DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Fidyah Aminin, SST., M. Kes
NIP. 19850419 201212 2 002
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PADA IBU BERSALIN
NY. B G2P1A0H1 UK 38 MINGGU DENGAN PREEKLAMSI BERAT
DIRUANGAN CEMPAKA RSUD KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya,Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Pada Ibu Bersalin Ny. B G 2p1a0h1 Uk 38
Minggu Dengan Preeklamsi Berat.
Penulisan laporan kasus ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
salah satu nilai praktik keterampilan kegawatdaruratan dan komunitas. Pembuatan
laporan kasus ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan,
dukungan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karna itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Novian Aldo, SST, MM selaku direktur Poltekkes Kemenkes RI Tanjung
Pinang
2. Fidyah Aminin, SST,M.kes selaku kepala prodi kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Tanjung pinang serta pembimbing yang
banyakmemberikan pengarahan dalam penulisan laporan ini
3. Bidan Nurasiah Siregar, SST Selaku CI pembimbing di lapangan yang
memberi bimbingan dan pengalaman nyata dalam praktik ketrampilan
kegawatdaruratan dan komunitas.
4. Ny. B yang bersedia untuk di ambil sebagai klien dalam pembuaatan
laporan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................3
C. Manfaat Penulisan..................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................4
A. Pengertian Preeklamsia..........................................................................4
B. Etiologi Preeklamsia..............................................................................4
C. Patofisiologis Preeklamsia.....................................................................5
D. Klasifikasi Preeklamsia..........................................................................5
E. Diagnosis Preeklamsia...........................................................................6
F. Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklamsia....................................7
G. Faktor Resiko Preeklamsia.....................................................................10
H. Komplikasi Preeklamsia pada Janin.......................................................11
I. Penatalaksanaan Preeklamsia.................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................14
A. Data Subjektif.......................................................................................14
B. Data Objektif........................................................................................17
C. Assessment...........................................................................................19
D. Planning................................................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................28
BAB V PENUTUP..........................................................................................29
A. Kesimpulan...........................................................................................29
B. Saran ....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................iv
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsia berat (PEB) adalah suatu komplikasi kehamilan ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 atau lebih yang disertai proteinuria
dan atau/atau oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih
(Rukiyah,2010).
Preeklampsia Berat (PEB) dapat di identifikasikan pada masa
kehamilan dengan memantau tekanan darah, tes protein urin, dan
pemeriksaan fisik, deteksi dini pengelolaan Preeklampsia Berat dapat
mencegah perkembangannya menjadi eklampsi (Juliarti, 2014).
Penyebab Preeklamsia sampai sekarang belum diketahui.tetapi
adateori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu
bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
dan mollahidatidosa. Bertambahnya frekuensi yang makin
tuanyakehamilan. dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus.Timbulnya hipertensi, oedema, proteinuria,
kejang dan koma (Sukarni, 2014).
Masalah dapat teratasi dengan baik tetapi tidak menutup kemungkinan
masalah itu akan muncul kembali sehingga memerlukanperawatan dan
pengawasan lebih lanjut (Prawirohardjo, 2011).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang bisa
digunakan untuk menilai kesehatan kaum perempuan sehingga
dimasukkan dalam target Millenium Development Goals (MDGs) kelima.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 sesuai dengan MDGs adalah 102
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu, Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 mencatat AKI sebesar 305 per 100.000
kelahiran hidup (Badan Pusat Satatistik, 2016).Capaian angka ini
menyebabkan Indonesia gagal mencapai target MGDs 2015 dan
mengembalikan Indonesia pada kondisi tahun 2002(UNICEF, 2012)
Penyebab kematian ibu hasil analisis sistematik WHO (World Health
Organization) dari 115 negara di dunia dari tahun 2003 sampai tahun 2012
didapatkan bahwa 73% kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung
dengan tiga penyebab utama terbesar adalah perdarahan (27,1%),
kemudian, hipertensi dalam kehamilan(pre-eklamsia/eklamsia) (14%) dan
infeksi (10,7%) (Say L et al, 2014).
Data diIndonesia, penyebab kematian ibu tahun 2014 juga masih
diduduki oleh tiga penyebab utama terbesar yaitu perdarahan (30,3%), pre-
eklamsia/eklamsia (27,1%) dan infeksi (7,3%). Akan tetapi, proporsi
ketiga penyebab kematian ibu mulai mengalami perubahan, dimana
perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan pre-
eklamsia/eklamsiaproporsinya semakin meningkat tiap tahun. Data dari
Kementerian Kesehatan RI tercatat bahwa tahun 2010 sebesar 21,5%;
tahun 2011 sebesar 24,7%; tahun 2012 sebesar 26,9% dan semakin
meningkat lagi di tahun 2013 yaitu 27,1% (Kemenkes RI, 2014)
Kota Tanjungpinang merupakan wilayah provinsi Kepulauan Riau
dengan penyebab kematian terbesar adalah pre-eklamsia/eklamsia (Dinkes
Provinsi Kepulauan Riau, 2014). Tercatat bahwa kematian ibu karena pre-
eklamsia/eklamsia pada tahun 2012 sebesar 40% dari total kematian ibu,
kemudian menurun menjadi 25% pada tahun 2013 dan mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2014 menjadi 45,54% dari total kematian
ibu di Kota Tanjungpinang (Dinkes Kota Tanjungpinang, 2015)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang merupakan
rumah sakit rujukan utama Kota Tanjungpinang. Data dari laporan audit
maternal perinatal RSUD Kota Tanjungpinang tercatat bahwa komplikasi
pre-eklamsia/eklamsia per total jumlah persalinan di rumah sakit tersebut
memperlihatkan trend yang meningkat. Pada tahun 2013 sebesar 11,72%
dari 793 persalinan; tahun 2014 sebesar 14,65% dari 778 persalinan dan
tahun 2015 sebesar 16,06% dari 859 persalinan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada ibu bersalin Ny.B
G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan Pre Eklampsia Berat di RSUD Kota
Tanjungpinang.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian Data Subjektif terhadap Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan
Pre Eklampsia Berat di RSUD Kota Tanjungpinang.
b. Mampu melakukan pengakjian Data Objektif terhadap Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan
Pre Eklampsia Berat di RSUD Kota Tanjungpinang.
c. Mampu membuat Assesment terhadap Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan Pre Eklampsia Berat
di RSUD Kota Tanjungpinang.
d. Mampu membuat Planning terhadap kasus Pre Eklampsia Berat
pada ibu bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan Pre
Eklampsia Berat di RSUD Kota Tanjungpinang.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penulisan studi kasus ini dapat meningkatkan kompetensi penulis
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Pre
Eklampsia Berat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penulis berharap bahwa studi kasus ini dapat bermanfaat sebagai
bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi kasus
selanjutnya di perpustakaan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
3. Bagi Penulis Lainnya
Dapat dijadikan sumber pembelajaran bagi penulis lain dalam
asuhan pasien pada kasus kehamilan dengan Pre Eklampsia Berat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Preeklamsia
Preeklamsia berat (PEB) adalah suatu komplikasi kehamilan ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 atau lebih yang disertai proteinuria dan
atau/atau oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah,2010).
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria
dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadinya sebelumnya
misalnya pada mola hidatosa (Prawirohardjo, 2005). (Rukiyah, dkk 2010).
Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi,
proteinuria dan oedema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma,
ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi
sebelumnya (Muchtar, 1998). (Rukiyah, dkk 2010).
B. Etiologi Preeklamsia
Penyebab preeklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti walaupun
penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju.
Sementara baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan
kejadian. Itulah sebab preeklamsia disebut juga “disease of theory”, gangguan
kesehatan yang berasumsi pada teori. (Rukiyah, dkk 2010).
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa factor yang dapat
menunjang terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Factor tersebut antara lain,
gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke Rahim. Factor resiko
terjadinya preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali,
kehamilan diusia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Factor
resiko yang lain adalah: riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum
kehamilan, riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia
pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan, mengandung lebih dari satu
orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau arthritis.
(Rukiyah,dkk).
C. Patofisiologi Preeklamsia
Vasokontriksi merupakan dasar pathogenesis PE-E vasokontriksi
menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi.
Adanya vasokontriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel
setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriole disertai
perdarahan mikro pada endotel. Selain itu hubel (1989) adanya vasokontriksi
arteri spiralis akan menyebutkan terjadinya penurunan perfusi uterokplasenter
yang selanjutnya akan menimbulkan mal adaptasi plasenta. Hipoksia atau
anoreksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan
proses hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen,
sehingga dengan demikian akan mengganggu metabolisme didalam sel per
oksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang
menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan
radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana
peroksidase dan oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang
disebut stess oksidatif. PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun ddan
plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada
wanita hamil normal, serumnya mengandung tranferin, ion tembaga dan
sulfhidril yang berperan sebagai anti oksidan yang cukup kuat. Peroksidase
lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase
lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel
endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan
antara lain: adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permebilitas lapisan
endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan
serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi prostaskilin terhenti,
tergangguanya keseimbangan prostasikilin dan tromboksan, terjadi hipoksia
plasenta akibat konsumsi oksigen peroksidase lemak. (Rukiyah, dkk 2010).
D. Klasifikasi Preeklamsia
Preeklamsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnay hipertensi disertai protein
uria setelah umur kehamilan diatas 20 minggu atau segera persalinan.
Tetapi dapat juga timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu. (Pudiastuti
R, D, 2012: 163)
2. Preeklamsia berat
Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik
≥160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥110 mmHg disertai protein uria
lebih 5g/24 jam atau ≥+ 2. (Marmi, dkk, 2014: 68)
E. Diagnosis Preeklamsia
1. Preeklamsia ringan
a. Kenaikan tekanan darah ≥140/90 dan ≤ 160/110 mmHg.
b. Pemeriksaan tes celup urin dengan protein uria menunjukkan ≥ 300
mg/24 jam atau +1.
c. Kenaikan berat badan 1 kg dalam seminggu.
d. Bengkak pada wajah atau tungkai. (Nugroho, Taufan, 2012: 05)
2. Preeklamsia berat
a. Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu.
b. Protein uria > 5gr/24 jam atau tes celup ≥ 2+.
c. Produksi urin < 400-500 ml/24 jam dan kenaikan serum.
d. Oedema paru dan sianosi.
e. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas oedema : penyebabnya karena
teregangnya kapsula gilsone. Nyerinya dapat sebagai gejala awal
rupture pada hepar.
f. Perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata dan pandangan kabur.
g. Gangguan fungsi hepar.
h. Hemolisis mikroangiopatik.
i. Trombositopenia berat : < 100.000 sel atau penurunan trombosit dengan
cepat.
j. Pertumbuhan janin intarerine yang terhambat (IUGR).
k. Sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelete
Count). (Prawirohardjo, S, 2014: 545)
Tanda-tanda sindrom HELP yaitu :
Merasa tidak sehat atau lelah, sakit perut, mual, muntah, sakit
kepala. Perdarahan yang berlebihan atau tidak dapat dijelaskan,
pandangan buram atau perubahan penglihatan, mulas atau gangguan
pencernaan, sakit bahu, nyeri saat bernapas dalam-dalam.
I. Penatalaksanaan Preeklamsia
1. Preeklamsia ringan
Pada kasus preeklamsia ringan cukup dilakukan rawat jalan dengan
menganjurkan pasien untuk melakukan kunjungan antenatal setiap
minggu. Namun jika perawatan jalan tidak mengalami perubahan maka
akan dilakukan rawat konservatif, kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih
per minggu selama 2 minggu berturut-turut, ataupun timbul salah satu
atau lebih gejala preeklamsia berat.
Pada preeklamsia ringan dengan umur kehamilan <37 minngu akan
tetap dilanjutkan sampai aterm jika tidak ada gejala yang memburuk.
Namun pada umur kehamilan >37 minggu dengan serviks yang sudah
matang akan dilakukanpemecahan ketuban kemudian induksi kehamilan
dengan oksitoksin atau prostaglandin, namun jika serviks belum matang
maka akan dilakukan pematangan dengan prostaglandin atau keteter foley
atau dilakukan tindakan terakhir yaitu seksio saesar (Nugroho Taufa, 2012:
06).
2. Preeklamsia berat
Penatalaksanaan preeklampsia berta ditujukan untuk melahirkan bayi
dengan trauma sekecil-kecilnya pada ibu dan bayi, lahirnya bayi yang
kemudian dapat berkembang dan memulihkan secara sempurna kesehatan
ibu. (Cuningham, 2013)
A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama Istri : Ny.S Nama Suami : Tn.H
Umur : 35 tahun Umur : 37 tahun
Suku : Melayu Suku : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : AB
Alamat : Senggarang Besar
No.HP : 082171691820
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan perutnya mules dan keluar lendir darah dari vagina
sejak jam 08.00 pagi
3. RIWAYAT HAID
Menarche : ±12 Tahun Lamanya : ±4-5 Hari
Siklus : 28 Hari HPHT : ? -01-2018
Dismenorrhoe : Tidak TP : ? -12 -2018
Banyaknya : 3x ganti duk
8. RIWAYAT PERKAWINAN
Status perkawinan : Kawin
Perkawinan ke :1
Umur waktu kawin : 20 tahun
Setelah kawin berapa lama hamil : 1 tahun
9. RIWAYAT KONTRASEPSI
Rencana penggunaan alat KB : Ada
Jenis KB yang akan digunakan : Suntik 3 Bulan
Jenis KB yang pernah digunakan : tidak ada
Lamanya :-
Kapan berhenti jadi akseptor :-
Alasan berhenti jadi akseptor :-
B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik Tekanan Darah: 180/110 mmHg
Kesadaran : Compos Menthis Nadi : 84 x/menit
TB : 157 cm Respirasi : 20 x/menit
BB sebelum hamil : 62 kg Suhu : 360C
BB sekarang : 78 kg LILA : 34 cm
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Hidung : Simetris, tidak ada penyumbatan.
Mulut : Bersih, tidak ada karies, tidak ada stomatitis.
Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran.
b. Leher
Kelenjar vena jugularis : Tidak ada pembesaran.
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran.
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran.
c. Dada
Jantung : Irama teratur, terdengar lop dup.
Paru-paru : Bersih, tidak terdengar rhonci dan
wheezing.
d. Payudara
Puting susu : Menonjol.
Areola : Hiperpigmentasi (+).
Bentuk : Simetris.
Kebersihan : Bersih.
Pengeluaran : Belum ada.
Rasa nyeri : Tidak ada.
e. Abdomen
Inspeksi
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan.
Linea : Nigra.
Bekas luka operasi : Tidak ada.
Strie Gravidarum : Ada.
Palpasi
Leopold I : Pertengahan pusat-px, di bagian fundus teraba
bulat, lunak dan tidak melenting yaitu bokong
janin
Leopold II : Di sebelah kanan perut ibu teraba panjang, keras
dan memapan yaitu punggung janin, di sebelah
kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu
ekstermitas janin.
Leopold III : Dibagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan
melenting yaitu kepala janin.
Lepopld IV : Kepala tidak dapat digoyangkan lagi (kepala
sudah masuk PAP) Divergent
TFU (Mc Donald) : 33 cm.
TBJ : (33- 11)x155 = 3.410 gr
Auskultasi
DJJ : Ada Irama : Teratur
Frekuensi : 140x/mnt Punctum max : Di bawah pusat ibu
sebelah kanan
HIS
Frekuensi : 5 x 10 menit Durasi : 45 detiik
f. Genetalia
Varises : Tidak ada VT : Portio tipis lunak
Oedema : Tidak ada Pembukaan 6 cm
Pengeluaran : lendir darah Ketuban (+)
Penurunan Hodge III
Presentasi kepala
g. Ekstremitas
Kuku : Bersih
Sianosis ujung jari : Tidak ada
Kaku Sendi : Tidak ada
Oedema : Ada
Reflek patella : +/+
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (Riwayat tanggal 27 November 2018)
Hb : 11,7 gr% Eritrosit : 4,3 jt/mm3
HBSAg : Negatif Trombosit : 252.000 mm3
HIV : Negatif GDS : 121 mg/dl
Protein Urine : ++ Leukosit : Negatif
C. ASSESMENT
Diagnosis : Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dg
PEB Inpartu kala I fase aktif
Masalah : Tidak ada.
Kebutuhan : Tidak ada.
Diagnosis/masalah potensial : Eklampsia.
Identifikasi tindakan segera : Kolaborasi dengan dr.SPOG untuk
pemberian terapi memasang infus RL drip
MgSO4 60% 20 tpm dan 40% secara IV
dan nifedifin 10 mg per oral
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaa bahwa ibu
dan janin dalam keadaan normal dan ibu dalam pembukaan 6. (ibu dan
keluarga mengerti)
2. Memberikan nifedifin 10 mg peroral dan Memasang infus RL drip
MgSO4 60% 20 tpm dan 40% secara IV bolus selama 15 menit
(terlaksana)
3. Memasang kateter (terlaksana)
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang
dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut dan ibu boleh miring kanan
dan miring kiri agar posisi ibu nyaman. (Ibu mengerti)
5. Menghadirkan pendamping dan anjurkan makan dan minum disela-
sela kontraksi untuk kebutuhan nutrisi (ibu mengerti)
6. Menyiapkan peralatan serta obat-obat yang dibutuhkan serta
perlengkapan ibu dan bayi (ibu mengerti)
7. Menulis kemajuan persalinan dengan patograf
KALA II
SOAP PERKEMBANGAN
KALA III
SOAP PERKEMBANGAN
KALA IV
SOAP PERKEMBANGAN
Tanggal/Jam SOAP
27 November 2018 Subjektif:
21.00 WIB Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Objektif:
Keadaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 0C
Kontraksi : Baik
Urine :1000 cc
Perdarahan : ±20 cc
Terpasang RL 20 tpm
Terpasang DC Urine
Asessment:
Ny.B P2A0H2 postpartum spontan dengan PEB.
Planning:
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan dan kondisinya saat ini yaitu TD:
160/100 mmHg, N: 84 x/mnt, S: 36,7 0C, RR: 20
x/menit. (Ibu mengerti).
2. Advice dokter SpOG Memberikan obat oral
cefadroxil, paracetamol, nifedipin, sf , vita A
(terlaksana)
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi pola nutrisi
dengan makan makanan yang sehat (Ibu mengerti)
4. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya (ibu
mengerti)
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi miring kanan dan
miring kiri (ibu sudah melakukannya)
28 November 2018 Subjektif:
14.00 WIB Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Objektif:
Keadaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Urine : 500 cc
Perdarahan : ±10 cc
Terpasang infus RL 20 20 tpm
Terpasang DC urine
Asessment:
Ny.B P2A0H2 postpartum spontan dengan PEB.
Planning:
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan dan kondisinya saat ini yaitu TD: 160/90
mmHg, N: 82 x/mnt, S: 36,5 0C, RR: 20 x/menit. (Ibu
mengerti).
2. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya (ibu
mengerti)
3. Memberitahu ibu untuk beristirahat yang cukup ( ibu
mengerti)
28 November 2018 Subjektif:
18.00 WIB Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Objektif:
Keadaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 37 0C
Terpasang infus RL 20tpm
Terpasang DC Urine
Asessment:
Ny.B P2A0H2 postpartum spontan dengan PEB.
Planning:
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan dan kondisinya saat ini yaitu TD: 150/90
mmHg, N: 83 x/mnt, S: 37 0C, RR: 20 x/menit. (Ibu
mengerti).
28 November 2018 Subjektif:
21.00 WIB Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Objektif:
Keadaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,6 0C
Urine : 300 cc
Perdarahan : ± 20 cc
Terpasang infus RL 20 tpm
Terpasang DC urine
Asessment :
Ny.B P2A0H2 postpartum spontan dengan PEB.
Planning:
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan dan kondisinya saat ini yaitu TD: 140/80
mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,6 0C, RR: 20 x/menit. (Ibu
mengerti).
2. Advice Dr. SpOG aff infus dan kateter (terlaksana)
3. Menginformasikan kepada ibu belajar berjalan-jalan
kecil (ibu sudah berjalan-jalan kecil ke kamar mandi)
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa dirinya sudah
boleh pulang (ibu mengerti)
5. Menginformasikan kepada ibu untuk kunjungan ulang
1 minggu lagi (ibu mengerti)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa telah melakukan pengkajian Data Subjektif terhadap Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan Pre
Eklampsia Berat di RSUD Kota Tanjungpinang.
2. Mahasiswa telah melakukan pengakjian Data Objektif terhadap Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan Pre
Eklampsia Berat di RSUD Kota Tanjungpinang
3. Mahasiswa telah membuat Assesment terhadap Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan Pre Eklampsia Berat
di RSUD Kota Tanjungpinang
4. Mahasiswa telah memberikan Planning terhadap Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Bersalin Ny.B G2P1A0H1 UK 38 minggu dengan Pre Eklampsia Berat
di RSUD Kota Tanjungpinang
B. Saran
1. Mahasiswa
Mengenali Gambaran klinis dari preeklampsia berat sehingga bisa
dilakukan penanganan secara tepat.
2. Tenaga Kesehatan
Mengetahui penatalaksanaan untuk penanganan preeklampsia berat.
DAFTAR PUSTAKA