BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Memberikan informasi tentang kebutuhan cairan dan kelelahan pada atlet renang.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang kebutuhan cairan dan kelelahan pada atlet renang.
BAB II
ISI
A. Pengertian Renang
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus
dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Sebagai contoh olahraga
aerobik adalah gerak jalan cepat, jogging, lari, senam, renang, dan bersepeda.
Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam
berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya dada, gaya
punggung dan gaya kupu-kupu. Perenang yang memenangkan lomba renang adalah
perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat.
1. Sejarah
Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar
perenang berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen
memperkenalkan gaya trudgen di lomba-romba renang setelah meniru renang gaya
bebas suku Indian. Akibat ketidaksukaan orang Inggris terhadap gerakan renang yang
memercikkan air ke sana ke mari, Trudgen mengganti gerakan kaki gaya bebas yang
melecut ke atas dan ke bawah menjadi gerakan kaki gunting seperti renang gaya
samping.
Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade
Athena 1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade Stockholm 1912. Pada
1902, Richard Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi Renang
Internasional dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu pertama kali dikembangkan pada
tahun 1930-an. Pada awalnya, gaya kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum
dianggap sebagai gaya renang tersendiri pada 1952.
Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond)
didirikan pada 1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang Jawa
Barat (West Java Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur (Oost Java
Zwembond) didirikan pada 1927. Sejak itu pula perlombaan renang antardaerah mulai
sering diadakan. Rekor dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai
rekor di Belanda.
Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor 59,9 detik
untuk nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung. Pet Stam
dikirim sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan Berenang Seluruh
Indonesia didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota Federasi Renang Internasional
sejak tahun berikutnya. Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki
1952.
2. Fasilitas dan Peralatan Renang dalam Olimpiade
a) Kolam Renang
Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah
25 m. Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade
ditetapkan panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35
meter, dimulai dari 1,0 m pertama lintasan hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari
dinding kolam yang dilengkapi balok start. Kedalaman minimum di bagian lainnya
adalah 1,0 m.
b) Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan
pertama dan lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan
yang sama panjang dengan panjang lintasan. Tali lintasan terdiri dari rangkaian
pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya sama dengan panjang
lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena gelombang air.
Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan
2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5. Perenang diletakkan di lintasan
berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil,
perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang
tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan). Perenang-
perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5,
3, 6, 2, 7, 1, dan 8.
c) Pengukur Waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh
pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini
hanya 1 cm. Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan
dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-
American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.
d) Balok Start
Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start
dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari
balok start. Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran
balok start adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok
start tidak melebihi 10°
3. Peraturan Perlombaan
Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang
melakukan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut
sedikit ditekuk. Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan
badan menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada
balok start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara
kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam
gaya ganti estafet. Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang
untuk naik ke atas balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya
ganti estafet). Perenang berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap diteriakkan
oleh wasit start. Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start
sebelum ada aba-aba. Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus
dalam keadaan diam.
4. Nomor Perlombaan
Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis
kelamin dan gaya renang. Nomor-nomor renang putra dan putri yang diperlombakan
dalam Olimpiade :
• Gaya Bebas : 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri)
1500 m (putra)
• Gaya Dada : 100 m, 200 m
• Gaya Punggung : 100 m, 200 m
• Gaya Kupu-kupu : 100 m, 200 m.
• Gaya ganti perorangan : 200 m dan 400 m
• Gaya ganti estafet : 4 x 100 m
• Gaya bebas estafet : 4 x 100 m, 4 x 200 m
B. Keseimbangan Cairan
C. Penyerapan Cairan
Kecepatan cairan yang diabsorpsi tergantung pada beberapa faktor yang berbeda,
termasuk jumlah, tipe, suhu dan osmolaritas cairan yang dikonsumsi dan kecepatan
pengosongan lambung. Karena glukosa dengan aktif diserap pada intestine, hal ini bisa
menandai peningkatan natrium dan penyerapan cairan. Karbohidrat dan larutan
elektrolit mempertinggi kapasitas latihan dengan menaikkan gula darah,
mempertahankan kecepatan yang tinggi dari oksidasi karbohidrat, mencegah kelelahan
pusat dan menurunkan rasa pengerahan tenaga (Byrne dkk, 2005) dalam Krause’s
Food and The Nutrition Care Process.
Studi dahulu yang mengindikasikan bahwa cairan yang diserap maksimal ketika
konsentrasi glukosa luminal berkisar dari 1-3% (55-140mM), meskipun banyak sport
drinks terdiri dari 2-3 kali jumlahnya dengan yang menyebabkan gejala sistem
pencernaan yang berlawanan. Menyebabkan konsentrasi karbohidrat di dalam sport
drinks, gram dari karbohidrat atau gula dalam penyajian dibagi dengan berat penyajian
dari minuman, yang biasanya 240 gram, perkiraan berat dari 1 gelas air. Enam persen
karbohidrat minuman terdiri 14-16 gram karbohidrat per 1 gelas.
Air dingin lebih disukai daripada air hangat karena melemahkan perubahan di pusat
suhu dan aliran darah peripheral, penurunan keringat, meningkatkan kecepatan
pengosongan lambung dan diserap lebih cepat.
D. Kebutuhan Cairan
Menurut Tauhid (1986), tubuh manusia sebagian besar atau sekitar 60% adalah
cairan , maka selama berlatih atau kompetisi status hidrasi atlet harus benar-benar
dipertahankan, sebab kekurangan cairan 1% akan mengurangi prestasi, kekurangan 3-
5% akan mengganggu sirkulasi dan kekurangan 25% berakibat kematian.
Air tidak mengandung energi, tetapi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan tubuh manusia akan air dalam sehari-hari sesuai dengan banyaknya air
yang keluar atau yang hilang dari tubuh.
Pada keadaan normal atau ideal yaitu diet rendah cairan, aktifitas fisik minimal serta
tidak ada keringat yang keluar, orang dewasa memerlukan air sebanyak 1500-2000ml
sehari. Sumber air untuk kebutuhan tubuh biasanya didapat dari hasil oksidasi zat gizi,
makanan dan minuman. Saat berolahraga tentu kebutuhan cairan akan meningkat. Hal
ini disebabkan saat berolahraga suhu tubuh meningkat dan tubuh menjadi panas.
Tubuh yang panas berusaha untuk menjadi dingin dengan cara berkeringat.
Banyaknya keringat yang keluar tergantung ukuran tubuh, jenis olahraga, intensitas
olahraga, lamanya olahraga, cuaca dan kelembaban lingkungan, serta jenis pakaian
atlet. Keringat yang keluar saat olahraga sebagian besar terdiri atas air, namun keringat
juga mengandung elektrolit . Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga
disebabkan oleh peningkatan produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh
sedikit. Defisit air sebanyak 1% dari berat badan yang keluar dalam bentuk keringat
saat berolahraga terbukti mengurangi toleransi tubuh terhadap olahraga. Sedangkan,
defisit air 3% - 10% dari berat badan selama mengikuti olahraga menyebabkan
penurunan prestasi olahraga, meningkatkan resiko cidera serta berbahaya untuk atlet.
Pemberian cairan pada atlet bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan untuk
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, pemberian cairan yang
adekuat ditujukan untuk mencegah cidera akibat panas tubuh yang berlebihan,
misalnya : heat exhaustion, heat stroke. Nasihat yang paling baik saat berolahraga
untuk mencegah kekurangan cairan adalah minum air sebelum, selama dan setelah
berolahraga. Minum air jangan menunggu sampai sampai rasa haus timbul . Oleh
karena, rasa haus tidak cukup baik sebagai indikator keinginan untuk minum. Keinginan
minum air lebih banyak dan lebih sering karena kebiasaan, bukan karena adaptasi
fisiologis. Rasa haus baru timbul apabila tubuh telah mengalami dehidrasi.
Penggantian air yang adekuat selama berolahraga sangat penting untuk
memelihara penampilan yang optimal dan memelihara kesehatan. Minumlah air 30-60
menit sebelum bertanding sebanyak 150-250 ml. Air dingin kira-kira 10˚C lebih baik
daripada air hangat. Oleh karena air dingin lebih cepat diserap oleh usus, sehingga
waktu pengosongan lambung lebih cepat. Pemberian air dalam jumlah yang sama
dianjurkan pada atlet saat beristirahat diantara pertandingan. Selama bertanding, atlet
dianjurkan minum secara teratur setiap 10-15 menit sebanyak 150-250 ml air dingin.
Segera setelah bertanding, pemberian minuman ditujukan untuk mengganti cairan
yang hilang dan mendinginkan tubuh. Atlet setelah pertandingan harus segera minum
air dingin sebanyak 150-250ml. Selanjutnya atlet dapat minum air yang mengandung
karbohidrat, elektrolit dan mineral serta vitamin.
Penelitian menunjukkan bahwa penggantian air akibat keringat yang keluar lebih
penting daripada penggantian elektrolit. Kasus kehilangan elektrolit yang serius atau
ketidakseimbangan elektrolit pada atlet jarang terjadi dibanding dehidrasi akibat defisit
air. Kekecualian misalnya terjadi pada atlet yang melakukan olahraga sangat berat di
bawah cuaca panas dan kelembaban tinggi . Keringat yang keluar jumlahnya sangat
banyak , selain air juga mengandung elektrolit (Primana, 2000).
Kebutuhan asupan cairan sehari-hari yang dianjurkan untuk individu yang terus
menerus beraktifitas sangat besar bervariasi karena perbedaan luas dalam kebutuhan
cairan per hari tergantung dari ukuran tubuh, aktifitas fisik dan kondisi lingkungan.
Menurut DRI, kebutuhan cairan dan elektrolit pada laki-laki 3,7 Liter/hari (±16
gelas/hari) dan 2,7 Liter/hari (±12 gelas/hari) (Institute of Medicine, 2004). Kira-kira 20%
dari asupan/hari cairan berasal dari air dalam buah dan sayuran, dan 80% dari
minuman termasuk air minum,jus,susu, kopi, teh, sup, sports drinks dan soft drinks.
Ketika seseorang bekerja, latihan dan bertanding pada lingkungan yang panas ,
cairan yang dibutuhkan mereka akan meningkat lebih dari 10 Liter/hari. Air yang
dibutuhkan untuk pengeluaran urea dari metabolisme protein dan kelebihan asupan
elektrolit untuk tujuan kebutuhan sehari-hari. Meskipun, untuk seseorang yang aktif
volume ini relatif kecil (130mL/1000kkal) dan tidak berakibat karena biasanya mereka
mengkonsumsi lebih dari 2 liter/hari (Murray, 2006).
Pembagian kebutuhan cairan pada kelompok berikut :
a) Atlet Anak
Karena anak suka berpartisipasi dalam aktifitas fisik kurang dari 1 jam dalam durasi
sering sedikit perhatian untuk hidrasi mereka. Anak tidak cukup minum ketika diberi
cairan dengan bebas selama bertanding pada iklim panas dan lembab. Tetapi anak
berbeda dengan dewasa , untuk beberapa tingkat pemberian dari dehidrasi,
peningkatan pusat suhu lebih cepat daripada dewasa. Anak yang berpartisipasi dalam
aktivitas olahraga harus berpikir untuk mencegah dehidrasi dengan minum lebih banyak
dan di luar rasa haus dan frekuensi jarak waktu , seperti setiap 20 menit.Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa konsumsi cairan anak-anak meningkat ketika minuman
mengandung karbohidrat (40-80 gram per liter) dan natrium sedikit. Disarankan bahwa
pelatih mendorong jenis minuman bukan air putih untuk memastikan bahwa anak-anak
menerima cairan yang cukup ketika mereka berolahraga dalam cuaca panas.
Peraturan dari persetujuan bahwa anak 10 tahun atau lebih muda harus minum
sampai dia tidak merasa kehausan dan kemudian harus minum ditambah setengah
gelas (1/3 -1/2 gelas). Anak yang lebih tua dan remaja harus mengikuti anjuran yang
sama. Meskipun mereka harus mengkonsumsi gelas tambahan dari cairan . Ketika
pengaturan dalam bertanding harus dimodifikasi untuk membantu anak untuk
meninggalkan permainan secara periodik untuk minum. Menyediakan sport drink yang
akan mempertahankan rangsangan untuk minum dan rehidrasi mereka adalah
kuncinya.
b) Atlet Dewasa
Atlet lebih tua, dewasa atau atlet level master juga beresiko untuk dehidrasi dan
butuh membuat tindakan pencegahan ketika latihan atau tetap fit. Hipohidrasi pada
sesorang lebih tua bisa berakibat pada fungsi sirkulasi dan termoregulator sampai lebih
besar dan luas dan mungkin dikarenakan oleh aliran darah yang sedikit dalam tubuh,
menyebabkan suhu pusat meningkat. Karena rasa haus diturunkan pada orang yang
lenih tua dewasa., mereka membutuhkan minuman yang adekuat sebelum bertanding,
baik sebelum mereka menjadi kehausan. Atlet perempuan butuh minum lebih dari atlet
pria selama jarak latihan tertentu dalam tekanan. Keseimbangan cairan yang
dipertahankan lebih baik ketika karbohidrat palatability dan larutan elektrolit yang
diberikan (Baker dkk, 2005).
E. Kebutuhan Elektrolit
Cairan tubuh selain mengandung air juga mengandung bahan lain yang diperlukan
oleh tubuh seperti elektrolit. Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari kation dan anion.
Kation utama dalam cairan tubuh adalah natrium (Na+) dan Kalium (K+), sedangkan
anion utama adalah Klorida (Cl-).
1. Natrium
Natrium merupakan kation yang terbanyak di dalam cairan ekstrasel dan
bertanggung jawab untuk mempertahankan osmolalitas cairan ekstrasel. Asupan
natrium berkisar antara 3-8 gram (130-250 meq) per hari. Makanan sumber Na adalah
garam dapur. Selain itu Na banyak dijumpai pada keju dan makanan olahan lain.
Natrium dan klorida merupakan elektrolit paling banyak yang ditemukan dalam
keringat , namun dalam jumlahnya hanya 1/3 dari yang ditemukan di plasma. Natrium
hilang terutama melalui keringat yang berlebihan. Oleh karena itu atlet yang mengalami
pengeluaran keringat yang sangat banyak harus diperhatikan penggantian natrium.
Hiponatremi yang terjadi pada atlet dapat mengakibatkan penurunan efisiensi kerja otot
sehingga berpengaruh terhadap prestasi olahraga.
Hal yang penting memasukkan natrium pada cara penggantian cairan, khususnya
dengan asupan yang berlebih dari air tawar (Hew,2005 ; Noakes dkk, 2005). Untuk
pertandingan lebih dari 2 jam, natrium harus ditambahkan pada cairan untuk mengganti
kehilangan dan mencegah hiponatremi. Rehidrasi dengan air saja mencairkan darah
dengan cepat, peningkatan volume darah dan mendorong urin yang keluar. Cairan
darah yang sedikit baik natrium dan volume bagian yang dipengaruhi oleh rangsangan
haus, memindahkan banyak dari rangsangan untuk minum dan mengganti kehilangan
cairan.
Keuntungan yang sementara hiperhidrasi dengan garam natrium adalah penting.
Kehilangan natrium bisa membuat kramp panas, khususnya pemain sepakbola
(Stofan,dkk, 2005). Disamping variasi seseorang, intensitas dan durasi latihan
memainkan peran penting dalam kehilangan Natrium.
Natrium bisa bergerak dengan cepat melewati proximal intestine. Selama latihan
yang panjang lebih dari 4-5 jam., termasuk natrium dalam penggantian cairan yang
meningkatkan palatability dan fasilitas cairan yang ditingkatkan dalam intestine. Baik
natrium dan karbohidrat ditranspor aktif dari lumen ke aliran darah.
Penggantian cairan kekurangan suplementasi natrium bisa membuat diturunkannya
konsentrasi plasma natrium. Tingkat plasma natrium jatuh dibawah 130mEq/L, gejala
bisa termasuk lesu, bingung, atau kehilangan kesadaran. Latihan yang membuat
hiponatremia mungkin dihasilkan dari cairan yang berlebih selama latihan yang panjang
>4jam. Hiponatremia berhubungan dengan seseorang yang merencanakan minum air
tawar yang berlebih dari kehilangan keringat atau bagi seseorang kondisi fisik yang
kurang dan produksi keringat berlebih.
2. Kalium
Kalium merupakan kation terpenting didalam cairan intrasel. Asupan Kalium berkisar
antara 2-6 gram (50-150 meq) per hari. Makanan sumber kalium adalah daging, buah-
buahan. Secara umum kalium banyak terdapat pada pisang, jus jeruk. Keringat
merupakan cairan hipotonik dibanding dengan plasma. Konsentrasi elektrolit dalam
keringat juga lebih rendah dibanding dengan cairan tubuh lainnya. Kalium dan
magnesium dalam keringat jumlahnya sangat kecil. Kalium yang hilang melalui keringat
jumlahnya sangat sedikit. Kalium yang disimpan di dalam sel tubuh jumlahnya sangat
banyak dan tidak terpengaruh oleh hilangnya kalium melalui keringat. Beberapa ahli
percaya bahwa kehilangan kalium dalam keringat akan mempengaruhi prestasi
olahraga.
Konsentrasi natrium dan kalium pada keringat dipengaruhi oleh jumlah keringat
yang keluar. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, jumlah keringat sebanyak 200
ml/jam menyebabkan kehilangan cairan yang mengandung 12 mmol natrium dan 4-5
mmol kalium. Sedangkan keringat sebanyak 1000 ml/jam mengakibatkan kehilangan
cairan yang mengandung 40 mmol natrium dan 4-5 mmol kalium.
Penelitian menunjukkan bahwa suplemen natrium dan kalium tidak diperlukan
selama olahraga yang berlangsung singkat ( ≤ 1 jam). Garam yang tersedia pada
makanan sehari-hari sudah cukup mempertahankan keseimbangan natrium dan kalium
selama bertanding pada olahraga tingkat sedang (Primana, 2000).
Keseimbangan kalium diatur oleh aldosteron dan pengaturan yang tepat. Meskipun
aldosteron beraksi dalam kelenjar glands untuk meningkatkan penyerapan natrium,
pengeluaran kalium tidak berefek. Kehilangan kalium dari kerangka otot telah
melibatkan kelelahan atlet selama bertanding. Ada sedikit kehilangan kalium melalui
keringat, kehilangan 32-48 mEq/hari tidak terlihat signifikan dan hal itu lebih mudah
diganti dengan diet.
Daripada minum sejumlah besar cairan di satu waktu, lebih baik minum 150-350ml
cairan setiap 15-20 menit, atau sebanyak satu yang dapat ditolerir tanpa merasa ada
ketidaknyamanan. Atlet jarang mengkonsumsi cukup cairan untuk memaksimalkan
kapasitas penyerapan sistem pencernaan atau untuk menyeimbangkan kehilangan
cairan. Peningkatan asupan cairan selama latihan akan meningkatkan keseimbangan
cairan pada banyak atlet. Ketika latihan berlangsung kurang dari satu jam,
mengkonsumsi minuman olahraga mungkin tidak akan meningkatkan kinerja secara
signifikan. Dalam hal ini, air minum harus memadai kecuali panas dan lembab, maka
minuman olahraga dianjurkan (www.nccpswimming.org , 2007).
Untuk jangka panjang, sedang sampai aktifitas intens 30 menit atau lebih memerlukan
rehidrasi periodik, seperti ¼ liter cairan setiap 20 menit hanya disarankan. Jika suatu
kegiatan berlangsung lebih dari 40 menit, air saja tidak cukup untuk rehidrasi tubuh.
Hilangnya elektrolit yang hilang melalui keringat memerlukan sport drink untuk
mengganti elektrolit tubuh.
Atlet yang tidak minum selama kegiatan, akan merasa dehidrasi yang menyebabkan
mual, pusing dan kelelahan.
Setelah latihan, perenang harus minum terus sebanyak 1, 8 liter adalah jumlah
minimum cairan untuk perenang (Branson, 2010)
Setelah latihan di mana telah berkeringat banyak, sangat penting untuk menggantikan
cairan. Untuk memperkirakan berapa banyak cairan seorang individu telah hilang
selama latihan dengan menimbang sebelum dan sesudah aktivitas. Perbedaan dalam
kg merupakan jumlah cairan yang hilang, dalam liter, karena satu liter air beratnya satu
kg. Untuk setiap kg berat tubuh yang hilang, sedikitnya 1,0 liter cairan ditambah 0,5 liter
ekstra harus dikonsumsi. Penting untuk minum lebih dari satu liter per kg berat tubuh
yang hilang untuk menjelaskan kerugian kemih ( www.nccpswimming.org , 2007).
Berdasarkan hasil penelitian, minum susu dianjurkan dalam masa pemulihan olahraga.
Karena susu mengandung protein, karbohidrat,cairan dan elektrolit seperti beberapa
minuman olahraga komersial, namun menawarkan keuntungan yang berbeda. Tidak
ada minuman pasca latihan lain berisi berbagai macam vitamin dan mineral yang
ditemukan dalam susu.
Secara umum pengaturan Cairan dan Elektrolit Pada Atlet Sebagai Berikut :
H. Penggantian Cairan
I. Penggantian Elektolit
Penggantian elektolit sama baiknya cairan yang penting untuk rehidrasi yang
lengkap. Perhatikan tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan Muatan Elektrolit Antara Standar Sport Drink dan Endurance
Spesific Sport Drink
Elektolit Sweat Loss Standart Endurance
Sport Drinks Spesific Sport
mg/L mg/L Drink
mg/L
Natrium 900-2600 200-450 800-1110
Kalium 100-200 80-125 390-650
Magnesium 60-260 0 10-615
Chloride 900-1900 0 390-1550
Calcium 50-100 0 250-500
Sumber : First Endurance. Accessed 14 July 2010. from http://blog.firstendurance.com / tag/electrolytes/.