Disusun oleh:
6511417053
2020
Pokok Bahasan :Penatalaksanaan gizi atlet sebelum, saat, dan setelah
pertandingan, Gizi Seimbang
Sasaran :An K
Olahraga dan asupan nutrisi adalah kebutuhan yang penting untuk tubuh
manusia agar mencapai kesehatan yang optimal dan terhindar dari penyakit,
banyak yang menjadikan olahraga merupakan suatu rutinitas yang harus dilakukan
oleh beberapa orang, contohnya adalah atlet-atlet yang akan diikutsertakan untuk
lomba. Pada saat mereka melakukan latihan, mereka memerlukan energi yang
organisme untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan
fungsinya. Nutrisi merupakan sebuah kebutuhan untuk mencapai tubuh yang sehat
pencernaan. Dalam hal ini ilmu yang mempelajari nutrisi dan olahraga adalah
“nutrisi olahraga“ (Yazid et al., 2014). Banyak atlet yang tidak mengetahui akan
menerus, sehingga dengan adanya sport nutrition ini akan membantu atlet lebih
baik lagi dalam mengatur intensitas latihan serta nutrisi yang cukup untuk
tubuhnya, karena dalam prinsip nutirisi food intake harus sama dengan output
keseimbangan tersebut , misalnya pada atlet yang output lebih besar dari food
intake akan mengalami badan lemas, tidak ada tenaga untuk latihan selanjutnya,
yang harus dipenuhi oleh setiap orang setiap harinya untuk menjadikannya energy
dan vitamin. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sekitar 50-60% dari energi
output, lemak dibutuhkan oleh tubuh sekitar 10-20% dari energi output,
sedangkan lemak dibutuhkan oleh tubuh sekitar 20-25% dari energi output, dan
para ahli setuju untuk menghitung asupan energi makronutrisi ini dalam g/kg /hari
agar tidak terjadi salah penghitungan , terutama pada atlet yang memerlukan
energy expenditure 2-3 kali lebih besar dari individu yang tidak berlatih. Besar
kebutuhan energy bergantung pada tiga area energy yang dikeluarkan yaitu basal
belakang diatas maka diperlukan konseling gizi kepada atlet mengenai kebutuhan
gizinya mulai dari sebelum bertanding, saat bertanding, dan setelah bertanding,
agar energy yang atlet keluarkan seimbang dengan energy yang dikonsumsi atlet
(Nugroho, 2015).
gaya hidup dan pola makan menjadi lebih baik dan sesuai dengan kondisinya saat
ini.
mampu:
7. Mengetahui isi dari piring makanku dan anjuran porsi dalam setiap kali
makan
bertanding
4. Isi piringku
1.5. Metode
Metode yang digunakan dalam konseling ini adalah ceramah dan Tanya
jawab
1.6. Media
penatalaksanaan gizi atlet, leaflet gizi seimbang, poster gizi seimbang, dan poster
isi piringku
1.7. Pengorganisasian
1. Konselor
Konselor harus dapat berperan dalam membantu orang lain (klien) mengenali
dihadapi
2. Atlet/Penerima Konseling
tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta
dirinya. Atlet yang mendapat konseling gizi dengan tujuan untuk menambah
informasi/pengetahuan atlet menganai makanan dan gizi dan atlet juga berhak
Perkenalan
2. Isi 20 menit Penatalaksaan gizi Mendengarakan
Penatalaksanaan diberikan
gizi setelah
bertanding
Tanya jawab
3. Penutup 5 menit Menanyakan Atlet bersedia
konseling gizi
Mengucapkan salam
Konseling Gizi Seimbang
1. Pembukaan 1 menit Mengucapkan salam Menjawab salam
Perkenalan
2. Isi 20 menit Gizi seimbang Mendengarakan
diberikan
Indeks masa tubuh
Tanya jawab
3. Penutup 5 menit Menanyakan Atlet bersedia
konseling gizi
Mengucapkan salam
1.9. Materi
a. Sebelum bertanding
daripada masa latihan, maka atlet perlu dengan cepat menyesuaikan diri
Menu makanan lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur
dan buah atau makanan seperti saat sarapan dapat diberikan 4 jam
sebelum bertanding
Satu hingga dua jam sebelum bertanding masih dapat diberikan snack
dan minuman
Pada saat menimbang BB ada tips yang dapat diberikan kepada atlet,
Minuman yang kadar gulanya terlalu tinggi dan diberikan 30-60 menit
diminum dapat berbentuk air putih atau sport drink. Sport drink adalah
sebagai contoh lari maraton atau balap sepeda jalan raya maka selain
cairan dapat juga diberi makanan cair atau makanan padat. Makanan
c. Setelah bertanding
cadangan glikogen diisi maka semakin banyak glikogen otot yang dapat
sebagai berikut:
Langsung minum untuk mengganti cairan yang keluar melalui urin
dan keringat.
lengkap yaitu nasi, lauk pauk, sayur dan buah serta minuman.
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi
penggunaan makanan oleh tubuh. Status gizi dibedakan menjadi tiga kategori,
yaitu status gizi kurang, status gizi normal, dan status gizi lebih.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat
atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya
I.D.N, 2013). Indeks Massa Tubuh didefinisikan sebagai berat badan seseorang
dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter (kg/m 2 ) (Irianto,
2017). Rumus untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah sebagai
berikut:
Berat Badan( kg)
IMT=
[Tinggi Badan( m)]2
Beresiko 23 – 24,9
Obes I 25 – 29,9
Obes II ≥ 30
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur.
a. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum
minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan
c. Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan
kuman penyakit
kecacingan.
tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga
zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
menunjukkan sajian makanan dan minuman pada setiap kali makan (misal
sarapan, makan siang dan makan malam). Visual Piring Makanku ini
menggambarkan anjuran makan sehat dimana separoh (50%) dari total jumlah
makanan setiap kali makan adalah sayur dan buah, dan separoh (50%) lagi
makan bahwa porsi sayuran harus lebih banyak dari porsi buah, dan porsi
makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk-pauk. Piring makanku juga
menganjurkan perlu minum setiap kali makan, bisa sebelum, ketika atau
setelah makan.
1.10.Hasil
konselor dan atlet mengenai pemberian diet, dan kesanggupan atlet untuk menerima
1.11.Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah 5 hari dari konseling gizi yang bertujuan untuk
melihat perkembangan pengetahuan atlet, asupan atlet, dan berat badan atlet setelah
diberikan konsleing dan intervensi gizi. Asupan makan dilakukan monitoring setiap
hari dengan metode food recall 24 jam dan pada hari ke-5 dilakukan monitoring
antopometri yaitu berat badan. Diketahui bahwa asupan atlet setelah intervensi
mengalami penurunan daripada sebelum intervensi dan berat badan atlet bertambah
1.12.Daftar Pustaka
Irianto. (2017). Pedoman Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. CV. Andi
Offset.
Seimbang, 1–99.
L, L. H. S., N, B., & G, W. (2013). Dietary Intakes and Eating Habits of College
https://doi.org/10.21831/medikora.v0i1.4709
Yazid, M., Bastianudin, A., Saputra, T., Triatmojo, S., Pertiwiningrum, A.,
Perdana, D. A., Ebrianto, A. L., Sari, T. I., Sumatera, K., Darmanto, A.,
s2.0-33645547325%7B&%7DpartnerID=40%7B&
%7Dmd5=5c937a0c35f8be4ce16cb392381256da
%0Ahttp://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/4/6%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1016/j.biortech.2008.12.046%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
1.13.Lampiran
https://drive.google.com/file/d/1eSuuXvX2rOdcLfUc4ywBFjo8WHlBpZxc/view?
usp=sharing