KAJIAN PUSTAKA
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri telah menentukan
jumlah anak dalam keluarganya (Manuaba, 2016).
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di bawah usia
20 tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu
tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan
untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin (Profil kesehatan, 2018).
a) Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu rapat (minimal
2 tahun setelah melahirkan)
4) Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
8) Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam (Kemenkes RI, 2013).
Meskipun angka ekspulsi pada pemasangan AKDR segera pasca persalinan lebih
tinggi dibandingkan teknik pemasangan masa interval (lebih 4 minggu setelah
persalinan), angka ekspulsi dapat diminimalisasi bila: Pemasangan dilakukan
dalam waktu 10 menit setelah melahirkan plasenta, AKDR ditempatkan cukup
tinggi pada fundus uteri, pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih khusus
(Kemenkes RI, 2013).
Namun demikian terdapat beberapa resiko dan hal-hal yang harus diwaspadai saat
pemasangannya yaitu : dapat terjadi robekan dinding rahim, ada kemungkinan
kegagalan pemasangan, kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan AKDR
(pasien harus kembali jika ada demam, bau amis sesarea cairan vaginan dan sakit
perut terus menerus. AKDR juga dapat dipasang setelah persalinan dengan seksio
sesarea. Angka sekpulsi pada pemasangan setelah seksio sesarea kurang lebih
sama dengan pada pemasangan interval (Kemekes RI, 2013).
C. Implan
Implan berisi progrestin, dan tidak mengganggu produksi ASI Bila menyusui
antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, pemasangan implan dapat
dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi lain bila menyusui penuh (full
breastfedding). Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid,
pemasangan dapat dilakukan kapan saja tetapi menggunakan kontrasepsi lain atau
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari. Masa pakai dapat mencapai 3
tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5 tahun (levonogestrel) (Kemekes RI, 2013).
D. Suntik
a. Suntik kombinasi
b. Suntik progestin
Kontrasepsi suntikan progestin ini sangat efektif dibandingkan dengan mini pil,
karena dosis gestagen yang cukup tinggi dibandingkan dengan mini pil. Akan
tetapi kembalinya kesuburan cukup lambat, yaitu rata-rata 4 bulan setelah berhenti
dari penyuntikan sehingga akan kurang tepat apabila digunakan para wanita yang
menginginkan untuk segera hamil pada waktu yang cukup dekat. Kontrasepsi ini
cocok bagi ibu yang sedang menyusui (Kemenkes RI, 2013).
E. Pil
a. Pil kombinasi
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen dan
progesteron) ataupun hanya berisi progesteron saja.Pil kontrasepsi bekerja dengan
cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding
rahim.Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara
tepat. Cara kerja alat kontrasepsi pil kombinasi adalah menghambat ovulasi,
membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi, membuat lendir
serviks tidak bisa ditembus sperma, pergerakan tuba tergantung sehingga
transportasi telur terganggu (Handayani, 2017).
b. Pil progestin
F. Kondom
G. Steril
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metode Operasi Wanita) atau
tubektomi yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur
tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP
(Metode Operasi Pria) atau vasektomi yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan
saluran benih agar sperma tidak keluar dari skrotum (Kemenkes RI, 2013).
2.2.1 Pengertian
b) Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani tidak dapat masuk
dalam rahim.
2.2.3 Keuntungan
2.2.4 Kerugian
b) sampai 10 hari
c) Awal pemakaian: mual, pusing, nyeri payudara dan keluhan ini akan
2.3.1 Pengertian
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni, pada saat pemberian pelayanan.
Tehnik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan
dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai
dengan budaya yang ada (Handayani, 2017).