview Child
Malnutrition diperoleh prevalensi stunting menunjukkan penurunan dari tahun 2000 (32,5%), tahun 2015
(23,3%) dan tahun 2018 (21,9%). Bahaya stunting mengancam anak-anak dan bangsa kita. Berdasarkan
hasil SSGI 2021, prevalensi stunting di Indoneisa menunjukkan penurunan dari 27,7% di tahun 2019
menjadi 24,4%.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada 2018 Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi
dengan persentase balita stunting tertinggi nasional yaitu 42,7% dan provinsi dengan persentase balita
stunting terendah nasional yaitu Bali sekitar 10,9% sementara di provinsi Sumatera Barat sendiri angka
prevalensi kejadian stunting yaitu 27,7% lebih tinggi 0,3% dibanding angka stunting nasional. Sementara
untuk Kota Bukittinggi, prevalesni stunting pada tahun 2021, tercatat sebesar 19%. Sementara untuk target
nasional di tahun 2024 mendatang angka stunting turun menjadi 14%.
Meski terlihat ada penurunan angka prevalensi, tetapi stanting dinilai masih menjadi permasalahan
serius di Indonesia karena angka prevalensinya yang masih diatas 20%. Oleh karena itu, stanting masih
menjadi permasalahan yang serius dan harus segera ditanggulangi agar angka stunting bisa mengalami
penurunan dan sesuai anjuran WHO (Kemen PPPA, 2020). Selain itu, stunting berdampak pada
perkembangan kognitif,motorik, dan verbal anak menjadi tidak optimal. Dimasa mendatang,anak-anak
stunting memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami obesitas dan penyakit lainnya. Selain itu,
kapasitas belajar dan performa anak serta produktivitas dan kapasitas kerja juga menjadi tidak optimal.
Dampak buruk stunting juga berimbas pada kesehatan reproduksi (Pusdatin,2018) Stunting
disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh

3
ibu hamil maupun balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting
adalah intervensi yang dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari balita. Seribu hari
pertama kehidupan mencakup masa dalam kandungan, masa pemberian ASI ekslusif, dan masa pemberian
asi dan makanan pendamping ASI. Apabila masa penting tersebut tidak diperhatikan secara benar, peluang
mendapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih besar bila dibandingkan dengan yang
mendapatkan perhatian yang serius. Gangguan pada 1000 hari pertama kehidupan memengaruhi tumbuh
kembang anak pada masa akan datang dan mayoritas bersifat permanen. Alasan mengapa 1000 hari pertama
kehidupan menjadi penting ialah pada masa itu pertumbuhan dan perkembangan anak berada dalam masa
yang riskan.
Faktor determinan lainnya penyebab stunting adalah rendahnya tingkat pegetahuan ibu dan
pasangan usia subur (PUS). Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan pasangan suami-istri yang terikat
dalam pernikahan sah dengan usia istri antara 15-49 tahun. Banyak pasangan suami istri yang kurang dapat
memahami bagaimana pentingnya kondisi pada saat sebelum kehamilan, sehingga para calon ayah dan ibu
terlalu berfokus pada persiapan selama proses kehamilan dan saat persalinan saja.
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya gizi ibu akan berdampak pada kurangnya upaya yang
dilakukan untuk pencegahan stunting. Kondisi ini tentunya akan berlanjut sampai dengan anak lahir dan
tumbuh. Usaha perbaikan pengetahuan dan sikap adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan pada
peningkatan status kesehatan dan gizi anak stunting. Usaha perbaikan pengetahuan dan sikap ini dilakukan
melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan stunting
Pendidikan kesehatan tentang pencegahan stunting disampaikan informasi harus menggunakan
media agar mudah diterima oleh orang tua terutama ibu, dan cara ini mampu mengatasi permasalahan yang
dihadapi dalam pemberian edukasi atau pendidikan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh penggunaan media
video dan booklet sebagai upaya pencegahan stunting di puskesmas guguak panjang .

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Ingin mengetahui pengaruh media promosi kesehatan video tentang 1000 HPK terhadap peningkatan
pengetahuan dan perubahan sikap ibu pasangan usia subur sebagai upaya penurunan kejadian stunting di
Puskesmas Guguak Panjang.

2. Tujuan khusus
a. Diketahui frekuensi dari karakteristik responden meliputi umur, usia kehamilan, jumlah anak, jarak
kelahiran, pendidikan, dan pekerjaan.
b. Diketahui rata-rata skor pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan video
c. Diketahui rata-rata skor sikap Ibu hamil tentang 1000 HPK sebelum dan sesudah edukasi.
d. Diketahui perbedaan rata-rata skor pengetahuan Ibu hamil tentang 1000 HPK sebelum dan sesudah
edukasi .

4
e. Diketahui perbedaan rata-rata skor sikap Ibu hamil tentang 1000 HPK sebelum dan sesudah edukasi .

C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap permasalahan pencegahan stunting
2. Bagi sasaran
Meningkatkan pemahaman sasaran terhadap pencegahan stunting melalui media video, booklet dan
leaflet.
3. Bagi pemerintah
Sebagai upaya pendukung dalam percepatan pencegahan pengendalian stunting.

D. Luaran
1. Publikasi artikel dijurnal terindeks SINTA
2. HAKI Video

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Stunting Pada Balita


1. Pengertian
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis
yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Stunting menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari 2SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severly stunted) (Sekretariat Wakil Presiden RI, 2017).
Balita/baduta yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal,
menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat mengakibatkan menurunnya
tingkat produktivitas.
Secara luas stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan (Sekretariat Wakil Presiden RI, 2017). Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang
lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain yang seusia (Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, 2017).
Stunting adalah "pembunuh" yang sunyi karena mengambil hak anakanak untuk tumbuh dan
berkembang. Keadaan stunting dapat menghambat seorang anak untuk mendapatkan pekerjaan di dalam
kehidupan lanjutnya sehingga akan mempengaruhi kehidupan perekonomian anak tersebut berada dalam
kemiskinan. Stunting atau malnutrisi kronis akan mempengaruhi kemampuan fisik, kognitif dan
perkembangan emosional dan pada saat dewasa akan berisiko menderita penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung, diabetes dan obesitas (Marini and Rokx, 2016).

2. Penyebab Stunting
Stunting dapat disebabkan oleh permasalahan gizi global (anemia pada wanita usia reproduksi, ibu
hamil dengan kurang energi kronis, bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah dan bayi yang tidak
diberikan ASI eksklusif). Selain itu juga disebabkan oleh pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang
tidak tepat pada waktunya dan infeksi (WHO, 2014). Menurut (Sekretariat Wakil Presiden RI, 2017) penyebab
dari stunting adalah
a. Praktek pengasuhan yang kurang baik
Kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi sebelum, saat kehamilan dan setelah melahirkan.
Beberapa fakta menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif dan 2
dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
b. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan Antenatal Care (ANC), Post Natal Care dan
pembelajaran dini yang berkualitas
Publikasi Kemenkes dan Bank Dunia menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin
menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum mendapat akses yang memadai ke
layanan imunisasi.

6
c. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi
Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal. Menurut beberapa
sumber (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS), komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal
dibanding dengan di New Delhi, India. Terbatasnya akses ke makanan bergizi di Indonesia telah
berkontribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia .
d. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air
besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.
Menurut (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,2017) stunting
disebabkan oleh faktor multidimensi yaitu
3. Dampak Stunting
Dampak stunting meliputi jangka pendek dan jangka panjang
(Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2017)
a. Jangka pendek : terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan
gangguan metabolisme dalam tubuh
b. Jangka panjang : menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan diasabilitas pada usia tua
B. Gerakan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)
2.B.1 Pengertian
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun dan
merupakan periode yang sangat penting karena terhambatnya pertumbuhan disebabkan gangguan gizi pada
periode tersebut (Nasional, 2011).

2.B.2 Program-Program Gerakan 1000 HPK


Gerakan 1000 HPK meliputi dua kegiatan intervensi yaitu intervensi gizi sensitif (sektor kesehatan) dengan
sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan anak 0-23 bulan dan intervensi gizi spesifik (sektor non kesehatan)
(Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2013). Program-program spesifik meliputi

a. Ibu hamil
1. Perlindungan terhadap kekurangan zat besi, asam folat dan kekurangan energi dan protein kronis
Perlindungan tersebut bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi masalahmasalah anemia gizi
besi dan ibu hamil kurus karena kurang energi dan protein kronis. Sejak tahun 1970--an
pemerintah melaksanakan pemberian suplemen tablet besi-folat.
2. Perlindungan terhadap kurang iodium
Kekurangan iodium saat kehamilan merusak pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
Persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kadar iodium yang memenuhi syarat

7
hanya 62,3% (tahun 2007) jauh dibawah sasaran (90%). Penyebab rendahnya pencapaian konsumsi
garam beryodium karena kurangnya perhatian Pemerintah Daerah dan lemahnya penegakan hukum
Peraturan Daerah yang mengatur produksi dan peredaran garam beriodium.
b. Anak umur 0-23 bulan
1. ASI Eksklusif
2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
3. Kecacingan

. C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Pengetahuan ibu

Video Edukasi Stunting

Sikap ibu
D. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh media video 1000 HPK terhadap peningkatan pengetahuan ibu pasangan usia subur
sebagai upaya pencegahan stunting di Puskesmas guguak
Panjang
Ha : Ada pengaruh media Video 1000 HPK terhadap peningkatan sikap ibu pasangan usia subur sebagai
upaya pencegahan stunting di Puskesmas Guguak Panjang

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan menggunakan desain one group pre-test post
test design, pengumpulan data menggunakan qusioner.

Keterangan:

01 :pre test yaitu pengukuran pengetahuan ibu serta sikap ibu sebelum diberikan media promosi tentang
1000 HPK untuk pencegahan stunting dengan menggunakan video 1000 HPK X perlakuan, yaitu pemberian
media promosi tentang 1000 HPK 02 :post test, yaitu pengukuran pengetahuan dan tindakan ibu setelah
diberikan media promosi tentang 1000 HPK dengan media video

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Guguak Panjang Kota Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan pada
awal bulan Juni sampai bulan November 2022 dilakukan sebanyak satu kali pretest dan satu kali posttest.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah seluruh pasangan usia subur (PUS) di Guguak Panjang Kota Bukittinggi.
2. Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dapat dicari dengan menggunakan rumus besar sampel untuk mengetahui
perbedaan rerata dua populasi dari lameshow et al (1997) yaitu sebanyak 18 orang.

D. Jenis dan Teknin Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, data yang diperoleh langsung dari
responden yaitu pasangan usia subur di wilayah Puskesmas Guguak Panjang.
2. Teknik Pengumpulan Data

9
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dari melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen.
Kemudian peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan responden dan diberika
kuesioner pengetahuan tentang 1000 HPK. Peneliti memberikan kuesioner pretest kepada pasangan usia
subur untuk dikerjakan dalam waktu 30 menit. Setelah diberikan kuesioner pretest, Pemberian konseling
1000 HPK dengan media. Kuesioner posttest diberikan 1 kali. Kuesioner posttest dikerjakan oleh responden.
Kuesioner pretest dan posttest merupakan kuesioner yang sama dan dikerjakan dengan alokasi waktu 30
menit.
C. Prosedur Penelitian

Prosedur eksperimen ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


1. Tahap persiapan, meliputi :
a. Perancangan penelitian
b. Studi literature
c. Pengajuan ethical clearance
d. Pembuatan media penyuluhan melalui video dan instrument pretest posttest.
e. Validasi media penyuluhan berupa video dan instrument pretest posttest.
2. Tahap pelaksanaan penelitian, meliputi :
a. Pengelompokkan sampel pada satu kelas penelitian.
b. Melaksanakan pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan usia pasangan subur
mengenai 1000 HPK sebagai upaya penurunan stunting.
c. Penggunaan media video dalam penyuluhan pada pasangan usia subur sebagai
penanganan pencegahan stunting..
3. Pengolahan dan analisis data
4. Menyimpulkan hasil penelitian Prosedur

D. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data yaitu dengan cara: a.Editing
Memeriksa kembali lembar observasi dengan maksud apakah lembar
tersebut telah terisi dengan benar, apabila data dari responden kurang
lengkap, peneliti mengembalikan kepada responden untuk dilengkapi
b.Coding
Peneliti merubah data dengan menggunakan kode-kode tertentu untuk menjaga kerahasiaan
responden.
c.Scoring
Memberikan skor pada setiap item

1
d.Tabulating
Peneliti mengolah data dengan cara membuat tabel-tabel yang dapat memberikan
gambaran statistik. Peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel antara lain
karakteristik umum responden yaitu berupa karakteritik frekuensi morning sickness
2. Analisi DataData yang didapat dikelompokkan dan disusun dalam tabel master sheet, di
analisis dengan uji normalitas data menggunakan Saphiro Wilk (karena sampel < 50
responden) dengan nilai signifikasi > 0,05 dan dilakukan uji statistik dengan Paired Sample
T-Test data terdistribusi normal dengan nilai ketentuan, bermakna jika P<0,05 dan tidak
bermakna jika p ≥ 0,05.

1
BAB IV

POTENSI HASIL IMPLEMENTASI

Mengingat tingginya angka stunting maka upaya pencegahan stunting sangat diperlukan untuk
menurunkan angka kejadian stunting. Edukasi dengan berbasis video ini diaggap dapat menjadi salah satu
upaya pencegahan stunting dan sebagai upaya untuk menigkatkan sikap serta pengetahuan ibu pasangan
usia subur (PUS) terhadap pencegahan stunting.
Potensi hasil dari pelaksanaa kegiatan penelitian ini oleh mahasiswa adalah:
1. Peningkatan sikap ibu pasangan usia subur terhadap pencegahan stunting melalui video
1000 HPK
2. Peningkatan pengetahuan ibu terhadap 1000 HPK sebagai upaya preventif atau pencegahan
kejadian stunting.
3. Terjadinya penurunan angka kejadian stunting di puskesmas Guguak Panjang.
4. Publikasi hasil karya penelitian kepada masyarakat oleh mahasiswa pada jurnal penelitian.

1
DAFTAR PUSTAKA

Sudargo,toto.dkk.2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press

Maria,Ima.dkk.(2002). Analisis Determinan Stunting Menurut Wilayah Geografi Di


Indonesia,7 No. 4.

Setiyaningrum,Iva Puspaneli.(2019). Faktpr-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Stunting,2 No. 2.

Ariati,Linda Ika Puspita.(2019). Faktor-Faktor Risiko Penyebab Terjadi Stunting


Pada Balita Usia 23-59 Bulan,6 No. 1, 28:37.

Muhdar,Rosmiati.dkk (2019). Peningkatan Pengetahuan Pada Wanita Usia


Subur,Ibu Hamil Dan Balita Di Kecamatan Polinggona, 3. No. 1.

Yuwanti, Merli.dkk (2021).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stunting Pada Balita


Di Kabupaten Grobongan. 10. No. 1

Aridiyah FO, Rohmawati N, & Ririanty M. (2015). Faktor-faktor yang behubungan


dengan kejadian stunting pada usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibaru Depok tahun
2012. e- Jurnal Pustaka Kesehatan, 163-170.

Arsyati, A. M. (2019). Pengaruh Penyuluhan Madia Audio Visual dalam


Pengetahuan Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil di desa Cibatok Cibungbulang.
PROMOTOR Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, vol 2,no 03.

Bagus Pratama. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu


dan Asupan Makan Anak Stunting di Wilayahh Kerja Puskesmas Sukadamai,
Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Bolisani, E. (2018). Chapter 1: The elusive definition of knowledge In Bolisani, E.


Bratianu, E,. In Emergent knowledge strategeis: Strategic thingking in knowledge
management (pp. 1-22). Cham: Sprinter International Publishing.

Makota, D., & Masibo, M. (2015). Is there a thresold level of maternal eduucation
sufficient to reduce child undernutrition? Evidence from Malawi. Tanzania and
Zimbabwe: BMC Pediatrics.

1
Hidayah, N., & Marwan, M. (2020). Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Menciptakan Generasi Milenial Sadar Gizi Yang Bebas Stunting Melalui Kegiatan
1000 HPK. Journal of Community Engagement in Health, 3(1), 86-93.

Lubis dkk. (2022). ANALISIS GEOSPASIAL SEBARAN STUNTING DI KOTA


BUKITTINGGI.
Jurnal kesehatan, 13(1), 42-45.
Rini, Eka Novita Willia. (1 maret 2020). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING DI
PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2019. Jurnal kesmas jambi, 4(1),
2327.

Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Kemenkes. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Windarti, T. (2015). Statistiktika dan Probabilitas. Sidoarjo: Zifatama


Pblisher.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017) h.9

Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2017),


h. 6

Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta Pemikiran Dasar


Menggabungkannya, (Jurnal Studi Komunikasi dan Media: Universitas Padjadjaran,
2011) h.
131

Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2016)


h. 15
Bambang Setiawan Et.al, Metode Penelitian Komunikasi, (Modul 1:Universitas Terbuka, 2014)
h.1.20

1
Nina nurdiani, Teknik Sampling Snowball dalam Penelitian Lapangan, (Comtech Vol.
5 No. 2: BINUS University, 2014) h.1111

Choir Cornetta, Sumber Data Metode dan Teknik Pengumpulan Data Kualitatif dan
Skala
Ukuran.(online http://www.acedemia.edu, diakses 30 mei 2022)

Sugiono,Op.Cit, h. 205

Mudjla Raharjo, Metode Pengumpulan Data Kualitatif, (Materi Kuliah Metodologi


Penelitan PPS: Uin Maliki Malang, 2011) h.1

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 114

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2016) h.194

Mudjla Raharjo, Op.Cit, h.3

Lexy J. Moloeng, Op.Cit, h. 219


Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.131

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2016) h.337

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017) h.189

1
1
1
1
1
BIODATA KETUA PENELITI
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Elsa FadiraNS. Lisma Evareny, S.Kep,A.Md.Keb,MPH
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Studi : D III Kebidanan Bukittinggi
NIP 19670915990032001
Tempat dan Tanggal Lahir : Solok, 15 September 1967
Alamat E-mail : lismaevareny@gmail.com
No.Telepon/HP 082116038327
B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 tahun
NO. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2017 Eksplorasi Model Kerja Tim (TEAMWORK) Layanan Primer FK UNAND Rp.100.000.000
di Puskesmas
2. 2018 Exploration of the Model of Nagari Child Assistance in DIPA Rp.14.280.000
Reducing Adolescent Sexual Behaviors at Risk in Senior High POLTEKKES
School 1 Lareh Sago Halaban
3. 2020 Analisis Model Pengendalian Faktor Risiko dan Strategi DIPA Rp. 9.260.500
Penanganan Kejadian Kasus Stunting di Kabupaten Pasaman POLTEKKES
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penelitian
Dasar Unggulan PT.

Dosen Pendamping

Ns. Lisma Evareny, S.Kep, MPH

NIP: 196709151990032001

2
2
LAMPIRAN 3

ANGGARAN BIAYA

No Jenis Pengeluaran Jumlah Harga satuan Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang
Flasdisc 8 gb 1 buah Rp. 80.000 Rp. 80.000
Paket data 4 org Rp .100.000 Rp. 400.000
Pulsa Rp. 30.000 Rp. 30.000
2 Bahan habis pakai
a. Kertas hvs 3 Rim Rp. 50.000 Rp. 150.000
b. Tinta 4 warna Rp. 80.000 Rp. 320.000
c. Jilid 10 RKP RP. 5.000 Rp. 50.000
d. Foto copy kuisoner 25 RKP RP. 2.000 Rp. 50.000
3 Perjalanan
Transportasi 6 bln x 4 Rp. 80.000 Rp. 1. 920.000
4 Konsumsi Rapat 4 rapat X 5 org Rp. 15.000 Rp. 300.000

5 Kaji etik Rp. 300.000


6 Edit Video Rp. 1.000.000
7 Publikasi Rp. 400.000

Sub Total (Rp) Rp. 5.000.000

2
JADWAL KEGIATAN

No Jenis kegiatan Bulan

6 7 8 9 10 11
1 Persiapan lapangan
Pembuatan pedoman video dan booklet
Pembuatan kuisoner
Pemantapan tim peneliti
2 Pengumpulan data
Kuisoner
Pengamatan lapangan
3 Pengolahan Data
Editing
Cross check data
4 Analisis Data Laporan
Menyususn Draf Laporan
Menyusun laporan Akhir
5 Publikasi

Anda mungkin juga menyukai