Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL


DI KLINIK KARTIKA JAYA

DISUSUN OLEH

SINTIYA AYU CANDRA KIRANA

NIM P07224219040

PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif Asuhan Kebidanan Persalinan Normal

Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Pada Ny. T Usia 23

tahun G1P0000

Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing ruangan dan


pembimbing institusi

Di Klinik Kartika Jaya

Samarinda , 2 Mei 2021

Mahasiswa,

Sintiya Ayu Candra Kirana

NIM. P07224219040
Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Ruangan,

bb
Rizki Amelia., S.Keb, Bd Sari Yuliati S.ST

NIP.198902202015032002 NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan yang berjudul “Laporan
Komprehensif Asuhan Kebidanan Persalinan Normal” ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.

Laporan ini memuat dasar teori dan konsep manajemen asuhan kebidanan
pada ibu nifas fisiologis. Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah
membantu secara moril maupun materil dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat
menyempurnakan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

Samarinda, 2 Mei 2021

Sintiya Ayu Candra Kirana

NIM. P07224219040
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................i

Kata Pengantar ..................................................................................................................ii

Daftar Isi ...........................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan........................................................................................................1

1. Tujuan umum .................................................................................................3

2. Tujuan khusus ................................................................................................3

Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................................4

A. Konsep Dasar Teori Persalinan Normal Dan Bayi Baru Lahir..................................4

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidan Persalinan Normal Dan Bayi


Baru Lahir................................................................................................................11

Bab III Tinjauan Kasus .....................................................................................................25

Bab IV Penutup.................................................................................................................31

Daftar Pustaka....................................................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang

dilakukan secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap

demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan

presentasi belakang kepala padausia kehamilan antara 37 hingga 42

minggu lengkap (Elisabeth dkk, 2016).

Persalinan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam

pelayanan kesehatan. Hal ini diakibatkan pelaksanaan dan pemantauan

yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai

masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi. Upaya melakukan

asuhan pada ibu bersalin, proses persalinan dilakukan dengan cara

mengawasi kondisi ibu dan janinnya agar dapat diketahui adanya

komplikasi sedini mungkin, maka asuhan kebidanan dilakukan dengan

memberikan pelayanan kepada ibu bersalin dengan pendekatan

manajemen kebidanan (Atik dkk, 2014).

Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia dimana angka kematian Ibu bersalin yang masih cukup tinggi.

Keadaan ini disertai dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama

persalinan, sehingga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang

baik dalam bidang kesehatan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya


manusia dan menurunkan angka kematian, kesakitan ibu dan perinatal

(Atik dkk, 2014).

Rasio kematian maternal merupakan salah satu indikator MDGs

(Millenium Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015.

Target rasio kematian maternal di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102

per 100.000 kelahiran hidup. Rasio kematian maternal pada tahun 1997

adalah 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Analisis yang tidak

dipublikasi menunjukkan penurunan yang kecil menjadi 334 kematian

per 100.000 kelahiran hidup pada periode 1993-1997. Rasio kematian

maternal menurun menjadi 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup

pada SDKI 2002-2003 dan 228 kematian per 100 000 kelahiran hidup

pada SDKI 2007. Namun, angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi

359 kematian per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun

2013 berdasarkan laporan dari kabupaten terlihat bahwa kasus kematian

ibu (kematian ibu pada saat hamil, saat melahirkan dan nifas) seluruhnya

sebanyak 160 kasus dimana kasus kematian ibu hamil sebanyak 48 kasus,

kematian ibu bersalin sebanyak 55 kasus dan kematian ibu nifas sebanyak

57 kasus. Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi lampung tahun 2013

disebabkan oleh perdarahan sebanyak 47 kasus, eklamsi sebanyak 46

kasus, infeksi sebanyak 9 kasus, partus lama sebanyak 1 kasus, aborsi

sebanyak 1 kasus dan lain-lain sebanyak 54 kasus (Profil Kesehatan

Provinsi Lampung, 2013).


Asuhan persalinan normal adalah penatalaksanaan ibu bersalian

secara bersih aman dengan penanganan proaktif dalam persiapan dan

pencegahan infeksi. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan

infeksi secara proaktif selama dan pasca persalinan terbukti mampu

mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu bersalin dan bayi baru

lahir. Asuhan Persalinan Normal (APN) sebagai paradikma baru pada

pertolongan persalinan sangat memberi manfaat kepada ibu karena

didasari oleh langkah langkah standar kerja dengan sistimatis dan holistik

berorientasi pada kebutuhan ibu (Musphyanti, 2017).

Penatalaksanaan APN menekankan pada persiapan ibu dengan

pendekatan sayang ibu, pertolongan kelahiran bayi berfokus pada

pencegahan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan karena atonia

uteri, laserasi jalan lahir, retentio plasenta, partus lama, dan asfiksia baru

lahir. Penyebab tertinggi kematian ibu saat ini adalah perdarahan pasca

persalinan, kemudian infeksi pada masa nifas karena persalinan ditolong

oleh orang yang tidak memperhatikan kebersihan dan keamanan dari

sumber infeksi. Penatalaksaan APN terdiri dari 60 (enam puluh) langkah

yang harus dilakukan secara sistematis dan seluruh langkah harus

dikerjakan (Musphyanti, 2017).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar persalinan serta dapat
melaksanakanasuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis dengan
menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori Persalinan Normal
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada Ibu Bersalin
Normal
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Normal dengan
pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian pada ibu bersalin fisiologis
2) Menginterpretasikan data dasar pada ibu bersalin fisiologis
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada ibu
bersalin fisiologis
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada ibu bersalin fisiologis
5) Merancang intervensi pada ibu bersalin fisiologis
6) Melakukan implementasi
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Normal
Kala I Persalinan
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama :

Umur : <16 tahun dan >35 tahun berisiko


untuk hamil

Usia dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun


mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi persalinan ( Varney, 2007 )

Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :
makin rendah pendidikan ibu,maka makin
tinggi kematian bayi,sehingga diperlukan
penyuluhan. (Depkes.RI,1993:30).
Pekerjaan :
Pekerjaan seks komersial lebih rentan
terinfeksi HIV (Daili, 2013)
Alamat :
No. Register :

2. Alasan MRS / Keluhan Utama


a. Alasan MRS
Klien merupakan pasien rujukan atau datang sendiri terkait
adanya keluhan
b. Keluhan Utama
Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, nyeri semakin hebat
bila untuk aktivitas jalan, mengeluarkan lendir darah,
pengeluaran cairan yang sebagian besar ketuban pecah
( Manuaba, 2015 )
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai dari klien pertama
kali merasakan keluhan sampai dengan sebelum bertemu
pengkaji saat ini.
1) Kapan kontraksi mulai dirasakan ?
2) Apakah kontraksi teratur ? Seberapa sering kontraksi terjadi
?
3) Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi ?
4) Apakah selaput ketuban sudah pecah ? Jika ya, apa warna
cairan ketuban ? Apakah kental atau encer ? Kapan saat
selaput ketuban pecah?
5) Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu ?
Apakah berupa bercak atau darah segar pervaginam ?
6) Kapan ibu terakhir kali makan atau minum ?
7) Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih ? ( JPNK-
KR,2016)
Jika klien bukan merupakan pasien baru MRS, maka segala
sesuatu penatalaksanaan ataupun tindakan yang telah
didapatkan oleh klien di RS juga dimasukkan kedalam riwayat
kesehatan kesehatan sekarang, yang kemudian di validasi pada
data rekam medis.
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Riwayat penyakit klien yang dapat memperberat dan/
diperberat oleh persalinan : Jantung, Hipertensi, Anemia,
Leukimia, Isoimunisasi, TBC, Asma Bronchial, Haemorroid,
Hepatitis, Ginjal, DM, Epilepsi, Psikosis, Penyakit Autoimun,
IMS, HIV/AIDS, TORCH, ISK dan kelainan/ penyakit sistem
reproduksi.
TBC : Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif
kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan
bisa menular pada bayi (Prawirohardjo,1999)
Hepatitis : Hepatitis yang terjadi selama kehamilan
dapat menyebabkan korioamnitis selama persalinan
(WHO,2014)
HIV/AIDS : Pada ibu yang menderita HIV/AIDS dalam
populasi yang tidak diobati maka memiliki resiko absolut
standar penularan ibu kepada anak. Sebagian besar infeksi
perinatal (65-75%) terjadi disekitar waktu melahirkan (Varney,
2008)
Hipertensi : Ibu dengan hipertensi kronik pada saat
melahirkan resiko preeklamsia lebih tinggi (Sarwono, 2009)
DM : Pada ibu hamil dengan DM akan
meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia saat persalinan,
seksio sesarea, dan makrosomia (Sarwono, 2009)
Asma :Peningkatan insidensi pre eklampsia,
persalinan premature, berat badan lahir rendah dan mortalitas
perinatal pernah dilaporkan berkaitan dengan asma (Lenovo,
2015)
TORCH : Infeksi TORCH selama kehamilan awal
berpotensi memacu perubahan genetik dan anatomik embrio
(Hadijanto,2013)
Kelainan alat reproduksi : Kelainan uterus, misalnya
uterus bikornis unilokalis dapat menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya distosia karena kelainan His
(Mochtar,2011)
Penyakit Autoimun : Hadijanto (2014)
mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara
abortus berulang dan penyakit autoimun, misalnya systemic
lupus erythematosus (SLE) dimana diperkirakan 75% pasien
dengan SLE akan berakhir dengan terhentinya kehamilan.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat penyakit keluarga yang bersifat herediter (Hipertensi,
Diabetes Melitus, Asma) dan menular (TBC, Hepatitis,
HIV/AIDS) serta riwayat keturunan gamelli.
Hipertensi : Genotype ibu lebih menentukan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan
dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami
pre eklampsia, 26% anak perempuannya akan mengalami pre
eklampsia pula (Angsa,2016)
Diabetes : Kemungkinan diabetes mellitus dalam kehamilan
(diabetes gestasional) lebih besar jika ada anggota sakit
diabetes /herediter (Mochtar,2014)
Gamelli : Kehamilan kembar memiliki insidens lebih tinggi
pada keluarga yang memiliki riwayat kehamilan kembar (Fraser
& Cooper,2015)

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : Merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney,2006)
Riwayat Menstruasi : Siklus. lama. jumlah
Wanita seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat
implantasi sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat
berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2006)
6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

No Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/ H M Abnor Laktasi Peny
PB malitas

- Dekker (2014) menyatakan salah satu faktor resiko hipertensi


akibat kematian terjadi pada multigravida yang memiliki
pasangan baru
- Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai
resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan suami yang sebelumnya (Angsar,2013)
- Atonia Uteri sering dijumpai pada multipara dan
grandemultipara (Mochtar,2014)
- Hallak (2013) menyatakan hipertensi akibat kehamilan terjadi
dua kali lebih sering pada kehamilan pertama (primigravida)
dibandingkan pada multipara.
- Riwayat pernah melahirkan premature satu kali mempunyai
resiko 4 kali lipat, sedangkan yang pernah melahirkan dua kali
premature mempunyai resiko 6 kali lipat (Sastrawinata,2014)
- Plasenta previa rentan terjadi pada endometrium yang cacat
akibat bekas persalinan berulang, bekas operasi, kuretase
dan manual plasenta (Fraser & Cooper,2015)
- Riwayat bedah sesar akan mempengaruhi ibu untuk persalinan
berikutnya (Varney,2006)
- Menurut Sulistiowati (2001) dalam Suryani (2008), terdapat
hubungan yang signifikan antara riwayat persalinan buruk
sebelumnya dengan perdarahan pasca persalinan.
- Grande multipara, jarak persalinan yang pendek atau kurang dari
dua tahun merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan
postpartum (Manuaba,2014).
- Ibu yang secara genetic selalu melahirkan bayi besar
(makrosomia) dapat menyebabkan disfungsional persalinan,
kemungkinan rupture uterus dan peningkatan insiden perdarahan
postpartum (Mary, 2014)
- Pada multigravida bila persalinan yang lalu dijumpai keadaan :
Kehamilan dengan komplikasi atau penyakit, pernah mengalami
keguguran, persalinan prematurus, IUFD, persalinan dengan
tindakan operasi, persalinan berlangsung lama (>24 jam) dan
kehamilan lewat waktu maka dapat disimpulkan bahwa
kehamilan saat ini mempunyai resiko yang lebih tinggi
(Manuaba, 2014)

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Menurut Varney (2006) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk
mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan dan setiap
keluhan seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid
terakhirnya (HPHT).
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan Kesehatan yang sudah didapatkan
e. Imunisasi
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Riwayat
merokok, minum alkohol, minum jamu atau obat-obatan
tradisional, ketergantungan obat-obatan tertentu dan
kebiasaan memelihara hewan.
 Merokok sebelum atau pada awal kehamilan
meningkatkan resiko aborsi spontan dan plasenta
abnormal, termasuk abrupsio dan plasenta previa
(Varney, 2008)
 Konsumsi alkohol selama kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan resiko aborsi spontan pada trimester kedua
dan defisiensi nutrisi (Varney,2008)
 Selama kehamilan penggunaan kokain dikaitkan dengan
aborsi spontan, persalinan dan pelahiran premature,
abrupsi plasenta, persalinan dan pelahiran cepat,
intoleransi janin terhadap persalinan, berat badan lahir
rendah dan kematian janin (Varney,2008)
 Kafein yang terkandung dalam kopi akan
mengakibatkan resiko tinggi aborsi trimester pertama
(Varney,2008)
 Wanita hamil yang memiliki hewan peliharaan kucing
rentan terkena toxoplasmosis melalui kotoran kucing
yang dibersihkan olehnya. Apabila wanita terinfeksi pada
masa hamil, toxoplasmosis dapat menyebabkan
malformasi kongenital berat karena protozoa ini dapat
menembus melalui plasenta ke janin. Efek yang paling
parah adalah anomaly otak, misal anensefali,
hidrosefalus, mikrosefali dan pengapuran intracranial
(Varney,2008)

8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan
9. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Kebanyakan wanita saat persalinan tidak menginginkan untuk
Nutrisi makan. Namun, cairan yang adekuat harus disediakan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi. (Christine, 2016).

Pada kala I, sering buang air kecil akibat rasa tertekan di area
Eliminasi pelvis dan pada kala II, adanya desakan mengejan seperti
dorongan ingin buang air besar (Varney,2008)

Ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam posisi apa pun


Istirahat dalam waktu yang lama.(Penny,2013)

Pada primi ataupun multi akan memberika perhatian pada


Aktivitas kontraksi, timbul kecemasan, tegang,perasaan tidak enak atau
gelisah.(Penny,2013)

Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih


Personal hygiene selama persalinan (Mochtar,2011)

Kebiasaan

Pada akhir kehamilan lebih baik ditinggalkan karena kadang-


Seksualitas kadang menimbulkan infeksi persalinan dan nifas serta dapat
memecahkan ketuban, pada multipara koitus dapat dilakukan
dengan kondom/perubahan posisi yang dapt mengurangi
kedalaman penetrasi. (Manuaba,2014)

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis
 Riwayat pernikahan : Pernikahan ke berapa, lama menikah,
status pernikahan sah/tidak
 Kehamilan direncanakan/tidak
 Psikologis ibu menghadapi persalinan

b. Sosial : Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilan


ini
c. Kultural : Adakah adat istiadat yang dilakukan pada proses
persalinan yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan
bagi ibu maupun janin
d. Spiritual : Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada proses
persalinan yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan
bagi ibu maupun janin.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg-120/80 mmHg,
<140/90 mmHg
(Salmah,2016) Peningkatan sistolik 10-
20 mmHg dan diastolik rata-rata 10
mmHg masih dianggap normal
(Varney,2007)

Nadi : 60-100 x/menit

Peningkatan nadi dapat terjadi pada


saat kontraksi uterus (Varney,2007)

Suhu Tubuh : 36,5-37,5 0C

Peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-


1o C masih dianggap normal
(Varney,2007)

Pernapasan : 16-20 x/menit


Peningkatan frekuensi pernapasan
mencerminkan peningkatan
metabolisme yang terjadi saat proses
persalinan (Varney,2007)

Antropometri :
Tinggi Badan : >145 cm
Tinggi Badan ibu kurang dari 145 cm
dapat dicurigai terjadinya kesempitan
panggul (Varney,2008)
Kenaikan Berat Badan : ≤ 15 kg, penambahan berat
badan lebih dari 15 kg dapat
mengindikasi ibu mengalami PEB, DM
dan janin makrosomia (Varney,2006)
Ukuran lila : >23,5 cm, ukuran lila kurang dari
23,5 mengindikasikan status gizi
buruk pada ibu hamil (Varney,2006)

2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi

Kepala : kulit kepala tampak bersih, distribusi


rambut merata

Wajah : tampak cemas, tidak tampak pucat dan


oedema, tampak/tidak tampak kloasma
gravidarum
Pada ibu primi bahkan multi terkadang
bereaksi berlebihan terhadap persalinan
awal dengan terlalu banyak memberi
perhatian pada kontraksi, menjadi tegang,
timbul kecemasan atau perasaan aneh
terhadap tubuh..( Simkin Penny,Dkk,2016:
187-196) .
Mata : tampak simetris, kelopak mata tidak
oedema, tampak sclera berwarna putih,
tidak tampak kelainan, konjungtiva tampak
berwarna merah muda
Hidung : tampak bersih, tidak tampak cuping
hidung, polip, dan peradangan
Mulut : tampak bibir bersih, mukosa mulut
lembab, lidah bersih dan tremor, gigi
geraham lengkap, tidak tampak stomatitis,
caries dentis, dan pembesaran tonsil
Telinga : tampak bersih, tidak tampak pengeluaran
sekret
Leher : tampak/tidak tampak hyperpigmentasi,
tidak tampak pembesaran tonsil, faring,
laring, vena jugularis, kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening
Dada : tampak simetris, tidak tampak retraksi
dinding dada

Payudara : tampak simetris dan bersih, areolla dan


putting tampak kehitaman, lebih besar,
tidak tampak benjolan
Pada payudara putting akan lebih besar,
kehitaman, dan tegak dan pada areola akan
lebih besar dan kehitamantidak teraba
benjolan atau massa abnormal.
Abdomen : tampak pembesaran, tampak/tidak tampak
linea dan striae, tidak tampak bekas operasi
dan asites

Genetalia : tidak tampak oedema, varices, serta


hemoroid, tampak pengeluaran lendir
darah, cairan ketuban
Ekstremitas : tampak simetris, tidak oedema

Palpasi

Leher : tidak teraba pembesaran vena


jugularis, kelenjar getah bening, dan
kelenjar tiroid
Payudara :
Abdomen :
TFU :
Mengukur jarak symphisis-fundus
dengan menggunakan cara Mc-
DONALD (UNPAD,1983)

Leopold I :
Tinggi fundus uteri dengan
menggunakan jari, biasanya pada UK
aterm TFU pertengahan pusat-
Processus Xypoideus. Pada fundus
teraba lunak, kurang bulat, kurang
melenting (bokong janin)
Leopold II :
Teraba keras memanjang seperti
papan diabdomen sebelah kanan/kiri
ibu (punggung janin) dan bagian
terkecil janin diabdomen sebaliknya.

Leopold III :
Untuk menentukan bagian janin yang
berada pada bagian SBR dan sudah
masuk PAP atau belum
Leopold IV :
Bagian terendah janin sebagian
kecil/besar sudah melewati PAP
(Konvergen/ Divergen)
TBJ :
TFU (cm) diukur dengan pita pengukur
kemudian dimasukkan ke dalam
Rumus Johnson (hanya jika presentasi
kepala)
TBJ (gr) = (TFU-11)x155, jika kepala
sudah masuk ke dalam panggul
TBJ (gr) = (TFU-12)x155, jika kepala
masih diatas spina ischiadika
Penurunan kepala dengan perlimaan
: < 5/5 pada Primi
pada kala 1 persalinan, kepala
seharusnya sudah masuk ke dalam
rongga panggul. Bila ternyata kepala
memang tidak dapat turun, mungkin
bagian terbawah janin (kepala) terlalu
besar dibandingkan dengan diameter
pintu atas panggul (CPD) (APN,2013)

Genetalia : tidak teraba oedema, tidak teraba


pembesaran pada kelenjar bartholini. Pada
proses persalinan jika terjadi oedem pada
perineum maka perlu dihindarkan
persalinan pervaginam karena dapat
dipastikan akan terjadi laserasi perineum
(Manuaba, 2013).

Auskultasi
Abdomen : DJJ : terdengar jelas, teratur,
frekuensi 120-160 x/menit, interval
teratur tidak lebih dari 2 punctum
maximal(Mochtar,2011)
Daerah/letak DJJ : kuadran
kiri/kanan bawah bawah abdomen ibu

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan His
His Kala I : His belum begitu kuat datangnya 10-15 menit
tidak begitu mengganggu ibu interval menjadi lebih
pendek kontraksi kuat dan lama (Varney,2007) His
dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x dalam 10 menit
dan berlangsung selama ≥ 40 detik
Pemeriksaan Dalam
Tanggal :
a. Vulva Vagina : Tidak ada massa abnormal
b. Portio : effacement 0-100%
c. Pembukaan : 0-3 cm : Fase laten
3-4 cm : Fase aktif, akselerasi
4-9 cm : Fase aktif, dilatasi
maksimal
9-10 cm : Fase aktif, deselerasi
d. Ketuban
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban
sudah tidak mengalir lagi
e. Presentasi : Belakang kepala
f. Denominator : UUK (Oksiput)
g. Posisi : Uuk kiri depan (LOA)/ UUK kanan depan
(ROA)
h. Hodge : Hodge I-III

4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb normal : > 11 gr%
Hb meningkat rata-rata 1,2 gr%
selama persalinan (Varney,2007)
Sel Darah Putih : Meningkat secara progresif pada
kala I persalinan, ± 5000-15.000
pada saat pembukaan lengkap
Waktu koagulasi darah berkurang
dan terdapat peningkatan fibrinogen
plasma (Varney,2007)
Albumin dan reduksi urine negative (Sulaiman,2011)
- Pemeriksaan USG : Janin Intrauterine

5. Data Rekam Medis


Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain dimana
tindakan tersebut adalah validasi dari riwayat kesehatan
sekarang yang tertuang didalam catatan status klien (rekam
medis). Tindakan tersebut dilakukan sejak klien MRS hingga
bertemu pengkaji saat ini.

Tanggal/Jam Tindakan yang telah Pelaksana


diberikan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : G Papah usia kehamilan . . . minggu +. . . hari Kala I
Fase laten/aktif Persalinan Normal
Janin tunggal, hidup, intrauterine
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan !
Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan
merupakan hak klien dan keluarga (Varney,2007)
2. Lakukan observasi kala I !
a. Tiap 30 menit, pantau DJJ, nadi dan kontraksi uterus
Rasional : DJJ dan nadi ibu diperiksa untuk memastikan
kondisi ibu dan janin baik. Kontraksi uterus
dipantau untuk memudahkan petugas dalam
pengambilan tindakan selanjutnya (JNPK-KR,2013)
b. Tiap 2 jam, suhu tubuh dan volume urine ibu
Rasional : Peningkatan suhu tubuh dapat menunjukan proses
infeksi dan dehidrafi (Varney,2007) Kandung kemih
yang penuh berpotensi untuk menghambat proses
persalinan dan penurunan kepala (JNPK-KR,2013)
c. Tiap 4 jam, pembukaan serviks, penurunan kepala, keadaan
ketuban, molase dan tekanan darah ibu
Rasional : Merupakan indikator untuk pengambilan tindakan
selanjutnya (JNPK-KR,2013)
3. Lakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI !
Rasional : PI adalah bagian yang esensial dari semua asuhan
yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir
karena dapat menurunkan kesakitan dan kematian
ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan
untuk melaksanakan prosedur PI secra baik dan
benar juga dapat melindungi penolong persalinan
terhadap resiko infeksi (JNPK-KR.2013)
4. Anjurkan ibu untuk miring kiri dan tidak berbaring terlentang lebih
dari 10 menit !
Rasional : Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan
isinya akan menekan vena cava inferior. Hal ini
akan mengakibatkan turunnya aliran darah dari
sirkulasi ibu keplasenta. Kondisi seperti ini dapat
menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen
pada janin. Selain itu, posisi terlentang berhubungan
dengan gangguan terhadap proses persalinan
(Enkin, et, al, 2000 dalam JNPK-KR,2013)
5. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya !
Rasional : Kandung kemih yang penuh berpotensi untuk
memperlambat
proses persalinan (Varney,2007)
6. Ajarkan ibu melakukan teknik nafas dalam pada waktu His !
Rasional : Latihan nafas dalam merupakan upaya relaksasi
yang dpat mengurangi ketegangan dan rasa nyeri
terutama saat terjadi kontraksi (Varney,2007)
7. Anjurkan ibu tetap mendapat asupan selama persalinan dan proses
kelahiran bayi !
Rasional : Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi dan atau
membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang
efektif (JNPK-KR,2013)
8. Berikan KIE tentang proses persalinan normal !
Rasional : Persalinan adalah saat yang menegangkan dan
dapat menggugah emosi. Dengan memberikan
pengertian tentang proses persalinan ibu akan
berupaya mengatasi gangguan emosionalnya
(Varney,2007)
9. Berikan support mental/ dukungan psikologis pada ibu untuk
menghadapi proses persalinan !
Rasional : Hasil persalinan yang baik ternyata erat
hubungannya dengan dukungan dari keluarga yang
mendampingi ibu selama proses persalinan (Enkin,
et, al, 2015). Dengan adanya suami dan anggota
keluarga yang berperan aktif dalam mendukung ibu
dapat sangat membantu memberi kenyamanan pada
ibu (JNPK-KR,2014)
10. Siapkan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan!
Rasional : Sebagai pemeriksaan kelengkapan alat untuk
proses persalinan serta sebagai alat pelindung diri
(Doengoes,2014)
11. Dokumentasi hasil pemantauan kala I pada partograf !
Rasional : Partograf adalah alat bantu untuk memantau
kemajuan Kala I persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik. Dokumentasi
menggunakan partograf memudahkan untuk
pengambilan keputusan dan rencana asuhan
selanjutnya (JNPK-KR,2014)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai
dengan rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi
didokumentasikan dalambentuk SOAP
Kala II Persalinan

I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif
- Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum/
vaginanya
B. Data Objektif
- Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darak : 110/70-120-80 mmHg, < 140/90
mmHg (Salmah,2006) tekanan darah
dapat meningkat lagi 15-25 mmHg
selama kala II
Nadi : 60-100 x/menit, frekuensi
meningkat disertai takikardi ketika
mencapai puncak saat persalinan
(Varney,2007)
Suhu Tubuh : 36,5-37,5o C, peningkatan suhu
tertinggi yang masih dianggap
normal adalah 1-2oC (Varney,2007)
Pernapasan : 16-24x/menit, peningkatan
frekuensi pernapasan mencerminkan
peningkatan metabolisme yang
terjadi saat proses persalinan
(Varney,2006)
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Genitalia : Adanya tanda gejala kala II
o Meningkatnya pengeluaran lendir
bercampur darah
o Perineum tanpak menonjol
o Vulva dan sfingter ani membuka
(JNPK-KR,2014)

Auskultasi : DJJ : Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160


x/menit (Mochtar,2011)

- Pemeriksaan Khusus
Observasi His : His dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x
dalam 10 menit dan berlangsung selama ≥
40 detik
- Pemeriksaan Dalam
Tanggal : Jam : Oleh :
a) Vulva/vagina : Tidak ada massa abnormal
b) Portio : effacement 100%
c) Pembukaan : 10cm
d) Ketuban
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban sudah
tidak mengalir lagi
e) Presentasi : Belakang kepala
f) Denominator : UUK (Oksiput)
g) Posisi : UUK kiri depan (LOA)/ UUK kanan depan
(ROA)
h) Hodge : III-IV

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : G Papah Kala II Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidah ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI


Lakukan prosedur Asuhan Persalinan Normal :
1. Lakukan amniotomi jika selaput ketuban belum pecah !
Rasional : Selaput ketuban yang belum pecah dapat
menghambat kelancaran proses kelahiran bayi
(JNPK-KR,2008)
2. Siapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran !
Rasional : Hasil persalina yang baik erat hubungannya
dengan dukungan dari keluarga yang mendmapingi
ibu selama proses persalinan (Enkin,et,al, 2013)
3. Lakukan Observasi !
Rasional : Deteksi dini bradikardi dan penurunan perfusi
plasenta (Doengoes, 2014)
4. Anjurkan keluarga pendamping unutk melakukan stimulasi puting
susu bila kontraksi tidak baik !
Rasional : Stimulasi puting susu berfungsi untuk
menstimulasi produktivitas oksitosin ibu, yang
berperan dalam proses persalinan mengejan
(Doengoes,2015)
5. Lakukan persiapan pertolongan kelahiran bayi !
a) Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran !
Rasional : Saat ibu merasa nyaman, maka ibu dapat
berkonsentrasi untuk mengejan (Doengoes,2015)
b) Lakukan bimbingan meneran !
Rasional : Meneran yang baik dan benar dapat mengurangi
resiko kelelahan yang berlebihan pada ibu, serta
sebagai salah satu indicator kemajuan dalam proses
persalinan (JNPK-KR,2014)
2. Lakukan pertolongan kelahiran bayi
a. Lahirkan kepala bayi setelah kepala bayi membuka vulva 5-6
cm dengan cara lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
puncak kepala agar tidak terjadi fleksi yang terlalu cepat dan
membantu lahirnya kepala !
Rasional : Dengan melakukan penahanan perineum dapat
melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya
kepala bayi secara bertahap dan hati-hati, serta
dapat mengurangi regangan berlebihan (robekan)
pada vagina dan perineum (JNPK-KR,2013)
b. Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi !
Rasional : Lilitan tali pusat dapat menghambat lahirnya bahu
dan dapat menyebabkan asfiksia pada bayi jika
tidak dilepaskan (JNPK-KR, 2013)
c. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan !
Rasional : Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan
kepala janin searah dengan punggungnya sehingga
memudahkan kelahiran tubuh bayi (JNPK-KR,
2013)
d. Lahirkan bahu secara biparietal !
Rasional : Melahirkan bahu secara biparietal dapat
mengurangi atau mencegah terjadinya rupture yang
luas pada perineum (JNPK-KR,2013)
e. Lahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan
kiri untuk memegang tangan dan siku atas !
Rasional : Melakukan sanggah dapat memudahkan kelahiran
bayi dan mencegah laserasi ( JNPK-KR,2013)
f. Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri
punggung hingga tungkai !
Rasional : Menelusuri pungggung sampai tungkai
mempermudah proses kelahiran bayi (JNPK-
KR,2013)
1. Lakukan penanganan bayi baru lahir !
a. Lakukan penilaian sepintas pada bayi baru lahir !
Rasional : Mengevaluasi apakah bayi menangis kuat atau
bernapas mengep-mengap, gerakan bayi aktif atau
tidak, serta warna kulit bayi kemerahan atau
sianosis sehingga memudahkan petugas dalam
tindakan selanjutnya. (JNPK-KR,2013)
b. Keringkan bayi diatas perut ibu !
Rasional : Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan (JNPK-KR,2013)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai
dengan rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan
dalambentuk SOAP
Kala III Persalinan

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Ibu masih merasakan adnya kontraksi uterus
B. Data Obyektif
- Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 11-/70-120/80 mmHg, < 140/90
mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu tubuh : 36,5-37,5o C
Pernafasan : 16-24 x/menit
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Genitalia : Adanya tanda pelepasan plasenta
Tampak tali pusat memanjang,
adanya semburan darah secara
mendadak dan singkat (JNPK-
KR,2014)

Palpasi : Abdomen : Teraba tinggi fundus berada diatas


pusat (JNPK-KR,2014)

- Data Bayi
Bayi telah lahir, tanggal : Jam :
Jenis kelamin :
Hasil penilaian sepintas :
2) Apakah bayi cukup bulan ?
3) Apakah air ketuban jernih, tidak bercamppur mekonium ?
4) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesuliatan
?
5) Apakah bayi bergerak aktif (JNPK-KR,2008)
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : Papah Kala III Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI


1. Pastikan kehamilan tunggal !
Rasional : Injeksi oksitosin pada menajemen aktif kala III dilakukan
setelah bayi lahir, sehingga perlu memastikan bahwa tidak
ada janin kedua dalam perut ibu (JNPK-KR,2014)
2. Lakukan penanganan bayi baru lahir
a. Lakukan pemotongan tali pusat setelah 2 menit atau sampai tali
pusat berhenti berdenyut !
Rasional : Pemotongan tali pusat dilakukan dalam 2 menit
setelah kelahiran atau sampai tali pusat berhenti
berdenyut untuk memaksimalkan aliran darah ibu ke
bayi, sehingga menekan resiko anemia pada bayi
baru lahir (JNPK0KR,2014)
b. Lakukan pengikatan tali pusat !
Rasional : Pengikatan tali pusat secara erat mutlak diperlukan
untuk mencegah perdarahan tali pusat yang dapat
mengakibatkan anemia pada bayi baru lahir. (JNPK-
KR,2014)
c. Lakukan IMD !
Rasional : IMD merupakan langkah awal bentuk bounding
attachment. Selain itu, sekitar 22% angka kematian
bayi setelah lahir pada 1 bulan pertama dapat
ditekan dengan IMD.
3. Lakukan Manajemen aktif kala III
a. Berikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM dalam 1 menit
kelahiran bayi !
Rasional : Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi
dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu
mempercepat pelepasan plasenta dan mengurangi
kehilangan darah (JNPK-KR,2014)
b. Lakukan PTT
Rasional : Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT)
merupakan cara mengevaluasi apakah plasenta
sudah terlepas sempurna dari perlekatannya
c. Lakukan massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
Rasional : Massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
dilakukan untuk merangsang kontraksi uuterus
sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan
4. Lahirkan plasenta !
Rasional : Pada kala III pelepasan dan pengeluaran uri cukup
penting, karena kelalaian dapat menyebabkan resiko
perdarahan yang membawa kematian
(Mochtar,2011)
5. Cek kelengkapan plasenta dan selaput ketuban !
Rasional : Menghindari terjadinya perdarahan akibat
tertinggalnya sisa plasenta (Varney,2007)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan
dalambentuk SOAP
Kala IV Persalinan

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif
B. Data Obyektif
- Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg, <140/90
mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5-37,5oC, suhu ibu berlanjut
sedikit meningkat, tetapi biasanya
<38oC
(Varney,2007)
Pernapasan : 16-24 x/menit
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Abdomen : Tampak mengecil
Genitalia : Ada/tidak laserasi, tidak ada memar
ataupun hematoma (Varney,2007)

Palpasi : Abdomen : teraba uterus ditengah-tengah


abdomen, teraba membulat dan keras
(Varney,2007)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : Papah Kala IV Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI


1. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum !
Rasional : Merupakan deteksi dini adanya laserasi yang dapat
mengakibatkan perdarahan post partum(JNPK-
KR,2014)
2. Lakukan penjahitan jika laserasi mengakibatkan perdarahan !
Rasional : Penjahitan dilakukan jika terdapat laserasi yang
mengakibatkan perdarahan aktif (JNPK-KR,2014)
3. Ajarkan ibu melakukan massase uterus !
Rasional : Ibu dapat menilai kontraksi rahimnya sendiri.
Dengan memberikan rangsangan taktil pada uterus
dapat mencegah terjadinya perdarahan (JNPK-
KR,2014)
4. Estimasi jumlah perdarahan !
Rasional : Mengestimasi jumlah perdarahan diperlukan
sebagai bentuk deteksi dini kemungkinan terjadinya
perdarahan postpartum, yaitu jumlah perdarahan >
500 mL. (JNPK-KR,2014)
5. Lakukan pemantauan kala IV !
Rasional : Deteksi dini kemungkinan terjadinya komplikasi
pasca persalinan (JNPK-KR,2014)
6. Lakukan prosedur kebersihan dan keamanan (Pencegahan Infeksi)
pasca persalinan
Rasional : Prosedur pencegahan infeksi yang dilakukan
dengan benar dapat mencegah terjadinya infeksi
silang/ infeksi nosocomial (Doengoes,2015)
7. Lengkapi Partograf !
Rasional : Pengisian partograf meupakan salah satu bentuk
pendokumentasian terhadap proses persalinan yang
telah dilakukan (JNPK-KR,2014)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan
dalambentuk SOAP
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari asuhan kebidanan pada ibu


bersalin fisiologis sebagai berikut:
1. Pengkajian data yang dilakukan dalam kasus tersebut telah terfokus
pada data-data yang dibutuhkan dalam membantu menegakkan
diagnosis.
2. Proses analisis data atau interpretasi data, telah sesuai dengan data-data
yang menunjang serta sesuai dengan ketetapan nomenklatur dalam
kebidanan.
3. Rencana dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan dalam
kasus persalinan fisiologis ini telah sesuai dengan kebutuhan klien dan
terfokus terhadap kebutuhan klien.
4. Evaluasi yang dilakukan dalam asuhan kebidanan dilakukan secara
langsung setelah pelaksanaan asuhan kebidanan, hal ini dilakukan
untuk menilai secara langsung keberhasilan dan keefektifan asuhan
yang diberikan.

B. Saran
1. Pelayanan berupa konseling perlu ditingkatkan sebagai pelayanan yang
berbentuk asuhan sayang ibu.
2. Diharapkan bidan dapat terus memotivasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB

Untuk Bidan. Jakarta : EGC

Manjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Mochtar. Rustam Sarwono. 1999. Sinopsis Obstetri I. Jakarta : YB-PSP

Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternatal dan

Neonatal. Jakarta : YBPSP

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta :YSB-SP

Susiana. Sali. 2019. “ANGKA KEMATIAN IBU: FAKTOR PENYEBAB

DAN UPAYA PENANGANANNYA“. Info Singkat-XI-24-II-P3DI-

Desember-2019-177.pdf (dpr.go.id). Diakses Selasa, 13 April 2021 Pukul

17.35 Wite.

Aeni, Nurul. (2013). “Faktor Risiko Kematian Ibu”, Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional, Vol. 7, No. 10, hal. 453-454.

“AKI di Indonesia Masih Tinggi”, https://ugm.ac.id/id/berita/17548-aki-di-

indonesia-masih-tinggi. , diakses 13 April 2021 Pukul 19.30.

"Angka Kematian Ibu Melahirkan di Indonesia pada 2019 Masih Tinggi",

https://tirto.id/ei1y. , diakses 13 April 2021 Pukul 20.21 Wite.

Anda mungkin juga menyukai