Anda di halaman 1dari 88

PRAKTIK KERJA LAPANGAN GIZI MASYARAKAT

DI PUSKESMAS MERDEKA, KOTA BOGOR

Disusun oleh:

Adinda Aisyah Putri 2019350009


Irene Nuariza Prasetyo 2019350018
Natasya Amabel 2019350052
Siti Fatiya Laila Rahmah 2019350021

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2022
i

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) GIZI MASYARAKAT


PUSKESMAS MERDEKA KOTA BOGOR

Yang disusun oleh:


1. Annisa Nuraini 2020350059
2. Aulia Putri Astuti 2020350005
3. Intan Khairunnisa 2020350034
4. Nabila Rizky Indriani 2019350069
5. Zevania Aginta 2020350008

Telah diuji dipertahankan di hadapan tim penguji


PKL Pada tanggal 01 November 20223 dan
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapang

(Megah Stefani, S.Gz., M.Si) (Indah Rozalina, AMG)


NIDN: NIP:

Penguji,

(….)
NIP:196604231990012001

Jakarta, 11 Oktober 2022

Ketua Prodi S1 Gizi

(Khoirul Anwar, S.Gz.,


M.Si) NIDN: 0309019203
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
ridho-Nya kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) bidang Gizi
Masyarakat di Puskesmas Sawangan Depok. Kegiatan PKL bidang Gizi
Masyarakat dimulai pada 2 Oktober 2023 dan diakhiri pada 4 November 2023.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi kompetensi dan menambah ilmu di
dunia kerja masyarakat. Kegiatan ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
secara moril maupun materil. Oleh karena itu, ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada:
1. Bpk Khoirul Anwar, S.Gz., M.Si selaku Ketua Program Studi Gizi,
FATEPAKES, USAHID
2. Ibu Megah Stefani, S.Gz., M.Si selaku dosen pembimbing PKL bidang
Gizi Masyarakat.
3. Ibu drg. Mukti Purnaningsih, selaku Kepala Puskesmas Sawangan Depok.
4. Ibu Indah Rozalina AMG, selaku Pembimbing Lapang Puskesmas
Sawangan Depok.
5. Para kader di seluruh posyandu kelurahan Sawangan Lama dan Sawangan
Baru

6. Seluruh masyarakat kelurahan Sawangan Lama dan sawangan baru yang


telah berpartisipasi
7. Keluarga serta orang tua yang selalu memberi doa dan dukungan
8. Teman-teman kelompok 1 yang telah bekerja sama dengan baik dalam
pelaksanaan PKL
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan
masukan guna perbaikan kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca dan membutuhkan.
Depok, 31 Oktober 2023

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan Laporan.........................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...............................................................................................................3
BAB II GAMBARAN SITUASI.............................................................................................4
1.3 Gambaran Umum Puskesmas........................................................................................4
1.3.1 Gambaran Umum Geografis dan Demografis Lokasi Puskesmas.................................4
1.3.2 Kondisi Pelayanan Publik..............................................................................................5
1.4 Program Gizi dan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas saat ini...................................6
BAB III ANALISIS MASALAH.............................................................................................7
1.1 Identifikasi Masalah.......................................................................................................7
1.2 Penetapan Prioritas Masalah..........................................................................................9
1.3 Alternatif Pemecahan Masalah.....................................................................................11
1.4 Rencana Solusi Program..............................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................15
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................................26
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia balita merupakan saat yang sangat penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak (Ernawati, 2020). Balita yaitu tahap dimana
pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat, masa ini
sering disebut Golden Age yaitu masa yang sangat penting untuk memperhatikan
tumbuh kembang anak sehingga jika ada kelainan yang terjadi dapat di deteksi
sedini mungkin (Megalea Rut Harikatang, 2020). Kelompok balita merupakan
salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah gizi. Diantara masalah gizi
yang banyak dialami balita adalah stunting (Ernawati, 2020).

Prevalensi balita pendek di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sawangan


mengalami penurunan. Pada tahun 2020 prevalensi balita pendek di Kelurahan
Sawangan Baru sebesar 14,83%, pada tahun 2021 sebesar 8,22% dan pada tahun
2022 mengalami penurunan menjadi 7%. Sedangkan di Kelurahan Sawangan,
prevalensi balita pendek pada tahun 2020 sebesar 12,30%, pada tahun 2021
sebesar 7,56% dan mengalami penurunan pada tahun 20222 menjadi 5,4% (pkm
sawangan, 2022)

Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di


negara berkembang, termasuk Indonesia. Stunting dapat bersifat jangka pendek
dan jangka panjang, termasuk peningkatan morbiditas dan mortalitas,
perkembangan anak yang buruk dan mempengaruh kemampuan belajar,
peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular di masa dewasa, dan
berkurangnya produktivitas (Idham Choliq, 2020). Secara umum penyebab
stunting pada anak dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung terjadinya stunting adalah asupan
makanan dan penyakit infeksi yang diderita anak penyebab tidak langsungnya
yaitu faktor lingkunga, faktor sosial ekonomi. Zat gizi yang diperlukan tubuh
terdiri atas zat gizi makro dan zat gizi mikro. Penelitian menyebutkan bahwa
defisiensi zat gizi makro yaitu protein maupun zat gizi mikro yaitu Fe, Zn, ca,
vitamin D, A dan C dapat menyebabkan stunting (Ernawati, 2020).

Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi terjadinya kejadian stunting,


karena keadaan sosial ekonomi atau keadaan rumah tangga yang tergolong rendah
akan mempengaruhi tingkat pendidikan rendah, kualitas sanitasi dan air minum
2

yang rendah, daya beli yang rendah serta layanan kesehatan yang terbatas,
semuanya dapat berkontribusi terkena penyakit dan rendahnya asupan zat gizi
sehingga berpeluang untuk terjadinya stunting. Sanitasi lingkungan memiliki
peran yang cukup dominan terhadap kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.
Aspek kebersihan baik perorangan maupun lingkungan, memegang peranan yang
penting dalam menimbulkan penyakit. Kebersihan yang kurang dapat
menyebabkan anak sering sakit, seperti diare, kecacingan, demam tifoid, hepatitis,
malaria, demam berdarah, dan sebagainya (I Dewa Nyoman Suparisa, 2019)

Pemberian makanan tambahan (PMT) atau suplementasi gizi khususnya


bagi balita merupakan salah satu strategi peningkatan akses pangan bergizi untuk
pemenuhan kebutuhan balita dalam mengatasi masalah gizi. Program PMT
Pemulihan ditetapkan untuk membantu memenuhi kecukupan gizi pada balita
khususnya balita kurus (BB/TB <-2SD) berupa biskuit MT balita yang termasuk
dalam jenis PMT pabrikan (Refni, 2020). Melalui program ini penyuluhan
pembuatan menu modifikasi makanan sehat, produk makanan dan
meningkatkan status kesehatan keluarga terutama anak. Dengan upaya
perbaikan gizi berbasis modifikasi makanan pengganti asi (MP-ASI) yang
ekonomis serta menarik yang memiliki manfaat meningkatkan status
keshatan anak diharapkan angka stunting dapat dikurangi dan masyarakat juga
bias memperoleh keuntungan dari program tersebut (Idham Choliq, 2020).
Bedasarkan permasalahan tersebut tim pelaksana melakukan PKL (Praktik
Kerja Lapangan) Gizi masyarakat di UPTD Puskesmas Sawangan, Kota Depok.
Upaya membantu sasaran, yaitu ibu hamil,ibu balita dalam menuntaskan masalah
gizi Stunting yang terjadi di UPTD Puskesmas Sawangan, Kota Depok, Dengan
demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penyuluhan dengan memberikan
edukasi melalui Program Kegiatan bernama “AHA PENTING” yaitu singkatan
dari Aksi Mahasiswa Peduli Stunting.sehingga mendukung dalam pencapaian
masyarakat yang sehat, bahagia, dan sejahtera.
3

1.2 Maksud dan Tujuan Laporan


1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada kegiatan ini adalah dapat meningkatkan


pengetahuan dan kepekaan dibidang gizi masyarakat melalui program
penyuluhan tentang Stunting.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengindentifikasi masalah gizi yang terjadi pada masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sawangan. Kota Depok
2. Menentukan prioritas masalah gizi yang terjadi pada masyarakat di
wilayah kerja UPTD puskesmas Sawangan, Kota Depok
3. Menganalisis akar penyebab masalah gizi yang diprioritaskan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sawangan, Kota Depok
4. Melaksanakan program penyuluhan “AHA - PENTING (Aksi
Mahasiswa Peduli Stunting) di wilayah kerja UPTD puskesmas
Sawangan
2

BAB II GAMBARAN SITUASI

1.3 Gambaran Umum Puskesmas


1.3.1 Gambaran Umum Geografis dan Demografis Lokasi Puskesmas
Puskesmas Sawangan terletak di Jl. Raya Muchtar No. 73 , Rt. 03
Rw.03, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan Kota Depok.
Puskesmas Sawangan sendiri memiliki 2 (dua) wilayah kerja, yaitu
Kelurahan Sawangan Baru dan Kelurahan Sawangan. Kelurahan Sawangan
Baru memiliki luas wilayah 216,48 Ha, terdiri dari 10 RW, sedangkan
Kelurahan Sawangan memiliki luas wilayah 350 Ha, terdiri dari 11 RW.

Batas wilayah Kelurahan Sawangan Baru adalah :


- Sebelah Utara : Kelurahan Rangkapan Jaya Baru
- Sebelah Timur : Kelurahan Rangkapan Jaya Baru
- Sebelah Selatan : Kelurahan Pasir Putih
- Sebelah Barat : Kelurahan Sawangan

Batas wilayah Kelurahan Sawangan Lama adalah :


- Sebelah Utara : Kelurahan Cinangka
- Sebelah Timur : Kelurahan Sawangan Baru
- Sebelah Selatan : Kelurahan Bedahan
- Sebelah Barat : Kelurahan Bojongsari

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kelurahan Sawangan Lama

Gambar 2.2 Peta Wilayah Kelurahan Sawangan Baru.


5

1.3.2 Visi Misi dan Tata Nilai Puskesmas

 Visi,Misi & Tata Nilai


UPTD Puskesmas Sawangan Depok adalah bagian dari Dinas
Kesehatan Kota Depok yang merupakan Puskesmas Perawatan,
dengan Visi, Misi, Tata nilai, sebagai berikut :
a. Visi
Mewujudkan UPTD Puskesmas Sawangan yang maju,
Berbudaya, dan Sejahtera
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Puskesmas yang modern,
partisipatif, dan berdaya saing.
2. Mewudjudkan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sawangan
yang sehat, aman, nyaman dan ramah lingkungan dengan
meningkatkan sumber daya Kesehatan yang berkualitas.
3. Menjalin Sinergis dengan lintas sektor dan memberdayakan
Masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan
Kesehatan dan kesejahteraan.
c. Tata Nilai :
Tata Nilai UPTD Puskesmas Sawangan Depok adalah
SIKAP : SI :Sinergi, K: Kompoten, A: Adil, P: Profesional
SI : Sinergi
K : Kompoten
A : Adil
P : Profesional
6

1.4 Program Gizi dan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas saat ini


Adapun program gizi dan kesehatan masyarakat yang dilakukan di puskesmas
Sawangan antara lain:
A. Program penyehatan lingkungan

1. Akses penduduk terhadap air minum memenuhi syarat sumber air minum
di Jawa Barat sangat bervariasi, sumber air bersih yang terlindungi
adalah sumber air minum keluarga yang bersumber dari saranan air
bersih yang telah memenuhi persyaratan baik biologis, kimia dan fisik
(dinas kesehatan , 2020)

2. Akses Penduduk Terhadap Fasilitas Sanitas Layak Elemen penunjang


kesehatan manusia yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan yaitu Sanitasi. Fasilitas sanitasi yang
memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsam
tanki septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) yang digunakan
sendiri atau Bersama.

3. Sanitasi total berbasis Masyarakat (STBM)


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah pendekatan untuk mengubah
perilaku higiene dan sanitas meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
(BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum
dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar , mengelola
limbah cair rumah tanggan dengan aman melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metod pemicuan
4. Tempat – tempat Umum memenuhi syarat Kesehatan Tempat - Tempat
Umum (TTU) adalah tempat atau sarana umum yang digunakan untuk
kegiatan masyarakat. Upaya mengurangi risiko Tempat - Tempat Umum
(TTU) menjadi tempat penularan atau sumber,penyakit.

B. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak


a) Kesehatan Ibu

● Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


7

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga


kesehatan profesional kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai
pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada promotif
dan preventif. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantar ibu hamil
agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat,
mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan dan kelainan
janin.

● Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain
disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan. Pertolongan persalinan adalah proses
pelayanan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu
dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan
bidan serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Keberhasilan
pelayanan kesehatan ibu bersalin diukur dengan cakupan persalinan
ditolong tenaga kesehatan dan cakupan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan.

● Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas


masih berisiko mengalami pendarahan atau infeksi yang dapat
mengakibatkan kematian ibu. Pelayanan Masa Nifas merupakan
pelayanan kesehatan ibu yang diperoleh selama 42 hari setelah proses
persalinan, minimal 3 kali meliputi : KF1 (6 jam – 3 hari setelah
melahirkan), KF 2 (4-28 hari setelah melahirkan), dan KF 3 (29-42 hari
setelah melahirkan).

b) Kesehatan Anak

● Pelayanan Kesehatan Neonatal

Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari.
Kunjungan neonatal pertama (KN1) merupakan cakupan kunjungan bayi
baru lahir (umur 6 – 48 jam) yang ditangani sesuai standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan. Pada KN1, bayi baru
8

lahir mendapatkan viatamin K1 injeksi dan imuninsasi hepatitis B0 (bila


belum diberikan pada saat lahir).

● Pelayanan Kesehatan Bayi

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap


pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,
imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh
kembang dengan demikian hak anak mendapatkan kesehatan terpenuhi.

● Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan pada anak balita yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan meliputi :
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun
(penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal
delapan kali dalam setahun).
b. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan
Februari dan Agustus
c. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita
minimal dua kali dalam setahun.
d. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Berikut tabel capaian
pelayanan Kesehatan anak balita di UPTD.
9

BAB III
ANALISIS MASALAH

1.1 Identifikasi Masalah


Puskesmas Merdeka Bogor berlokasi di Jalan Merdeka, Kelurahan
Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Wilayah kerja di Puskesmas
Merdeka ini terdapat 3 (tiga) wilayah, yaitu Kelurahan Ciwaringin, Kelurahan
Kebon Kalapa, dan Kelurahan Panaragan.
Kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Merdeka pada tahun 2022
hingga bulan Agustus yaitu sebesar 18% atau sebanyak 36 balita dari 195 balita
yang ada. Jumlah balita yang sedang dalam proses menyusui ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Merdeka pada tahun 2022 hingga bulan Agustus yaitu
sebesar 67,1% atau sebanyak 128 dari 295 balita. Sedangkan jumlah balita yang
sudah lulus atau sudah tuntas ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Merdeka
pada tahun 2022 hingga bulan Agustus yaitu sebesar 52% atau sebanyak 111 dari
target 211. Jadi dapat dilihat pada data yang ada, bahwa persentase kasus stunting
dan ibu yang memberikan ASI eksklusif belum sesuai dengan target yang
ditentukan.
Identifikasi masalah dalam kasus ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan para kader
posyandu. FGD yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. FGD yang pertama
dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022 bertempat di Kantor Kelurahan Kebon
Kalapa bersama dengan Bapak Budi selaku Kepala Kelurahan wilayah Kebon
Kalapa dan 5 (lima) kader perwakilan dari wilayah Kebon Kalapa, Bapak Dario
selaku Kepala Kelurahan wilayah Panaragan dan 5 (lima) kader perwakilan dari
wilayah Panaragan, dan Bapak Ahnim selaku Kepala Kelurahan wilayah
Ciwaringin dan 5 (lima) kader perwakilan dari wilayah Ciwaringin. Pelaksanaan
FGD di Kantor Kelurahan Kebon Kalapa ini melibatkan masing-masing anggota
tim untuk bertugas membantu jalannya acara, yaitu 1 (satu) orang Master of
Ceremony (MC), 1 (satu) orang dokumentasi, 1 (satu) orang notulen, dan 1 (satu)
orang untuk mendata kehadiran kader dan kepala kelurahan. Kemudian FGD yang
kedua dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2022, yaitu pertemuan dengan kader dari
wilayah Kelurahan Panaragan di Posyandu Dahlia. Selanjutnya FGD yang ketiga
dilakukan
10

pada tanggal 7 Oktober 2022, yaitu mengunjungi kader yang ada di Posyandu
Melati dan Posyandu Kenanga.
Topik yang dibicarakan pada FGD pertama membahas tentang stunting,
jumlah data balita yang stunting di masing-masing wilayah kerja kelurahan, serta
membahas bagaimana upaya yang akan dilakukan oleh para kader untuk dapat
menurunkan angka stunting tersebut. Dalam FGD pertama didapatkan hasil data
bahwa persentase jumlah anak yang stunting meningkat di Kelurahan Panaragan
dan Kelurahan Kebon Kalapa. Selanjutnya pada FGD yang kedua, tim peneliti
menjelaskan program apa yang peneliti ingin lakukan dan meminta izin kepada
kader Panaragan, kemudian bertanya apakah masalah yang akan diangkat ini
benar- benar krusial di wilayah kerja Kelurahan Panaragan. Selanjutnya pada
FGD yang ketiga, kami membagi tim menjadi 2 tim untuk survey langsung ke
Posyandu Melati dan Posyandu Kenanga serta bertemu dengan kader yang ada
disana untuk diskusi langsung mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya stunting dan ibu yang tidak menyusui ASI eksklusif di daerah sekitar
posyandu tersebut.
Hasil informasi dari yang tim kami dapat dari melakukan FGD terkait
masalah stunting dan ASI eksklusif yang terjadi di Kelurahan Panaragan, Kota
Bogor yaitu dikarenakan sebagai berikut:
1. Lingkungan sekitar memiliki sanitasi yang tidak baik
dikarenakanrumahnya di dekat kali dan pembuangan, serta terlihat kumuh,
dan akses airyang bersih juga terbatas sehingga dalam hal ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak dan menjadi salah satu faktor terjadinya
stunting.
2. Pola asuh ibu kurang efektif yang mana hal ini berkaitan dengan perilaku
serta praktik pemberian makan kepada anak yang tidak memberikan
asupan gizi yang baik serta ibu cenderung merasa pasrah ketika anak tidak
mau makan.
3. Terdapat bayi yang lahir prematur sehingga akan menyulitkan awal
kehidupan bagi si bayi dikarenakan bayi lahir sebelum masa kehamilan
berakhir dan akan terlahir dengan berat lahir yang rendah dan disertai
dengan beberapa gangguan medis dikarenakan fungsi pada organ dan
sistem tubuh yang masih belum sempurna.
1
1

4. Bayi memiliki riwayat penyakit lain seperti penyakit jantung dan juga
terdapat anak yang menderita meningitis dikarenakan anak tersebut tidak
mau diimunisasi dan sudah melewatkan beberapa kali imunisasi karena
mengikuti kepercayaannya.
5. Terdapat beberapa Rumah Sakit yang tidak pro ASI. Menurut keterangan
dari beberapa ibu yang sedang menyusui dan kader, ada beberapa rumah
sakit yang tidak melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) serta
memberikan susu formula kepada bayi tanpa seizin dari orang tua bayi
tersebut.
6. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dan dampak
jangka pendek dan panjang jika anak mengalami stunting.
7. Terdapat beberapa ibu yang tidak mau repot dan merasa tidak ada waktu
jika memberikan ASI eksklusif` sehingga memilih memberikan susu
formula saja kepada bayi.

1.2 Penetapan Prioritas Masalah


Penetapan prioritas masalah yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Merdeka Kota Bogor, tepatnya di Kelurahan Panaragan menggunakan metode
USG (urgency, seriousness, growth) yaitu metode penentuan prioritas masalah
dengan sistem pemberian skor, dimana semakin tinggi totalnya maka semakin
tinggi tingkat peringkat prioritasnya.

Tabel 1. Hasil Metode USG (urgency, seriousness, growth)

Masalah Urgency Seriousness Growth Total Peringkat


Sanitasi lingkungan
5 4 4 13 2
yang buruk
Pola asuh ibu kurang
4 4 3 11 4
efektif
Bayi lahir prematur 3 3 2 8 7
Bayi memiliki
2 3 4 9 6
riwayat penyakit
Rumah Sakit tidak
4 4 4 12 3
pro ASI & IMD
12

Kurangnya
pengetahuan ibu
4 5 5 14 1
tentang pentingnya
ASI Ekslusif
Ibu yang tidak mau
4 3 3 10 5
repot

Skala 1-5 (Permenker RI No.44 Tahun 2016)


5 : sangat besar, 4 : besar, 3 : sedang, 2 : kecil, 1 : sangat kecil

Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif mendapatkan skor


14 dimana masalah tersebut menjadi prioritas nomor 1 di Kelurahan
Panaragan, karena pengetahuan ibu sangat berperan penting dalam praktik
pemberian ASI Ekslusif. Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif
dapat mendukung anak untuk mendapatkan hak nya sebagai bayi yaitu
mendapatkan ASI Ekslusif. Dampak yang terjadi apabila pengetahuan ibu
tentang ASI kurang yaitu ibu akan mudah terpengaruh oleh mitos-mitos yang
beredar tentang ASI dan akhirnya ibu memberikan anaknya susu formula
sehingga hal tersebut dapat berdampak buruk pada pertumbuhan anak dan
menjadi salah satu penyebab terjadinya Stunting.
Sanitasi lingkungan yang buruk menjadi prioritas nomor 2 dengan
skor 13 sebagai penyebab Stunting di Kelurahan Panaragan. Salah satu
penyebab sanitasi lingkungan Kelurahan Panaragan buruk adalah karena
pemukiman warga yang sangat dekat dengan kali dan pembuangan, terlihat
kumuh, akses air bersih yang terbatas dan juga beberapa rumah yang masih
belum memiliki saluran pembuangan tinja (septictank). Hal tersebut sangat
berdampak buruk terhadap pertumbuhan anak, sehingga menjadi salah satu
faktor terjadinya Stunting.
Rumah Sakit yang tidak pro ASI dan IMD mendapatkan skor 12.
Didapatkan informasi dari kader dan ibu menyusui setempat bahwa di Kota
Bogor masih banyak Rumah Sakit yang tidak pro ASI dan IMD. Dimana
seharusnya Rumah Sakit yang memberi dukungan pertama terhadap
pemberian
1
3

ASI dan IMD pada ibu hamil, ibu yang baru melahirkan, dan ibu menyusui
justru malah memberikan susu formula kepada bayi tanpa seizin dari orang
tua bayi tersebut.
Pola asuh ibu yang kurang efektif di Kelurahan Panaragan mendapat
skor 11. Praktik pemberian makan pada anak menjadi salah satu kendala bagi
ibu yang memiliki anak dengan masalah sulit makan. Ibu cenderung merasa
pasrah saat anak tidak mau makan, sehingga asupan zat gizi pada anak tidak
tercukupi dengan baik.
Ibu yang tidak mau repot mendapat skor 10. Ibu merasa tidak
memiliki waktu untuk memberikan ASI Ekslusif karena beberapa faktor
seperti ibunya bekerja atau ibu yang sakit, sehingga memilih memberikan
susu formula kepada bayi.
Bayi yang memiliki riwayat penyakit mendapat skor 9. Terdapat bayi
yang memiliki riwayat jantung dan meningitis di Kelurahan Panaragan.
Belum diketahui secara spesifik penyebab penyakit jantung pada bayi
tersebut. Namun menurut informasi dari kader, anak yang mengalami
meningitis dikarenakan anak tersebut tidak mau diimunisasi dan sudah
melewatkan beberapa kali imunisasi karena keluarga dari anak tesebut
mengikuti kepercayaannya. Adanya penyakit lain pada anak juga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak bisa
mengalami Stunting. Bayi lahir prematur mendapat skor 8. Belum diketahui
spesifik penyebab bayi lahir prematur di Kelurahan Panaragan.

1.3 Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Merdeka Kota Bogor, tepatnya di Kelurahan Panaragan, maka alternatif
pemecahan yang akan dibuat yaitu “GEULIS PISAN” Gerakan Edukasi ASI
Eksklusif untuk Pencegahan Stunting. GEULIS PISAN ini dibuat untuk mengatasi
prioritas masalah yang ada di Kelurahan Panaragan yaitu kurangnya pengetahuan
ibu tentang ASI Eksklusif, Rumah Sakit yang tidak mendukung pemberian ASI
dan IMD serta lingkungan sanitasi di wilayah Kelurahan Panaragan yang buruk
yang menjadi dampak resiko terjadinya stunting.
14

Tabel 2. Alternatif Pemecahan Masalah


No. Penyebab Alternatif Prioritas
Masalah Penyelesaian Masalah
1. Kurangnya Memberikan Meningkatkan
pengetahuan pemahaman edukasi pengetahuan, sikap dan
ibu tentang tentang pentingnya perilaku ibu tentang
ASI pemberian ASI pentingnya pemberian
Eksklusif Eksklusif kepada ASI Eksklusif dan
ibu hamil dan melakukan serangkaian
menyusui melalui kegiatan demo masak
media leaflet dan menu ibu hamil dan ibu
poster menyusui dari pangan
lokal
2. Sanitasi Memberikan edukasi Meningkatkan
lingkungan PHBS (Perilaku Hidup pengetahuan, sikap
yang buruk Bersih dan Sehat) dan perilaku PHBS
pada warga Kelurahan pada warga Kelurahan
Panaragan Panaragan

3. Rumah sakit Promosi ASI Eksklusif Memberikan dukungan


yang tidak dan IMD kepada dan komitmen agar ibu
pro ASI dan kader, ibu hamil dan hamil dan ibu menyusui
IMD ibu menyusui melakukan IMD dan
memberikan ASI
Esklusif kepada
bayinya sampai umur 2
tahun

1.4 Rencana Solusi Program


Berdasarkan identifikasi permasalahan yang ada di Posyandu Kelurahan
Panaragan wilayah Puskesmas Merdeka Kota Bogor, maka rencana program
yang akan dilaksanakan yaitu “GEULIS PISAN (Gerakan ASI Eksklusif untuk
1
5

Pencegahan Stunting)” dibuat untuk menyelesaikan masalah yang ada di


wilayah sasaran. Adapun program yang direncanakan adalah sebagai berikut:
1. Focus Group Discussion (FGD)
FGD pertama dilakukan bersama kader posyandu di Kelurahan
Panaragan dimana bertujuan untuk menggali informasi terkait penyebab
stunting dan tidak diberikannya ASI Eksklusif. Kemudian hasil dari FGD
akan dianalisis untuk mengidentifikasi masalah dan menyusun rencana
program yang akan dibuat. Selain itu didakan pre-test yang
ditujukankepada sasaran yang telah ditetapkan.
2. Penyuluhan dan edukasi mengenai stunting dan ASI Eksklusif
Penyuluhan pertama dilakukan dengan mengangkat materi mengenai
stunting dengan sasaran ibu hamil dan ibu menyusui (proses)
dimanamelalui edukasi ini, sasaran dapat melakukan pencegahan stunting
dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Isi materi pada topik stunting
adalah sebagai berikut:
 Pengertian stunting
 Pentingnya menjaga periode emas 1000 HPK
 Penyebab stunting
 Dampak stunting
 Upaya pencegahan stunting
 Peranan dalam upaya pencegahan stunting
Pada penyuluhan kedua diberikan materi dengan judul pentingnya ASI
Eksklusif sebagai salah satu upaya pencegahan stunting. Isi materi yang
akan disampaikan meliputi:
 Pengertian ASI eksklusif
 Kandungan gizi dan komposisi ASI eksklusif
 Manfaat ASI eksklusif
 Perbandingan ASI eksklusif dengan susu formula
 Manfaat ASI eksklusif kaitannya dengan salah satu upaya
pencegahan stunting
 Faktor keberhasilan ASI eksklusif
 Cara menyusui yang baik dan benar
16

3. Demo masak menu ibu hamil dan ibu menyusui berbahan dasar pangan
lokal
Pada pertemuan terakhir akan dilakukan demo masak dengan menu yang
berbahan dasar dari pangan lokal. Menu yang dibuat adalah dumpling
daun katuk dan bolu tempe yang ditujukan untuk ibu hamil dan ibu
menyusui. Selain itu, di pertemuan terakhir juga dilakukan post-test untuk
membandingkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran saat sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan.
1
7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Merdeka, tepatnya


di Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada bulan
Oktober 2022. Penelitian dilakukkan berdasarkan penetapan prioritas masalah gizi
yang ada di Kelurahan Panaragan yaitu tingginya angka stunting dan kurangnya
praktik pemberian ASI Eksklusif.
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan mengenai stunting dan
ASI ekslusif yang dilakukan oleh mahasiswa Gizi Universitas Sahid kepada
semua sasaran yang telah dipilih sesuai kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi
sebagai berikut :
a. Ibu hamil yang berisiko KEK (LILA <23,5 cm)
b. Ibu hamil anak pertama
c. Ibu hamil anemia
d. Ibu hamil dengan usia <20 tahun dan >35 tahun
e. Ibu menyusui anak pertama
f. Ibu menyusui dengan usia anak <6 bulan (ASI proses)
g. Ibu kader dari setiap posyandu di Kelurahan Panaragan
Kegiatan ini diikuti oleh 26 responden yang merupakan perwakilan dari
tiap posyandu di Kelurahan Panaragan. Penyuluhan dilaksanakan dengan metode
ceramah selama 3 sesi yaitu pada hari Senin, Rabu dan Sabtu tepatnya pada
tanggal 17, 19 dan 22 Oktober 2021 pukul 09.00 s.d 11.00 WIB yang bertempat di
Aula Asrama Polisi Kelurahan Panaragan. Dilakukannya program GEULIS
PISAN ini untuk meningkatkan pengetahuan, sikap maupun perilaku tentang
stunting dan ASI ekslusif dari sasaran sebagai salahsatu bentuk upaya pencegahan
stunting di Kelurahan Panaragan.

A. Pelaksanaan program “GEULIS PISAN : Gerakan ASI Ekslusif untuk


Pencegahan Stunting”
1. Lokasi
Program kegiatan diselenggarakan di Aula Asrama Polisi Panaragan RT
01/04, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Kegiatan
18

dilakukan pada pukul 09.00 s.d 11.00 WIB yang dihadiri oleh 26 sasaran yang
terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui dan kader.

2. Nama Kegiatan
Program kegiatan ini bernama “GEULIS PISAN : Gerakan ASI Ekslusif
untuk Pencegahan Stunting”

3. Bentuk Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada program ini pada umumnya berupa
penyuluhan dan diskusi interaktif serta demo masak. Dokumentasi kegiatan
dapat dilihat pada Lampiran.

4. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan langsung dengan
para sasaran di Aula Asrama Polisi Panaragan RT 01/04 Kelurahan Panaragan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Pada hari pertama kegiatan dimulai
dengan responden mengisi daftar hadir pada saat pertama kali memasuki aula
kemudian diberikan pre-test untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku sasaran mengenai stunting dan ASI ekslusif. Kemudian pada hari
kedua diawali dengan mengisi daftar hadir dan diberikan pemaparan materi
yang disertai dengan penayangan video, diselingi oleh kuis dan sesi diskusi.
Selanjunya pada pertemuan ketiga diawali dengan mengisi daftar hadir dan
mengisi post-test, kemudian dilaksanakan demo masak menu cemilan untuk ibu
hamil dan menyusui dari bahan pangan lokal yaitu daun katuk dan tempe, yang
diolah menjadi dumpling ayam daun katuk dan bolu tempe.

B. Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) bersumber dari uang
pribadi berkelompok dengan jumlah Rp. 310.000 per individu. Anggota
kelompok berjumlah 4 orang dan jumlah yang didapat untuk biaya pelaksanaan
yaitu Rp. 1.240.000. Biaya pengeluaran digunakan untuk penyuluhan dan
1
9

pembuatan menu. Rincian pemasukan dan pengeluaran dapat dilihat pada Tabel
3 dan Tabel 4, sebagai berikut:
Tabel 3. Pemasukan Biaya Pelaksanaan PKL
No Nama Jumlah (Rp)
1 Adinda Aisyah Putri 310.000
2 Irene Nuariza Prasetyo 310.000
3 Natasya Amabel 310.000
4 Siti Fatiya Laila Rahmah 310.000
Total 1.240.000

Tabel 4. Pengeluaran Biaya Pelaksanaan PKL


Kebutuhan Kuantitas Harga Jumlah (Rp) Keterangan
satuan (Rp)
Cetak surat 2 3.000 6.000
undangan +
map coklat
Cetak kuesioner 120 1.000 120.000
Pre-Test dan Post-
Test
Doorprize 4 40.000 160.000
Snack box (hari ke 40 box 5.400 216.000
1)
Snack box (hari ke 35 box 5.400 189.000
2)
Snack box (hari ke 30 box 5.800 174.000
3)
Air mineral (hari ke 3 box 18.000 54.000
1, 2, 3)
Cetak banner, 1 200.000 200.000
leaflet dan poster
Pulpen 2 pack 24.000 48.000
20

Belanja bahan 1 59.000 59.000


demo masak
Double tape dan 2 7.000 14.000
tali tambang kecil
Total 1.240.000

Total pemasukan dana awal yaitu sebesar Rp. 1.240.000. Setelah


digunakan tidak ada dana yang tersisa, artinya pengaluaran dana sudah
tercukupi.

C. Analisis Data Pre-test dan Post-test


1. Distribusi Frekuensi Pre-test dan Post-test
Berdasarkan hasil penilaian yang telah diperoleh melalui uji pre-test dan
post-test pada responden, didapatkan hasil persentase distribusi frekuensi
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi frekuensi pre-test dan post-test tentang Stunting dan ASI
Eksklusif
2
1

Kurang - - - -
Total 26 100 26 100

Arikunto (2017) membuat kategori tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku


seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasari oleh nilai persentasi, yaitu
sebagai berikut :
a. Baik : ≥ 76-100 %
b. Cukup : 60-75%
c. Kurang : ≤ 60 %

Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa hasil pre-test tentang pengetahuan


stunting dan ASI ekslusif terdapat 6 orang (23%) yang memiliki pengetahuan
dengan kategori baik, 6 orang (23%) yang memiliki pengetahuan dengan kategori
cukup dan 14 orang (54%) memiliki pengetahuan dengan kategori yang kurang.
Sedangkan pada hasil post-test terdapat 18 orang (70%) memiliki pengetahuan
dengan kategori baik, 4 orang (15%) dengan kategori cukup dan 4 orang (15%)
dengan kategori kurang. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan
pengetahuan kategori baik dari 6 orang (23%) menjadi 18 orang (70%) yang mana
meningkat sebanyak 12 orang (47%) , kategori pengetahuan cukup dari 6 orang
(23%) mengalami penurunan menjadi 4 orang (15%) dan kategori kurang dari 14
orang (54%) mengalami penurunan menjadi 4 orang (15%) antara pre-test dan
post- test.
Pada kategori sikap dalam pre-test terdapat 23 orang (88%) dengan
kategori sikap yang baik, 3 orang (12%) dengan kategori cukup dan tidak ada
responden dengan kategori kurang. Sedangkan hasil sikap dalam post-test terdapat
22 orang (85%) dengan kategori baik, 4 orang (15%) dengan kategori cukup dan
tidak ada responden dengan kategori kurang. Hal tersebut menunjukan bahwa
adanya penurunan hasil pada saat post-test sebanyak 1 orang (3%).

Pada kategori perilaku dalam pre-test terdapat 25 orang (96%) dengan


perilaku kategori baik, 1 orang (4%) dengan kategori cukup dan tidak ada
responden dengan kategori kurang. Sedangkan pada hasil perilaku post-test
terdapat26 orang (100%) dengan kategori baik. Hal tersebut menunjukan bahwa
adanya
22

kenaikan sebanyak 1 orang (4%), dimana hasil tersebut menunjukan bahwa


seluruh responden termasuk kategori baik setelah mendapat penyuluhan.

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa adanya peningkatan


pengetahuan, penurunan sikap dan peningkatan perilaku antara pre-test dan post-
test.

2. Uji Normalitas Data


Uji normalitas pada data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-
Wilk karena jumlah sampel ≤50 sampel, yaitu 26 sampel. Hasil uji normalitas data
disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk
Kategori p Kesimpulan
Pre-test Pengetahuan 0,245 Normal
Post-test Pengetahun 0,002 Tidak Normal
Pre-test Sikap 0,000 Tidak Normal
Post-test Sikap 0,000 Tidak Normal
Pre-test Perilaku 0,000 Tidak Normal
Post-test Perilaku 0,000 Tidak Normal
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji normalitas menunjukan bahwa data pre-test
pengetahuan berdistribusi normal (p>0,05), post-test pengetahuan berdistribusi
tidak normal (p<0,05), pre-test dan post-test sikap berdistribusi tidak normal
(p<0,05), pre-test dan post-test perilaku berdistribusi tidak normal (p<0,05).
Sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon Signed Test.

3. Uji Wilcoxon Signed Test


Untuk menjawab hipotesis pada penelitian, maka dilakukan pengujian
menggunakan uji Wilcoxon Signed Test. Uji Wilcoxon Signed Test merupakan uji
statistik nonparametris yang digunakan untuk megukur perbedaan 2 kelompok
data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi data berdistribusi tidak
normal. Dasar pengambilan hasil dalam uji Wilcoxon Signed Test adalah:
2
3

a) Nilai asymp sig. (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan
(H0 ditolak H1 diterima)
b) Nilai asymp sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang
siginifikan (H0 diterima H1 ditolak)

1) Uji Wilcoxon Signed Test Pre-test dan Post-Test Pengetahuan


Hasil uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test pengetahuan
disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 6. Uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test pengetahuan
Ranks
N Mean Sum of
Hasil post-test Rank Ranks
pengetahuan – Negative Ranks 1(a) 7.00 7.00
Hasil pre-test Positive Ranks 20(b) 11.20 224.00
pengetahuan Ties 5(c)
Total 26
a. Hasil post-test pengetahuan < Hasil pre-test pengetahuan
b. Hasil post-test pengetahuan > Hasil pre-test pengetahuan
c. Hasil post-test pengetahuan = Hasil pre-test pengetahuan

Test Statistics
Asymp sig. (2-tailed) .000

Dapat diketahui bahwa p-value uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan
post-test pengetahuan menunjukan p = <0,05 yaitu p = 0,000, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara pre-test dan post-test kategori pengetahuan.

2) Uji Wilcoxon Signed Test Pre-test dan Post-Test Sikap

Hasil uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test sikap disajikan
dalam tabel dibawah ini :
24

Tabel 7. Uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test sikap
Ranks
N Mean Sum of
Hasil post-test Rank Ranks
pengetahuan – Negative Ranks 5(a) 4.40 22.00
Hasil pre-test Positive Ranks 4(b) 5.57 23.00
pengetahuan Ties 17(c)
Total 26
a. Hasil post-test pengetahuan < Hasil pre-test pengetahuan
b. Hasil post-test pengetahuan > Hasil pre-test pengetahuan
c. Hasil post-test pengetahuan = Hasil pre-test pengetahuan

Test Statistics
Asymp sig. (2-tailed) .951

Dapat diketahui bahwa p-value uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan
post-test sikap menunjukan p = >0,05 yaitu p = 0,951, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara pre-test dan post-test kategori pengetahuan.

3) Uji Wilcoxon Signed Test Pre-test dan Post-Test Perilaku


Hasil uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test perilaku disajikan
dalam tabel dibawah ini :

Tabel 8. Uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan post-test perilaku
Ranks
N Mean Sum of
Hasil post-test Rank Ranks
pengetahuan – Negative Ranks 0(a) .00 .00
Hasil pre-test Positive Ranks 7(b) 4.00 28.00
pengetahuan Ties 19(c)
Total 26
2
5

a. Hasil post-test pengetahuan < Hasil pre-test pengetahuan


b. Hasil post-test pengetahuan > Hasil pre-test pengetahuan
c. Hasil post-test pengetahuan = Hasil pre-test pengetahuan

Test Statistics
Asymp sig. (2-tailed) .014

Dapat diketahui bahwa p-value uji Wilcoxon Signed Test pada pre-test dan
post-test perilaku menunjukan p = <0,05 yaitu p = 0,014, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara pre-test dan post-test kategori pengetahuan.
26

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
 Hasil uji Wilcoxon pada program Geulis Pisan adalah H0
ditolak dan H1 diterima pada Variabel Pengetahuan dan
Perilaku, menandakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil Pre-Test dan Post-Test.
 H0 diterima dan H1 ditolak pada Variabel Sikap, menandakan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
Pre- Test dan Post-Test.

B. Saran
Perlu diadakan kelas ibu hamil dan ibu menyusui dimana di
dalamnya berisi praktek menyusui, praktek merawat dan memijat
payudara, serta praktek pembuatan MPASI yang bergizi. Tujuannya
adalah agar pengetahuan ibu dapat berkembang dan meningkat dengan
diimplemenasikan melalui sikap dan perilaku.
2
7

DAFTAR PUSTAKA

1. Alfaridh, AY., Azizah AN., Ramadhaningtyas, A., Maghfiroh, DF., Emizia.,


Amaria, H., Mubarokah, K., Arifatuddina, M., Shafira, N., Widyasanti, N.,
Kumala, SS., & Nurwahyuni, A. 2021. Pentingnya kesadaran dan pengetahuan
tentang ASI eksklusif pada remaja dan ibu dengan penyuluhan serta
pembentukan kader melalui komunitas "CITALIA". Jurnal Pengabdian
Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas), 1(2):119-127.
2. Elviani, W., Hasneli, Y., & Lestari, W. 2020. Gambaran pemberian prelakteal
pada neonatus di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 7(1):16-25
3. Jauhari, I., Fitriani, R., & Bustami. 2018. Perlindungan Hak Anak terhadap
Pemberian Air Susu Ibu (ASI). Yogyakarta (ID) : Deepublish.
4. Kementerian Kesehatan Promkes. 2018. Manfaat ASI eksklusif untuk ibu dan
bayi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
6. Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014
7. Suciati, S., & Wulandari, S. 2020. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
asi eksklusif: literature review. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan, 10(2):1–6
8. Sutarto., Mayasari, D., & Indriyani, R. 2018. Stunting, faktor resiko dan
pencegahannya. Jurnal Agromedicine, 5(1):540-545
9. Wijaya FA. 2019. ASI eksklusif: nutrisi ideal untuk bayi 0-6 bulan. Cermin
Dunia Kedokteran, 46(4):296-300.
10. World Health Organization. 2019. Nutrition Landscape Information System
(NLIS): Country profile indicators interpretation guide [2nd edition]
11. Yuwanti., Mulyaningrum, FM., Susanti, MM. 2021. Faktor-faktor yang
mempengaruhi stunting pada balita di Kabupaten Grobogan. Jurnal Keperawatan
dan Kesehatan Masyarakat, 10(1):74-84.1
28

LAMPIRAN

Lampiran 1

1) Video kegiatan acara GEULIS PISAN


https://bit.ly/Dokumentasi_GEULISPISAN_Kelompok2
C

2) Foto Kegiatan

a. Pengurusan Perizinan Program GEULIS PISAN

b. Pelaksanaan Acara GEULIS PISAN


1. Hari ke 1 (FGD mengenai Stunting dan ASI Eksklusif dan
Melakukan Pengisian Kuesioner Pre-Test)
2
9

2. Hari ke 2 (Penyampaian Materi tentang Stunting dan ASI


Eksklusif, Senam Bersama dan Tanya Jawab)
30

3. Hari ke 3 (Kegiatan Demo Masak Menu Ibu Hamil dan Ibu


Menyusui yaitu Dumpling Daun Katuk dan Cake Tempe
dan Melakukan Pengisian Kuesioner Post-Test)
3
1

3) Media Pendukung
32
3
3
34
3
5
36
3
7
38
3
9
40
4
1
42
4
3
44
4
5
46
4
7
48
4
9
50
5
1
52
5
3
54

Lampiran
2
Susunan Acara
Tabel 9. Susunan Acara GEULIS PISAN hari ke-1 (17 Oktober 2022)
NO JAM KEGIATAN KET PJ
1. 08.30 – 09.00 Registrasi peserta Absensi kehadiran Ibu Yati
2. 09.05 – 09.10 Pembukaan acara Sambutan kepada Natasya Amabel
GEULIS PISAN Bpk. Dario
hari pertama oleh Amirullah dan
MC Bpk.
Reinhard selaku
lurah Panaragan dan
Bu Emi dan Kak
Salma selaku
pembimbing di
Puskesmas Merdeka
3. 09.12 – 09.15 Menyanyikan lagu Di ikuti oleh semua Siti Fatiya
Indonesia Raya peserta
4. 09.20 – 09.25 Pembukaan acara Sambutan acara oleh Bpk. Dario
oleh lurah Bpk. Dario Amirullah
Panaragan Amirullah
5. 09.25 – 09.30 Pembukaan acara Sambutan dan Irene Nuariza
oleh ketua penjelasan mengenai
kelompok 2C Output Program
GEULIS PISAN
6. 09.35 – 10.00 Pengisian Kuesioner mengenai Semua peserta
Kuesioner Pre-Test pengetahuan, sikap
dan perilaku tentang
Stunting dan ASI
Eksklusif
7. 10.10 – 10.40 Diskusi bersama Diskusi tentang Semua peserta
permasalahan
Stunting dan
pemberian ASI
Eksklusif
5
5

8. 10.40 – 10.45 Penutupan acara Do’a bersama Natasya Amabel


GEULIS PISAN
hari pertama oleh
MC
9. 10.50 – 10.55 Foto bersama Banner dan kamera Adinda Aisyah
10. 10.55 – 11.00 Penandatanganan Bukti kehadiran dan Semua peserta
absensi dan komitmen acara
komitmen GEULIS PISAN
56

Lampiran
3
Susunan Acara
Tabel 10. Susunan Acara GEULIS PISAN hari ke-2 (19 Oktober 2022)
NO JAM KEGIATAN KET PJ
1. 08.30 – 09.00 Registrasi peserta Absensi kehadiran Adinda Aisyah
2. 09.05 – 09.10 Pembukaan acara Sambutan kepada Natasya Amabel
GEULIS PISAN Bu Emi dan Kak
hari kedua oleh MC Salma selaku
pembimbing di
Puskesmas
Merdeka
3. 09.12 – 09.15 Menyanyikan lagu Di ikuti oleh semua Operator
Indonesia Raya peserta
4. 09.20 – 09.50 Penyampaian Materi mengenai Irene Nuariza
materi ke 1 pengertian
Stunting,
penyebab, dampak
dan upaya
pencegahan
Stunting
5. 09.50 – 10.00 Diskusi materi Diskusi seputar Semua peserta
permasalahan
Stunting yang
sudah di
presentasikan
6. 10.00 – 10.05 Senam bersama Lagu-lagu gizi Semua peserta
7. 10.07 – 10.15 Quiz Tentang materi Semua peserta
Stunting
8. 10.20 – 10.50 Penyampaian Materi mengenai Siti Fatiya
materi ke 2 pengertian ASI
Eksklusif, jenis-
jenis ASI,
komposisi,
manfaat, dan faktor
5
7

keberhasilan ASI
Eksklusif
9. 10.50 – 11.00 Diskusi materi Diskusi seputar Semua peserta
ASI Eksklusif
yanng sudah
dipresentasikan
10. 11.00 – 11.05 Penutupan acara Penutupan dan Natasya Amabel
GEULIS PISAN penyampaian
hari kedua oleh MC informasi
58

Lampiran
4
Susunan Acara
Tabel 11. Susunan Acara GEULIS PISAN hari ke-3 (22 Oktober 2022)

NO JAM KEGIATAN KET PJ


1. 09.00 – 09.05 Registrasi peserta Absensi kehadiran Bu Yati
2. 09.10 – 09.30 Pengisian Kuesioner mengenai Semua peserta
Kuesioner Post- pengetahuan, sikap
Test dan perilaku tentang
Stunting dan ASI
Eksklusif
3. 09.35 – 10.35 Demo masak Pengolahan menu dari Adinda Aisyah
pangan lokal untuk ibu dan Natasya
hamil dan ibu Amabel
menyusui yaitu
Dumpling Daun Katuk
dan Cake Tempe
4. 10.35 – 10.40 Pemberian Pemberian doorprize Irene, Adinda,
Doorprize kepada para pemenang Siti Fatiya,
yang sudah menjawab Natasya
quiz dengan benar
5. 10.45 – 10.55 Penutupan acara Penyampaian Kelompok 2C
GEULIS PISAN Terimakasih kepada
hari ketiga oleh semua peserta (ibu
Kelompok 2C hamil, ibu menyusui
dan kader) yang sudah
berpartisipasi pada
acara GEULIS
PISAN
di hari ke 1, 2 dan ke 3
6. 10.55 – 11.00 Foto bersama Banner dan kamera Operator
5
9

Lampiran 5
60
6
1
62
6
3
64
6
5
66
6
7
68
6
9
70
7
1
72
7
3
74
7
5
Lampiran 6
76
7
7
78
7
9
80
8
1
82
8
3
84

Anda mungkin juga menyukai