Disusun Oleh :
Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
“Komplikasi yang Sering Timbul Pada Masa Nifas dan Penanganannya” tepat pada
waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Akhir zaman yaitu nabi
Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam yang telah membuat kita berada di zaman terang
benderang ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rangkuman ini dengan tujuan
untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Sebelumnya kami ucapkan terimaksih kepada Ibu Dhita Kris P, SST., M.Kes. yang
Kami menyadari bahwa rangkuman ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap rangkuman ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan rangkuman
berikutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.
Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang
tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh
kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih
60% akseptor mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi
dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain.
Pil mengakibatkan perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga
merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu
pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri.
Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk
pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-
keluhan yang ditemukan (Sastrawinata, 2000).
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan
progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja
menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak
terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan memakai pil dibilang
hampi selalu efektif dalam mencegah kehamilan.
Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap
penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah
serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh
memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain.
Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah
tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh karena
obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan juga perlu
mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena
faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala,
air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara. Sedangkan efek samping progesteron
menjadikan perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan bertambah sehingga bertambah
gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul,
2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kontrasepsi dengan pil mini dan pil kombinasi?
2. Apa jenis-jenis dari pil mini dan pil kombinasi?
3. Bagaimana cara penggunaan pil mini dan pil kombinasi ?
4. Apa kelemahan dan kelebihan menggunakan pil mini dan pil kombinasi?
5. Apa indikasi dan kontra indikasi dari pil mini dan pil kombinasi?
6. Apa efek samping dari pil mini dan pil kombinasi?
7. Bagaimana penanganan dari pil mini dan pil kombinasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kontrasepsi dengan pil KB.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pil KB.
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan menggunakan pil KB.
4. Untuk mengetahui efek samping dari pil KB.
5. Untuk mengetahui kontra indikasi dari pil KB.
6. Untuk mengetahui cara penggunaan pil KB.
7. Untuk mengetahui cara penanganan pil KB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pil Kombinasi
1. Pengertian Pil Kombinasi
Pil Kombinasi adalah pil atau tablet untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron (Saifuddin, 2006).
2. Jenis-jenis Pil Kombinasi
Ada 3 jenis pil Kombinasi :
1) Monofasik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama dengan
7 tablet tanpa hormon aktif.
2) Bifastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung
35 mcg EE+0,05 mg norethindrone untuk hari 1-10, 35 mcg EE+1,0 mg
norethindroneuntuk hari 11-21 dari tiap siklus.
3) Triphastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung
30 mcg+0,05 mg levonogestreluntuk hari 1-6, 40 mcg EE+0,075 mg
levonogestrel untuk hari ke 7-11 dan 30 mcg EE+0,125 mg
levonogestrel untuk hari ke 12-21 (Saifuddin, 2006).
3. Indikasi dan Kontraindikasi Pil Kombinasi
1) Indikasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil
kombinasi seperti usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun belum
memiliki anak, gemuk atau kurus, setelah melahirkan atau tidak menyusui,
menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, setelah
melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan Air Susu Ibu secara eksklusif.
2) Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut,
perokok usia >35 tahun, riwayat penyakit jantung, migrain (pusing kepala
yang hebat), kanker payudara atau dicurigai kanker payudara, tidak dapat
menggunakan pil secara teratur setiap hari (Saifuddin, 2003).
4. Cara Menggunakan Pil Kombinasi
1) Pil pertama diminum hari kelima haid seterusnya berturut-turut setiap hari
satu pil. Khususnya untuk pil-pil dengan kemasan khusus dimulai pada hari
pertama haid sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
2) Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari,
sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu pada pasca kejadian.
3) Pada paket yang berisi 28 pil, mulai minum pil sejak hari pertama haid dan
diteruskan setiap hari.
4) Pada paket yang berisi 21 pil, minum pil mulai hari kelima haid. Bila telah
habis istirahat dan tunggu haid, kemudian diteruskan dengan kemasan yang
selanjutnya pada hari kelima haid.
5) Bila lupa satu pil, segera minum pil ketika ingat atau minum dua pil pada
waktu yang sama.
6) Bila lupa dua pil atau lebih, sebaiknya minum dua pil setiap hari selama pil
yang tertunda pada jadwal yang ditetapkan (Maryani, 2008).
5. Efek Samping Pemakaian Kontrasepsi Pil Kombinasi
1) Perdarahan Pervaginam atau Spotting
Terjadi bercak-bercak perdarah diantara masa haid, terutama pada
bulan-bulan pertama pemakaian pil KB.
Penanggulangan :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa hal ini akibat pengaruh hormon dalam
tubuh dan hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan (Maryani, 2008).
A. Kesimpulan
Seperti yang kita semua ketahui, kontrasepsi adalah metode untuk mencegah
kehamilan. Jenis metode kontrasepsi sendiri bermacam-macam, salah satunya ada pil KB.
Pil KB sendiri lebih banyak digunakan untuk menunda kehamilan selama kurang lebih
setahun, namun tentu saja harus dengan penggunaan yang tepat.Pil KB juga bisa
digunakan untuk ibu menyusui dan terdapat dua pilihan yakni Pil Kombinasi dan Pil
Laktasi. Namun keduanya tentu mempunyai perbedaan masing-masing. Perbedaannya
antara lain :
Kandungan
Efektifitas
Waktu Konsumsi
Waktu Penggunaan
Efek Sampiing, dll.
B. Saran
Setelah kita mempelajari berbagai pengetahuan mengenai kontrasepsi minipil,
diharapkan bagi setiap tenaga kesehatan khususnya pelayanan KB agar lebih dapat
memotifasi klien sehingga kegagalan dalam pemakaian kontrasepsi minipil tidak terjadi
lagi, yaitu dengan cara memastikan apakah ibu benar-benar patuh dalam aturan
penggunaan kontrasepsi minipil dan apakah ibu sesuai dengan kontrasepsi minipil tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, AB. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi edisi 2. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Glasier, Anna & Gabbie, Alisa. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : EGC.