Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOLOGI OLAHRAGA
(FATIQUE DAN STRESS)

KELOMPOK 3 :
SITI SYARAH 21086289
Rafki Hidayat 21086433
AHMAD ARIF MAULANA
SUHARMONO

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTSA ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
TP 2022/2023
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………….…2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….2
A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………………3
B. RUMUSAN………………………………………………………………………………4
C. TUJUAN ………………………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..6
A.PENGERTIAN FATIQUE …………………………………………………………..6
B.PENGERTIAN STRESS ……………………………………………………………..8
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………16
KESIMPULAN…………………………………………………………………………….16
SARAN………………………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….16
Kata pengantar :

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fatique dan
stress ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
makalah . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang materi ini bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Padang , 3 november 2022


BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kelelahan pada manusia ialah metode yang terkumpul pada beragam


faktor yang menyebabkan serta dapat menimbulkan datangnya stres yang dapat
terjadi pada manusia. Apabila keadaan itu digabung dengan kondisi fisik industri
yang tidak mendukung, waktu untuk istirahat sangat singkat, pekerjaan yang
sangat berat, jam kerja yang tidak sesuai aturan, serta irama keja yang sangat
tidak sinkron dengan keadaan fisik para pekerja dapat menyebabkan keadaan
kelelahan fisik yang sangat kronis (Jacobs et al., 2015). Menurut (Tarwaka, 2014)
kelelahan merupakan suatu metode untuk melindungi tubuh supaya terbebas
dari keburukan yang lebih parah sehingga dapat dipulihkan sesudah istirahat.
Menurut Grandjean (1993) dalam (Tarwaka, 2014) kelelahan digolongkan
menjadi 2 macam, yakni kelelahan otot serta kelelahan umum. Kelelahan otot
ialah suatu kondisi yang berhubungan dengan adanya penurunan kemampuan
kerja otot sesorang dalam bekerja, seperti tremor/sakit terhadap otot. Untuk
kelelahan umum merupakan suatu kondisi yang sering terjadi yang diakibatkan
oleh kondisi lingkungan kerja, faktor psikologis dan jenis pekerjaan. Menurut
data dari WHO (2003) dalam (Rosdiana, 2019) gangguan psikis merupakan
penyakit mematikan setelah komplikasi jantung, karena perasaan lelah yang
sangat berat serta berakhir pada depresi atau stres. Data dari ILO (2013) dalam
(Atiqoh et al., 2014) hampir setiap tahun 2011-2014 faktor kelelahan menjadi
penyebab 2 juta pekerja meninggal dunia dikarenakan kecelakaan. Penelitian
dari ILO (2013) dalam (Rahayu & Effendi, 2020) melaporkan sebanyak 58.115
sampel serta 32,8% sebanyak 18.828 sampel mengalami kelelahan.
B. rumusan masalah

1. apa itu fatique?


2. apa saja tanda-tanda fatique?
3. apa factor fatique?
4. apa itu stress?
5. apa factor penyebab stress?
6. Apa ciri-ciri stress?
7. bagaimana cara mengatasi stress?

C. tujuan makalah

Mengetahui tentang pengertian fatique dan stress.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FATIQUE
Fatigue atau kelelahan adalah kondisi di mana Anda selalu merasa lelah,
lesu, atau kurang tenaga. Kondisi ini tidak sama dengan sekadar merasa ngantuk.
Fatigue adalah kondisi yang membuat Anda tidak memiliki motivasi dan energi.
Mengantuk mungkin adalah gejala fatigue, tetapi kedua kondisi itu tidak sama.
Fatigue adalah gejala umum dari banyak kondisi medis ringan sampai serius,
bahkan berujung kematian. Kelelahan juga merupakan hasil alami dari beberapa
gaya hidup, seperti kurang olahraga atau pola makan yang buruk.
Dilansir Medical News Today, ada dua jenis kelelahan yakni:
• Kelelahan fisik. Seseorang merasa sulit secara fisik untuk melakukan hal-
hal yang biasa dilakukan, misalnya naik tangga. Kondisi ini termasuk otot
lemah. Diagnosis nantinya mungkin melibatkan tes kekuatan.
• Kelelahan mental. Seseorang merasa lebih sulit untuk berkonsentrasi
pada banyak hal. Orang tersebut mungkin merasa mengantuk. Kesulitan
untuk tetap terjaga saat bekerja juga kondisi yang menggambarkan
kelelahan mental.
Jika fatigue yang Anda alami adalah kondisi yang tidak dapat teratasi dengan
istirahat dan nutrisi yang tepat, atau Anda curiga itu disebabkan oleh kondisi lain,
segera hubungi dokter. Tenaga medis dapat membantu Anda mendiagnosis
penyebab kelelahan dan membuat rencana perawatan yang tepat.
Fatigue, terutama fatigue kronis, biasanya berhubungan dengan kondisi medis
atau masalah kesehatan. Kondisi itu dikenal dengan myalgic encephalomyelitis
(ME) atau sindrom kelelahan kronis (CFS).

Tanda-tanda & gejala

Ada berbagai gejala fatigue yang terkait tergantung pada penyebab. Individu
dengan penyakit jantung, penyakit paru-paru atau anemia dapat mengalami
sesak napas atau mudah lelah setelah melakukan aktivitas yang minim.
Orang dengan diabetes dapat mengalami poliuria (buang air kecil berlebih),
polidipsia (haus berlebih), atau perubahan pada penglihatan.
Orang dengan hipotiroidisme juga dapat mengalami gejala kedinginan, kulit
kering dan rambut yang rapuh.
Selain itu, gejala fatigue adalah:
• Penurunan berat badan
• Nyeri pada dada dan sesak napas
• Muntah dan diare
• Demam dan menggigil
• Kelemahan atau nyeri otot
• Kecemasan dan depresi.
Apabila tidak diatasi dengan baik, kondisi kelemahan dapat menyebabkan
beberapa kemungkinan komplikasi, seperti:
• Depresi
• Isolasi sosial
• Batasan gaya hidup
• Meningkatnya absen di tempat kerja.
Penyebab

Penyebab kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama, yaitu faktor
gaya hidup, isu medis, dan isu kesehatan mental.
Faktor gaya hidup
Jika Anda mengalami kelelahan, aktivitas dan pilihan gaya hidup Anda dapat
menjadi penyebab utama. Faktor gaya hidup yang mungkin menyebabkan
fatigue adalah:
• Aktivitas fisik, termasuk bekerja, yang berlebihan
• Kurang beraktivitas
• Kurang tidur
• Bosan
• Kelebihan berat badan atau obesitas
• Periode stress emosional
• Berkabung
• Menggunakan obat-obatan tertentu
• Mengonsumsi alkohol secara rutin
• Mengonsumsi narkotika
• Mengonsumsi kafein
• Tidak memiliki pola makan yang baik dan bergizi.
Masalah medis

Pasien dengan nyeri kronis sering terbangun di sepanjang malam. Mereka


biasanya merasa lelah ketika bangun dan tidak bisa mendapatkan kualitas tidur
yang baik. Kombinasi rasa sakit dan kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan.
Beberapa masalah dan kondisi medis yang dapat menyebabkan fatigue adalah:
• Anemia
• Nyeri
• Penyakit Addison’s (kelainan yang mempengaruhi kadar hormon)
• Hipotiroidisme (tiroid underaktif)
• Hipertiroidisme (tiroid overaktif)
• Insomnia dan gangguan tidur lainnya
• Gangguan makan
• Gangguan autoimun
• Fibromyalgia
• Gagal jantung kongestif
• Kanker
• Diabetes
• Penyakit ginjal atau hati
• Gejala kelelahan kronis
• Penyakit paru obstruktif kronis (COPD, yang mempersulit pernapasan)
• Restless legs syndrome.
Masalah kesehatan mental
Orang yang mengalami kegelisahan serta depresi dapat mengalami kelelahan
sebagai gejala dari kondisi tersebut. Sebagai contoh, fatigue adalah gejala dari
gangguan kecemasan dan depresi.

Faktor-faktor risiko

Ada banyak faktor yang menyebabkan Anda berisiko untuk mengalami fatigue,
yaitu:
• Orang berusia di tahun ke-40 hingga 50

• Wanita
• Stres
B.PENGERTIAN STRESS
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Jenita DT Donsu,
2017). Menurut Charles D. Speilberger, menyebutkan stres adalah tuntutan-
tuntutan eksternal yang mengenai seseorang misalnya objek dalam lingkungan
atau sesuatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.Stres juga bias
diartikan sebagai tekanan, ketegangan, gangguan yang tidak menyenangkan
yang berasal dari luar diri seseorang (Jenita DT Donsu, 2017.Anggota IKAPI
(2007) menyatakan stres adalah reaksi non-spesifik manusia terhadap
rangsangan atau tekanan (stimulus stressor).

Stres merupakan suatu reaksi adaptif, bersifat sanga individual, sehingga


suatu stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain
(Jenita DT Donsu, 2017).

Stres didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang


dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu
saat dapat mempengaruhi keadaan fisik manusia tersebut. Stres dapat
dipandang dalam dua acara, sebagaiu stres baik dan stres buruk (distres). Stres
yang baik disebut stres positif sedangkan stres yang buruk disebut stres negatif.
Stres buruk dibagi menjadi dua yaitu stres akut dan stres kronis (Widyastuti,
Palupi, 2004).

Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor


psikososial (tekanan mental/beban kehhidupan (Priyoto, 2014).

1. Jenis – jenis stress


A. stress akut
Stres yang dikenal juga dengan flight or flight response. Stres akut adalah
respon tubuh terhadap ancaman tertentu, tantangan atau ketakutan.
Respons stres akut yang segera dan intensif di beberapa keadaan dapat
menimbulkan gemetaran.
B.Stres kronis
Stres kronis adalah stres yang lebih sulit dipisahkan atau diatasi, dan efeknya
lebih panjang dan lebih.
Menurut Priyoto (2014) menurut gejalanya stres dibagi menjadi tiga yaitu:
• Stress ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara
teratur, seperti banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan.
Situasi stres ringan berlangsung beberapa menit atau
jam saja. Ciri-ciri stres ringan yaitu semangat meningkat,
penglihatan tajam, energy meningkat namun cadangan energinya
menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat, sering merasa
letih tanpa sebab, kadang- kadang terdapat gangguan sistem seperti
pencernaan, otak, perasaan tidak santai.
• Stress sedang berlangsung lebih lama daripada stress ringan.
Penyebab stres sedang yaitu situasi yang tidak terselesaikan dengan
rekan, anak yang sakit, atau ketidakhadiran yang lama dari anggota
keluarga. Ciri-ciri stres sedang yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa
tengang, perasaan tegang,gangguan tidur, badan terasa ringan.
• Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat
berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan
Ciri-ciri stres berat yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan
sosial, sulit tidur, negatifistic, penurunan konsentrasi, takut tidak jelas,
keletihan meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana,
gangguan sistem meningkatm perasaan takut meningkat.
2.Dampak stress
Stres pada dosis yang kecil dapat berdampak positif bagi individu. Hal ini
dapat memotivasi dan memberikan semangat untuk menghadapi tantangan.
Sedangkan stres pada level yang tinggi dapat menyebabkan depresi, penyakit
kardiovaskuler, penurunan respon imun, dan kanker (Jenita DT Donsu, 2017).
Menurut Priyono (2014) dampak stres dibedakan dalam tiga kategori,
yaitu:
o Dampak fisiologik
• Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu system tertentu
• Muscle myopathy : otot tertentu mengencang/melemah.
• Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri.
• Sistem pencernaan : mag, diare.
• Gangguan system reproduksi
• Amenorrhea : tertahannya menstruasi.
• Kegagalan ovulasi ada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen
pada pria.
• Kehilangan gairah sex.
• Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dll.
o Dampak psikologik
• Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merpakan tanda pertama
danpunya peran sentral bagi terjadinya burn-out.
• Kewalahan/keletihan emosi.
• Pencapaianpribadi menurun,sehingga berakibat
menurunnyarasa kompeten dan rasa sukses.
o Dampak perilaku
• Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering
terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
• Level stres yang cukup tinggi
berdampaknegatifpadakemampuan mengingat informasi,
mengambil keputusan, mengambil klangkah tepat.
• Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran

3.faktor-faktor penyebab stress


a.Faktor Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur organisasi,
ketidakpastian juga mempengaruhi tingkat stres di kalangan para karyawan
dalam sebuah organisasi.
b.Faktor Organisasi
Beberapa factor yang menjadi penyebab stres antara lain:
1) Tuntutan tugas dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja,
dan tata letak kerja fisik.

2) Tuntutan peran yang berhubungan dengan tekanan yang diberikan


pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan
dalam sebuah organisasi termasuk beban kerja yang diterima seorang
individu.
3) Tuntutan antar-pribadi, yang merupakan tekanan yang diciptakan
oleh karyawan lain seperti kurangnya dukungan sosial dan buruknya
hubungan antar pribadi para karyawan.
4) Struktur organisasi yang menentukan tingkat diferensiase dalam
organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan di mana keputusan di
ambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi individu
dalam pengambilan keputusan merupakan potensi sumber stres.
5) Kepemimpinan organisasi yang terkait dengan gaya kepemimpinan
atau manajerial dan eksekutif senior organisasi. Gaya kepemimpinan
tertentu dapat menciptakan budaya yang menjadi potensi sumber
stres.
3.faktor individu
Faktor individu menyangkut dengan faktor-faktor dalam
kehidupan pribadi individu. Faktor tersebut antara lain persoalan
keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan karakteristik kepribadian
bawaan. Menurut Robbins (2006) Setiap individu memiliki tingkat
stres yang berbeda meskipun diasumsikan berada dalam faktor-
faktor pendorong stres yang sama. Perbedaan individu dapat
menentukan tingkat stress yang ada.
4.Ciri- ciri stres

Ada empat hal yang dapat berubah dan menjadi tanda pada tubuh
saat mengalami stres, yakni:

1. Perubahan Emosi

Perubahan emosi menjadi salah satu tanda paling umum yang terjadi
pada pengidap stres. Kondisi ini menyebabkan seseorang mudah gusar,
merasa frustasi, dan suasana hati menjadi mudah berubah-ubah alias
mood swing. Orang yang mengalami stres umumnya akan sulit untuk
menenangkan pikiran, merasa rendah diri, kesepian, bingung,
menghindari orang lain, sulit mengendalikan diri, hingga depresi.

2. Gejala Fisik

Perubahan kondisi fisik juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami


stres. Hal ini menyebabkan seseorang mudah merasa lemas, pusing,
migrain, gangguan pencernaan, nyeri otot, serta jantung berdebar. Stres
juga sering ditandai dengan sulit tidur di malam hari, tubuh gemetar,
kaki terasa dingin dan berkeringat, mulut kering, sulit menelan, hingga
menurunnya hasrat seksual.

3. Perubahan Kognitif

Selain ciri fisik, stres juga bisa menyebabkan seseorang mengalami


perubahan kognisi. Kondisi ini membuat seseorang menjadi sering lupa,
sulit memusatkan perhatian, selalu berpikir negatif, pesimis, dan sering
membuat keputusan yang tidak baik.

4.Perubahan Perilaku
Dalam tingkat yang parah, rasa tertekan dan stres bisa menyebabkan
seseorang mengalami perubahan perilaku. Kondisi ini menyebabkan
penurunan nafsu makan, tidak fokus dan sering menghindari tanggung
jawab, sering gugup, mudah marah, hingga mencari “pelampiasan”
misalnya dengan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok.

Jangan remehkan stres yang berlangsung dalam waktu lama apalagi


muncul secara berulang. Kalau itu yang terjadi, segera lakukan
pemeriksaan ke dokter atau psikiater untuk mengatasi stres.
Pemeriksaan dibutuhkan untuk mengetahui secara pasti apa yang
menyebabkan gejala stres bisa muncul dan mencegah komplikasi yang
tidak diinginkan.

Cara mengelola stress

1. Jagalah kesehatan dengan cara olahraga/ aktivitas fisik teratur,


tidur cukup, makan bergizi seimbang, terapkan perilaku hidup
bersih dan sehat
2. Melakukan kegiatan sesuaikan dengan minat dan kemampuan
3. Berpikir positif
4. Tenangkan pikiran dan kembangkan hobi
5. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
6. Meningkatkan ibadah sesuai dengan Agama masing-masing

Cara mengendalikan stres

1) Merencanakan masa depan dengan lebih baik


2) Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat
bersamaan
3) Menerima diri sendiri sebagaimana adanya
4) Menerima lingkungan sebagaimana adanya
5) Berbuat sesuai kemampuan dan minat
6) Membuat keputusan yang bijaksana
7) Berpikir positif
8) Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain
yang dapat dipercaya
9) Memelihara kesehatan diri sendiri
10) Membina persahabatan dengan orang lain
11) Meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jika merasa tegang
dan letih perlu istirahat dan rekreasi
12) Melakukan relaksasi. Relaksasi selama 10-15 menit setiap
hari untuk mengendorkan ketegangan otot.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kita semua saat ini hidup di tengah dunia yang rentan menimbulkan stres.
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak pun mengalami hal yang sama.

Ada begitu banyak perubahan besar yang sedang terjadi di dunia, tetapi ada
banyak pula hal-hal sehari-hari yang bisa menyebabkan stres pada anak.
Contohnya, situasi negatif di rumah, kekerasan di sekolah, ataupun ujian.
Situasi positif pun, seperti pindah rumah atau harus berkenalan dengan teman
baru, seringkali bisa menyebabkan stres.

Sebagai orang tua, Anda bisa membantu anak melalui masa-masa yang
berpotensi memicu stres dengan selalu mewaspadai tanda-tanda stres
berlebihan, kemudian mendukung anak untuk belajar mengelola stresnya.

B.SARAN
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga makalah
ini berguna bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125826-S-5848-Hubungan%20faktor-
Literatur.pdf
http://repository.unissula.ac.id/17998/6/Bab%201.pdf
https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan-mental/stres
https://www.alodokter.com/stres
https://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/Syahdianto.pdf
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91069
https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/kelelahan-fatigue-adalah/
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125639-S5863-Tinjauan%20faktor-
Literatur.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41059/3/BAB%20II.pdf
https://www.aeroengineering.co.id/2021/01/kelelahan-material-fatigue/

Anda mungkin juga menyukai