Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERBEDAAN PIL KOMBINASI DAN MII PIL (PIL PROGESTIN)

Untuk memenuhi tugas yang diberikan

Dosen Pengampu : Dhita Kris P, SST., M.Kes

Disusun Oleh :

Zulfatus Saadah (19631385)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DPLOMA III

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

JL Selomangleng No 1 Kediri Tlp : (0354) 775074

e-mail : fikunika@gmail.com ig : fik_Universitas.kadiri


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas individu dengan judul

“Komplikasi yang Sering Timbul Pada Masa Nifas dan Penanganannya” tepat pada

waktunya.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Akhir zaman yaitu nabi

Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam yang telah membuat kita berada di zaman terang

benderang ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rangkuman ini dengan tujuan

untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.

Sebelumnya kami ucapkan terimaksih kepada Ibu Dhita Kris P, SST., M.Kes. yang

telah membimbing kami sejauh ini dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa rangkuman ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami

berharap rangkuman ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan rangkuman

berikutnya.

Kediri, 26 November 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
              Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.
Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang
tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas.  Pil kontrasepsi dipergunakan oleh
kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih
60% akseptor mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi
dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain.
Pil mengakibatkan perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga
merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu
pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri.
Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk
pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-
keluhan yang ditemukan (Sastrawinata, 2000).
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan
progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja
menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak
terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan memakai pil dibilang
hampi selalu efektif dalam mencegah kehamilan.
Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap
penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah
serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh
memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain.
Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah
tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh karena
obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan juga perlu
mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena
faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala,
air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara. Sedangkan efek samping progesteron
menjadikan perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan bertambah sehingga bertambah
gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul,
2007).
B.   Rumusan Masalah
1. Apa definisi kontrasepsi dengan pil mini dan pil kombinasi?
2. Apa jenis-jenis dari pil mini dan pil kombinasi?
3. Bagaimana cara penggunaan pil mini dan pil kombinasi ?
4. Apa kelemahan dan kelebihan menggunakan pil mini dan pil kombinasi?
5. Apa indikasi dan kontra indikasi dari pil mini dan pil kombinasi?
6. Apa efek samping dari pil mini dan pil kombinasi?
7. Bagaimana penanganan dari pil mini dan pil kombinasi?
C.  Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kontrasepsi dengan pil KB.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pil KB.
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan menggunakan pil KB.
4. Untuk mengetahui efek samping dari pil KB.
5. Untuk mengetahui kontra indikasi dari pil KB.
6. Untuk mengetahui cara penggunaan pil KB.
7. Untuk mengetahui cara penanganan pil KB
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pil Kombinasi
1. Pengertian Pil Kombinasi

Pil Kombinasi adalah pil atau tablet untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron (Saifuddin, 2006).
2. Jenis-jenis Pil Kombinasi
Ada 3 jenis pil Kombinasi :
1) Monofasik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama dengan
7 tablet tanpa hormon aktif.
2) Bifastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung
35 mcg EE+0,05 mg norethindrone untuk hari 1-10, 35 mcg EE+1,0 mg
norethindroneuntuk hari 11-21 dari tiap siklus.
3) Triphastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung
30 mcg+0,05 mg levonogestreluntuk hari 1-6, 40 mcg EE+0,075 mg
levonogestrel untuk hari ke 7-11 dan 30 mcg EE+0,125 mg
levonogestrel untuk hari ke 12-21 (Saifuddin, 2006).
3. Indikasi dan Kontraindikasi Pil Kombinasi
1) Indikasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil
kombinasi seperti usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun belum
memiliki anak, gemuk atau kurus, setelah melahirkan atau tidak menyusui,
menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, setelah
melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan Air Susu Ibu secara eksklusif.

2) Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut,
perokok usia >35 tahun, riwayat penyakit jantung, migrain (pusing kepala
yang hebat), kanker payudara atau dicurigai kanker payudara, tidak dapat
menggunakan pil secara teratur setiap hari (Saifuddin, 2003).
4. Cara Menggunakan Pil Kombinasi
1) Pil pertama diminum hari kelima haid seterusnya berturut-turut setiap hari
satu pil. Khususnya untuk pil-pil dengan kemasan khusus dimulai pada hari
pertama haid sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
2) Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari,
sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu pada pasca kejadian.
3) Pada paket yang berisi 28 pil, mulai minum pil sejak hari pertama haid dan
diteruskan setiap hari.
4) Pada paket yang berisi 21 pil, minum pil mulai hari kelima haid. Bila telah
habis istirahat dan tunggu haid, kemudian diteruskan dengan kemasan yang
selanjutnya pada hari kelima haid.
5) Bila lupa satu pil, segera minum pil ketika ingat atau minum dua pil pada
waktu yang sama.
6) Bila lupa dua pil atau lebih, sebaiknya minum dua pil setiap hari selama pil
yang tertunda pada jadwal yang ditetapkan (Maryani, 2008).
5. Efek Samping Pemakaian Kontrasepsi Pil Kombinasi
1) Perdarahan Pervaginam atau Spotting
Terjadi bercak-bercak perdarah diantara masa haid, terutama pada
bulan-bulan pertama pemakaian pil KB.
Penanggulangan :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa hal ini akibat pengaruh hormon dalam
tubuh dan hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan (Maryani, 2008).

2) Tekanan Darah Meningkat


Tekanan darah yang sama atau lebih tinggi dari 140/90 mmHg
dalam keadaan istirahat. Penderita kadang-kadang merasa pusing atau
terasa pegal pada kuduknya.
Penanggulangan :
Menjelaskan kepada akseptor, sebelum akseptor menggunakan KB
bahwa pil tidak menyebabkan tekanan darah tinggi. Akan tetapi pada
wanita yang mempunyai bakat atau riwayat darah tinggi, maka gejala darah
tinggi akan lebih jelas (Maryani, 2008).
3) Perubahan Berat Badan
Berat badan bertambah atau berkurang beberapa Kg dalam beberapa
bulan setelah pemakaian pil KB.
Penanggulangan :
Kebanyakan wanita yang minum pil KB, bertambah sedikit berat
badannya, karena pemulihan cairan dalam beberapa hari sebelum haid. Hal
ini akan segera hilang setelah haid dimulai. Wanita yang minum pil
bertambah berat badannya setelah beberapa bulan pemakaian. Ini
disebabkan hormon progesteron, atau peningkatan selera makan ketika
ketakutan akan kehamilan, pertambahan berat badan biasanya dikendalikan
oleh diet yang teratur (Jones, 2005).
4) Jerawat
Timbulnya jerawat diwajah atau badan bisa disertai infeksi atau tidak.
Penanggulangan :
Pemberian vitamin A dan vitamin Edosisi tinggi. Bila disertai
infeksi dapat diberikan preparat tetracycline 250 mg 2x1 kapsul selama satu
atau dua minggu (Maryani, 2008).
5) Air Susu Berkurang
ASI berkurang bahkan kadang-kadang sampai berhenti setelah
pemakaian pil KB dengan dosis estrogen rendah.
Penanggulangan :
Menjelaskan bahwa pemakaian pil KB tidak dianjurkan bagi wanita
yang menyusui. Bagi wanita yang menyusui dapat memakai pil mini yang
hanya mengandung progestin (Maryani, 2008).
6) Pusing dan Sakit Kepala
Rasa berputar atau sakit pada kepala yang dapat terjadi pada satu
sisi atau seluruh bagian kepala.
Penanggulangan :
Menjelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa kemungkinan
tersebut mungkin ada, tetapi biasanya bersifat sementara dan jarang terjadi
(Maryani, 2008).
7) Perubahan Libido
Terjadi peningkatan libido atau penurunan libido. Sulit dinilai
karena bersifat subjektif ini disebabkan oleh faktor psikis (kejiwaan) dan
biasanya bersifat sementara.
Penanggulangan :
Menjelaskan kepada klien kemungkinan terjadi tentang hal ini dan
sifatnya yang subjektif (sementara). Akseptor dianjurkan untuk
memperbaiki keadaan umum termasuk kesehatan bila perlu konsultasi ke
psikolog.
8) Varises
Rasa pegal dan nyeri pada tungkai dan terdapat pelebaran pembuluh
darah balik (vena) pada ektremitas bawah yang biasanya terlihat menonjol
dibawah kulit.
Penanggulangan :
Menjelaskan bahwa varises hanya terdapat pada wanita yang
berbakat untuk varises. Bagi wanita yang tidak mempunyai varises tetap
dapat memakai pil KB (Maryani, 2008).
9) Tromboemboli
Gejala yang timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah oleh darah
yang membeku (thrombus). Gejala yang timbul tergantung dari bagian yang
tersumbat dan dapat terjadi didaerah otak, arteri coronaria, pada pembuluh
vena atau paru-paru.
Penaggulangan :
Menjelaskan secara jujur kepada calon aksepror bahwa
kemungkinan
terjadi tromboemboli, walaupun sangat kecil dan biasanya dapat dikurangi
kemungkinan dengan pemakaian pil KB dengan dosis estrogen rendah
(Maryani, 2008).
6. Cara Kerja Pil Kombinasi
Cara kerja pil kombinasi adalah sebagai berikut :
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik mengental
sehingga sulit dilalui oleh sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga
transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula (Saifuddin, 2006).
7. Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Pil Kombinasi
1) Keuntungan Pemakaian Pil Kombinasi
Reversibilitasnya sangat tinggi bila diminum pil sesuai dengan
aturan dijamin berhasil 100%, mudah menggunakannya, mengurangi rasa
sakit pada waktu menstruasi, mencegah anemia karena defisiensi zat besi,
mengurangi resiko kanker ovarium, menguirangi kemungkinan
resiko pelvic infection dan kehamilan ektopik, cocok sekali digunakan
untuk menunda kehamilan pertama dari PUS (Pasangan Usia Subur) muda,
khusus mini pil tidak mempengaruhi ASI, dapat meningkatkan libido
(Saifuddin, 2006).
2) Kerugian Pemakaian Pil Kombinasi
Memerlukan disiplin dari pemakaian/harus minum pil secara teratur,
dapat mengurangi ASI terutama 6 minggu post partum kecuali mini pil,
kembalinya kesuburan agak lambat (Saifuddin, 2006).

B. Mini Pil (Pil Progestin)


1. Definisi
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil
KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali.
Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-
22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin
dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang
digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini
diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama
haid.
2. Jenis – Jenis
a) Kemasan dengan isi 35 pil: 300 mg levonorgestrel atau 350 mg noretindron.
b) Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg desogestrel.
Contoh pil mini, yaitu :
a) Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b) Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c) Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d) Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e) Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat
3. Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin
Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:
a) Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
b) Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
c) Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum
walaupun haid belum kembali.
d) Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil
kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
e) Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum
pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan
hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
f) Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket
terakhir habis.
g) Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus
(tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan. Apabila
pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap
minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan
pertama).
h) Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka
segera periksa ke pelayanan kesehatan. Sarankan pada pasien untuk
menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil
apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV
dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.
 Aturan Pil Lupa
Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:
a) Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat
dan gunakan metode barier selama 48 jam.
b) Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa
dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.
 Hal yang Perlu Disampaikan pada Pasien
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:
a) Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan
pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara
dan tidak mengganggu kesehatan.
b) Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing,
ataupun nyeri payudara.
c) Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi
obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.
d) Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid,
kemungkinan terjadi kehamilan.
e) Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut,
kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
f) Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi
hipertensi atau masalah vaskuler.
g) Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.
4. Cara Kerja
a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak
begitu kuat) sehingga menghambat terjadinya ovulasi
b) Endoometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit
c) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
d) Mengubah motilitas tuba sehimgga trasportasi sperma terganggu
5. Keuntungan dan Keterbatasan Kontrasepsi pil Progestin
1. Keuntungan
a) Sangat efektif bila digunakan secara benar.
b) Tidak mengganggu hubungan seksual.
c) Tidak mempengaruhi produksi ASI.
d) Kesuburan cepat kembali.
e) Nyaman dan mudah digunakan.
f) Sedikit efek samping.
g) Dapat dihentikan setiap saat.
h) Tidak mengandung estrogen.
2. Keterbatasan
a) Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid ( perdarahan sela, spotting,
amenorhea ).
b) Peningkatan atau penurunan berat badan.
c) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
d) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dematitis jerawat.
f) Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi ( 4 dari 100 kehamilan ), tetapi
resiko ini lebih rendah dibanding dengan perempuan yang tidak
menggunakan mini pil.
g) Efektifitas menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat
TBC atau obat Epilepsy.
6. Waktu Mulai Menggunakan kontrasepsi Pil Progestin
Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada
siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
1) Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
2) Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti
dengan mini pil.
3) Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang
mengandung hormon).

a. Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :


1) Diduga tidak terjadi kehamilan.
2) Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil
(sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan
kontrasepsi lain untuk 2 hari).
3) Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila
menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :
4) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu
haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan
dengan benar dan tidak hamil.
5) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti
mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak
memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.
7. Indikasi dan Kontraindikasi
1. Indikasi
a) Usia reproduksi
b) Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak
c) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama
periode menyusui
d) Pasca persalinan dan tidak menyusui
e) Pasca keguguran
f) Perokok segala usia
g) Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg) atau
dengan masalah pembekuan darah
h) Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak
menggunakan estrogen
2. Kontra indikasi
a) Hamil atau di duga hamil
b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
d) Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin) , atau obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat)
e) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
f) Sering lupa menggunakan pil
g) Mioma uterus, progestin memicu pertunbuhan mioma uterus
h) Riwayat stroke, progestin menyebabkan spasme pembuluh darah
8. Efek samping
1. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak
teratur).
2. Peningkatan/penurunan (fluktuasi) berat badan.
3. Nyeri tekan payudara
4. Mual
5. Pusing
6. Perubahan mood
7. Dermatitis atau jerawat
8. Kembung
9. Depresi
10. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah
muka) tetapi sangat jarang.
9. Keadaan Yang Memerlukan Tindakan Khusus
No
Keadaan Anjuran
.
1. Stroke Sebaiknya jangan menggunakan mini pil
2. Penyakit jantung Jangan diberikan minipil progestin
koroner/ infark menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
3. Kanker payudara Tidak boleh diberi minipil
10. Penanganan efek samping
a) Pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus.
Cukup konseling saja. Bila amenorhea berlanjut atau hal tersebut membuat
klien khawatir, rujuk ke klinik. Bila hamil, hentikan pil, dan kehamilan
dilanjutkan. Jelaskan kepada klien bahwa mini pil sangat kecil
menimbulkan kelainan pada janin. Bila diduga kehamilan ektopik, klien
perlu dirujuk, jangan memberikan obat-obatan hormonal untuk
menimbulkan haid, kalaupun diberikan tidak ada gunanya.
b) Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak hamil, tidak perlu
tindakan khusus. Bila klien tetap saja tidak menerima kejadian tersebut,
perlu dicari metode kontrasepsi lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti yang kita semua ketahui, kontrasepsi adalah metode untuk mencegah
kehamilan. Jenis metode kontrasepsi sendiri bermacam-macam, salah satunya ada pil KB.
Pil KB sendiri lebih banyak digunakan untuk menunda kehamilan selama kurang lebih
setahun, namun tentu saja harus dengan penggunaan yang tepat.Pil KB juga bisa
digunakan untuk ibu menyusui dan terdapat dua pilihan yakni Pil Kombinasi dan Pil
Laktasi. Namun keduanya tentu mempunyai perbedaan masing-masing. Perbedaannya
antara lain :
 Kandungan
 Efektifitas
 Waktu Konsumsi
 Waktu Penggunaan
 Efek Sampiing, dll.
B. Saran
Setelah kita mempelajari berbagai pengetahuan mengenai kontrasepsi minipil,
diharapkan bagi setiap tenaga kesehatan khususnya pelayanan KB agar lebih dapat
memotifasi klien sehingga kegagalan dalam pemakaian kontrasepsi minipil tidak terjadi
lagi, yaitu dengan cara memastikan apakah ibu benar-benar patuh dalam aturan
penggunaan kontrasepsi minipil dan apakah ibu sesuai dengan kontrasepsi minipil tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN : (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta


Biro Pelayanan Kontrasepsi BKKBN (1985). Petunjuk Pelayanan Medis Pelayanan
Kontrasepsi di Lapangan, Jakarta.

Prawirohardjo, S., Hanifa, W. (2007). Ilmu kebidanan. Edisi 3, hal. 905. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Saifuddin, AB. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi edisi 2. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Gengbeng. 2009. Pus di Sumut, http://tapselkab.go.id. diakses oleh Elvi Sartika, 10 Mei,


16,20 wib.

Glasier, Anna & Gabbie, Alisa. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : EGC.

Hartanto. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : EGC.

Jones. 2005. Setiap Wanita. Jakarta : Delup Ratansa Publhising.

Maryani, Sri. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


TIM.

Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi Penelitian. Yogyakarta :Fitramaya.


Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka


Cipta.

Saifuddin, BA. 2006. Buku Panduan praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sirait, Augusta. 2008. Kontrasepsi Pil, http://www.Inilah.com. diakses oleh Zulfatus


Saadah 26 November,01.00 wib.

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Anda mungkin juga menyukai