Anda di halaman 1dari 14

KONSELING GIZI PADA ATLET

Oleh :

Restu Amalia H G2C008060

Rista Emiria AA G2C008061

Riza Puspitarini G2C008062

Rizka Dyah Ayu G2C008063

Roudhotun Nasikhah G2C008064

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2008 / 2009

BAB I
PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan derajat

kesehatan serta perbaikan gizi masyarakat. Pembangunan dalam bidang kesehatan sangat

penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus

untuk mencegah agar tubuh tidak mudah sakit. Olahraga merupakan aktivitas untuk

meningkatkan stamina tubuh, yang mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan,

oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk dilaksanakan secara teratur sesuai dengan

kondisi seseorang. Bagi seorang atlet asupan gizi yang terkait dengan olahraga mempunyai

arti penting selain untuk mempertahankan kebugaran juga untuk meningkatkan prestasi

atlet tersebut dalam cabang olahraga yang diikutinya.

Kebutuhan gizi bagi para atlet mempunyai kekhususan karena tergantung cabang

olahraga yang dilakukannya. Oleh karena itu untuk mendapatkan atlet yang berprestasi,

faktor gizi sangat perlu diperhatikan sejak saat pembinaan di tempat pelatihan sampai pada

saat pertandingan.

Di samping itu gizi juga berpengaruh dalam mempertahankan dan memperkuat

daya tahan tubuh. Oleh karena itu berlaku pula bagi para atlet, meskipun kebutuhan jenis

dan jumlah zat gizi bagi seorang atlet berbeda dengan kelompok bukan atlet karena

kegiatan fisik dan psikis atlet berbeda dengan yang bukan atlet, baik selama masa latihan

maupun pada saat pertandingan. Prestasi olahraga yang dicapai oleh para atlet terkait erat

dengan ketepatan penentuan, penyediaan jenis dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. GIZI OLAHRAGA

Gizi olahraga adalah gizi yang diperlukan oleh para olahragawan atau atlet sesuai

dengan jenis olahraga yang dilakukan. Gizi bagi para atlit merupakan komponen yang

penting untuk menjaga potensi para atlet secara maksimal dan mengurangi faktor resiko

yang diakibatkan oleh aktivitas olah raga.

Keadaan gizi dan prestasi olahraga mempunyai hubungan yang sangat erat.

Pengetahuan tentang pemilihan makanan yang tepat dan cukup sangat menunjang kenaikan

prestasi olahraga seseorang. Telah kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta

perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya

intake zat gizi yang baik. Apabila seorang olahragawan masih dalam proses pertumbuhan

maka makanan yang cukup tersebut akan menunjang pertumbuhan fisik yang maksimal,

sehingga tubuh akan mencapai bentuk yang paling optimal bagi cabang-cabang olahraga

yang ditekuni masing-masing olahragawan. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi

olahraga dalam meningkatkan kemampuan olahragawan sangat dibutuhkan.

Pengaturan gizi pada atlet bertujuan untuk memperbaiki status gizi para atlet, baik

akibat defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi; Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap

optimal selama menjalani latihan intensif; Membiasakan atlet terhadap makanan yang

sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.


B. PENTINGNYA KONSELING GIZI PADA ATLET

Atlet memerlukan pelatih untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam cabang

olah raga tertentu yang mereka dalami, begitu juga dengan pentingnya asupan zat-zat gizi

yang ikut berperan penting dalam meningkatkan performa atlet. Untuk itu diperlukan

pengetahuan yang cukup pada atlet tentang gizi.

Sayangnya, banyak atlet yang minim atau tidak tahu sama sekali tentang kebutuhan gizi

yang baik untuknya. Mereka hanya menuruti arahan-arahan pelatih mereka seringkali juga

berpengetahuan minim soal gizi pada atlet dan cenderung menganut mitos-mitos dalam

olahraga, seperti 61% atlet percaya bahwa protein merupakan sumber energi utama untuk

pembentukan otot. Padahal otot terbentuk karena latihan, bukan hanya sekedar

mengkonsumsi protein tinggi. Lalu kepercayaan bahwa sports drink dan suplemen akan

dapat meningkatkan performa atlet. Walaupun sebenarnya bila kebutuhan zat gizinya

sudah terpenuhi dengan baik melalui asupan makannya, suplemen dan sports drink tidak

mutlak harus dikonsumsi oleh atlet.

Peranan gizi pada atlet dalam meningkatkan performa olahraga sudah terbukti.

Kecukupan zat gizi dan air yang baik pada atlet sebelum, saat kompetisi dan setelah

kompetisi membuat penampilan mereka tetap vit dan terjaga.

Oleh karena itu, membekali para atlet dengan pendidikan gizi sangat penting, baik

para atlet perseorangan maupun atlet dalam tim. Untuk mendapatkan pemahaman tentang

gizi pada atlet, diantaranya dapat diberikan langsung pada tim oleh pelatih yang

bersangkutan, konsultasi individu di lapangan dan dengan cara memberikan informasi pada

atlet dari narasumber gizi olahraga yang terpercaya.


C. KONSELING GIZI PADA ATLET

Konseling gizi pada atlet adalah proses komunikasi dimana atlet dibantu untuk

memecahkan masalah gizinya.

Konseling pada atlet bertujuan untuk :

1. Menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang

berkaitan dengan gizi atlet, sehingga atlet mampu memilih makanan yang terbaik

baginya.

2. Menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku

pelatih/pembina yang berkaitan dengan gizi atlet sehingga pelatih/pembina mampu

memberi dukungan pada atlet agar memilih makanan yang terbaik baginya.

D. METODE DAN MEDIA KONSELING GIZI

1. Secara langsung :

a. Tanya jawab dan diskusi perorangan (Konsultasi)

b. Ceramah untuk kelompok (Penyuluhan), disertai diskusi atau demonstrasi.

2. Secara tidak langsung, mempergunakan media :

a. Kaset

b. Video/TV

c. Slide

d. Poster, billboard

e. Leaflet, booklet, selebaran

f. Dan lain-lain
E. PROSES KONSELING GIZI PADA ATLET

Biasanya proses konseling gizi dimulai dengan memberikan data-data perorangan

tentang status kesehatan dan informasi asupan makan yang ia konsumsi setiap hari. Setiap

informasi yang diberikan oleh atlet mempermudah konsultan gizi untuk memperkirakan

langkah-langkah yang akan diambil dalam mengembangkan gizi atlet tersebut.

Adapun yang dimaksud dengan form informasi asupan makan (Diet History) adalah

suatu formulir yang berisi data asupan makan seorang atlet, diantaranya asupan makanan,

pola makan, kebiasaan makan, dan pola latihan.

Proses wawancara langsung dapat membantu seorang konsultan gizi dapat

menyimpulkan riwayat gizi atlet tersebut dengan relatif cepat. Penilaian diet yang adekuat

seharusnya tidak hanya data asupan makanan tapi juga biokimia dan parameter

antropometri. Tinggi badan, berat badan, BMI (Body Mass Index) seharusnya

dibandingkan dengan standar umur.

Quesioner riwayat kesehatan adalah suatu quesioner yang berisi berbagai

pertanyaan seputar kesehatan, sejarah pengobatan yang lalu, dan tingkat kesehatan sehari –

hari. Hal ini mempengaruhi terapi gizi yang nantinya akan diberikan. Informasi tentang

penyakit kronis, kecelakaan, operasi, dan perawatan medis membantu ahli gizi untuk

membuat penilaian pada kebutuhan atlet dan rekomendasi gizi.

I. LANGKAH – LANGKAH UNTUK MENGAWALI KONSULTASI GIZI

DENGAN ATLET

1. Mengadakan hubungan dengan atlet


Kunci dari beberapa wawancara yang baik adalah membangun hubungan yang

baik dengan atlet. Seorang konsultan gizi harus mempunyai pengetahuan yang

banyak mengenai olahraga, sehingga akan lebih mudah berkomunikasi dengan

atlet tersebut. Perilaku, bahasa tubuh dan gaya bicara seorang konsultan gizi

juga mempengaruhi atlet agar ia merasa lebih nyaman dan diharapkan lebih

terbuka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Selain itu nada

bicara, kontak mata, ekspresi wajah, dan lingkungan juga perlu diperhatikan.

2. Menjelaskan alasan pentingnya konsultasi gizi pada atlet

Mengajukan pertanyaan yang spesifik pada atlet tentang tujuan atlet akan

membantu menjelaskan pentingnya memperbaiki status gizi, berat badan dan

kesehatan atau status performa olahraga. Selain itu juga dapat membantu

konsultan gizi untuk merencanakan pengaturan makan untuk atlet tersebut.

3. Melengkapi penilaian gizi atlet (antropometri, analisis rancangan

makanan, penilaian latihan)

Antropometri data adalah tahap yang penting dalam perencanaan

pengembangan gizi atlet untuk menganalisis asupan gizi mereka dan

membandingkannya dengan berat badan dan komposisi tubuhnya.

BMI (Body Mass Index) dapat diketahui dari tinggi dan berat badan, sedangkan

komposisi tubuh harus diukur dengan alat ukur spesifik.

Asupan gizi yang konsisten dan berat badan yang stabil dpat diperoleh dari

asupan makan dengan jumlah kalori yang cukup setiap harinya untuk

pemenuhan kebutuhan energi.


Mengajukan pertanyaan seputar perubahan berat badan, fluktuasi energi,

kelelahan, atau penurunan performa disaat yang berbeda selama latihan dan

kompetisi membantu ahli gizi dan atlet menghubungkan antara kekonsistensian

asupan gizi dengan berat badan dan pencapaian latihan.

Tinjauan ulang mengenai kapan dan seberapa sering atlet berlatih dapat

membarikan informasi tentang pengeluaran energi. Pertanyaan tambahan

seharusnya diajukan mengenai keseluruhan aktifitas atlet diluar latihan.

4. Kesiapan untuk merubah kebiasaan dan nutrisi

Kesiapan untuk merubah kebiasaan dan nutrisi pada atlet merupakan bagian

yang penting untuk mengawali konseling gizi. Hanya atlet dengan tingkat

kesiapan yang baik yang akan mendapatkan perubahan yang dibutuhkan untuk

pencapaian keberhasilan.

5. Menetapkan tujuan gizi

Atlet harus menetapkan tujuannya baik tujuan jangka panjang maupun jangka

pendek berhubungan dengan nutrisinya. Pencapaian hasil tujuan jangka panjang

dapat membantu atlet dan ahli gizi untuk mengembangkan dan mengubah

rancangan nutrisi yang dibutuhkan serta melanjutkan perubahan kebiasaan

untuk pencapaian hasil.

Sedangkan tujuan jangka pendek yang berorientasi pada prosesnya dapat

membantu atlet mencapai hasil yang diinginkan dengan cara yang sederhana.

6. Memberikan pendidikan untuk mencapai tujuan


Atlet yang sudah mempunyai edukasi tentang gizi akan lebih mudah untuk

mengawali konseling gizi. Oleh karena itu pendidikan gizi sangat dibutuhkan

oleh para atlet untuk membantu dalam pencapaian mereka di cabang olahraga

yang mereka dalami.

7. Rekapan dan penutupan

Rekapan pencapaian atlet, perencanaan makanan dan klarifikasi asupan makan

serta pertanyaan yang diajukan oleh atlet akan mambantu dalam perancangan

untuk sesi yang lebih jauh.

II. TAHAP LANJUTAN KONSULTASI GIZI PADA ATLET

Atlet berkesempatan untuk bertemu dengan konsultan gizinya setelah

tahap penilaian awal. Proses ini sangat penting dalam kelanjutan keberhasilan atlet

dalam pelaksanaan tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Perubahan diet

permanen pada atlet akan lebih menarik daripada tahap penilaian awal. Proses

pertemuan selanjutnya sama dengan konsultasi pada tahap awal tetapi lebih singkat.

Karakteristik dari sesi kelanjutan ini dijadwalkan sekitar setengah dari waktu yang

digunakan untuk tahap konsultasi awal. Pengkajian mengenai bagaimana perasaan

atlet, tingkat energi, dan beberapa informasi subjektif lainnya tentang performa

olahraga dianjurkan untuk dibicarakan. Dasar dari semua informasi dari sesi

lanjutan ini. Perubahan dari tujuan jangka pendek dan jangka panjang dapat

dilakukan. Jika atlet telah dapat menguasai satu atau lebih proses pencapaian, maka

dapat diprediksi atlet tersebut akan berhasil dalam pencapaian prestasi lainnya.

Tahap akhir dari proses lanjutan ini adalah untuk menetapkan jika

pertemuan selanjutnya masih dibutuhkan. Setelah proses konseling berakhir,


hubungan antara atlet dan konsultan gizi masih dapat terus berlanjut. Misalnya

konsultasi via telepon atau e-mail bisa menjadi alternatif yang baik untuk membuat

janji pertemuan dan merencanakan proses lanjutan berikutnya.

III. Langkah-langkah konsultasi gizi bagi Atlet (Janet Pritchard)

1. Pengkajian

Data pribadi  TB, BB, Umur, Pendidikan, Sosekbud, Jenis olahraga dan

menentukan kebutuhan gizi dan perubahan yang diinginkan.

Data riwayat gizi  menentukan jumlah asupan gizi, kebiasaan makan

(Suka/tak suka, pantangan, alergi), pola makanan.

Jadwal latihan atlet kebutuhan gizi  kebutuhan gizi dan fisiologi sesuai

aktifitas atlet.

2. Perencanaan

Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk perilaku dan dapat diukur.

Misal : Tinjauan mengatasi dehidrasi  tetapkan jumlah, frekuensi dan jenis

cairan yang diminum.

Menyesuaikan tujuan dengan gaya hidup atlet dan program

latihan/pertandingan  negosiasi dengan atlet

Interaksi dengan pelatih  Jadwal latihan/pertandingan

Menetapkan rencana evaluasi


3. Implementasi

Menggunakan keterampilan profesional dari konsultan gizi untuk mencapai

tujuan: perubahan perilaku makanan atlet. Gunakan sumber daya yang ada

(food model, leaflet, booklet, flipchart, flanelboard, TV, Kaset,dsb)

Untuk atlet mengidentifikasi masalah gizinya, menetapkan tujuan dan prioritas

untuk mencapai perubahan kebiasaan makanan yang diinginkan. Gunakan

bahasan yang mudah difahami dan istilah yang konsisten. Beri petunjuk praktis

jumlah dan macam makanan yang diinginkan makanan yang dibatasi dan

dilarang. Berikan contoh-contoh sesuai kebiasaan makanan atlet. Gunakan

pertanyaan terbuka  diskusi lebih terbuka  atlet lebih mudah menerima dan

menghayatinya.

4. Evaluasi

Evaluasi dilakukan terus menerus oleh atlet, konsultan gizi, pelatih/pembina.

Lakukan umpan balik sedini mungkin hasil pemantauan dari efek perubahan

pengaturan makanan yang baik:

• Status gizi atlet

• Prestasi/penampilan atlet dalam olahraga.

• Psikologi atlet :bagaimana caranya bisa menang. Atlet yang sukses biasanya

mempunyai pengetahuan gizi lebih tinggi. Beri atlet dorongan yang positif

terhadap perilaku makanan yang tepat.


BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Bagi seorang atlet asupan gizi yang terkait dengan olahraga mempunyai arti penting

selain untuk mempertahankan kebugaran juga untuk meningkatkan prestasi atlet tersebut dalam

cabang olahraga yang diikutinya. Keadaan gizi dan prestasi olahraga mempunyai hubungan

yang sangat erat. Pengetahuan tentang pemilihan makanan yang tepat dan cukup sangat

menunjang kenaikan prestasi olahraga seseorang. Oleh karena itu, membekali para atlet

dengan pendidikan gizi sangat penting, baik para atlet perseorangan maupun atlet dalam

tim. Untuk mendapatkan pemahaman tentang gizi pada atlet, diantaranya dapat diberikan

konseling pada atlet dari narasumber gizi olahraga yang terpercaya. Adapun langkah –

langkah melakukan konseling gizi ini antara lain dari pengkajian, perencanaan,

implementasi hingga evaluasi.


LAMPIRAN 1

FORMULIR RIWAYAT GIZI ATLET

Tanggal : ………… TB :……..BB.……..kg


Nama : ………… Agama : ………….
Cabang olahraga : ………… Pendidikan : ………….
Umur : ………… thn Daerah asal : ………….
Jenis kelamin : L/P Alamat : ………….

Alergi/pantangan/suka/tak suka terhadap makanan : ……………….


Apakah yang anda makan dalam waktu 24 jam terakhir

Waktu Menu Bahan makanan Jumlah

URT Gram

Pagi

Jam 10.00

Siang

Jam 16.00

Malam

Jam 21.00

Perhitungan Rata-rata Asupan Gizi Sehari


E Prot Lemak CHO Air Ca Fe Vit. Vit Vit C
Kkal (Gr) (Gr) (gr) (Ml) (Mg) (Mg) A B (Mg)
(SI) (Mg)
Rata2
asupan
gizi
sehari
RDA
Sikap atlet terhadap makanan : ………………………………………………………
Sikap atlet untuk memperbaiki kebiasaan makan : ……………………………….

Konsultan Gizi,

(------------------)
DAFTAR PUSTAKA

JN The Journal of Nutrition. 2009. Symposium : nutrition and phisical performance : A


Century of Progress and Tribute to The Modern Olympic Movement.
http://jn.nutrition.org/cgi/content/full/127/5/8579S.

University Health Services. 2006. University Health Services Nutrition Consultation sheet.
http://www.princeton.edu/uhs/pdfs/Nutrition%20Consultation%20Questionnaire.pdf

Sports Nutrition Review Journal. 2004. Sport Nutrition : What The Future May Bring.
http://www.sportnutritionsociety.org/

Konseling Gizi Atlet. http://www.gizi.net/giziolahraga/

Heather Hedrick Fink, MS,RD, dkk.. 2006. Practical Aplication in Sport Nutrition.
Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.

Anda mungkin juga menyukai