SIROSIS HATI
KELOMPOK 4 GIZI A 2019
2
1. KASUS
KASUS
Ny. S berusia 53 tahun masuk rumah sakit Ny. S MRS pada tanggal 30 September 2021. Pada
dengan keluhan mual dan muntah yang dialami saat masuk rumah sakit, Ny. S terlihat lesu, warna
selama 3 hari, muntah >5 kali/hari, lemas, tidak kulit pucat, saat dilakukan pemeriksaan terhadap
nafsu makan, pusing. Pasien juga mengeluhkan tekanan darah pasien 145/97 mmHg, suhu pasien
perut membesar , dan bengkak pada kaki dan 36oC, respirasi 24 x/menit, denyut nadi 103
wajah serta terasa nyeri di bagian ulu hati . Ny. S x/menit. Hasil pengecekan data pemeriksaan
merupakan pasien dari RSU Haji Medan dengan laboraturium menunjukkan nilai hemoglobin 5.8
diagnosis Sirosis hepatitis + Asites + DM type 2 + g/dL, Albumin 2.1 g/dL, AST (SGOT) 8 u/L, ALT
Anemia. Ny. S pernah mengalami asma pada 20 (SGPT) 4 u/L, Glukosa darah puasa 265 mg/dL,
tahun yang lalu. Pasien memiliki berat badan Hematokrit 18%, natrium 135-155 mEg/L.
biasa 55 kg dan berat badan sekarang 47 kg serta
tinggi badan 157 cm. Ny. S adalah seorang guru
yang tinggal bersama suami dan anak anak
pasien.
4
KASUS
Hasil recall pasien energi 823.6 kkal ; Protein 31.5 Sebelum masuk rumah sakit aktivitas pasien hanya
gram ; lemak 27.4 gram ; dan karbohidrat 111.9 berjalan sekitar rumah dan pasien jarang
gram. Sebelum masuk rumah sakit, Ny. S tidak berolahraga. Pasien bekerja sebagai guru. Ny. S
mempunyai pantangan atau alergi terhadap tidak memiliki alergi apapun terhadap makan dan
bahan makanan tertentu akan tetapi Ny. S tidak tidak mengalami gangguan kesulitan makan.
menyukai nasi padang karna geli untuk dilihat. Riwayat obat sebelum masuk rumah sakit insulin
Jenis makanan yang sering dikonsumsi dan 2-3 kali. Tidak ada Riwayat penyakit keluarga.
disukai adalah nasi biasa sebanyak 1 centong,
ikan sambal dan teri yang diperbanyak, jarang
mengkonsumsi sayur, buah setiap hari dan
menyukai makanan yang bersantan. Pada saat
MRS Ny. S mengkonsumsi makanan dari luar
seperti mie rebus dan roti marrie sebanyak 3
keping, susu bear brand.
5
2. IDENTIFIKASI
KASUS
IDENTIFIKASI KASUS
1. Assessment Gizi
▪ Antropometri
7
IDENTIFIKASI KASUS
2. Fisik Klinis 3. Biokimia
Hasil pemeriksaan klinis : ▪ Glukosa Darah Puasa 265
▪ Suhu 36oC (Rendah) mg/dL (Tinggi)
9
3. PERENCANAAN DAN
IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI
Assesment
Data Dasar Identifik asi
Masalah
AD-1.1.1 Tinggi Badan 157 cm
11
Assesment
Data dasar Identifik asi Masalah
BD-1.5.1 Glukosa Darah Puasa 265 mg/dL Tinggi (Normal : <126 mg/dL)
12
Assesment
Datadasar Identifik asiMasalah
13
Assesment
Data Dasar Identifik asi Masalah
CH-1.1.1 Usia 53 Tahun
CH-1.1. 2 Jenis Kelamin Perempuan
14
Assesment
Data Dasar Identifik asi Masalah
FH-1.2.2. Variasi Makanan Jenis makanan yang sering dikonsumsi dan disukai Ny. S
adalah nasi biasa sebanyak 1 centong, ikan sambal dan teri
diperbanyak, jarang mengonsumsi sayur, buah setiap hari dan
menyukai makanan bersantan. Dan pada saat diluar Ny. S
mengonsumsi mie rebus dan roti marrie sebanyak 3 keping,
susu bear brand.
15
Assesment
Data Dasar Identifik asi Masalah
16
Diagnosis Gizi
NI-1.2
Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan makanan
tidak memenuhi syarat gizi seimbang ditandai dengan hasil recall
pasien kurang dari kebutuhan
NC-3.2
Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan berkaitan
dengan kurangnya asupan ditandai dengan hasil recall kurang dari
kebutuhan
17
Diagnosis Gizi
NI-5.8.5
Asupan serat tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan akan gizi seimbang ditandai dengan jarang
mengkonsumsi sayuran
NB-2.1
Aktifitas fisik kurang berkaitan dengan hanya berjalan sekitar
rumah ditandai dengan jarang berolahraga
18
Intervensi-Terapi Diet
Tujuan Diet :
▪ Meningkatkan regenerasi jaringan hati & mencegah kerusakan lebih lanjut dan/atau
meningkatkan fungsi jaringan hati.
▪ Mencegah katabolisme protein.
▪ Mencegah penurunan BB
▪ Mencegah atau mengurangi asites, varises oesofagus dan hipertensi portal.
▪ Mencegah koma hepatic.
▪ Menurunkan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat penurun glukosa oral dan
aktivitas fisik.
▪ Menurunkan tekanan darah 19
Intervensi-Terapi Diet
Prinsip Diet :
Diberikan diet Sirosis Hati dengan total Energi 1429,5 kkal,
protein 70,5 gr, lemak 37,9 gr, dan karbohidrat 232,29 gr
20
Intervensi-Terapi Diet
Syarat Diet :
▪ Kebutuhan energi berkisar 40-45 kkal/kgBB.
▪ Lemak sedang 20 – 25% dari kebutuhan energi total, dalam
bentuk mudah dicerna atau emulsi .
▪ Protein 1- 1,5 g/kgBB/hari
▪ Karbohidrat diberikan 45-65% atau 300-400 gr/hari menyesuaikan
dengan kebutuhan energi total.
▪ Cairan dibatasi karena ada acites; cairan 1.000 – 1.500 ml/hari.
21
Intervensi-Terapi Diet
Lanjutan Syarat Diet :
▪ Kebutuhan vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
▪ Diberikan pembatasan natrium yang berkisar <2 g/hari, karena adanya
asites dan hipertensi.
▪ Dianjurkan untuk diberikan probiotik.
▪ Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan lunak karena
▪ Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas dikarenakan adanya
DM type 2
▪ Menghindari makanan yang berserat, termasuk makanan yang berbau
tajam pada awal intervensi dikarenakan adanya mual muntah. 22
Intervensi-Terapi Diet
Preskripsi Diet :
▪ Diberikan asupan makan dengan Kebutuhan
Energi 1429,5 kkal,protein 70,5 gr, lemak 39,7 gr, dan
karbohidrat 232,29 gr
▪ Jenis diet : Diet Sirosis Hati
▪ Makanan bentuk Lunak
▪ Jalur makanan : Oral
▪ Jadwal pemberian : 3 kali sehari, 2 kali selingan 23
Intervensi
Perhitungan Kebutuhan :
▪ Kebutuhan Protein
▪ Kebutuhan Energi
= 1-1,5 gr/kgBB
Mifflin-St. Joer
REE = 10 (BB) +6,25 (TB) – 5 (U) + 5
= 1,5 x 47 kg
26
Intervensi-Terapi Edukasi
Sasaran :
▪ Pasien
Metode :
▪ Konsultasi, diskusi dan tanya jawab dengan pasien
27
Intervensi-Terapi Edukasi
Materi :
▪ Menjelaskan tentang diet yang ditentukan
▪ Menjelaskan mengenai makanan seimbang dan pola makan yang
teratur
▪ Memberikan edukasi kepada pasien tentang pemilihan makanan
yang tepat
▪ Memberitahu pasien bahan makanan/makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan
28
Monitoring & Evaluasi
Antropometri :
Berat badan meningkat dan pasien dapat mempertahankan
status gizi normal.
Biokimia :
Berdasarkan hasil data laboratorium Ny. S, kadar glukosa
darah menurun, kadar hemoglobin, hematokrit dan albumin
meningkat agar menjadi normal.
29
Monitoring & Evaluasi
Fisik/Klinis :
Pemeriksaan fisik klinis yang dilakukan
meliputi pemeriksaan keadaan umum yaitu keluhan yang
dialami pasien
30
Monitoring & Evaluasi
Asupan :
Dietary intake untuk mengetahui perubahan asupan makanan dan
dapat menerima makanan yang diberikan dan mengalami kenaikan
persentase dari hari ke hari dibandingkan sebelum intevensi serta
diet menunjukkan perubahan yang cukup baik.
Perilaku :
Makan menjadi teratur, melakukan pola hidup sehat dan mengikuti
aturan diet yang diberikan dengan baik.
31
4. RANCANGAN MENU
MENU
33
34
REFERENSI
Pedoman Gizi Seimbang. (2014). Jakarta: KEMENTERIAN KESEHATANRI.
Tabel Komposisi Pangan Indonesia. (2018). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Handayani, D., et al. (2015). Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu.
35
Thanks!
Any questions?
36