Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA KONSELING ASUHAN GIZI ATLET WANITA

PADA CABANG OLAHRAGA MENEMBAK

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk PKL Gizi Olahraga

Disusun oleh:

Laras Puji Multazami

6511417053

PROGRAM STUDI GIZI S1

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
Pokok Bahasan :Penatalaksanaan gizi atlet sebelum, saat, dan setelah
pertandingan, Gizi Seimbang

Sasaran :An K

Target :Memberikan informasi kepada atlet mengenai


penatalaksanaan gizi atlet sebelum, saat, dan setelah
pertandingan, gizi seimbang

Waktu :50 menit

Hari/Tanggal :Kamis, 26 November 2020 dan Senin, 30 November 2020

Tempat :via whatsapp

1.1. Latar Belakang

Olahraga dan asupan nutrisi adalah kebutuhan yang penting untuk tubuh

manusia agar mencapai kesehatan yang optimal dan terhindar dari penyakit,

banyak yang menjadikan olahraga merupakan suatu rutinitas yang harus dilakukan

oleh beberapa orang, contohnya adalah atlet-atlet yang akan diikutsertakan untuk

lomba. Pada saat mereka melakukan latihan, mereka memerlukan energi yang

lebih dibandingkan orang normal, sehingga disinilah asupan nutrisi berperan

penting untuk memberikan energi terhadap atlet-atlet yang sering melakukan

latihan-latihan. Nutrisi merupakan zat gizi dalam makanan yang dibutuhkan

organisme untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan

fungsinya. Nutrisi merupakan sebuah kebutuhan untuk mencapai tubuh yang sehat

dan terhindar dari penyakit (Yazid et al., 2014).


Nutrisi terbagi menjadi duagolongan , yaitu makronutrisi dan mikronutrisi,

asupan nutrisi yang menghasilkan banyak energi tergantung dari makronutrisi

sedangkan mikronutrisi dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan

makronutrisi dan biasanya didapatkan dari hasil pemecahan dari sistem

pencernaan. Dalam hal ini ilmu yang mempelajari nutrisi dan olahraga adalah

“nutrisi olahraga“ (Yazid et al., 2014). Banyak atlet yang tidak mengetahui akan

pentingnya asupan nutrisi, mereka lebih mengutamakan latihan secara terus

menerus, sehingga dengan adanya sport nutrition ini akan membantu atlet lebih

baik lagi dalam mengatur intensitas latihan serta nutrisi yang cukup untuk

tubuhnya, karena dalam prinsip nutirisi food intake harus sama dengan output

sehingga baru disebut dengan keseimbangan energi. Apabila tidak terjadi

keseimbangan tersebut , misalnya pada atlet yang output lebih besar dari food

intake akan mengalami badan lemas, tidak ada tenaga untuk latihan selanjutnya,

dan mudah terkena penyakit (L et al., 2013).

Berdasarkan Acceptable Macronutrient Distribution Ranges (AMDR)

yang harus dipenuhi oleh setiap orang setiap harinya untuk menjadikannya energy

untuk melakukan kegiatan sehari-hari, yaitu: karbohidrat, lemak, protein, mineral

dan vitamin. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sekitar 50-60% dari energi

output, lemak dibutuhkan oleh tubuh sekitar 10-20% dari energi output,

sedangkan lemak dibutuhkan oleh tubuh sekitar 20-25% dari energi output, dan

para ahli setuju untuk menghitung asupan energi makronutrisi ini dalam g/kg /hari

agar tidak terjadi salah penghitungan , terutama pada atlet yang memerlukan

asupan nutrisi yang tinggi dan rendah (L et al., 2013).


Menembak merupakan olahraga endurance atau ketahanan dimana asupan

karbohidrat sangat penting diperhatikan. Atlet dengan latihan berat, memerlukan

energy expenditure 2-3 kali lebih besar dari individu yang tidak berlatih. Besar

kebutuhan energy bergantung pada tiga area energy yang dikeluarkan yaitu basal

metabolisme rate + spesifik dinamika action + aktivitas fisik. Berdasarkan latar

belakang diatas maka diperlukan konseling gizi kepada atlet mengenai kebutuhan

gizinya mulai dari sebelum bertanding, saat bertanding, dan setelah bertanding,

agar energy yang atlet keluarkan seimbang dengan energy yang dikonsumsi atlet

(Nugroho, 2015).

1.2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan konseling gizi diharapkan atlet mampu memperbaiki

gaya hidup dan pola makan menjadi lebih baik dan sesuai dengan kondisinya saat

ini.

1.3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan tindakan konsleing gizi pada atlet taekwondo diharapkan

mampu:

1. Mengetahui tentang penatalaksanaan gizi sebelum bertanding, saat

bertanding, dan setelah bertanding

2. Mengetahui pengertian gizi seimbang

3. Mengetahui tujuan dan syarat diet

4. Mengatahui pengaturan makan dengan memperhatikan komposisi dan variasi

bahan makanan yang dikonsumsi

5. Mengetahui 4 pilar gizi seimbang


6. Mengetahui cara penghitungan status gizi

7. Mengetahui isi dari piring makanku dan anjuran porsi dalam setiap kali

makan

1.4. Garis Besar Materi

1. Penatalaksanaan gizi sebelum bertanding, saat bertanding, dan setelah

bertanding

2. Diet gizi seimbang

3. Indeks masa tubuh untuk mengatahui status gizi

4. Isi piringku

1.5. Metode

Metode yang digunakan dalam konseling ini adalah ceramah dan Tanya

jawab

1.6. Media

Media yang digunakan dalam konseling gizi adalah leaflet

penatalaksanaan gizi atlet, leaflet gizi seimbang, poster gizi seimbang, dan poster

isi piringku

1.7. Pengorganisasian

1. Konselor

Seorang konselor gizi mempunyai peran fasilitator dan motivator.

Konselor harus dapat berperan dalam membantu orang lain (klien) mengenali

masalahnya, menentukan dan memilih pemecahan masalah serta membantu

klien dalam mengambil keputusan pemecahan masalah gizi yang dihadapi.


Konselor berperan dalam memotivasi klien dalam mengatasi masalah yang

dihadapi

2. Atlet/Penerima Konseling

Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat

tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta

memiliki latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada

dirinya. Atlet yang mendapat konseling gizi dengan tujuan untuk menambah

informasi/pengetahuan atlet menganai makanan dan gizi dan atlet juga berhak

untuk mendapatkan intervensi gizi yang telah disepakati dengan konselor.

1.8. Rincian Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Konseling Kegiatan Audience


Konseling Penatalaksanaan Gizi Atlet
1. Pembukaan 1 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam

 Perkenalan
2. Isi 20 menit  Penatalaksaan gizi  Mendengarakan

sebelum bertanding konseling

 Penatalaksanaan  Atlet menanggapi

gizi saat bertanding konseling yang

 Penatalaksanaan diberikan

gizi setelah

bertanding

 Tanya jawab
3. Penutup 5 menit  Menanyakan  Atlet bersedia

kesediaan atlet untuk mengikuti diet


mengikuti diet  Terjadi kesepakatan

 Menanyakan jadwal antara atlet dan

evaluasi konselor mengenai

 Memberikan jadwal evaluasi

kesimpulan dari  Atlet menjawab salam

konseling gizi

 Mengucapkan salam
Konseling Gizi Seimbang
1. Pembukaan 1 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam

 Perkenalan
2. Isi 20 menit  Gizi seimbang  Mendengarakan

 4 pilar gizi seimbang konseling

 Status gizi  Atlet menanggapi

 Isi piringku konseling yang

diberikan
 Indeks masa tubuh

 Tanya jawab
3. Penutup 5 menit  Menanyakan  Atlet bersedia

kesediaan atlet untuk mengikuti diet

mengikuti diet  Terjadi kesepakatan

 Menanyakan jadwal antara atlet dan

evaluasi konselor mengenai

 Memberikan jadwal evaluasi

kesimpulan dari  Atlet menjawab salam

konseling gizi

 Mengucapkan salam
1.9. Materi

1.9.1. Penatalaksanaan gizi atlet

a. Sebelum bertanding

Pada saat memasuki masa kompetisi yang relatif lebih singkat

daripada masa latihan, maka atlet perlu dengan cepat menyesuaikan diri

dengan penyediaan makanan yang ada. Setelah proses pembiasaan dengan

menu makanan setempat dilakukan, maka atlet perlu menyesuaikan jadwal

makan dengan jadwal bertanding (เพ็ชราภรณ์, 2557). Makanan yang dapat

disarankan sesuai jadwal bertanding adalah sebagai berikut:

 Menu makanan lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur

dan buah atau makanan seperti saat sarapan dapat diberikan 4 jam

sebelum bertanding

 Satu hingga dua jam sebelum bertanding masih dapat diberikan snack

dan minuman

 Menu makanan lengkap atau snack hendaknya mengandung tinggi

karbohidrat dan rendah lemak

 Pada saat menimbang BB ada tips yang dapat diberikan kepada atlet,

sebagai contoh kurangi makanan yang rasanya asin, karena makanan

asin akan menarik cairan dan menambah BB.

 Minuman yang kadar gulanya terlalu tinggi dan diberikan 30-60 menit

sebelum bertanding dapat meningkatkan glukosa darah dan insulin

yang kurang baik bagi penampilan olahraga.


b. Saat bertanding

Pada saat bertanding maka makanan dan minuman yang dapat

diberikan disesuaikan dengan jenis olahraga dan lama pertandingan. Pada

saat pertandingan dapat disarankan kepada atlet :

 Minum sebelum bertanding dan selama bertanding yaitu pada saat

istirahat, atau ke pinggir lapangan sepakbola misalnya untuk minum

sebentar kemudian langsung kembali ke lapangan. Cairan yang

diminum dapat berbentuk air putih atau sport drink. Sport drink adalah

minuman yang selain cairan juga mengandung elektrolit dan energi.

 Pada olahraga enduran, olahraga yang memerlukan waktu yang lama

sebagai contoh lari maraton atau balap sepeda jalan raya maka selain

cairan dapat juga diberi makanan cair atau makanan padat. Makanan

padat dapat diberi dalam bentuk pisang atau biskuit.

c. Setelah bertanding

Setelah pertandingan selesai merupakan masa memulihkan

simpanan glikogen otot, mengganti cairan dan elektrolit yang hilang

bersama keringat serta untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan

pertandingan dan beradaptasi dengan beban yg baru. Semakin cepat

cadangan glikogen diisi maka semakin banyak glikogen otot yang dapat

disimpan. Keterlambatan mengkonsumsi makanan dan minum dapat

menghambat penyimpanan glikogen otot. Tahapan pengaturan gizi adalah

sebagai berikut:
 Langsung minum untuk mengganti cairan yang keluar melalui urin

dan keringat.

 Kemudian 1-2 jam setelah selesai bertanding dapat mengkonsumsi

makanan kecil atau snack serta minuman.

 Setelah 3-4 jam selesai bertanding dilanjutkan makan makanan

lengkap yaitu nasi, lauk pauk, sayur dan buah serta minuman.

1.9.2. Gizi seimbang

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat

gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup

bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi

(Kementrian Kesehatan RI, 2014).

1.9.3. Status gizi

Status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan

penggunaan makanan oleh tubuh. Status gizi dibedakan menjadi tiga kategori,

yaitu status gizi kurang, status gizi normal, dan status gizi lebih.

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat

atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya

yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa,

I.D.N, 2013). Indeks Massa Tubuh didefinisikan sebagai berat badan seseorang

dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter (kg/m 2 ) (Irianto,

2017). Rumus untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah sebagai

berikut:
Berat Badan( kg)
IMT=
[Tinggi Badan( m)]2

Tabel Klasifikasi IMT menurut Kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


Underweight (berat badan kurang) < 18,5

Normal 18,5 – 22,9

Overweight (berat badan lebih) ≥ 23

Beresiko 23 – 24,9

Obes I 25 – 29,9

Obes II ≥ 30

1.9.4. 4 pilar gizi seimbang

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya

merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang

keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur.

1. Mengkonsumsi makanan beragam

Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis

zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan

mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi

baru lahir sampai berusia 6 bulan.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih


Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan

seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi.

a. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum

makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan

minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan

terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara

lain kuman penyakit typus dan disentri

b. Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan

dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa

berbagai kuman penyakit

c. Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan

kuman penyakit

d. Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit

kecacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh

termasuk olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan

antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam

tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga

memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme

zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan

zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

4. Mempertahankan dan memantau berat bdan normal


Pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian

dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah

penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan

dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

1.9.5. Isi piringku

Piring makanku: sajian sekali makan, dimaksudkan sebagai panduan yang

menunjukkan sajian makanan dan minuman pada setiap kali makan (misal

sarapan, makan siang dan makan malam). Visual Piring Makanku ini

menggambarkan anjuran makan sehat dimana separoh (50%) dari total jumlah

makanan setiap kali makan adalah sayur dan buah, dan separoh (50%) lagi

adalah makanan pokok dan lauk-pauk. Piring Makanku juga menganjurkan

makan bahwa porsi sayuran harus lebih banyak dari porsi buah, dan porsi

makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk-pauk. Piring makanku juga

menganjurkan perlu minum setiap kali makan, bisa sebelum, ketika atau

setelah makan.

1.10.Hasil

Setelah dilakukan konseling gizi pada An K seorang atlet menembak

didapatkan hasil berupa peningkatan pengetahuan atlet, kesepakatan antara

konselor dan atlet mengenai pemberian diet, dan kesanggupan atlet untuk menerima

diet dan melakukan olahraga.

1.11.Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah 5 hari dari konseling gizi yang bertujuan untuk

melihat perkembangan pengetahuan atlet, asupan atlet, dan berat badan atlet setelah
diberikan konsleing dan intervensi gizi. Asupan makan dilakukan monitoring setiap

hari dengan metode food recall 24 jam dan pada hari ke-5 dilakukan monitoring

antopometri yaitu berat badan. Diketahui bahwa asupan atlet setelah intervensi

mengalami penurunan daripada sebelum intervensi dan berat badan atlet bertambah

sebanyak 2 kg menjadi 62 kg.

1.12.Daftar Pustaka

Irianto. (2017). Pedoman Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. CV. Andi

Offset.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman PGSKesehatan,. Pedoman Gizi

Seimbang, 1–99.

L, L. H. S., N, B., & G, W. (2013). Dietary Intakes and Eating Habits of College

Athletes : Are Female College Athletes Following the Current Sport

Nutrition Standards. Journal of American College Health, 1, 10–16.

Nugroho, S. (2015). Peran Nutrisi Bagi Olahragawan. Medikora, 1, 103–122.

https://doi.org/10.21831/medikora.v0i1.4709

Supariasa, I.D.N, D. (2013). Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.

Yazid, M., Bastianudin, A., Saputra, T., Triatmojo, S., Pertiwiningrum, A.,

Perdana, D. A., Ebrianto, A. L., Sari, T. I., Sumatera, K., Darmanto, A.,

Soeparman, S., Widhiyanuriawan, D., Khaerunnisa, G., Rahmawati, I., Putri,

A., Salahuddin, N. S., Gumay, M. G., Wisudawati, N., Gustiar, F., …

Rahardjo, S. (2014). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における

健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Jurnal Teknologi Kimia


Dan Industri, 2(1), 1–7. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-

s2.0-33645547325%7B&%7DpartnerID=40%7B&

%7Dmd5=5c937a0c35f8be4ce16cb392381256da

%0Ahttp://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/4/6%0Ahttp://dx.doi.org/

10.1016/j.biortech.2008.12.046%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/

เพ็ชราภรณ์, ช. (2557). No Title ภาวะผู ้นำองค์กรและการจัดการทีม


่ ป ิ ธิภาพ
ี ระสท

โรงพยาบาลรัฐ. วารสารสั งคมศาสตร์วชิ าการ, 7(2), 1–16.

1.13.Lampiran

Video konseling gizi kepada An K, atlet menembak:

https://drive.google.com/file/d/1eSuuXvX2rOdcLfUc4ywBFjo8WHlBpZxc/view?

usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai