Disusun oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji,
(….)
NIP:196604231990012001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
ridho-Nya kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) bidang Gizi
Masyarakat di Puskesmas Sawangan Depok. Kegiatan PKL bidang Gizi
Masyarakat dimulai pada 2 Oktober 2023 dan diakhiri pada 4 November 2023.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi kompetensi dan menambah ilmu di
dunia kerja masyarakat. Kegiatan ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
secara moril maupun materil. Oleh karena itu, ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada:
1. Bpk Khoirul Anwar, S.Gz., M.Si selaku Ketua Program Studi Gizi,
FATEPAKES, USAHID
2. Ibu Megah Stefani, S.Gz., M.Si selaku dosen pembimbing PKL bidang
Gizi Masyarakat.
3. Ibu drg. Mukti Purnaningsih, selaku Kepala Puskesmas Sawangan Depok.
4. Ibu Indah Rozalina AMG, selaku Pembimbing Lapang Puskesmas
Sawangan Depok.
5. Para kader di seluruh posyandu kelurahan Sawangan Lama dan Sawangan
Baru
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan Laporan.........................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...............................................................................................................3
BAB II GAMBARAN SITUASI.............................................................................................4
1.3 Gambaran Umum Puskesmas........................................................................................4
1.3.1 Gambaran Umum Geografis dan Demografis Lokasi Puskesmas.................................4
1.3.2 Kondisi Pelayanan Publik..............................................................................................5
1.4 Program Gizi dan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas saat ini...................................6
BAB III ANALISIS MASALAH.............................................................................................7
1.1 Identifikasi Masalah.......................................................................................................7
1.2 Penetapan Prioritas Masalah..........................................................................................9
1.3 Alternatif Pemecahan Masalah.....................................................................................11
1.4 Rencana Solusi Program..............................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................15
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................................26
1
BAB I PENDAHULUAN
Usia balita merupakan saat yang sangat penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak (Ernawati, 2020). Balita yaitu tahap dimana
pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat, masa ini
sering disebut Golden Age yaitu masa yang sangat penting untuk memperhatikan
tumbuh kembang anak sehingga jika ada kelainan yang terjadi dapat di deteksi
sedini mungkin (Megalea Rut Harikatang, 2020). Kelompok balita merupakan
salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah gizi. Diantara masalah gizi
yang banyak dialami balita adalah stunting (Ernawati, 2020).
yang rendah, daya beli yang rendah serta layanan kesehatan yang terbatas,
semuanya dapat berkontribusi terkena penyakit dan rendahnya asupan zat gizi
sehingga berpeluang untuk terjadinya stunting. Sanitasi lingkungan memiliki
peran yang cukup dominan terhadap kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.
Aspek kebersihan baik perorangan maupun lingkungan, memegang peranan yang
penting dalam menimbulkan penyakit. Kebersihan yang kurang dapat
menyebabkan anak sering sakit, seperti diare, kecacingan, demam tifoid, hepatitis,
malaria, demam berdarah, dan sebagainya (I Dewa Nyoman Suparisa, 2019)
1. Akses penduduk terhadap air minum memenuhi syarat sumber air minum
di Jawa Barat sangat bervariasi, sumber air bersih yang terlindungi
adalah sumber air minum keluarga yang bersumber dari saranan air
bersih yang telah memenuhi persyaratan baik biologis, kimia dan fisik
(dinas kesehatan , 2020)
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain
disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan. Pertolongan persalinan adalah proses
pelayanan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu
dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan
bidan serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Keberhasilan
pelayanan kesehatan ibu bersalin diukur dengan cakupan persalinan
ditolong tenaga kesehatan dan cakupan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
b) Kesehatan Anak
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari.
Kunjungan neonatal pertama (KN1) merupakan cakupan kunjungan bayi
baru lahir (umur 6 – 48 jam) yang ditangani sesuai standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan. Pada KN1, bayi baru
8
BAB III
ANALISIS MASALAH
pada tanggal 7 Oktober 2022, yaitu mengunjungi kader yang ada di Posyandu
Melati dan Posyandu Kenanga.
Topik yang dibicarakan pada FGD pertama membahas tentang stunting,
jumlah data balita yang stunting di masing-masing wilayah kerja kelurahan, serta
membahas bagaimana upaya yang akan dilakukan oleh para kader untuk dapat
menurunkan angka stunting tersebut. Dalam FGD pertama didapatkan hasil data
bahwa persentase jumlah anak yang stunting meningkat di Kelurahan Panaragan
dan Kelurahan Kebon Kalapa. Selanjutnya pada FGD yang kedua, tim peneliti
menjelaskan program apa yang peneliti ingin lakukan dan meminta izin kepada
kader Panaragan, kemudian bertanya apakah masalah yang akan diangkat ini
benar- benar krusial di wilayah kerja Kelurahan Panaragan. Selanjutnya pada
FGD yang ketiga, kami membagi tim menjadi 2 tim untuk survey langsung ke
Posyandu Melati dan Posyandu Kenanga serta bertemu dengan kader yang ada
disana untuk diskusi langsung mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya stunting dan ibu yang tidak menyusui ASI eksklusif di daerah sekitar
posyandu tersebut.
Hasil informasi dari yang tim kami dapat dari melakukan FGD terkait
masalah stunting dan ASI eksklusif yang terjadi di Kelurahan Panaragan, Kota
Bogor yaitu dikarenakan sebagai berikut:
1. Lingkungan sekitar memiliki sanitasi yang tidak baik
dikarenakanrumahnya di dekat kali dan pembuangan, serta terlihat kumuh,
dan akses airyang bersih juga terbatas sehingga dalam hal ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak dan menjadi salah satu faktor terjadinya
stunting.
2. Pola asuh ibu kurang efektif yang mana hal ini berkaitan dengan perilaku
serta praktik pemberian makan kepada anak yang tidak memberikan
asupan gizi yang baik serta ibu cenderung merasa pasrah ketika anak tidak
mau makan.
3. Terdapat bayi yang lahir prematur sehingga akan menyulitkan awal
kehidupan bagi si bayi dikarenakan bayi lahir sebelum masa kehamilan
berakhir dan akan terlahir dengan berat lahir yang rendah dan disertai
dengan beberapa gangguan medis dikarenakan fungsi pada organ dan
sistem tubuh yang masih belum sempurna.
1
1
4. Bayi memiliki riwayat penyakit lain seperti penyakit jantung dan juga
terdapat anak yang menderita meningitis dikarenakan anak tersebut tidak
mau diimunisasi dan sudah melewatkan beberapa kali imunisasi karena
mengikuti kepercayaannya.
5. Terdapat beberapa Rumah Sakit yang tidak pro ASI. Menurut keterangan
dari beberapa ibu yang sedang menyusui dan kader, ada beberapa rumah
sakit yang tidak melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) serta
memberikan susu formula kepada bayi tanpa seizin dari orang tua bayi
tersebut.
6. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dan dampak
jangka pendek dan panjang jika anak mengalami stunting.
7. Terdapat beberapa ibu yang tidak mau repot dan merasa tidak ada waktu
jika memberikan ASI eksklusif` sehingga memilih memberikan susu
formula saja kepada bayi.
Kurangnya
pengetahuan ibu
4 5 5 14 1
tentang pentingnya
ASI Ekslusif
Ibu yang tidak mau
4 3 3 10 5
repot
ASI dan IMD pada ibu hamil, ibu yang baru melahirkan, dan ibu menyusui
justru malah memberikan susu formula kepada bayi tanpa seizin dari orang
tua bayi tersebut.
Pola asuh ibu yang kurang efektif di Kelurahan Panaragan mendapat
skor 11. Praktik pemberian makan pada anak menjadi salah satu kendala bagi
ibu yang memiliki anak dengan masalah sulit makan. Ibu cenderung merasa
pasrah saat anak tidak mau makan, sehingga asupan zat gizi pada anak tidak
tercukupi dengan baik.
Ibu yang tidak mau repot mendapat skor 10. Ibu merasa tidak
memiliki waktu untuk memberikan ASI Ekslusif karena beberapa faktor
seperti ibunya bekerja atau ibu yang sakit, sehingga memilih memberikan
susu formula kepada bayi.
Bayi yang memiliki riwayat penyakit mendapat skor 9. Terdapat bayi
yang memiliki riwayat jantung dan meningitis di Kelurahan Panaragan.
Belum diketahui secara spesifik penyebab penyakit jantung pada bayi
tersebut. Namun menurut informasi dari kader, anak yang mengalami
meningitis dikarenakan anak tersebut tidak mau diimunisasi dan sudah
melewatkan beberapa kali imunisasi karena keluarga dari anak tesebut
mengikuti kepercayaannya. Adanya penyakit lain pada anak juga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak bisa
mengalami Stunting. Bayi lahir prematur mendapat skor 8. Belum diketahui
spesifik penyebab bayi lahir prematur di Kelurahan Panaragan.
3. Demo masak menu ibu hamil dan ibu menyusui berbahan dasar pangan
lokal
Pada pertemuan terakhir akan dilakukan demo masak dengan menu yang
berbahan dasar dari pangan lokal. Menu yang dibuat adalah dumpling
daun katuk dan bolu tempe yang ditujukan untuk ibu hamil dan ibu
menyusui. Selain itu, di pertemuan terakhir juga dilakukan post-test untuk
membandingkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran saat sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan.
1
7
dilakukan pada pukul 09.00 s.d 11.00 WIB yang dihadiri oleh 26 sasaran yang
terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui dan kader.
2. Nama Kegiatan
Program kegiatan ini bernama “GEULIS PISAN : Gerakan ASI Ekslusif
untuk Pencegahan Stunting”
3. Bentuk Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada program ini pada umumnya berupa
penyuluhan dan diskusi interaktif serta demo masak. Dokumentasi kegiatan
dapat dilihat pada Lampiran.
4. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan langsung dengan
para sasaran di Aula Asrama Polisi Panaragan RT 01/04 Kelurahan Panaragan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Pada hari pertama kegiatan dimulai
dengan responden mengisi daftar hadir pada saat pertama kali memasuki aula
kemudian diberikan pre-test untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku sasaran mengenai stunting dan ASI ekslusif. Kemudian pada hari
kedua diawali dengan mengisi daftar hadir dan diberikan pemaparan materi
yang disertai dengan penayangan video, diselingi oleh kuis dan sesi diskusi.
Selanjunya pada pertemuan ketiga diawali dengan mengisi daftar hadir dan
mengisi post-test, kemudian dilaksanakan demo masak menu cemilan untuk ibu
hamil dan menyusui dari bahan pangan lokal yaitu daun katuk dan tempe, yang
diolah menjadi dumpling ayam daun katuk dan bolu tempe.
B. Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) bersumber dari uang
pribadi berkelompok dengan jumlah Rp. 310.000 per individu. Anggota
kelompok berjumlah 4 orang dan jumlah yang didapat untuk biaya pelaksanaan
yaitu Rp. 1.240.000. Biaya pengeluaran digunakan untuk penyuluhan dan
1
9
pembuatan menu. Rincian pemasukan dan pengeluaran dapat dilihat pada Tabel
3 dan Tabel 4, sebagai berikut:
Tabel 3. Pemasukan Biaya Pelaksanaan PKL
No Nama Jumlah (Rp)
1 Adinda Aisyah Putri 310.000
2 Irene Nuariza Prasetyo 310.000
3 Natasya Amabel 310.000
4 Siti Fatiya Laila Rahmah 310.000
Total 1.240.000
Kurang - - - -
Total 26 100 26 100
a) Nilai asymp sig. (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan
(H0 ditolak H1 diterima)
b) Nilai asymp sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang
siginifikan (H0 diterima H1 ditolak)
Test Statistics
Asymp sig. (2-tailed) .000
Dapat diketahui bahwa p-value uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan
post-test pengetahuan menunjukan p = <0,05 yaitu p = 0,000, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara pre-test dan post-test kategori pengetahuan.
Hasil uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test sikap disajikan
dalam tabel dibawah ini :
24
Tabel 7. Uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test sikap
Ranks
N Mean Sum of
Hasil post-test Rank Ranks
pengetahuan – Negative Ranks 5(a) 4.40 22.00
Hasil pre-test Positive Ranks 4(b) 5.57 23.00
pengetahuan Ties 17(c)
Total 26
a. Hasil post-test pengetahuan < Hasil pre-test pengetahuan
b. Hasil post-test pengetahuan > Hasil pre-test pengetahuan
c. Hasil post-test pengetahuan = Hasil pre-test pengetahuan
Test Statistics
Asymp sig. (2-tailed) .951
Dapat diketahui bahwa p-value uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan
post-test sikap menunjukan p = >0,05 yaitu p = 0,951, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara pre-test dan post-test kategori pengetahuan.
Tabel 8. Uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test perilaku
Ranks
N Mean Sum of
Hasil post-test Rank Ranks
pengetahuan – Negative Ranks 0(a) .00 .00
Hasil pre-test Positive Ranks 7(b) 4.00 28.00
pengetahuan Ties 19(c)
Total 26
2
5
Test Statistics
Asymp sig. (2-tailed) .014
Dapat diketahui bahwa p-value uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan
post-test perilaku menunjukan p = <0,05 yaitu p = 0,014, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara pre-test dan post-test kategori pengetahuan.
26
A. Simpulan
Hasil uji Wilcoxon pada program Geulis Pisan adalah H0
ditolak dan H1 diterima pada Variabel Pengetahuan dan
Perilaku, menandakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil Pre-Test dan Post-Test.
H0 diterima dan H1 ditolak pada Variabel Sikap, menandakan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
Pre- Test dan Post-Test.
B. Saran
Perlu diadakan kelas ibu hamil dan ibu menyusui dimana di
dalamnya berisi praktek menyusui, praktek merawat dan memijat
payudara, serta praktek pembuatan MPASI yang bergizi. Tujuannya
adalah agar pengetahuan ibu dapat berkembang dan meningkat dengan
diimplemenasikan melalui sikap dan perilaku.
2
7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1
2) Foto Kegiatan
3) Media Pendukung
32
3
3
34
3
5
36
3
7
38
3
9
40
4
1
42
4
3
44
4
5
46
4
7
48
4
9
50
5
1
52
5
3
54
Lampiran
2
Susunan Acara
Tabel 9. Susunan Acara GEULIS PISAN hari ke-1 (17 Oktober 2022)
NO JAM KEGIATAN KET PJ
1. 08.30 – 09.00 Registrasi peserta Absensi kehadiran Ibu Yati
2. 09.05 – 09.10 Pembukaan acara Sambutan kepada Natasya Amabel
GEULIS PISAN Bpk. Dario
hari pertama oleh Amirullah dan
MC Bpk.
Reinhard selaku
lurah Panaragan dan
Bu Emi dan Kak
Salma selaku
pembimbing di
Puskesmas Merdeka
3. 09.12 – 09.15 Menyanyikan lagu Di ikuti oleh semua Siti Fatiya
Indonesia Raya peserta
4. 09.20 – 09.25 Pembukaan acara Sambutan acara oleh Bpk. Dario
oleh lurah Bpk. Dario Amirullah
Panaragan Amirullah
5. 09.25 – 09.30 Pembukaan acara Sambutan dan Irene Nuariza
oleh ketua penjelasan mengenai
kelompok 2C Output Program
GEULIS PISAN
6. 09.35 – 10.00 Pengisian Kuesioner mengenai Semua peserta
Kuesioner Pre-Test pengetahuan, sikap
dan perilaku tentang
Stunting dan ASI
Eksklusif
7. 10.10 – 10.40 Diskusi bersama Diskusi tentang Semua peserta
permasalahan
Stunting dan
pemberian ASI
Eksklusif
5
5
Lampiran
3
Susunan Acara
Tabel 10. Susunan Acara GEULIS PISAN hari ke-2 (19 Oktober 2022)
NO JAM KEGIATAN KET PJ
1. 08.30 – 09.00 Registrasi peserta Absensi kehadiran Adinda Aisyah
2. 09.05 – 09.10 Pembukaan acara Sambutan kepada Natasya Amabel
GEULIS PISAN Bu Emi dan Kak
hari kedua oleh MC Salma selaku
pembimbing di
Puskesmas
Merdeka
3. 09.12 – 09.15 Menyanyikan lagu Di ikuti oleh semua Operator
Indonesia Raya peserta
4. 09.20 – 09.50 Penyampaian Materi mengenai Irene Nuariza
materi ke 1 pengertian
Stunting,
penyebab, dampak
dan upaya
pencegahan
Stunting
5. 09.50 – 10.00 Diskusi materi Diskusi seputar Semua peserta
permasalahan
Stunting yang
sudah di
presentasikan
6. 10.00 – 10.05 Senam bersama Lagu-lagu gizi Semua peserta
7. 10.07 – 10.15 Quiz Tentang materi Semua peserta
Stunting
8. 10.20 – 10.50 Penyampaian Materi mengenai Siti Fatiya
materi ke 2 pengertian ASI
Eksklusif, jenis-
jenis ASI,
komposisi,
manfaat, dan faktor
5
7
keberhasilan ASI
Eksklusif
9. 10.50 – 11.00 Diskusi materi Diskusi seputar Semua peserta
ASI Eksklusif
yanng sudah
dipresentasikan
10. 11.00 – 11.05 Penutupan acara Penutupan dan Natasya Amabel
GEULIS PISAN penyampaian
hari kedua oleh MC informasi
58
Lampiran
4
Susunan Acara
Tabel 11. Susunan Acara GEULIS PISAN hari ke-3 (22 Oktober 2022)
Lampiran 5
60
6
1
62
6
3
64
6
5
66
6
7
68
6
9
70
7
1
72
7
3
74
7
5
Lampiran 6
76
7
7
78
7
9
80
8
1
82
8
3
84