2
Ind
p
PANDUAN
PENDAMPINGAN GIZI
PADA ATLET
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
613.2
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Kesehatan Masyarakat
Panduan Pendampingan Gizi pada Atlet.—
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2021
ISBN 978-623-301-108-2
i
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Daftar Isi
Kata Pengantar i BAB IV. PERIODISASI LATIHAN DAN
Daftar Isi ii GIZI ATLET 16
Daftar Istilah iii A. Periodisasi Latihan 16
BAB I. PENDAHULUAN 1 B. Periodisasi Gizi 17
A. Latar Belakang 1 BAB V. ASUHAN GIZI OLAHRAGA 26
B Tujuan Buku 2 A. Pengkajian Gizi 26
C. Sasaran Buku 2 B. Diagnosis gizi 30
D. Dasar Hukum 2 C. Intervensi Gizi 31
E. Ruang lingkup 3 D. Monitoring dan Evaluasi Gizi 39
BAB II. PENDAMPINGAN GIZI PADA Daftar Pustaka 44
ATLET 4
Lampiran 1. Contoh Kasus 46
A.Permasalahan Terkait Pemenuhan Lampiran 2. Terminologi Pengkajian Gizi
Kebutuhan Gizi Atlet 4 dan Monev 64
B. Tujuan Pendampingan Gizi pada Atlet 5 Lampiran 3. Terminologi Diagnosis Gizi 68
C. Manfaat Pendampingan Pemenuhan Lampiran 4. Terminologi Intervensi Gizi 71
Gizi Pada Atlet 7
Lampiran 5. Rumus Kebutuhan Energi
D.Metode Latihan 8
Berdasarkan Jenis Kelamin
BAB III. PERAN ZAT GIZI DALAM dan Usia 73
MENUNJANG PERFORMA 9
Lampiran 6. DBMP 75
A. Karbohidrat 9 Lampiran 7. Contoh Formulir SQ-FFQ 78
B. Protein 11 Lampiran 8. Contoh Formulir
C. Lemak 12 Recall 24 jam 81
D. Vitamin dan Mineral 13 Lampiran 9. Contoh Formulir
E. Cairan 14 Food Record 83
F. Ergogenic Aids 15 Lampiran 10. Contoh Formulir Asuhan
Gizi Olahraga 85
Tim Penyusun 94
ii
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Daftar Istilah
Istilah Definisi
Atlet Pengolahraga yang mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk
mencapai prestasi (berdasarkan UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional)
Aktivitas fisik Setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi
Energy gels Makanan dalam bentuk gel yang memberikan tambahan energi saat latihan untuk mempercepat
proses pemulihan. Biasa digunakan pada atlet endurance seperti berlari dan bersepeda
Energy bars Tambahan makanan dalam bentuk snack berisikan sereal dan makanan tinggi energi lain untuk
meningkatkan energi secara cepat
Konseling gizi Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah antara tenaga gizi dan klien/pasien
untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku sehingga membantu klien/
pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi dan kesehatan yang dihadapi
Olahraga Salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur, terencana, dan
berkesinambungan dengan mengikuti aturan-aturan tertentu dan bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi
Olahraga prestasi Olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui kompetisi/pertandingan untuk mencapai prestasi dengan dukungan dan
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Olahraga prestasi dilakukan setiap orang yang
memiliki bakat, kemampuan, dan potensi untuk mencapai prestasi (berdasarkan UU Sistem
Keolahragaan Nasional No. 3 Tahun 2005)
Pelayanan gizi Suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu,
atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan,
analisis, simpulan, anjuran, implementasi, dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit
Pelayanan gizi Pemenuhan gizi atlet olahraga prestasi melalui penyelenggaraan makanan, edukasi/pendidikan,
olahraga prestasi dan konseling gizi sesuai kebutuhan dan kondisi atlet berbagai cabang olahraga
Periodisasi gizi Penatalaksanaan gizi selama masa periodisasi yang memiliki tujuan untuk mendukung latihan fisik
dan performa pada atlet
Periodisasi latihan Tahapan latihan yang dimulai dari bagaimana cara mengatur isi latihan, jadwal latihan, intensitas
latihan, volume, dan densitas latihan
Program latihan Serangkaian kegiatan latihan yang direncanakan untuk sehari-hari atlet sesuai dengan cabangnya
masing-masing
Rally point Situasi berlangsungnya sebuah permainan dimana masing-masing tim atau regu saling bertukar
pukulan yang diakhiri oleh keluarnya bola (mati) yang disebabkan tim lain tidak bisa mengantisipasi
datangnya bola yang di pukul oleh tim yang melakukan pukulan (servis)
Rubber set Pertandingan yang berakhir dengan babak tambahan
Sport drinks Minuman untuk membantu atlet menggantikan cairan, elektrolit, dan energi sebelum, sesaat, dan
setelah latihan atau pertandingan
Sports water Minuman untuk membantu atlet menggantikan cairan tanpa menambahkan karbohidrat sebelum,
sesaat, dan setelah latihan atau pertandingan
Taper Pengurangan beban latihan sebelum pertandingan yang bertujuan untuk mengurangi stres
fisiologis dan psikologis dari latihan sehari-hari sehingga dapat mengoptimalkan performa atlet
URT Ukuran yang biasa digunakan di rumah tangga sehari-hari untuk menaksir jumah pangan yang
(Ukuran Rumah Tangga) dikonsumsi atau dimasak. Satuan URT di antaranya: piring, gelas, sendok, mangkok, dll.
VO2max Volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang
intensif dinyatakan dalam liter per menit atau mililiter/menit/kg berat badan. Tinggi rendahnya
VO2max seseorang berhubungan dengan kemampuan aktivitas seseorang
iii
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
1. PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Setiap atlet harus memerhatikan pemenuhan
tentang Kesehatan menjelaskan bahwa asupan gizinya terutama pada keseimbangan
upaya perbaikan gizi bertujuan untuk antara asupan dan pengeluaran energi, baik
meningkatkan mutu gizi perorangan dan pada fase sebelum, saat, dan setelah latihan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan atau bertanding. Atlet yang mendapatkan
pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku asupan gizi sesuai dengan karakteristik
sadar gizi, peningkatan akses, dan mutu individu dan cabang olahraga akan memiliki
pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kecukupan gizi untuk berlatih dan meningkat-
ilmu dan teknologi. Upaya perbaikan gizi ini kan performa. Performa yang baik dari atlet
juga diperlukan terutama untuk para atlet di akan mendukung atlet memperoleh prestasi
Indonesia yang telah diatur dalam Keputusan terbaiknya.
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Semua pihak yang berkaitan terhadap prestasi
Nomor 156 Tahun 2019 di mana seorang
atlet harus memiliki dengan pengetahuan gizi
tenaga gizi memilik tugas untuk melakukan
yang baik. Namun, kondisi di lapangan saat ini
pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi,
menunjukkan bahwa atlet, pelatih, pembina,
serta monitoring dan evaluasi intervensi gizi
pengurus, sponsor, dan pihak lainnya belum
olahraga untuk mencapai prestasi sesuai
mempunyai pengetahuan dan komitmen yang
standar asuhan gizi yang berlaku.
kuat terkait pentingnya gizi dalam olahraga
Gizi adalah salah satu faktor penting untuk prestasi. Ketidaksesuaian komposisi tubuh
mendukung olahraga. Setiap zat gizi memiliki pada atlet, ketidakseimbangan cairan, kejadian
peran bagi tubuh dalam proses metabolisme. cedera, serta pemenuhan kebutuhan yang
Asupan gizi yang lengkap dan porsi yang belum sesuai rekomendasi yang berpengaruh
tepat akan membuat olahraga yang di- terhadap performa atlet.
lakukan menjadi lebih baik dan fungsi tubuh
juga akan maksimal1.
SUSU
1 P ENDA HU LUAN
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
B Tujuan Buku
Tujuan Umum
Tersedianya panduan pendampingan gizi pada atlet
Tujuan Khusus
C Sasaran Buku
Pengguna buku Pendampingan Gizi pada Atlet adalah:
Tenaga gizi
Pengambil kebijakan dan pihak-pihak yang terkait,
seperti pengurus dan pembina untuk atlet
D Dasar Hukum
1 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
2 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3 Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga
Nasional
4 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 156 Tahun 2019 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Kesehatan
Manusia dan Aktivitas Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan Manusia bidang
Nutrisionis
5 Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 1516 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga
6 Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 1684 Tahun 2015 Persyaratan
Pemberian Penghargaan Olahraga kepada Olahragawan, Pembina Olahraga, Tenaga
Keolahragaan, dan Organisasi Olahraga
7 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
E Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam panduan ini meliputi:
Permasalahan gizi yang sering Peran zat gizi dalam menunjang
ditemui pada atlet performa atlet
Manfaat pendampingan gizi pada Periodisasi latihan dan gizi atlet
atlet Asuhan gizi olahraga
Metode latihan Mitos atau fakta seputar gizi olahraga
3 P ENDA HU LUAN
PA NDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
2. PENDAMPINGAN GIZI
PADA ATLET
A Permasalahan Terkait Pemenuhan
Kebutuhan Gizi Atlet
Peningkatan performa dan prestasi tidak hanya
berasal dari latihan yang dilakukan secara rutin,
tetapi asupan zat gizi yang seimbang dan teratur
juga merupakan faktor penting lainnya yang Suplemen
diperlukan untuk mendukung hal tersebut. Atlet
pada umumnya berfokus pada penggunaan
suplemen untuk meningkatkan performa Gizi Olahraga
kemudian mengesampingkan pentingnya gizi
seimbang dan pengaturan gizi olahraga. Padahal
seharusnya pemenuhan gizi atlet mengacu pada
Sport Nutrition Pyramid (piramida gizi olahraga). Diet Gizi Seimbang
Gizi seimbang merupakan fokus utama, dilanjut-
kan dengan pendampingan gizi olahraga dan
selanjutnya penggunaan suplemen bila diperlu- Gambar 1. Piramida Gizi Atlet2
kan. Piramida ini telah terbukti secara ilmiah dan
digunakan oleh para ahli serta tenaga gizi
olahraga.
Contoh Kasus
Seorang pelari maraton melakukan latihan endurance menggunakan rata-rata 80–85%
VO2max selama berlari. Untuk memenuhi hal tersebut, atlet membutuhkan oksigen lebih
banyak selama latihan. Asupan gizi apa yang perlu tenaga gizi perhatikan?
Jawaban:
Asupan gizi yang perlu diperhatikan adalah karbohidrat. Hal ini disebabkan karena hasil
metabolisme karbohidrat dapat memberikan energi lebih banyak dibandingkan lemak
atau protein, walaupun oksigen dalam tubuh terbatas.
C Manfaat Pendampingan
Pemenuhan Gizi Pada Atlet
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh atlet apabila mendapat pendampingan
gizi yang dilakukan oleh tenaga gizi, antara lain:
Atlet dapat memaksimalkan performanya melalui konsumsi makanan yang sesuai
dengan kebutuhan gizinya sehingga prestasi atlet dapat ditingkatkan
Atlet dapat mengetahui perhitungan kebutuhan gizi dan komposisi tubuhnya,
sehingga dapat dilakukan pengaturan konsumsi makanan sesuai dengan kebutuhannya
Atlet mendapatkan panduan pola makan yang tetap dan tepat sesuai dengan
berbagai fase latihan yang dijalankan
Menjawab berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan performa seperti
masalah cedera, kelelahan, jadwal latihan yang padat, recovery maksimal, permasalahan
lambung, status hidrasi, dan lain sebagainya
Menjawab berbagai mitos dan fakta yang berkaitan dengan masalah gizi berdasar-
kan dengan landasan ilmiah, sehingga semuanya dilakukan pada jalur yang tepat dan
benar
D Metode Latihan
Setiap latihan memiliki intensitas, durasi, dan frekuensi yang berbeda-beda3. Maka dari itu,
tenaga gizi harus mengetahui cabang olahraga dan periodisasi gizi atlet untuk menyesuaikan
kebutuhan gizi dengan latihan dan kondisi masing-masing atlet. Pengelompokkan olahraga
dapat dilakukan sesuai sistem metabolismenya, yaitu:
2
Durasi Anjuran Asupan Jenis Karbohidrat Bentuk
<30 menit Tidak diperlukan - jam
30–75 menit Mouth rinse Glukosa dan/atau Cairan
(kumur-kumur) fruktosa (sport drinks)
1-2 jam ≤30 g/jam Glukosa dan/atau 1 botol
fruktosa sport drinks sebelum pertandingan
agar pelepasan glukosa ke darah
2–3jam ≤60 g/jam Glukosa+fruktosa 2 porsi energy bars
(maltodekstrin) /energy gels
maksimal tepat saat bertanding
1-3
program carbohydrate-loading (CL). CL
merupakan strategi untuk memaksimalkan
cadangan glikogen. CL ditujukan untuk
membentuk cadangan glikogen, men-
Hari cegah terjadinya hipoglikemia (rendahnya
glukosa dalam darah), serta dapat
sebelum pertandingan dalam
porsi besar, yaitu menenangkan lambung. Peningkatan
8-10
cadangan karbohidrat (terutama glikogen
otot), dapat meningkatkan performa atlet
dari segi intensitas dan durasi.
g KH/kg BB/hari
Contoh bahan makanan dengan IG rendah, sedang, dan tinggi dapat dilihat di Tabel 3.
!"#$%&
!"!"
!"##
$%&'(
Perlu diingat, indeks glikemik makanan akan berubah jika dicampur dengan makanan lain,
contoh bisa dilihat di Tabel 4.
B Protein
Protein sangat penting bagi tubuh atlet, terutama untuk pertumbuhan jaringan otot dan juga
mendukung sistem imun tubuh. Pada atlet endurance dianjurkan mengonsumsi suplemen
Protein jenis BCAA (Branched-Chain Amino Acids) sebanyak 10–30 g/hari. Sumber energi
atlet endurance yang awalnya merupakan glikogen kemudian berubah menjadi asam amino
dari metabolisme otot. Kadar BCAA yang cukup pada tubuh dapat menunda rasa lelah dan
mengurangi pegal-pegal pada otot. Asupan protein sesaat setelah latihan atau pertandingan
dapat meningkatkan sintesis protein pada seluruh tubuh, hal ini dapat mendukung pem-
bentukan otot pada tubuh atlet dan mengoptimalkan masa pemulihan atlet.
C Lemak
Lemak adalah sumber energi yang penting bagi atlet karena lemak merupakan sumber energi
utama saat atlet dalam keadaan istirahat atau sedang menjalankan aktivitas yang intensitasnya
rendah sampai sedang. Lemak disimpan dalam tubuh pada jaringan adiposa dalam bentuk
trigliserida. Semua jenis lemak kecuali kolesterol dapat digunakan sebagai energi. Kolesterol
dalam jumlah yang tidak berlebih tetap diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan hormon-
hormon penting. Akan tetapi, asupan kolesterol yang berlebih dapat berisiko terjadinya
aterosklerosis.
Makanan sumber lemak dapat dikonsumsi oleh atlet ketika atlet ingin menekan rasa lapar untuk
beberapa jam ke depan karena lemak dapat memberikan rasa kenyanglebih lama dibandingkan
dengan sumber energi lainnya. Lemak jenis omega-3 sangat baik dimasukkan kedalam diet atlet
karena dapat mendukung pembentukan otot, perbaikan otot, mengurangi pegal otot, dan
meningkatkan sistem imun terutama saat pemulihan. Rekomendasi jumlah konsumsinya adalah
>3 g/hari8. Hal ini bisa didapatkan dari makanan tinggi omega-3 yang bisa dilihat pada Tabel 6.
Apabila makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan omega-3 sehari, atlet dapat mengonsumsi
suplemen minyak ikan (fish oil).
Zat Asam
Besi Folat
E Cairan
Cairan berfungsi untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil dan menjaga keseimbangan asam-basa
pada tubuh. Ketika seseorang kekurangan cairan karena cairan yang masuk lebih sedikit dari
cairan yang keluar, orang tersebut akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi tidak hanya dapat
menurunkan performa atlet, tetapi juga berbahaya terhadap kelangsungan hidup atlet. Salah
satu cara melihat apakah cairan dalam tubuh baik atau tidak dapat dilakukan lewat Penilaian
Status Hidrasi.
Tabel 8. Tabel Warna Urin
Kategori Warna Urin
1 Bening
2 Kuning pudar
3 Kuning muda
4 Kuning terang
6 Coklat
7 Oranye menyala
8 Coklat tua
Dehidrasi dapat terjadi pada atlet karena selama latihan ataupun pertandingan 90% cairan
tubuh atlet akan keluar baik sebagai keringat maupun evaporasi dari sistem pernapasan. Misal-
nya, pada pesepakbola keringat dapat keluar sebanyak 2,2 liter/jam. Hal ini berpotensi pada
kehilangan cairan yang terlalu banyak sehingga atlet mengalami dehidrasi. Untuk mencegah
terjadinya dehidrasi, tenaga gizi juga harus memerhatikan kebutuhan cairan atlet sesuai
olahraga dan kondisi masing-masing individu yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian
asuhan gizi12.
F Ergogenic Aids
Definisi umum dari ergogenic aids (zat ergogenik) sendiri adalah suatu alat, prosedur, atau
bahan yang dapat meningkatkan energi, mengontrol energi, atau efisiensi energi selama
suatu kinerja olahraga yang dapat memberikan tambahan kemampuan lebih besar daripada
saat atlet melakukan latihan dengan intensitas normal. Ergogenik dapat berupa mekanik,
farmakologi, fisiologi, psikologi, dan gizi. Zat Ergogenik gizi (nutritional ergogenic aids) merupa-
kan salah satu zat yang banyak dikonsumsi para atlet untuk mendukung pencapaian prestasi
yang diinginkan. Salah satu cara mengaplikasikan zat ergogenik gizi bagi atlet adalah dengan
cara memanipulasi makanan.
MULTIVITAMIN
4. PERIODISASI LATIHAN
DAN GIZI ATLET
A Periodisasi Latihan
Periodisasi merupakan tahapan-tahapan latihan yang dimulai dengan cara mengatur isi latihan,
jadwal latihan, intensitas latihan, volume, dan densitas latihan. Semua digambarkan sedetail
mungkin dari awal latihan atlet hingga puncak performa atlet13. Tujuan periodisasi adalah untuk
memperoleh peningkatan performa olahraga melalui setiap siklus atau fase latihan yang
selanjutnya akan diarahkan untuk memaksimalkan performa atlet saat pertandingan. Beberapa
faktor yang dapat mendukung tujuan tersebut di antaranya durasi, intensitas, tipe dan frekuensi
latihan, serta dari segi kualitas maupun kuantitas asupan zat gizi yang diberikan sebelum dan
sesudah latihan.
Secara umum perancangan periodisasi terdiri dari tiga siklus, yaitu :
Fase persiapan, yang terdiri dari fase persiapan umum dan fase persiapan khusus
Fase persiapan umum adalah tahap di mana volume latihan yang diberikan dalam tingkat
yang tinggi dan akan diberikan pada beberapa minggu awal terutama untuk cabang
olahraga yang memerlukan kondisi fisik yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi.
Sedangkan pada fase persiapan khusus tetap diberikan latihan dengan volume yang tinggi
akan tetapi lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan setiap cabang olahraga.
Fase taper
Fase taper merupakan fase yang singkat dan biasanya tidak lebih dari 4 minggu. Fase ini
dilakukan menjelang pertandingan yang berisi latihan dengan volume rendah dan
intensitas yang tinggi. Tidak disarankan melakukan latihan berat pada fase ini.
Fase kompetisi
Fase kompetisi diberikan latihan dengan intensitas yang tinggi dan volume yang rendah
dengan komponen fisik yang dilatih sesuai dengan karakteristik setiap cabang olahraga.
B Periodisasi Gizi
Pengertian periodisasi gizi merupakan penatalaksanaan gizi selama masa periodisasi yang
memiliki tujuan untuk mendukung latihan fisik pada atlet. Selain itu, waktu pemberian asupan
zat gizi yang tepat pada atlet juga dapat mendukung peningkatan performa tubuh disebabkan
karena asupan energi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan atlet. Peran penting lainnya
dari periodisasi gizi yaitu mendukung program latihan yang memerlukan berbagai pe-
rencanaan spesifik seperti perencanaan harian asupan zat gizi makro dan mikro yang harus
disesuaikan berdasarkan jenis olahraga, posisi atlet, olahraga yang digeluti, komposisi tubuh,
dan berat badan atlet14. Selain zat gizi makro dan mikro, asupan lainnya yang umum dikonsumsi
para atlet adalah suplemen.
Suplemen gizi merupakan salah satu dari banyaknya faktor pendukung performa yang
cukup populer di kalangan para atlet. Berikut ini 3 kategori suplemen yang biasanya di-
konsumsi para atlet, yaitu:
Dietary/Makanan
Zat gizi mikro (kalsium, zat besi, zinc, dan multivitamin). Hanya dikonsumsi apabila atlet
mengalami defisiensi zat gizi mikro tersebut
Olahraga
Energy bars, gels, minuman olahraga, dan suplemen elektrolit. Umumnya dikonsumsi para
atlet sebelum, saat, dan setelah latihan
Ergogenic
Antioksidan, asam amino, kreatin, kafein, dan lain sebagainya
17
3 PENDA H ULUAN
PERIODISASI LATIHAN DAN GIZI ATLET
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Apabila dilihat dari ketiga kategori suplemen diatas, ergogenic aids merupakan jenis suplemen
yang paling dikenal di kalangan para atlet karena dianggap memiliki efek lebih cepat terhadap
performa. Akan tetapi, apakah benar konsumsi suplemen dibutuhkan bagi para atlet? Kapan saja
waktu yang tepat untuk mengonsumsi suplemen tersebut? Hal ini akan dijelaskan secara
lengkap pada pembahasan selanjutnya.
Tipe KH dan
Frekuensi Kontrol KH Kontrol
Zat Gizi Setelah Latihan Energi
Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa konsep dari periodisasi gizi yaitu terdiri dari macrocycle,
mesocycle, dan microcycle. Di mana ketiga konsep tersebut memiliki tujuan untuk memenuhi gizi
atlet secara spesifik berdasarkan dengan tahap latihan yang sedang dijalani. Selanjutnya akan
dibahas secara jelas terkait ketiga konsep tersebut.
Pada setiap tahapan akan disebutkan secara spesifik terkait kebutuhan gizi atlet dari mulai sesi
sebelum, saat, dan setelah latihan. Akan tetapi untuk jumlah kebutuhan lemak sendiri belum
ada ketentuan spesifik yang direkomendasikan di setiap detail tahapan. Oleh karenanya, lemak
berfungsi sebagai pelengkap dalam pemenuhan asupan gizi bagi atlet.
1 Persiapan Pertandingan/Pre-Season
Saat 30- 90 g per jam 3-10 g protein per jam 300-500 mg per 89-237 mL cairan
latihan latihan tergantung jenis jam untuk Diberikan setiap 15-20 menit
Apabila latihan dan durasi latihan atlet mempertahankan
memakan waktu keseimbangan
antara 2,5–3 jam, Apabila latihan kurang cairan
maka suplemen dari 2 jam, maka asupan
karbohidrat protein tidak dibutuhkan
dibutuhkan seperti selama atlet sudah
energy bars makan asupan gizi
seimbang sebelumnya
Setelah Konsumsi snack 20 g 500 mg yang bisa 710 mL cairan setiap 1 kg BB yang
kecil yang didapatkan dari hilang saat latihan
mengandung makanan seperti
minimal 20- 30 g roti, yogurt, dan
crackers
2 Saat Pertandingan/In-Season
Setelah 1–1,2 g/kg BB 10–25 g 1-60 menit setelah latihan 710 mL cairan setiap 1 kg BB yang
atau pertandingan diberikan hilang saat latihan
500 mg natrium yang bisa
didapatkan melalui
makanan, minuman, atau
cairan elektrolit
3 Setelah Pertandingan/Off-Season
Pada umumnya, hampir setiap atlet mengonsumsi suplemen baik dari multivitamin dengan
kandungan sederhana hingga campuran yang kompleks di mana biasanya dapat berupa pil,
bubuk, hingga obat. Sayangnya, tidak semua atlet paham betul terhadap kebutuhan energi
yang tepat bagi tubuhnya. Sehingga kebiasaan konsumsi suplemen yang berlebihan dan
tidak sesuai dengan kebutuhan atlet hanya akan menyebabkan masalah bagi tubuh atlet itu
sendiri. Berikut ini akan dijelaskan lebih detail terkait beberapa jenis suplemen yang cukup
terkenal di kalangan para atlet. Tujuan dari hal ini agar atlet dapat lebih mengetahui dan
menyadari jenis suplemen mana yang benar-benar dibutuhkan atau tidak bagi tubuh mereka
sendiri.
Di bawah ini merupakan gambar metode piring periodisasi gizi yang dapat dijadikan sebagai
alat kualitatif untuk memperkirakan perbandingan antara asupan bahan makanan satu dengan
yang lainnya berdasarkan tahapan latihan periodisasi gizi yang dilakukan atlet.
MP
PGO MP MP
BBS PTL PTL
PTL
/LS /LS /LS
PTL
/LS BBS BBS BBS
Adapun beberapa metode dalam periodisasi gizi yang umum digunakan untuk meningkatkan
performa ialah training low, training high, dan training the gut16.
1. Training Low
Umumnya metode ini dapat disebut latihan dengan ketersediaan karbohidrat rendah
dalam tubuh. Hal ini mengarah kepada rendahnya simpanan glikogen baik di otot dan di
hati serta asupan karbohidrat rendah di saat maupun setelah latihan. Metode ini memiliki
6 prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam periodisasi gizi atlet.
Tabel 17. Prinsip Training Low
Prinsip Keterangan
Training twice a day Membatasi asupan karbohidrat atau tidak
mengonsumsinya sama sekali antara dua sesi
latihan. Hal ini bertujuan agar penggunaan lemak
sebagai bahan bakar tubuh dapat ditingkatkan
Training fasted Latihan dilakukan setelah semalaman berpuasa
dapat menyebabkan glikogen otot menjadi
normal atau bahkan meningkat. Akan tetapi
glikogen hati menjadi rendah
Training with low exogenous Asupan karbohidrat yang sangat sedikit dicerna di
carbohydrate availability saat melakukan latihan yang berkepanjangan
dapat memperburuk stres
Low-carbohydrate availability Asupan karbohidrat yang sangat sedikit dicerna
during recovery setelah selesai latihan dapat memperlama rasa
stres
Sleep low Pembatasan asupan karbohidrat (setelah latihan)
saat akan beranjak tidur, dapat menurunkan
glikogen otot dan hati selama beberapa jam di
saat tidur
Low-Carbohydrate High-Fat or Diet ketogenik yang dilakukan selama 5 hari
Ketogenic Diet menyebabkan simpanan glikogen otot tidak
dapat terisi ulang secara optimal
2. Training High
Metode ini dapat juga disebut latihan dengan ketersediaan karbohidrat tinggi. Saat
permulaan latihan, tingkat simpanan glikogen otot dan hati tinggi serta asupan karbohidrat
diberikan selama menjalani latihan baik sebelum maupun setelahnya. Terdapat dua alasan
utama untuk menggunakan metode pendekatan ini. Pertama karbohidrat merupakan
asupan yang penting untuk tetap menjaga kualitas latihan endurance serta mengurangi
gejala pusing berlebihan. Alasan kedua adalah karena pencernaan karbohidrat dan
peningkatan oksidasi karbohidrat eksogen akan meningkatkan daya tahan performa atlet.
Oleh karena itu, dalam metode ini pendekatan asupan tinggi karbohidrat sangat diperlu-
kan.
Prinsip Keterangan
Training of stomach comfort Meningkatkan asupan zat gizi dengan atau tanpa
latihan
Training gastric emptying Meningkatkan kekosongan lambung dengan
mengulangi asupan makanan dari cairan
maupun zat gizi (karbohidrat) dan mengurangi
ketidaknyamanan di lambung
Training absorption Meningkatkan asupan karbohidrat selama masa
latihan untuk meningkatkan kapasitas
penyerapan zat gizi di lambung dan mengurangi
ketidaknyamanan di usus
A Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi adalah tahap di mana seorang atlet diukur dari Antropometri (A), Biokimia (B),
Klinis (C), dan (D) Dietary/Riwayat Gizi. Pengkajian ini diperlukan untuk melihat apakah ada
masalah terkait gizi pada atlet yang dapat menurunkan performa atlet. Atlet yang terlihat sehat
namun memiliki gejala lelah, lesu, penurunan performa, penurunan konsentrasi, maupun
pemulihan yang lambat setelah sesi latihan yang intens, bisa jadi memiliki masalah gizi yang
belum kita ketahui. Maka dari itu pengkajian gizi pada atlet haruslah menyeluruh agar tenaga gizi
dapat melakukan langkah selanjutnya dengan baik dan tepat.
Antropometri (A)
Antropometri merupakan pengukuran fisik untuk melihat secara riil bentuk, proporsi, dan
komposisi tubuh seorang atlet. Pengukuran fisik yang biasa dilakukan pada atlet, antara lain:
tinggi badan, lipatan lemak (skinfold), lingkar lengan atas, serta ukuran dan bentuk tubuh (body
frame size). Perlu dipahami parameter Indeks Massa Tubuh (IMT) yang biasa digunakan untuk
mengetahui status gizi seseorang kurang tepat digunakan pada atlet, terutama para atlet yang
memiliki otot besar. Mereka dikategorikan sebagai gemuk tingkat ringan atau bahkan gemuk
tingkat berat, padahal atlet tersebut memiliki massa lemak tubuh yang rendah. IMT baik
digunakan pada atlet yang ‘kurus’ atau ‘normal’ secara fisik dan komposisi tubuh. Pengukuran
IMT kurang tepat digunakan pada atlet, terutama para atlet yang memiliki otot besar, sehingga
pengukuran komposisi tubuh secara menyeluruh lebih disarankan.
AS UH AN G I Z I OL AH R AG A 26
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Seluruh alat pada tabel sangat umum dan praktis digunakan. Alat-alat tersebut perlu di-
standarisasi sebelum digunakan untuk memastikan keakuratan pengukuran. Pengukuran
dengan BIA diperlukan untuk mengetahui komposisi tubuh atlet.
Biokimia (B)
Data biokimia merupakan salah satu indikator Selain pemantauan metabolisme zat gizi makro
yang dapat digunakan untuk mengetahui diperlukan pemantauan zat gizi mikro, yang
status gizi pada atlet. Maka dari itu pengkajian telah terbukti memiliki hubungan dengan
biokimia melalui data laboratorium penting performa atlet. Data biokimia juga dapat
dilakukan. Pengkajian data laboratorium yang menggambarkan apabila seseorang meng-
sering digunakan antara lain sampel darah dan alami defisiensi zat gizi mikro tertentu3.
sampel urin.
Sampel darah bisa digunakan untuk
mengetahui indikator sebagai berikut, yaitu:
kadar hemoglobin (Hb) untuk mengetahui
status anemia, kadar SGOT atau SGPT untuk
mengetahui fungsi hati, serta profil lipid (HDL,
LDL, trigliserida) untuk mengetahui kadar
lemak dalam darah. Sampel urin dapat
digunakan untuk mengetahui kadar ureum
dan kreatinin, sebagai indikator fungsi ginjal.
AS UH AN G I Z I OL AH R AG A 28
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Klinis (C)
Pengkajian klinis terdiri dari pengkajian fungsi otot (strength testing), status hidrasi/cairan di mana
atlet dievaluasi terkait dehidrasi (hipotensi, takikardia, kulit kering, lidah bengkak) dan evaluasi
kelebihan cairan (edema, asites). Pengkajian klinis juga bisa untuk menunjukkan kemungkinan
status gizi atau defisiensi gizi tertentu yang dapat dilihat dari penampakan tubuh.
Data riwayat gizi yang dikaji antara lain: kebiasaan makan sehari-hari, konsumsi suplemen gizi/
vitamin, penggunaan herbal, pengetahuan gizi, dan kepercayaan. Berikut metode yang
digunakan dalam pengkajian riwayat gizi di antaranya:
Data riwayat personal atlet ini berisikan riwayat medis/kesehatan, penggunaan obat, riwayat
sosial, status sosial ekonomi, situasi tempat tinggal, lokasi geografis, dan akses terhadap layanan
kesehatan dan gizi.
29 A SUH A N GI ZI OLAHRAGA
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
B Diagnosis Gizi
Pada tahap diagnosis gizi, tenaga gizi dapat menggunakan data yang telah didapat dari peng-
kajian gizi untuk kemudian diolah dan ditegakkan diagnosis gizinya, di mana diagnosis tersebut
merupakan landasan seorang tenaga gizi membentuk intervensi atau rencana diet yang tepat
untuk atlet tersebut. Sebuah diagnosis gizi harus sesuai dengan P-E-S, yaitu: Problem/masalah (P),
Etiology/etiologi (E), dan Signs & Symptoms/tanda dan gejala (S). Dengan format penulisan, yaitu:
masalah gizi berkaitan dengan etiologi ditandai dengan tanda dan gejala. Diagnosis gizi me-
miliki 3 domain, yaitu:
Domain asupan, diagnosis terkait masalah asupan atau gizi (kurang atau berlebih).
Domain klinis, diagnosis diambil karena ada masalah gizi yang berhubungan dengan kondisi
medis atau fisik.
Domain perilaku dan lingkungan, masalah gizi yang didasari oleh sikap, kepercayaan,
lingkungan fisik, pengetahuan, akses terhadap makanan atau keamanan pangan.
Domain diagnosis gizi yang biasa digunakan pada atlet bisa dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Domain diagnosis gizi 21
AS UH AN G I Z I O L AH R AG A 30
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
C Intervensi Gizi
Setelah seorang tenaga gizi menegakkan diperhatikan agar performa atlet dapat
diagnosis gizi sesuai data pengkajian gizi, mencapai prestasi. Maka dari itu, manajemen
tenaga gizi perlu melakukan intervensi atau berat badan pada atlet juga merupakan
rencana diet yang berisi tujuan, prinsip, dan bagian dari sebuah intervensi gizi untuk atlet
syarat dari diet tersebut. Tenaga gizi juga mem- yang membutuhkannya. Seorang atlet perlu
buat meal plan atau rencana menu sehari menjaga berat badannya ketika harus masuk
ataupun siklus menu (rencana menu 7 hari). ke kelas berat badan tertentu ataupun ingin
Harapannya dengan mengikuti intervensi yang menjaga performa tetap optimal. Manajemen
diberikan oleh tenaga gizi, atlet tersebut dapat berat badan perlu dilakukan di bawah
memenuhi kebutuhan sehari-hari serta me- pengawasan tenaga gizi. Menurunkan dan
ngatasi masalah gizi yang ada. Apabila atlet meningkatkan berat badan tanpa pe-
memiliki masalah gizi lebih dari satu, pemecah- ngawasan tenaga gizi dengan cara
an masalah gizi bisa dilakukan secara ber- menurunkan asupan makanan secara drastis,
samaan atau dapat dilakukan secara bertahap22. meningkatkan intensitas latihan, membatasi
Sebuah intervensi gizi terdiri dari: pemberian zat gizi tertentu, dan cara lainnya dengan
makan, edukasi gizi, konseling gizi, dan tidak menghiraukan kesehatan atlet dapat
koordinasi asuhan gizi (kolaborasi dengan berujung pada masalah kesehatan bahkan
tenaga kesehatan atau instansi lain). menurunkan performa. Manajemen berat
Intervensi gizi bersifat personal karena tiap badan pada atlet harus tetap terjaga
individu memiliki pendekatan yang berbeda secara optimal untuk pemulihan, menjaga
pula. Contohnya, pada individu yang memiliki massa otot, mencegah cedera, meningkatkan
berat badan berlebih atau kurang. Permasalah- performa, dan juga memastikan tumbuh
an berat badan menjadi salah satu yang harus kembang atlet yang masih dalam masa
pertumbuhan tidak terganggu23.
31 A SUH A N GI ZI OLAHRAGA
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Pada jenis olahraga tertentu seperti tinju, gulat, karate, silat, dan seni bela diri lainnya memper-
gunakan sistem tingkatan kelas berat badan seperti contohnya pada olahraga tinju, yaitu:
Kelas berat (heavyweight), berat badan >90,7 kg
Kelas penjelajah (cruiserweight), berat badan 90,7 kg
Kelas menengah (middleweight), berat badan 72,5 kg
Kelas welter (welterweight), berat badan 66,7 kg
Kelas ringan (lightweight), berat badan 61,2 kg
Kelas bulu (featherweight), berat badan 57 kg
Kelas bantam (bantamweight), berat badan 53,5 kg
Kelas terbang (flyweight), berat badan 50 kg
Kelas terbang mini atau kelas minimum (mini flyweight/minimumweight), berat badan
47,6 kg
a. Penurunan Berat Badan untuk Atlet
Penurunan berat badan yang baik untuk non atlet adalah 0,5–1 kg/minggu. Atlet diharuskan
untuk defisit energi sebesar 500–1000/kalori/hari. Defisit energi dapat dicapai dengan
cara: mengurangi asupan, meningkatkan latihan, atau keduanya. Asupan dapat dikurangi 10–
20% dari total kalori sehari untuk tetap menjaga keseimbangan energi atlet. Hindari
praktik diet instan untuk hasil yang cepat karena dapat meningkatkan risiko kelelahan,
pemulihan tertunda, defisiensi energi, serta kehilangan massa otot. Praktik diet instan sulit
diterapkan untuk jangka panjang karena dapat menurunkan performa atlet, menurunkan
prestasi atlet, dan menyebabkan kegemukan pada masa tua12,17.
Rencana intervensi gizi untuk atlet perlu dipersiapkan 2–3 minggu sebelum kompetisi
ataupun penimbangan berlangsung dengan rincian sebagai berikut:
Sebelum proses penimbangan
5 hari sebelum proses penimbangan, tingkatkan asupan air 3 kali lebih banyak dari biasanya,
mengurangi jumlah karbohidrat, konsumsi makanan kaya akan serat, dan meningkatkan
asupan protein
2 hari sebelum proses penimbangan, konsumsi air cukup 2–3 L/hari dan batasi konsumsi
garam dapur
Saat hari penimbangan
Pada hari penimbangan, batasi konsumsi air
(strategi ini membuat kehilangan air lebih lama)
AS UH AN G I Z I OL AH R AG A 32
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Setelah penimbangan
Setelah proses penimbangan dimulai makan dan minum sesuati kebutuhan atlet sesuai
cabang olahraganya
Konsumsi selingan setiapsetiap satu atau dua jam menjelang kompetisi
Konsumsi minuman elektrolit dan karbohidrat untuk mempercepat rehidrasi dan
penyimpanan karbohidrat
Memenuhi kebutuhan cairan selama kompetisi berlangsung
Sebelum masa pertandingan, atlet dapat diberikan diet sebagai berikut:
1. Lemak diberikan rendah yaitu 15–25% dari total energi untuk menjaga massa lemak
tubuh tidak meningkat
2. Protein diberikan tinggi yaitu 1,5–2 g/kg BB/hari untuk menjaga massa otot dan mem-
berikan rasa kenyang
3. Karbohidrat diberikan cukup, yaitu sisa dari perhitungan lemak dan protein. Utamakan
bahan makanan dengan indeks glikemik rendah (lihat Tabel 3) tinggi serat untuk
membuat rasa kenyang lebih lama. Kurangi pemakaian gula maupun gula sirup (high
fructose corn syrup)
4. Frekuensi makan dibuat sering 5–6 kali sehari dengan porsi kecil
5. Pemberian kalsium disesuaikan dengan AKG Tahun 2019 sampai dengan 1500
mg/hari. Asupan kalsium dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan tinggi
kalsium. Mengonsumsi kalsium yang adekuat dapat membantu penurunan berat
badan dan lemak tubuh. Kebutuhan kalsium menurut AKG sesuai usia dan jenis
kelamin dapat dilihat di Tabel 24
Rumus Brocca
BBI = {tinggi badan (cm) – 100} - {tinggi badan (cm) – 100) x 10%}
Tetapi apabila tinggi badan pria <160 cm dan wanita <150 cm, maka menggunakan rumus berat
badan ideal, yaitu:
Perhitungan kebutuhan energi atlet dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
a. Menghitung Kebutuhan Energi
Perhitungan kebutuhan energi pada atlet dapat menggunakan rumus berikut, yaitu:
AS UH AN G I Z I OL AH R AG A 34
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Kategori P L Keterangan
Sedentary 1 1 Seseorang yang kesehariannya lebih
banyak duduk atau berbaring di kasur
Aktivitas Ringan 1,12 1,11 Seseorang yang kesehariannya duduk,
tetapi masih melakukan kegiatan lain
seperti pekerjaan rumah tangga
Contoh Kasus
Seorang atlet endurance (sangat aktif) berusia 30 tahun, laki-laki, dengan tinggi badan 1,75
meter dan berat badan 67,5 kg. Berapakah kebutuhan energinya?
Jawaban:
Kebutuhan energi = 662 - (9,53 x U) + AF x (15,91 x BB + 539,6 x TB)
= 662 - (9,53 x 30) + 1,48 x (15,91 x 67,5 + 539,6 x 1,75)
= 3363 kalori/hari
AS UH AN G I Z I OL AH R AG A 36
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Permulaan masa latihan dalam Konsumsi tinggi protein disarankan bagi atlet
waktu 0-2 bulan cabang olahraga yang mengharapkan per-
kembangan otot (muscle mass)
Jumlah total asupan cairan +2 liter Apabila pengeluaran keringat dalam jumlah
sehari yang lebih banyak, maka disarankan untuk
menambahkan cairan elektrolit
c. Tahap Pertandingan
Pemberian makan dilakukan dengan jarak 3 jam sebelum pertandingan. Hal ini di-
karenakan faktor stres yang kemungkinan terjadi pada atlet sehingga menyebabkan atlet
mengalami keluhan seperti sakit perut, mual, muntah, atau diare. Selain itu waktu makan
yang terlalu dekat dengan pertandingan dapat membuat perut penuh sehingga meng-
ganggu performa
Makanan yang dikonsumsi harus tinggi karbohidrat, rendah serat, dan mudah dicerna
Bagi atlet dengan pertandingan yang memakan waktu lebih lama dan memerlukan daya
tahan yang baik maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:
AS UH AN G I Z I O L AH R AG A 38
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
d. Tahap Transisi
MITOS!
AS UH AN G I Z I OL AH R AG A 40
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
MITOS!
M I T O S!
FA K T A !
AS UH AN G I Z I O L AH R AG A 42
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
FA K T A !
Hipotonik Isotonik
20 – 40 g sukrosa 40 – 80 g sukrosa
1 L air mineral hangat 1 L air mineral hangat
¼ sdt garam (opsional) ¼ sdt garam (opsional)
Squash buah tanpa gula/rendah Squash buah tanpa gula/rendah
kalori (opsional) kalori (opsional)
100 mL squash buah 200 mL squash buah
900 mL air mineral 800 mL air mineral
¼ sdt garam (opsional) ¼ sdt garam (opsional)
250 mL jus buah 500 mL jus buah
750 mL air mineral 500 mL air mineral
¼ sdt garam (opsional) ¼ sdt garam (opsional)
Daftar Pustaka
1. Kuswari M, & Gifari N. Periodisasi Gizi dan Latihan. Depok: Rajagrafindo Persada;
2020.
2. Jeukendrup A. How would you construct a pyramid?. [Internet]. [Diunggah 18
Mar 2018; Diakses 8 Nov 2020]. https://www.mysportscience.com/
post/2015/03/18/how-would-you-construct-a-pyramid.
3. Bean, A. Sports Nutrition 6th Edition. London: A & C Black Publishers Ltd; 2010.
4. Purba. Kardiovaskuler dan Faal Olahraga. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran; 2006.
5. Jeukendrup, A. A Step towards Personalized Sports Nutrition: Carbohydrate
Intake during Exercise. Sports Med. 2014;4(1): S25 - S33.
6. Jeukendrup A. Glycemic Index Useful or Useless?, [Internet]. [Diunggah
2020;Diakses 8 November 2020]. https://www.mysportscience.com/post/glyce-
mic-index-useful-or-useless.
7. Williams C, & Serratosa L. Nutrition on Match Day. J Sport Sci. 2006;24(7): 687 –
97
8. Heaton LE, et al. Selected In-Season Nutritional Strategies to Enhance Recovery
for Team Sport Athletes: A Practical Overview. Sports Med. 2017;47: 2201 – 18.
9. Hjalmarsdottir F. 12 Foods that are Very High in Omega-3. [Diunggah 30 Sep
2019;Diakses 8 Nov 2020]. https://www.healthline.com/nutrition/12-
omega-3-rich-foods.
10. Karpinski C, & Rosenbloom, CA. Sports Nutrition: A Handbook for
Professionals, 6th edition. Chicago: Academy of Nutrition and Dietetics; 2017.
11. Fink HH, & Mikesky AE. Practical Applications in Sports Nutrition. Burlington:
Jones & Bartlett Learning; 2015.
12. Maughan RJ. Sports Nutrition. Sussex: John Wiley & Sons, Ltd; 2014.
13. Bompa TO, & Buzzichelli C. Periodization: Theory and Methodology of
Training. Illinois: Human Kinetics, Inc.; 2018.
14. Seebohar B. Nutrition Periodization for Athletes: Taking Traditional Sports
Nutrition to the Next Level 2nd Edition. Boulder: Bull Publishing Company;
2011.
15. Chandler TJ, & Brown LE. (Eds.). Conditioning for Strength and Human
Performance. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
16. Jeukendrup A. Periodized Nutrition For Athletes. Sports Med. 2017;47:S51-S63.
17. Burke L, & Deakin V. Clinical Sports Nutrition Fifth Edition. Australia:
McGraw-Hill Education; 2015.
44
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
18. NHLBI (National Heart, Lung, and Blood Institute). Guidelines At-A-Glance Quick
Desk Reference. [Internet]. [Diunggah Mei 2001;Diakses pada 8 November
2020]. https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/atglance.pdf.
19. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes.
Diabetes Care. 2011 Jan;34(Supplement 1): S11-S61.
20. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes.
Diabetes Care. 2014 Jan; 37(Supplement 1): S14-S80.
21. American Dietetic Association. Nutrition Diagnosis: A Critical Step in the
Nutrition Care Process. 2006.
22. Handayani D, & Kusmastuty I. Diagnosis Gizi. Malang: UB Press; 2015.
23. Knox C. Review and Commentary of The Nutritional Recommendations, Weight
Management Regulations, Weight Management Practices, and the Potential of
Disordered Eating Patters in High School Age Wrestlers. The Sport Journal;
2017.
24. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat
Indonesia. 2019.
25. Lanham-New SA, Stear SJ, Shirreffs SM, & Collins AL. Sport and Exercise
Nutrition. Sussex: Wiley-Blackwell; 2011.
26. Institute of Medicine, Food & Nutrition Board. Dietary Reference Intakes for
Energy Carbohydrates, Fiber, Fat, Protein and Amino Acids (Macronutrients).
Washington DC: The National Academy of Sciences; 2005.
27. Syafrizar & Welis W. Gizi Olahraga. Padang: Wineka Media; 2009.
45
!
LAMPIRAN
Contoh Kasus
46
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Contoh Kasus 1
Olahraga Permainan
Tn. AT merupakan seorang atlet cabang olahraga sepak bola di Jakarta. Tn. AT berusia 19
tahun, posisinya merupakan center back. Sampai sekarang, Tn. AT tidak pernah melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin. Latihan rutin klub 5 kali setiap minggu dengan durasi 2 jam
dan waktu istirahat 2x15 menit. Latihan Tn. AT meliputi:
Hari Kegiatan
Senin Lari
Rabu Latihan kekuatan (push-up dan sit-up @40x)
Kamis Game 2 x 30 menit
Jumat Game 2 x 30 menit/pertandingan uji coba 2 x 45 menit
Sabtu Game 2 x 30 menit
Bagaimana proses asuhan gizi yang tepat untuk Tn. AT dari tahap persiapan hingga
pertandingan?
Jawaban :
1. Pengkajian Gizi
a. Antropometri
3) Saat pertandingan
Saat pertandingan berlangsung, bisa diberikan karbohidrat sebagai sumber energi
selama pertandingan. Karbohidrat dapat diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
4) Setelah pertandingan
Segera diberikan 1 gelas air dengan suhu 150C, dilanjutkan dengan minuman isotonik
1 botol untuk menggantikan cairan
Dilanjutkan dengan sari buah + gula + garam
3-4 jam setelah pertandingan diberikan makanan biasa sesuai kebutuhan (menu
tahap persiapan)
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Preskripsi Diet
Diet tinggi energi 2600 kalori
Bentuk makanan biasa
Frekuensi makan besar 3 kali dan selingan 2 kali
Strategi Pemberian
Menu tahap persiapan
Waktu makan Menu Bahan Makanan URT Berat Energi P L KH
(g) (kalori) (g) (g) (g)
Pagi Pudding susu Susu skim ½ gls 50 17,4 1,7 0,1 2,5
(setelah stroberi
Gula pasir 1 sdm 13 50,3 0 0 13
bangun tidur)
Stroberi 5 buah 50 16 0,4 0,2 2,8
Nasi Nasi putih 1 ½ ctg 150 195 3,6 0,3 42,9
Telur asam manis Telur ayam 1 btr 55 85,3 6,9 5,8 0,6
Minyak kelapa sawit 1 sdm 5 43,1 0 5 0
Makan Pagi Tahu Fantasi Tahu 1 kotak sdg 110 83,6 8,9 5,3 2,1
Bihun 1 sdm 15 57,1 0 0 13,7
Wortel 1 buah sdg 20 5,2 0,2 0 1
Minyak kelapa sawit 1 sdm 5 43,1 0 5 0
Sayur Bayam Bayam segar 5 sendok sayur 50 18,5 1,9 0,1 3,7
Jagung kuning segar 1/3 buah 30 32,4 1 0,4 7,5
Pepaya Pepaya 1 ptg sdg 110 42,9 0,7 0,1 10,8
Selingan Pagi Bakpau kacang Tepung terigu 10 sdm 100 364 10,3 1 76,3
hijau
Gula pasir 1 sdm 13 50,3 0 0 13
Kacang hijau 1 sdm 20 23,2 1,5 0,1 4,2
Mentega 1 sdm 5 35,5 0 4 0
Makan Siang Nasi Nasi putih 2 stg 200 260 4,8 0,4 57,2
Ikan bandeng Ikan bandeng 1 ekor sdg 100 83,9 14,8 2,3 0
presto bumbu
kuning Minyak kelapa sawit 1 sdm 5 43,1 0 5 0
Pepes jamur Jamur putih mentah 1 bungkus 50 13,5 1,1 0,3 2,5
Tumis kangkung Kangkung 1 piring 100 15,1 2,3 0,2 2,1
Minyak kelapa sawit ½ sdm 2,5 21,6 0 2,5 0
Susu kedelai Susu kedelai cair 1 gelas 150 228,4 23,6 14,8 0,3
Madu
Madu 1 sdm 15 45,6 0 0 12,4
Selingan Sore Jus Alpukat + Alpukat ½ bh 50 108,6 0,9 11,8 0,2
Kental manis
Gula pasir 1 sdm 13 50,3 0 0 13
Kental manis 1 sdm 10 32 0,8 0,9 5,4
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
C-1 Konseling gizi untuk memberikan pengetahuan terkait kebutuhan energi, meal
plan, dan makanan yang dianjurkan untuk atlet.
Contoh Kasus 2
Olahraga Endurance
Tn. BTN merupakan seorang atlet maraton yang berasal dari Bandung. Tn. BTN berusia 25
tahun dan memiliki pengalaman lomba lari 3 km, 5 km, 10 km, dan lari maraton. Tn. BTN
secara rutin mengecek kesehatan setiap bulan, namun untuk konsultasi dengan tenaga
gizi hanya dilakukan 1 tahun sekali itupun tidak diterapkan. Sehari-hari mendapatkan
rekomendasi makanan dari pelatih dan istri. Istri Tn. BTN sering memberikan asupan
protein yang banyak (>10 porsi sehari) baik hewani dan nabati karena dirasa protein dapat
meningkatkan performa Tn. BTN. Latihan dilakukan rata-rata 13 jam per minggu, dengan
total jarak yang ditempuh rata-rata 173 km/minggu. Tn. BTN sedang mempersiapkan diri
untuk lomba maraton yang akan dilakukan di Bali 30 hari lagi.
Jawaban :
1. Pengkajian Gizi
a. Antropometri b. Klinis
c. Riwayat Gizi
Energi : 3159 kalori (78,9% dari kebutuhan)
Karbohidrat : 350 g (71,1% dari kebutuhan)
Protein : 108 g (125,4% dari kebutuhan)
Lemak : 85,8 g (71,1% dari kebutuhan)
Cairan : 2783 mL (92,4% dari kebutuhan)
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
c. Riwayat Personal
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
Pernah konsultasi gizi, namun tidak diterapkan karena hanya setahun sekali
Durasi latihan rata-rata 13 jam/minggu
Jarak tempuh latihan lari rata-rata 173 km/minggu
2. Diagnosis Gizi
NI-1.2 Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan intensitas latihan Tn. BTN
yang tinggi ditandai dengan hasil recall 24 jam asupan energi, lemak, dan
karbohidrat defisit tingkat sedang.
NB-1.2 Perilaku dan kepercayaan yang salah terkait dengan makanan dan zat gizi
berkaitan dengan penyedia makanan (istri) belum pernah diberikan edukasi
gizi ditandai dengan asupan protein berlebih.
3. Intervensi Gizi
ND-1 Penyediaan makanan utama dan selingan
Perhitungan Kebutuhan
Energi = 662 – (9,53 x U) + AF x (15,91 x BB + 539,6 x TB)
= 3269,44 kalori
≈ 3300 kalori
3) Saat pertandingan
Diberikan sport drinks sesuai dengan ketentuan dibawah ini:
Durasi Anjuran Asupan Jenis Karbohidrat Bentuk
<30 menit Tidak diperlukan -
30 – 75 menit Mouth rinse Glukosa dan/atau Cairan (sport drinks)
(kumur-kumur) fruktosa
1-2 jam ≤30 g/jam Glukosa dan/atau fruktosa 1 botol sport drinks
2–3 jam ≤60 g/jam Glukosa+fruktosa 2 porsi energy bars/
(maltodekstrin) energy gels
>2,5 jam ≤90 g/jam Glukosa+fruktosa 3 porsi protein bar/
energy gels
4) Setelah pertandingan
Diberikan cairan 710 mL/1 kg BB yang hilang
Sesaat setelah diberikan 61,5 g karbohidrat dari energy bars
Karbohidrat = 8 g/kg BB x 61,5 kg
= 492 g (59,6% dari kebutuhan energi total)
Protein = 1,2–1,4 g/kg BB/hari
= 2 g/kg BB x 61,5 kg
= 123 g (14,9% dari kebutuhan energi total)
Lemak = 1–1,5 g/kg BB/hari atau sisa perhitungan (25,5% total energi)
= 25,5% x 3300 kalori
= 841,5 kalori = 93,5 g
Preskripsi Diet
Diet tinggi energi 3300 kalori
Bentuk makanan biasa
Frekuensi makan besar 3 kali dan selingan 3 kali
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Strategi Pemberian
Menu tahap persiapan
Waktu makan Menu Bahan Makanan URT Berat Energi P L KH
(g) (kalori) (g) (g) (g)
Pagi Nasi putih Nasi putih 2,5 ctg 250 325 6 0,5 71,5
Bandeng goreng ikan bandeng 1 ekor sdg 80 104 14,6 4,6 0
crispy
Minyak kelapa sawit 1 sdm 8 69 0 8 0
Tumis sawi hijau Sawi hijau 1 mangkok kcl 50 7,5 1,1 0,1 1
Minyak kelapa sawit 1/2 sdm 2,5 21,6 0 2,5 0
Melon potong Melon 10 ptg sdg 80 30,6 0,5 0,2 6,6
Sebelum latihan Sport drinks Sport drinks 1 botol 350 100 0 0 24
Selingan Pagi Dadar gulung 2 buah 50 144,5 2,8 4,2 24,1
Es alpukat kocok Alpukat 1 buah 100 217,3 1,9 23,5 0,4
Madu 2 sdm 30 91,2 0,1 0 24,7
Kental manis coklat 1 sdm 15 48 1,2 1,3 8,2
Siang Nasi putih Nasi putih 3 ctg 300 390,1 7,2 0,6 85,8
Empal balado Daging sapi 2 ptg sdg 100 268,9 24,9 18 0
Minyak kelapa sawit 2 sdm 10 86,2 0 10 0
Gulai daun Daun singkong rebus 1 mangkok kcl 100 7,9 0,8 0 1,6
singkong
Minyak kelapa sawit 1/2 p 2,5 21,6 0 2,5 0
Santan 1/2 p 20 14,2 0,1 1,3 0,6
Pepaya potong Pepaya 10 ptg sdg 90 35,1 0,5 0,1 8,8
Selingan sore Martabak tahu Tahu 1 kotak 60 45,6 4,9 2,9 1,1
goreng
Wortel 1 buah sdg 40 10,3 0,4 0,1 1,9
Toge kacang hijau 1 sdm 20 12,2 1,3 0,7 1
Tepung terigu 5 sdm 50 182 5,2 0,5 38,2
Minyak kelapa sawit 2 sdm 10 86,2 0 10 0
Sebelum latihan Sport drinks Sport drinks 1 botol 350 100 4,8 0 24
Malam Nasi uduk Nasi putih 2 ctg 200 260 0,1 4,8 57,2
Santan 1/2 p 20 14,2 2,4 0,1 0,6
Mie goreng sawi Mie kuning 1/2 gls 50 70,5 0 2,4 14,1
Minyak kelapa sawit 1/2 sdm 2,5 21,6 0,7 0 0
Sawi hijau 3 sdm 30 4,5 7,7 0,7 0,6
Tempe orek Tempe orek 4 sdm 80 79,9 1,6 7,7 6,9
Tumis jagung Jagung baby 1 piring 50 54 0,6 1,6 12,6
Buncis Buncis 30 10,5 0 0,6 2,4
Minyak kelapa sawit 1/2 p 2,5 21,6 1,5 0 0
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Contoh Kasus 3
Olahraga Power
Tn. X merupakan seorang atlet tinju berusia 23 tahun dengan berat badan 70 kg. Tn. X
berlatih 5 kali seminggu, dan setiap latihan +/- 2 jam. Aktivitas sehari-hari Tn. X sebagai
seorang mahasiswa. Tn. X berada di tingkatan kelas berat welter dengan BB saat ini, serta
berkeinginan untuk menaikkan berat badannya agar masuk ke dalam tingkatan menengah
(middleweight). Pola makan Tn. X teratur 3 kali sehari akan tetapi Tn. X jarang melakukan
konsultasi gizi terkait asupan makannya
Data BIA (Bio Impedance Analysis) Data riwayat gizi: Recall 24 jam
No. Data BIA Hasil Waktu makan Menu URT Berat (g)
1 BB Sebelum Latihan 70 kg Makan Pagi Nasi kuning 1 bks 150
(05.30)
2 BB Setelah Latihan 68,5 kg Telur balado 1 btr 55
3 Tinggi Badan 175 cm Orek tempe 2 sdm 30
4 Body Fat 14 % Kerupuk 10 keping 10
5 Visceral Fat 8% Sambal kacang 1 sdm 10
6 IMT 23,2 kg/m 2 Bakwan jagung 2 bh 100
Bagaimana proses asuhan gizi yang tepat untuk Tn. X dari tahap persiapan hingga
pertandingan?
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Jawaban :
1. Pengkajian Gizi
a. Antropometri
b. Riwayat Gizi
Hasil recall 24 jam menunjukkan asupan Tn. AT adalah sebagai berikut:
Energi : 2551 kalori (66,3 % dari kebutuhan)
Karbohidrat : 232,3 g (41,5 % dari kebutuhan)
Protein : 83,4 g (74,5 % dari kebutuhan)
Lemak : 123 g (97,6 % dari kebutuhan)
Cairan : 2322,6 mL (99 % dari kebutuhan)
2. Diagnosis Gizi
NI-1.1 Peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan penambahan BB sesuai
kelas pertandingan (kelas menengah/middleweight BB 72,5 kg), ditandai
dengan BB saat ini 70 kg
NI-1.2 Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan kondisi pasien sebagai atlet
ditandai dengan hasil recall 24 jam energi defisit tingkat berat
3. Intervensi Gizi
ND-1 Penyediaan makanan utama dan snack. Dengan prinsip tinggi energi sesuai
dengan kebutuhan yaitu 3900 kalori dengan pembagian zat gizi mikro seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Perhitungan Kebutuhan
Energi = 662 – (9,53 x U) + AF x (15,91 x BB + 539,6 x TB)
= 662 – (9,53 x 23) + 1,48 x (15,91 x 70 + 539,6 x 1,75)
= 662 – 219,19 + 1,48 x (1113,7 + 944,3)2058
= 662 – 219,19 + 3045,84
= 3449 kalori
Tambahan kalori untuk menaikkan berat badan sebesar 400 kalori.
Total kebutuhan Energi 3849 kalori.
Dalam kasus ini, perhitungan kebutuhan energi menggunakan berat badan
aktual (BBA), karena status gizi atlet normal
2) Sebelum Pertandingan
Karbohidrat = 1–4 g/kg BB (diberikan 1–4 jam sebelum pertandingan)
= 2 x 70 g = 140 g
Protein = 5-15 g
Lemak = Rendah lemak untuk meminimalkan risiko gangguan
pencernaan contohnya buah alpukat
Cairan = 355–592 mL cairan yang mengandung karbohidrat, natrium,
serta sedikit protein
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
3) Saat Pertandingan
Karbohidrat = 10–20 g per jam
Protein = 3-10 g setiap 1 jam pertandingan
Lemak = Rendah lemak untuk meminimalkan risiko gangguan
pencernaan
Cairan = 89-237 mL cairan (diberikan setiap 15-20 menit)
4) Setelah pertandingan
Minum air dengan suhu 10-150C untuk mengganti cairan dan mineral yang
berkurang dalam tubuh
Setengah jam setelah pertandingan diberikan jus buah 1 (satu) gelas
Minimal 1 jam setelah pertandingan atlet diperbolehkan mengonsumsi makanan
utama
Preskripsi Diet
Diet tinggi energi 3300 kalori
Bentuk makanan biasa
Frekuensi makan besar 3 kali dan selingan 3 kali
Strategi Pemberian
Menu tahap persiapan
Waktu makan Menu Bahan Makanan URT Berat Energi P L KH
(g) (kalori) (g) (g) (g)
Air Putih Air Putih 1.5 mug 350 0 0 0 0
Makan Pagi Nasi Nasi putih 2,5 ctg 250 325 6 0,5 71,5
(05.30)
Ayam kecap Ayam 1 ptg sdg 40 114 10,8 7,6 0
kecap 1 sdt 5 3 0,5 0 0,3
Tumis tahu Tahu 1/2 bj bsr 50 38 4,1 2,4 0,9
Minyak 1/2 sdm 5 43,1 0 5 0
Tumis kc.panjang Kc. panjang 1 cup 100 34,9 1,9 0,3 7,9
Minyak 1/2 sdm 5 43,1 0 5 0
Air putih Air putih 1 mug 300 0 0 0 0
Selingan Pagi Air putih Air putih 1 mug 350 0 0 0 0
(09.30) Susu kocok Alpukat 1 bh bsr 100 217,3 1,9 23,5 0,4
Pisang 2 bh kcl 100 92 1 0,5 23,4
Susu skim 5 sdm 55 202,4 19,6 1,2 28,3
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
C-1 Konseling gizi untuk memberikan pengetahuan terkait kebutuhan energi, meal
plan, dan makanan yang dianjurkan untuk atlet
RC-1 Berkoordinasi dengan penanggung jawab program kesehatan atlet dan pelatih
atlet
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
64
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
c. FH-4 Pengetahuan/kepercayaan/sikap
d. FH-5 Perilaku
FH-5.1 Tingkah laku FH-5.2 Perilaku menghindar
FH-5.1.1 Skor kepatuhan yang FH-5.2.2 Makan terbatas
dilaporkan sendiri FH-5.3.1 Binge eating behavior
FH-5.1.2 Kehadiran kunjungan gizi FH-5.3.2 Purging behavior
FH-5.1.3 Kemampuan untuk FH-5.4 Perilaku makan
mengingat tujuan gizi
FH-5.4.1 Durasi makan
FH-5.1.4 Pantauan diri yang
FH-5.4.5 Memuntahkan makanan
disepakati
FH-5.4.9 Keterbatasan menerima
FH-5.1.5 Manajemen diri yang
makanan
disepakati
2. Antropometri (AD)
3. Biokimia (BD)
BD-1.1 Keseimbangan asam basa BD-1.10.1 Hemogblobin
BD-1.2 Profil elekrolit dan ginjal BD-1.10.2 Hematokrit
BD-1.3 Profil asam lemak BD-1.10.13 Saturasi transferin
BD-1.4 Profil gastrointestinal BD-1.11 Profil protein
BD-1.5 Profil glukosa/ endokrin BD-1.11.1 Albumin
BD-1.6 Profil inflamasi BD-1.11.2 Prealbumin
BD-1.7 Profil lipid BD-1.12 Profil urin
BD-1.9 Profil mineral BD-1.13 Profil vitamin
BD-1.10 Profil anemia (gizi) BD-1.15 Profil asam lemak
! LAMPIRAN
Terminologi
Diagnosis Gizi
68
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
71
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
1. Domain Asupan
2. Domain Edukasi
3. Domain Konseling
73
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Laki-laki Perempuan
Energi = 88,5 – 61,9 x Usia (thn) Energi = 135,3 – 30,8 x Usia (thn)
+ AF x (26,7 x BB (kg) + 903 x TB + PA x (1 x BB (kg) + 934 x TB (m)
(m) + 25) + 25)
Usia 9 – 18 Tahun
(IMT Normal) AF = 1 (sedenter) AF = 1 (sedenter)
AF = 1,13 (sedikit aktif) AF = 1,16 (sedikit aktif)
AF = 1,26 (aktif) AF = 1,31 (aktif)
AF = 1,42 (sangat aktif) AF = 1,56 (sangat aktif)
Energi = 662 – 9,53 x Usia (thn) Energi = 354 – 6,91 x Usia (thn)
+ AF x (15,91 x BB (kg) + 539,6 x + AF x (9,36 x BB (kg) + 726 x TB
TB (m)) (m))
Usia > 19 Tahun
(IMT Normal) AF = 1 (sedenter) AF = 1 (sedenter)
AF = 1,11 (sedikit aktif) AF = 1,11 (sedikit aktif)
AF = 1,25 (aktif) AF = 1,27 (aktif)
AF = 1,48 (sangat aktif) AF = 1,45 (sangat aktif)
! LAMPIRAN
Daftar Bahan
Makanan
Penukar
75
Daging Asap 1 lembar 20 Corned Beef 3 sdm 45 Na+ 2. SAYURAN B
GOLONGAN I (Sumber Karbohidrat) Daging Ayam tanpa Kulit 1 ptg sdg 40 Daging Ayam dengan 1 ptg sdg 40 Ko+ Satu satuan penukar (100 g) mengandung:
Bahan makanan ini umumnya digunakan sebagai Daging Kerbau 1 ptg sdg 35 Kulit
5 g Karbohidrat 1 g Protein 25 Kalori
makanan pokok. Dendeng Daging Sapi 1 ptg sdg 15 Daging Babi 1 ptg sdg 50 Ko+
Satu satuan penukar mengandung: Dideh Sapi 1 ptg sdg 35 Ham 1 ½ ptg kcl 40 Na++,Ko+,Pr+
Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket.
40 g Karbohidrat 4 g Protein 175 Kalori Gabus Kering 1 ptg kcl 10 Sardencis ½ ptg sdg 35 Pr+
Ikan Asin Kering 1 ptg sdg 15 Na+ Sosis ½ ptg 50 Na++ Cabe Hijau Besar S++ Sawi S+
Bahan Makanan URT Berat (g) Ket. Ikan Kakap 1/3 ekor bsr 35 Kuning Telur Ayam 4 btr 45 Ko+ Caisim S++ Seledri S++
Ikan Kembung 1/3 ekor sdg 30 Telur Bebek 1 btr 55 Ko+ Daun Koro S+ Taoge Kacang Hijau S+, K+
Bengkuang 2 bj bsr 320 S++ Pe-Cay S+K+ Terong S++
Ikan Lele 1/2 ekor sdg 40 Telur Ikan 1 ptg sdg 40
Bihun ½ gls 50 Tomat S++K+ Genjer
Ikan Mas 1/3 ekor sdg 45
Biskuit 4 bh bsr 40 Na+ Jagung Muda S+ Kangkung S+
Ikan Mujair 1/3 ekor kcl 30
Gadung 1 ptg 175 S++ GOLONGAN III (Sumber Protein Nabati) Kol S+K+ Jantung pisang S+
Ikan Peda 1 ekor kcl 35
Ganyong 1 ptg 185 S++ Bawang Bombay Kacang Buncis S++, K+
Ikan Pindang ½ ekor sdg 25 Umumnya digunakan sebagai lauk juga.
Gambili 1 ptg 185 S++ Bayam K+ Kacang Panjang S+
Ikan Segar 1 ptg sdg 40
Havermut 5 ½ sdm 45 S+ Satu satuan penukar mengandung: Bit K+ Kapri muda K+
Kepiting 1/3 gls 50
Jagung Segar 3 bj sdg 125 S++ 7 g Karbohidrat 5 g Protein 3 g Lemak 75 Kalori Brokoli S+ Kecipir S+
Kerang ½ gls 90 Na+,Pr+
Kentang 2 bh sdg 210 K+ Buncis S++ (buah muda)
Lemuru 1 ptg 35
Kentang hitam 12 bj 125 P- Bahan Makanan URT Berat (g) Ket. Cabe Merah Besar S++ Kembang kol S++,K+
Putih Telur Ayam 2 ½ btr 65
Maizena 10 sdm 50 P- Daun Bawang S+K+ Kucai S+
Rebon Kering 2 sdm 10 Kacang Hijau 2 sdm 20 Pr+
Makaroni ½ gls 50 P- Daun Bluntas Labu siam
Rebon Segar 2 sdm 45 Kacang Kedelai 2 ½ sdm 25
Mi Basah 2 gls 200 Na+, P- Daun Kacang Panjang S++ Labu waluh K+
Selar Kering 1 ekor 20 Kacang Merah 2 sdm 20 Na+
Mi Kering 1 gls 50 Na+ Daun Kecipir Leunce
Sepat Kering 1 ptg sdg 20 Kacang Mente 1 ½ sdm 15 Ko+
Nasi Beras Giling ¾ gls 100 Daun Kemangi Pare S++
Teri Kering 1 sdm 20 Kacang Tanah 2 sdm 15 Ko+
Nasi Beras ½ Giling ¾ gls 100 Daun Lobak Papaya muda S+
Teri Nasi 1/3 gls 20 Kacang Tanah Kupas 2 sdm 15 Na++,Ko+,Pr+
Nasi Ketan Hitam ¾ gls 100 Daun Lompong Tales Rebung S+, K+
Udang Segar 5 ekor sdg 35 Ko+ Kacang Tolo 2 sdm 20 Pr+
Nasi Ketan Putih ¾ gls 100 Daun Pakis S+ Tebu terubuk
Keju Kacang Tanah 1 sdm 15 Na++
Roti Putih 3 iris 70 Na+ Daun Pohpohan S++ wortel S+
2. LEMAK SEDANG Kembang Tahu 1 lembar 20 Ko+
Roti Warna Cokelat 3 iris 70
Satu satuan penukar mengandung: Oncom 2 ptg kcl 40 Ko+
Singkong 1 ½ gls 120 K+,P-,S
7 g Protein 5 g Lemak 75 Kalori Pete Segar ½ gls 55 3. SAYURAN C
Sukun 3 ptg sdg 150 +
Tahu 1 bj bsr 110 Tj+ Satu satuan penukar (100 g) mengandung:
Talas ½ bj sdg 125 S++
Tempe 2 ptg sdg 50 10 g Karbohidrat 3 g Protein 50 Kalori
Tape Beras Ketan 5 sdm 100 S+ Bahan Makanan URT Berat (g) Ket. Sari Dele Bubuk 2 ½ gls 185 S++
Tape Singkong 1 ptg sdg 100 Bakso 10 bj sdg 170
Tepung Tapioka 8 sdm 50 S++, P- Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket.
Daging Anak Sapi 1 ptg sdg 35
Tepung Beras 8 sdm 50 K+, P- Daging Domba 1 ptg sdg 40 GOLONGAN IV (Sayuran) Bayam Merah S+, K+ Daun Talas S+
Tepung Hunkwee 10 sdm 50 Daging Kambing 1 ptg sdg 40 Daun Katuk S+ Kacang Kapri S+
Tepung Sagu 8 sdm 50 Daging Sapi 1 ptg sdg 35 Ko+ Merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama Daun Labu Siam Kluwih Ka+
Tepung Singkong 5 sdm 50 P- Ginjal Sapi karoten, vitamin C, zat kapur, zat besi, dan fosfor. Hendak- Daun Mangkokan Melinjo
1 ptg bsr 45 Ko+,Pr+
Tepung Terigu 5 sdm 50 nya digunakan campuran dari daun-daunan, seperti: Daun Melinjo S++ Nangka Muda S+
Hati Ayam 1 bh sdg 30 Pr+
Ubi Jalar Kuning 1 bj sdg 135 bayam, kangkung, dan singkong, dengan kacang panjang, Daun Pepaya K++ Taoge Kacang Kedele
Hati Babi 1 ptg sdg 35 Ko+,Pr+ buncis, wortel, labu kuning, dan sebagainya. Satu satuan
Krupuk Udang/ikan 3 bj sdg 30 S++, P- Hati Sapi 1 ptg sdg 35 Ko+,Pr+ Daun singkong S+, K+
penukar adalah 100 gram sayuran campur, kurang lebih 1
Otak 1 ptg bsr 65 Ko+,Pr+ gelas (setelah dimasak dan ditiriskan). Golongan sayuran
GOLONGAN II (Sumber Protein Hewani) Telur Ayam 1 btr 55 Ko+ dibagi menjadi 3 macam berdasarkan kandungan zat
Telur Bebek Asin 1 btr 50 gizinya.
GOLONGAN V (Buah-buahan dan Gula)
Umumnya digunakan sebagai lauk. Menurut kandu- Telur Penyu 2 btr 60 1. SAYURAN A Merupakan sumber vitamin terutama karoten, Vit. B1,
ngan lemaknya, sumber protein hewani dibagi Telur Puyuh 5 btr 55 B6, & Vit. C. Juga merupakan sumber mineral. Berat
menjadi 3 (tiga) kelomok, yaitu: Digunakan sesuai keinginan karena mengandung
Usus Sapi 1 ptg bsr 50 Ko+,Pr+ buah-buahan dalam daftar ditimbang tanpa kulit dan
kalori yang sangat sedikit
1. RENDAH LEMAK biji (berat bersih).
3. TINGGI LEMAK Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket. Satu satuan penukar mengandung:
Satu satuan penukar mengandung:
Satu satuan penukar mengandung: Baligo Lettuce S+ 12 g karbohidrat 50 Kalori
7 g Protein 2 g Lemak 50 Kalori
7 g Protein 13 g Lemak 150 Kalori Gambas (Oyong) S+ Lobak S++
Jamur Kuping Segar S++ Selada S+K+ Bahan Makanan URT Berat (g) Ket.
Bahan Makanan URT Berat (g) Ket.
Bahan Makanan URT Berat (g) Ket. Ketimun S+,K+ Selada Air S+ Anggur 20 bh sdg 165 S++, K+
Babat 1 ptg bsr 40 Ko+,Pr+
Bebek 1 ptg sdg 45 Pr+ Labu Air Tomat Apel Merah 1 bh kcl 85
Cumi-cumi 1 ekor kcl 45
Belut 3 ekor kcl 45 Apel Malang 1 bh sdg 75 S+
Bahan Makanan URT Berat (g) Ket. 1. SUSU TANPA LEMAK 1. LEMAK TIDAK JENUH
Satu satuan penukar mengandung:
Arbei 6 bh sdg 135 K+ Bahan Makanan URT Berat (g) Ket.
Belimbing 1 bh bsr 140 S++, K+ 10 g Karbohidrat 7 g Protein 75 Kalori
Blewah 1 ptg sdg 70 S+ Lemak Babi 1 ptg kcl 5
Cempedak 7 bj sdg 45 S++ Bahan Makanan URT Berat (g) Ket. Mentega 1 sdm 15
Duku 16 bh sdg 80 K+ Susu Skim Cair 1 gls 200 K+ Santan (peras dengan air) 1/3 gls 40 K+
Durian 2 bj bsr 35 Tepung Susu Skim 4 sdm 20 K+ Kelapa 1 ptg kcl 15 K+ DAFTAR
DAFTAR
Jambu Air 2 bh bsr 110 S+ Yoghurt tanpa lemak 2/3 gls 120 K+ Keju Krim 1 ptg kcl 15 K+
Jambu Biji 1 bh bsr 100 K+ Minyak Kelapa 1 sdt 5 K+
Jambu Bol 1 bh kcl 90 S+ Minyak Kelapa Sawit 1 sdt 5 K+ BAHAN
2. SUSU RENDAH LEMAK BAHAN
Jambu Monyet 1 bh bsr 80
Satu satuan penukar mengandung:
Jeruk Bali 1 ptg 105 S+, K+
Jeruk Garut 1 bh sdg 115 S+, K+ 10g Karbohidrat 7g Protein 6g Lemak 75 Kalori GOLONGAN VII (Makanan Tanpa Kalori) MAKANAN
Jeruk Manis 2 bh sdg 110 K+
Bahan Makanan Berat (g) Ket.
MAKANAN
Jeruk Nipis 1 ¼ gls 135 K+ URT Mengandung <5 g karbohidrat dan <20 kalori tiap
Kolang-kaling 5 bj sdg 25 S++ Keju 1 ptg kcl 35 K+ penukarnya. PENUKAR
Kedondong 2 bh sdg 120 S++ Susu Kambing ¾ gls 165 K+ Bahan makanan yang yang memiliki URT, dibatasi
PENUKAR
Kemang 1 bh bsr 105 Susu Kental Tidak Manis ½ gls 100 K+ maksimal 3 penukar sehari, tetapi jangan dikonsumsi
Kesemek ½ bh 65 S+ Susu Sapi 1 gls 200 K+ sekaligus karena dapat menyebabkan kenaikan kadar
Kurma 3 bh 15 Tepung Susu Asam 7 sdm 35 K+ gula darah.
Kiwi 1 ½ bh 110 S+ Yoghurt Susu Penuh 1 gls 200 K+ Bahan makanan yang tidak memiliki URT dapat
Lontar 16 bh 185 S++ dikonsumsi lebih bebas.
Lychee 10 bh 75 3. SUSU TINGGI LEMAK
Mangga ¾ bh bsr 90 BahanMakanan Ket. Ket.
Satu satuan penukar mengandung: Bahan Makanan
Manggis 2 bh sdg 80 S++
Markisa ¾ bh sdg 35 S++ 10 g Karbohidrat 7 g Protein 10 g Lemak 150 Kalori Agar-agar Tauco SUSU
78
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Formulir SQ-FFQ
Nama : Tanggal :
Umur : Pewawancara :
Jenis kelamin : Alamat :
Frekuensi Konsumsi
>3 x/ hari
2x/ bulan
1 x/ hari
minggu
minggu
Pernah
Tidak
1-2x/
3-6x/
hari
Makanan Pokok
Contoh:
1 Nasi 1 centong v
(100)
2 Biskuit
3 Jagung segar
4 Kentang
5 Mie basah
6 Mie kering
7 Roti putih
8 Singkong
9 Sukun
10 Tape beras ketan
Lauk Hewani
11 Daging sapi
12 Daging ayam
13 Ikan segar
14 Telur ayam
15 Udang
Lauk Nabati
16 Tempe
17 Tahu
18 Kacang hijau
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
19 Kacang kedelai
20 Kacang merah
Sayur-sayuran
21 Bayam
22 Kangkung
23 Sawi
24 Terong
25 Wortel
Buah-buahan
26 Alpukat
27 Anggur
28 Jeruk manis
29 Pisang
30 Pepaya
Lainnya
31 Suplemen
......................................
32 Sport drinks
......................................
33 Energy bars
.....................................
! LAMPIRAN
Contoh Formulir
Recall 24 jam
81
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Nama : Tanggal :
Umur : Pewawancara :
Jenis kelamin : Alamat :
Waktu Menu Bahan URT Berat (g)
Makan Makanan
Pagi
(__.__)
Selingan 1
(__.__)
Siang
(__.__)
Selingan 2
(__.__)
Malam
(__.__)
* Jika atlet mengonsumsi suplemen atau produk gizi olahraga, maka ditulis sesuai
waktu makan (saat latihan, saat pertandingan atau setelah pertandingan)
! LAMPIRAN
Contoh Formulir
Food Record
83
PA NDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Nama :
Hari, tanggal :
85
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Tanggal :
Alamat :
Tujuan :
A. DATA ANTROPOMETRI
[ ] Lainnya …............................................
Ket: * Beri tanda (v)
C. KOMPOSISI TUBUH
D. RIWAYAT/STATUS KESEHATAN
Penyakit/Komplikasi/Defisiensi Ya Tidak
1. Defisiensi zat besi (dengan/tanpa anemia)
Hb: ..................................... Hct: .....................................
2. Asma
Pengobatan: ...........................................................................
3. Batuk kronis/pneumonia
4. Infeksi kandung kemih/ginjal
5. Penyakit tiroid
6. Diabetes/hipoglikemia
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Penyakit/Komplikasi/Defisiensi Ya Tidak
7. Pingsan saat latihan
8. Sakit dada saat latihan
9. Penyakit gastrointestinal: .................................................................................(sebutkan)
10. Sakit kepala berulang
11. Dehidrasi/heat stroke/kram
12. Penurunan/peningkatan BB ekstrim
13. Eating disorder (anoreksia/bulimia nervosa)
14. Gangguan tidur
15. Gangguan konsentrasi
16. Sakit pada otot
17. Kelelahan
18. Depresi
19. Alergi obat
A.
B.
C.
20. Alergi makanan
21. ...............................................................................................................................................................
22. ...............................................................................................................................................................
E. RIWAYAT/STATUS MENSTRUASI
Umur menstruasi pertama: ................ tahun
Durasi menstruasi: ......... hari Tanggal siklus menstruasi terakhir: ..............................
Perubahan siklus akibat latihan/makanan: Ya Tidak
Pemakaian kontrasepsi: Ya Tidak
F. RIWAYAT/STATUS CEDERA
Cedera Tanggal Penyebab Saat latihan/pertandingan
Pagi
Sore
Kerja/Sekolah
Intensitas
rasa lelah
(1–10)
Heart rate resting: Durasi tidur:
BB sehari-hari: Warna urin:
Lingkungan latihan/pertandingan:
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Tanggal:
Makan siang
Makan malam
Volume:
Buah dan sayur
Selingan
Meal replacement
Catatan
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Tanggal:
Makan siang
Makan malam
Volume:
Buah dan sayur
Selingan
Meal replacement
Catatan
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
CHECKLIST
Nama : Tanggal :
SIKLUS MAKRO
r r
i ri s be be r
ua
r
ru
a
et st
u e r be
n eb ar ril ei ni li gu te
m
ob em em
Ja F M Ap Ju Ju p t v s
M A
Se Ok No De
Cairan
Buah/Sayuran
Selingan
Makanan/minuman
Suplemen
PANDUAN PENDAMPINGAN GIZI PADA ATLET | KEMENKES RI
Tujuan dan
Intervensi
Monitoring dan
Evaluasi
Penulis
Mury Kuswari, Nazhif Gifari, Fadhila Iswi Deandra, Hasanah Fatarizka Ali Ratibi, Eko
Prihastono, Tiska Yumeida, Dewi Astuti, Siti Masruroh, Ivonne kusumaningtias,
Yuni Zahraini, Khairunnisa N, Mahmud Fauzi, Sri Nurhayati, Yemima Ester, Evi
Fatimah, Heny Purbaningsih, Rian Anggraini, Hario Tilarso
Editor
Lulu Safira, Annisa Khaerani
87
D A AT L E T
PA
I
Z
GI
PINGAN
M
DA
N
PE
PA N U A N
D