Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH MATERNITAS

“MASALAH- MASALAH KESEHATAN PADA MASA


REPRODUKSI : GANGGUAN MENSTRUASI”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen : Heni Purwaningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

1. NILA MEISARAH FATMASARI (010117A065)


2. SARIANI ASKANAH (010117A094)
3. TRI UTAMI (010117A109)
4. YULVIA DIAH BEKTI UTAMI (010117A118)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah yang berjudul “Masalah- Masalah Kesehatan Pada Masa
Reproduksi : Gangguan Menstruasi” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai
Masalah- Masalah Kesehatan Pada Masa Reproduksi : Gangguan Menstruasi pada
mata kuliah Keperawatan Maternitas. Dan sekaligus memenuhi tugas mahasiswa S1
Keperawatan yang mengikuti mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Dalam proses pendalaman materi Masalah- Masalah Kesehatan Pada Masa
Reproduksi : Gangguan Menstruasi ini tentunya kami mendapat bimbingan, arahan,
koreksi dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang sedalam- dalamnya kami
sampaikan kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas
2. Rekan- rekan mahasiswa yang telah banyak memberi masukan dalam
pembuatan makalah ini

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena
itu, kami mohon untuk saran dan kritikannya supaya kedepannya akan lebih baik dari
sebelumnya.

Ungaran, 12 September 2019

Penyusun

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
1. Latar Belakang ................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
3. Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 6
1. Pengertian dari menstruasi 6
2. Fisiologi menstruasi 6
3. Siklus menstruasi 7
4. Masalah- masalah pada menstruasi 10
5. Konsep Asuhan Keperawatan gangguan menstruasi 21
6. Askep kasus pada gangguan menstruasi 24

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 47


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 48

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pubertas adalah istilah luas yang mencakup keseluruhan tahap transisi
antara masa kanak- kanak dan matang secara seksual. Walaupun remaja
perempuan menyekresi estrogen dalam jumlah sedikit, tidak dalam jumlah
konstan, adanya peningkatan yang cukup signifikan terjadi antara usia 9-16
tahun. Istilah menarche diartikan sebagai menstruasi pertama. Pada
kebanyakan anak perempuan menarche dimulai selama perkembangan
payudara, tetapi pada beberapa anak perempuan lain menarche tidak akan
terjadi sampai payudara benar- benar matur (Scott et al, 1994). Faktor
keturunan, ras, status nutrisi, iklim, dan lingkungan dapat mempengaruhi
awitan menarche. Sebagai contoh maturitas cenderung terjadi lebih awal di
daerah yang beriklim hangat dan terjadi lebih lambat di daerah beriklim
dingin. Usia menarche menurun secara terus menerus, penurunan ini tidah
hanya terjadi di Amerika Serikat, usia rata- rata anak perempuan di Amerika
Serikat yang mengalami menarche adalah 12- 13 tahun (Scoot et al, 1994).
Rentang periode reproduksi sekitar 35 tahun dari beberapa waktu setelah
dimulai menstruasi sampai berhenti menstruasi selama menopause.

B. Rumusan Masalah
7. Apa pengertian dari menstruasi?
8. Bagaimana fisiologi menstruasi?
9. Bagaimana siklus menstruasi?
10. Apa saja masalah- masalah pada menstruasi?
11. Konsep Asuhan Keperawatan gangguan menstruasi
12. Askep kasus pada gangguan menstruasi

4
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari menstruasi
2. Mengetaui bagaimana fisiologi menstruasi
3. Mengetahui bagaimana siklus menstruasi
4. Mengetahui apa saja masalah- masalah pada menstruasi
5. Mengetahui konsep asuhan keperawatan gangguan menstruasi
6. Menyusun Askep kasus pada gangguan menstruasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MENSTRUASI
Menstruasi adalah pendarahan uterus secara periodic, yang terjadi kira- kira
14 hari setelah terjadi ovulasi (ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah
matang dikeluarkan dari ovarium ke tuba falopi untuk dibuahi). (Lowdermilk et
al, 2013)
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting
dalam reproduksi. Hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya
fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan
timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen
dan progesteron (Hawari, 1997). (Reeder et al, 2013)

2. FISIOLOGI MENSTRUASI
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali
pertama adalah 9 – 16 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga
datang bulan perlu di waspadai,mungkin ada kelainan.Menstruasi itu sendiri
nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa menopause,yakni sekitar
usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap dating
hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari.
Lama siklus haid/menstruasi pada perempuan (reproduksi) rata- rata adalah
28 hari, namun adanya variasi umum terjadi. Hari pertama pendarahan disebut
sebagai hari ke-1 dari siklus menstruasi, atau mens. Durasi rata- rata terjadinya
menstruasi adalah 5 hari (berkisar 1 hingga 8 hari) dan kehilangan darah rata- rata
sebanyak 50 ml (berkisar 20 hingga 80 ml), namun ini semua bervariasi. Usia

6
wanita, status fisik dan emosional, serta lingkungan juga mempengaruhi
regularitas siklus menstruasinya. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami
haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah
haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri
atau sakit saat haid, gejala PMS (preemenstruasi syndrom), siklus haid yang tidak
teratur dan masih banyak lagi. (Lowdermilk et al, 2013)

3. SIKLUS MENSTRUASI
a. Siklus Hipotalamus- Hipofisis
Mendekati akhir siklus menstruasi, kadar estrogen dan progresteron di
dalam darah menurun jauh. Kadar hormone ovarium yang rendah dalam darah
ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin releasing
hormone (GnRH). GnRH akan menstimulasi hipofisis anterior untuk
mensekresi follicle stimulating hormone (FSH) yang menstimulasi
perkembangan folikel graft ovarium yang akan memproduksi estrogen.
Setelah kadar estrogen mulai menurun, GnRH hipotalamus merangsang
hipofisis anterior melepaskan luteinizing hormone (LH). Adanya lonjakan LH
dan puncak estrogen mendahului pelepasan ovum dari folikel graft (Ovulasi)
kira- kira 24- 36 jam. Puncak LH kira- kira terjadi pada hari ke 13 atau 14 dari
28 hari siklus. Jika fertilisasi dan implantasi ovum tidak terjadi pada saat ini,
korpus luteum akan mengalami regresi, Kadar progesterone dan estrogen
menurun, terjadi menstruasi, dan hipotalamus kembali terstimulasi untuk
mensekresi GnRH. Proses ini adalah siklus hipotalamus- hipofisis.

b. Siklus Ovarium
Folikel graft primitive mengandung oosit imatur (primordial ovum).
Sebelum ovulasi, 1 hingga 30 folikel mulai matang di setiap ovarium dibawah
pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum ovulasi mempengaruhi
folikel tertentu. Oosit matang, terjadi ovulasi, dan folikel yang kosong mulai
berubah menjadi korpus luteum. Fase folikular (fase preovulasi) dari siklus

7
ovarium bervariasi lamanya dari wanita satu dengan yang lainnya dan
terhitung hampir seluruh variasi yang terjadi pada panjang siklus ovarium.
Pada keadaan yang jarang (kira- kira 1 dalam 100 siklus menstruasi), lebih
dari satu folikel yang terpilih dan lebih dari satu oosit yang matang dan
mengalami ovulasi.
Setelah ovulasi, kadar estrogen turun. Pada 90% wanita, hanya terjadi
sedikit pendarahan withdrawal, sehingga tidak disadari. Pada 10% wanita
pendarahan yang terjadi cukup dapat terlihat, yang dikenal dengan pendarahan
pertengahan siklus.
Fase luteal dimulai segera setelah ovulasi dan berakhir dengan permukaan
menstruasi. Fase pascaovulasi dari siklus ovarium ini umumnya
membutuhkan 14 hari (berkisar 13-15 hari). Korpus luteum mencapai puncak
aktivitasnya 8 hari setelah ovulasi, menyekresi baik estrogen maupun
progesterone. Bersamaan dengan waktu fungsi luteal ini, ovum yang telah
difertilisasi diimplantasi dalam endometrium. Jika tidak terjadi implantasi,
korpus luteum akan mengalami regresi, kadar steroid menurun jauh, dan
terjadi menstruasi.

c. Sikulus Endometrium
Siklus endometrium terbagi menjadi 4 fase:
 Fase Menstruasi
- Ditandai oleh pengeluaran darah dan debris
- Rendahnya estrogen dan progesteron : pelepasan prostagalandin
- Jumlah rata-rata darah yg keluar setiap haid : 50 – 150 ml
- Berlangsung : 5 -7 hari
 Fase Proliferasi
- Endometrium mulai memperbaiki diri. Periode pertumbuhan cepat
yang berlangsung dari kira- kira hari ke 5 hingga waktu terjadinya
ovulasi. Permukaan endometrium mengalami perbaikan secara
komplit kira- kira selama 4 hari, atau mendekati sebelum

8
pendarahan berhenti. Dari sini terjadi penebalan hingga 8-10 kali
lipat, dan pertumbuhan yang parallel pada saat ovulasi.
- Fase proliferasi bergantung pada stimulasi estrogen yang berasal
dari folikel ovarium
- Terjadi penebalan endometrium 3-5 mm
- Puncak kadar estrogen : memicu pelepasan lh
 Fase Sekretorik
- Berlangsung sejak hari terjadinya ovulasi hingga kurang lebih tiga
hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Setelah ovulasi,
sejumlah besar progesterone diproduksi. Endometrium sekretori
yang benar- benar matur akan mencapai ketebalan seperti bahan
velvet. Endometrium ini akan dilengkapi dengan darah dan sekresi
kelenjar yang merupakan tempat perlindungan dan penyedia
nutrisi yang cocok untuk ovum yang terfertilisasi.
Implantasi ovum yang terfertilisasi umumnya terjadi 7-10 hari
setelah ovulasi. Jika fertilisasi dan implantasi tidak terjadi, korpus
luteum yang mensekresi estrogen dan progesterone akan
mengalami regresi. Dengan penurunan cepat kadar progesterone
dan estrogen, arteri spiralis akan mengalami spasme.
 Fase Iskemik
Suplai darah ke lapisan fungsional endometrium terhambat dan
terjadilah nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan
menstruasi dimulai, sebagai hari ke 1 dan siklus berikutnya
(Lowdermilk et al, 2013)

9
Siklus Reproduksi Wanita
Gambar 1

4. MASALAH- MASALAH PADA MENSTRUASI


a. Amenorea
 Pengertian
Amenorea adalah tidak terjadi atau berhentinya aliran menstruasi yang
merupakan tanda dari berbagai macam kelainan.

 Tanda dan Gejala


- Tidak terjadinya menarche maupun karakteristik sekunder pada
usia 14 tahun
- Tidak terjadinya mens pada usia 16 ½ tahun, walaupun
pertumbuhan dan perkembangannya normal (Amenoria primer)

10
- Berhentinya mens selama 6-12 bulan setelah periode menstruasi
(Amenoria sekunder)

 Penyebab
- Kehamilan
- Gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium-uterus
- Abnormalitas anatomi
- Gangguan endokrin, seperti hipotiroid atau hipertiroid
- Penyakit kronis, seperti diabetes tipe 1
- Pengobatan, seperti fenitoin (Dilantin)
- Gangguan makan
- Olahraga berat
- Stress emosional
- Penggunaan kontrasepsi oral

Menurut Benzon (2009) menyebutkan ada 3 penyebab amenorea :

1. Disfungsi ovarium
Penyebab disfungsi ovarium yang paling sering menyebabkan
amenorea adalh Sindrome Ovarium Poliksitik. Kelainan ini akibat
peningkatan androgen (baik dari ovarium maupun kelenjar
adrenal) diikuti perubahan menjadi esterogen pada jaringan lemak.
Peningkatan esterogen memacu hipofisis untuk meningkatkan LH
dan menenkan FSH yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan folikel, anovulasi, dan peningkatan produksi
andogen ovarium. Menurut Norwitz E. (2008) kelainan ini
merupakan kerusakan yang disebabkan pengiriman sinyal yang
“tidak seharusnya” ke hipotalamus dan hipofisis.
2. Gagal ovarium
Gagal ovarium ditandai dengan adanya peningkatan
gonadotropin dan rendahnya estradiol (hipogonadisme

11
hipergonadotropin). Gagal ovarium ditandai dengan kadar
gonedotropin normal atau rendah dan rendahnya estradiol
(hipogonadisme hipogonadotropik)
Akibat yang ditimbulkan dari penyebab ini adalah kegagalan
ovarium premature , yaitu hilangnya semua folikel ovarium
disertai berhentinya menstruasi sebelum usia 40 tahun. Penyebab
tersering dari kasus ini adalah proses autoimun, kemoterapi,
radiasi, infeksi (Norwitz, 2008)
3. Penyebab sistemik
Selain penyebab yang disebutkan diatas, ada beberapa
penyebab lain yang sudah terbukti menyebabkan terjadinya
amenorea, antara lain ketidakseimbangan hormone yang
disebabkan stress hingga mengganggu fungsi dari hipotalamus
 Pengkajian pada amenorea dimulai dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Langkah yang paling penting
adalah memastikan bahwa wanita tersebut tidak hamil. Komponen
spesifik dari proses pengkajian bergantung pada usia wanita-remaja,
dewasa muda, atau perimenopause, dan apakah dia pernah menstruasi
sebelumnya.

 Penatalaksanaan
- Bila amenorea disebabkan oleh gangguan hipotalamus
Perawat merupakan professional kesehatan yang ideal untuk
membantu wanita tersebut karena banyak penyebabnya yang
bersifat reversible (seperti stress, kehilangan berat badan tanpa
penyebab organis).
Ketika stressor yang menyebabkan wanita mengalami
amenorea hipotalamus ditemukan, penanganan pertama adalah
dengan mengatasi stressor tersebut.

12
Perawat dan wanita secara bersama sama merencanakan
bagaimana mengurangi atau menghentikan pengobatan yang
diketahui dapat mempengaruhi menstruasi, memperbaiki berat
badan yang hilang, mengatasi stress psikologis secara lebih efektif,
dan mengeliminasi penyalahgunaan zat. Latihan menarik nafas
panjang dan teknik relaksasi merupakan usaha yang sederhana
namun efektif dalam mengurangi/ mengatasi stress. Rujukan untuk
terapi biofeedback (terapi pengontrolan terhadap tubuh sendiri)
atau pijat juga dapat berguna. Pada beberapa kasus, rujukan untuk
psikoterapi diperlukan.
- Bila amenorea disebabkan oleh program latihan wanita (olahraga
berat)
Untuk penanganannya dapat mengurangi intensitas atau
durasi latihannya, jika mungkin dapat menambah berat badan yang
hilang.

b. Dismenorea
 Pengertian
Dismenorea adalah nyeri selama atau sebelum menstruasi. Dismenorea
berat berhubungan dengan menarche dini, nullipara, dan stress.
Dismenorea dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Dismenorea primer
Adalah kondisi yang berhubungan dengan siklus ovulasi.
Dismenoea primer memiliki dasar biokimia dan terjadi akibat
pelepasan prostaglandin selama menstruasi.
Selama proses menstruasi berjalan, prostaglandin disekresi.
Pelepasan prostaglandin yang berlebihan meningkatkan amplitude
dan frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme dari
arteriol uterus, menyebabkan iskemia dan kram perut bagian
bawah. Respon sistemik terhadap prostaglandin meliputi nyeri

13
pinggang, kelemahan, berkeringat, gejala gastrointestinal
(anoreksia, mual, muntah, dan diare) dan gejala system saraf pusat
(rasa mengantuk, sinkop, sakit kepala, dan konsentrasi buruk).
Nyeri biasanya dimulai pada saat onset menstruasi dan
berlangsung selama 8-48 jam.
Dismenorea primer biasanya muncul 6-12 bulan setelah menarke
ketika ovulasi dimulai.
- Dismenorea sekunder.
Adalah nyeri menstruasi yang terjadi belakangan dalam kehidupan,
umumnya setelah usia 25 tahun. Hal ini berhubungan dengan
abnormalitas panggul seperti adenomyosis, endometriosis,
penyakit radang panggul, polip endometrium, mioma submucosa
atau interstisial (fibroid uterus), atau penggunaan alat kontrasepsi
dalam kandungan. Nyeri seringkali dimulai beberapa hari sebelum
mens, namun hal ini dapat terjadi pada saat ovulasi dan berlanjut
selama hari- hari pertama menstruasi atau dimulai setelah
menstruasi terjadi. Berbeda dengan dismenorea primer, nyeri pada
dismenorea sekunder seringkali bersifat tumpul, menjalar dari
perut bagian bawah kearah pinggang atau paha. Wanita seringkali
mengalami perasaan membengkak atau rasa penuh dalam panggul.

 Pengkajian
a. Identitas Pasien
- Nama
- Umur (Pasien berada dalam usia masa menstruasi)
- Pendidikan (Pendidikan pasien sangat mempengaruhi tingkat
pengetahuan pasien mengenai menstruasi)
- Pekerjaan (Pekerjaan pasien juga mempengaruhi terjadinya
gangguan menstruasi)

14
b. Alasan masuk RS
- Keluhan Utama (Merasakan nyeri yang berlebih pada saat
menstruasi pada bagian perut disertai dengan mual, muntah,
pusing, dan merasakan badan lemas)
- Riwayat HAID (Untuk menarche pertama kali, lama haid, jumlah
darah yang keluar, konsistensi, siklus haid)
- Riwayat penyakit dahulu (Penyakit yang diderita di masa lalu,
bagaimana cara pengobatannya, dimana mendapat pertolongan,
apakah penyakit tersebut masih diderita sampai saat ini atau
kambuh berulang- ulang)
- Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang
dialami pasien

c. Pola Kebutuhan Dasar


- Pola persepsi (Pada kasus desminorea akan timbul ketakutan
karena kurangnya pengetahuan pasien)
- Pola Nutrisi dan Metabolisme (Pada umumnya pasien mengalami
penurunan nafsu makan karena nyeri yang dirasakan)
- Pola Eliminasi
- Pola Istirahat dan Tidur (Pasien mengalami nyeri yang dapat
mengganggu pola tidur)
- Pola Aktivitas (Kemampuan klien dalam mobilisasi dibatasi,
karena pasien dengan desminore dianjurkan untuk istirahat)
- Pola Hubungan dan Peran (Peran pasien terganggu karena pasien
dianjurkan untuk istirahat)
- Pola Persepsi dan Konsep Diri (Timbul ketakutan karena
kurangnya pengetahuan)
- Pola Sensori dan Kognitif

15
- Pola Reproduksi Seksual (Cara pemakaian pembalut dan
perawatan organ reproduksi mempengaruhi terjadinya gangguan
menstruasi)
- Pola Penanggulangan Stress (Stress mempengaruhi hormone yang
dapat menyebabkan nyeri muncul)

d. Pemeriksaan Fisik
- Head to toe
 Kepala : Pemeriksaann konjungtiva, membrane mukosa bibir
 Dada : Paru (peningkatan frekuensi nafas) dan Jantung
(Peningkatan denyut jantung)
 Payudara dan Ketiak : Adanya nyeri atau tidak
 Abdomen : Pengkajian Nyeri
Pengkajian Nyeri
Menggunakan P Q R S T
P : Povokatif/ Penyebab Nyeri (Apa yang menyebabkan nyeri
muncul?)
Q : Quality/ Kualitas Nyeri (Seberapa berat kualitas nyeri?
Bagaimana rasanya? Apakah seperti terbakar, tertusuk-
tusuk atau pasien bisa menjelaskan rasanya)
R : Region/ Lokasi Nyeri (Lokasi dimana nyeri dikeluhkan,
Menyebar atau tidak? Kalau menyebar dibagian mana?)
S : Scale/ Skala Nyeri (Dengan menggunakan skala angka dan
lihat ekspresi wajah pasien)
T : Time/ Waktu Nyeri (Kapan nyeri itu muncul? Berapa lama
intensitas nyeri berlangsung? Frekuensi terjadinya nyeri?)

 Genetalia : Kaji siklus menstruasi pasien


 Integumen Kaji turgor kulit

16
 Diagnosa :
- Nyeri Akut b.d agen cidera biologi
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
- Risiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
- Ansietas b.d ancaman status kesehatan

 Penatalaksanaan
Non Farmakologi
- Menggunakan panas (bantalan hangat atau berendam di air hangat)
dapat mengurangi kram dengan meningkatkan vasodilatasi dan
relaksasi otot- otot serta mengurangi iskemia pada uterus
- Pijatan pada pinggang pada bagiam bawah dapat mengurangi nyeri
melalui relaksasi otot paravertebral dan meningkatkan suplai darah
panggul
- Usapan lembut secara ritmik pada perut (effeurage) juga berguna
memberikan distraksi dan alternative titik fokal.
- Biofeedback (terapi pengontrolan diri sendiri), stimulasi elektrik
transkutan pada saraf (TENS), relaksasi progresif, Hatha yoga,
akupuntur, dan meditasi juga berguna untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada menstruasi
- Olahraga dapat mengurangi rasa tidak nyaman pada menstruasi
melalui peningkatan vasodilatasi dan penurunan iskemia
- Mempertahankan nutrisi yang baik, mengurangi asupan garam dan
gula
- Perawat dapat membenarkan mitos- mitos dan informasi yang
salah mengenai menstruasi dan dismenorea namun harus dengan
memberikan fakta- fakta yang jelas mengenai apa yang normalnya
terjadi (dalam medis)
- Perawat harus memberikan dukungan terhadap perasaan pasien
mengenai seksualitas yang positif dan penghargaan diri

17
Farmakologi

- Obat- obatan yang meliputi inhibitor sintesis prostaglandin dan


obat- obatan antiinflamasi non steroid (AINS). AINS paling efektif
bila diberikan beberapa hari sebelum mens atau paling tidak saat
onset pendarahan. Semua AINS memiliki efek samping
gastrointestinal seperti mual, muntah, dan tidak bisa makan.

c. Sindrom Pramenstrual
 Pengertian Sindrome Pramenstrual
Adalah hal yang sulit karena banyak sekali gejala yang
berhubungan dengan kondisi ini, dan paling tidak ada dua sindrom
berbeda yang telah diketahui: PMS dan Gangguan disforia
premenstrual( premenstrual dysphoric disorder,PMDD)
PMS adalah kondisi kompleks dan tidak begitu dimengerti yang
terdiri atas satu atau lebih dari sejumlah besar ( lebih 100) gejala fisik
dan psikologis yang dimulai pada fase luteal dari siklus menstruasi,
yang gerjadi hingga pada derajat tertentu dapat mempengaruhi gaya
hidup dan pekerjaan. Gejala lainnya yaitu retensi cairan ( pembekakan
perut, rasa penuh dalam panggul, edema pada ekstremitas bawah,
nafsu premenstruasi ( manis, asin, peningkatan selera makan) dan sakit
kepala, kelelahan, dan sakit pinggang.
PMDD adalah jenis PMS yang lebih berat dimana 3- 8 % wanita
mengalami iritabilitas, disforia, labilitas mood, kecemasan, kelelahan,
perubahan selera makan, dan perasaan gagal yang jelas terlihat.
Diagnosis PMS ditegakkan sesuai dengan kriteria berikut terpenuhi
(American Collage of Obstetrics and Gynecology) atau ACOG, 2000;
AWHONN,2003

18
 Gejala sesuai denagn PMS terjadi pada fase luteal dan hilang
dalam beberapa hari setelah onset menstruasi
 Periode bebas gejala terjadi pada fase folikular
 Gejala berulang
 Gejala memiliki dampak negative pada beberapa aspek dalam
kehidupan wanita

Untuk diagnosis PMDD, kriteria harus terpenuhi ( American


Psychiatric Association) atau APA, 2000):

 Lima atau lebih gejala afektif dan fisik terjadi dalam minggu
sebelum mens dan hilang pada fase folikular dari siklus
menstruasi
 Gejala tidak disebabkan oleh eksserbasi kondisi atau
gangguan lainnya
 Kriteria-kriteria ini harus dikonfirmasi dengan gambaran
perkembangan harian untuk setidaknya dua siklus menstruasi
( APA,2000)

Penyebab dari PMS dan PMDD tidak diketahui. Peneliti menciptakan


teori bahwa PMS memiliki komponen psikologis yang signifikan atau
bisa disebabkan oleh kepercyaan budaya yang membuat siklus
menstruasi dihubungkan dengan berbagai reaksi negative. Pada
kenyataanya, PMS bukan merupakan sebuah gangguan melainkan
suatu kumpulan dari masalah-masalah yang berbeda( lentz,2007)

 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari PMS dan PMDD ini hanya sedikit. Riwayat
kesehatan yang terinci dan teliti serta kumpulan gejala harian maupun
fluktasi mood sepanjang beberapa siklus dapat memgarahkan rencana
penatalaksanaan. Berbagai perubahan membantu wanita dengan PMS

19
untuk mengontrol kehidupannya memiliki dampak positif. Oleh karena
itu, perubahan gaya hidup sering kali efektif.
Edukasi merupakan komponen penting dari penatalaksanaan PMS.
Perawat dapat memberikan saran kepada wanita bahwa modalitasi
penolongan pada diri sendiri sering memberikan perubahan gejala
yang signifikan. Wanita telah menemukan sejumlah terapi pelengkap
dan alternative untuk digunakan dalam mengatasi gejala PMS. Seperti
berikut ini :
a. Perubahan diet , kurangi konsumsi gula yang telah diproses kurang
dari 5 sendok makan / hari , garam kurang dari 3g/hari. Dan
kurangi minuman yang mengandung kafein, banyak konsumsi
sayur sayuran, kacang-kacanfan, buah- buahan,
b. Olahraga teratur, jenis olahraganya sendiri tergantung kepada
gejala PMS, wanita yang berolahraga secara teratur terlihat
memiliki kecemasan premenstrual yang kurang dibandingkan
wanita yang tidak berolahraga. Olahraga aerobic meningkatkan
kadar beta-endofrin untuk menghilangkan dejala depresi dan
meningkatan mood. Yoga, akupuntur, hypnosis, dan terapi pijat
memiliki efek menguntungkan pada PMS.

Perawat dapat menjelaskan hubungan antara fluktasi siklik


estrogen dan perubahan dalam kadar serotonin, dan bahwa serotonin
merupakan salah satu zat kimia didalam otak yang membantu dalam
mengatasi stress, konseling dalam bentuk kelompok pendukung atau
individual atau pasangan cukup membantu. Teknik mengurangi stress
juga dapat membantu penagnan gejala ( Lentz,2007b)
Jika strategi diatas tidak mengurangi gejala secara signifikan
dalam 1 sampai 2 bulan, pennggunaan obat sering kali dimulai. Bnyak
obat obatan yang telah digunakan untuk mengobati PMS, namun tidak
ada satu obat yang mengurangi gejala PMS. Obat yang sering kali

20
digunakan anatara lain : diuretic inhibitor prostaglandin (AINS),
progesterone dan pil kontrasepsi oral.

Asuhan keperawatan pada PMS atau syndrome premenstrual

1. Pengkajian
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
kontrasepsi dapat menggangu siklus menstruasi
b. Riwayat seksual
Tanda pubertas sekunder, pola aktivitas seksual
c. Riwayat obsteri
pernah hamil atau melahirkan
d. Riwayat menstruasi
menarce, umur berapa tahun, siklusnya teratur atau tidak, banyak atau
sedikit
e. Riwayat penyakit
penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita pasien sebelumnya
f. Persepsi wanita tentang budaya dan etnik
g. Gaya hidup
aktivitas yang berlebihan menyebabkan gangguan menstruasi
h. Koping
apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu mestruasi
i. Nyeri
lokasi(punggung, simpisis, paha, abdomen, dll)
j. Status emosi
malu dengan kenadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa tidak ada
kekuatan, merasa berguna

21
d. Endometriosis
 Pengertian
Adalah terdapatnya dan bertumbuhnya jaringan endometrium
diluar uterus.jaringan ini dapat terimplantasi diovarium,daerah cul-de-
sar,ligament uterus,septum rektovangial,kolon sigmoid,peritoneum
panggul,serviks.jaringan endometrium mengandung kelenjar dan
stoma serta berespon terhadap siklik stimulasi hormonal dengan cara
yang sama endometrium dan uterus namun sering kali tanpa fase.
Endometriosis adalah masalah kandungan yang umum .memenuhi
6-10%wanita pada system reproduksi.(lobo,2007).walaupun kondisi
ini pada umumnya terbentuk pada dekate ketiga /keempat dari
kehidupan endometriasis terjadi sekitar 10% remaja dengan panggul
yang menyebabkan disabilitas atau perdarahan (ACOG,2005).
Salah satu dari teori –teori yang paling diterima secara luas adalah
migrasi transtuba /menstruasi retrotage. Menurut teori ini ,jaringan
endometrium mengalami regurgitasi atas transpot secara mekanik dari
uterus selama menstruasi menuju tuba uterine dan kedalam rongga
peritoneum dimana jaringan ini akan menempel pada ovarium.
Gejala bervariasi diantara wanita dari tanpa gejala hingga gejala
yang tak tertahankan.gejala utama dari endometriosis adalah
desmineora,infertilitas, dan dyspareunia (nyeri dalam hubungan
sexsual).gejala yang lebih jarang meliputi perdarahan abnormal
(hipermenorea),menoragia,atau flek-flek premenstruasi dan nyeri
selama olahraga akibat perlengketan (lobo,2007)

 Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan gejala dan tujuan
dari wanita/pasangan. Wanita dengan rasa nyeri ringan yang
menginginkan untuk hamail dapat menggunakan AINS untuk

22
meredakan nyeri,sedangkan nyeri hebat dapat menunda kehamilan
dapat diobati dengan pil kontrasepsi oral dengan rasio estrogen
terhadap progestin,ketika terapi dihentikan wanita sering kali
mengalami kekambuhan rasa nyeri.
Terapi dengan menggunakan agonosis gonadotropin realizing
hormone (GnRH) (zoladex) bekerja dengan sekresi gonadotropin
hipofisis ,simulasi FSH dan LH terhadap ovarium menurun bermakna
dan fungsi ovarium menurun signifkan .hipoesktrogenisme
menyebabkan rasa panas pada wanita.efek samping yang mengganggu
dari obat ini meliputi maskulinasi pada wanita seperti penambhana
berat badan,edema,ukuran payudara mengecil,kulit
berminyakhirstuismedan suara menjadi lemah.semua efek ini akan
menghilang setelah pengobatan dihentikan.. efek samping lainya
adalah amenorea,semburan panas,kekeringan vagina ,insomnia, dan
libido menurun.
Bagi wanita yang tidak menginginkan untuk mempertahankan
kemampuan untuk memiliki anak lagi,pengobatana yanga paling tepat
adalah dengan histerektomi dan salfingooforektomi bilateral
(BSO),pada wanita usia produktif dan menginginkan untuk memiliki
anak jika peyakit ini tidak terhalangi kehamilan,operasi atau lasser
digunakan untuk membuang jaringan endometrium sebanyak-
bnaykanya yg dimungkinkan secara hati-hati untuk mempertahankan
fungsi reproduksi (lobo,2007B)
Dalam waktu yang pendek setelah histerektomi total dengan
BSO dilakukan ,endometriosis mengalami kekambuhan pada sekitar
40-50% wanita untukpengobatnya,oleh karena itu banyak
wnaita,endometriosis adalah penyakit kronis dengan kondisi seperti
nyeri kronis atau fertilitas.wanita membutuhkan diskusi mengenai
pilihan pengobatan yang jujur dengan resiko potensial dan keuntungan
dari maisng-masing pilihan .karena nyeri pelvis merupakan

23
pengalaman personal yang subjektif,yg dapat menakutkan ,pemberian
dukungan merupakan hal penting. Disfungsi seksual yang diakibatkan
oleh dyspareunia dapat terjadi dan membutuhkan rujukan unuk
konseling

PENGKAJIAN

a. Riwayat kesehatan dahulu


Pernah terpapar agen toksik berupa pestisida,atau pernah
kedaerah pengelolaan kain dan kertas,serta terkena limbah
pembakaran sampah medis dan samaph perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
1. Desminore primer atau sekunder
2. Nyeri saat latihan fisik’
3. Nyeri ovulasi
4. Nyeri pelvis serasa berat dan nyeri menyebar kedalam
paha,dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus
menstruasi
5. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan
seksual
6. Nyeri pada saat pemeriksaan
7. Hipermenorea
8. Menoragis
9. Fases darah
10. Nyeri sebelum dan sesudah saat dofokasi
11. Konstipasi diare
c. Riwayat kesehatan keluarga
memiliki ibu atau saudara yang menderita endometriosis
d. Riwayat obstetri dan menstruasi
mengalami hipermenorea,menoragia,siklus menstruasi
pendek,darah menstruasi yang berwarana gelap yang keluar
sebelum menstruasi atau akhir menstruasi.

24
e. Perubahan Dalam Siklus Perdarahan Menstruasi
Wanita khawatir jika mengalami menstruasi yang jarang atau sedikit
(oligomenora), yang berlebihan (menoragia), atau yang terjadi di antara
periode (metroragia).
Pengobatan tergantung pada penyebab dan dapat meliputi edukasi dan
membuat rasa nyaman. Sebagai contoh, katakana pada wanita bahwa pil
kontrasepsi oral dapat menyebabkan aliran darah menstruasi sedikit dan
flek flek di pertengahan siklus. Injeksi progestin intramuscular dan implant
dapat menyebabkan perdarahan pada pertengahan siklus. Jenis perdarahan
ini seringkali lebih banyak dari biasanya, lebih telat, dan disertai nyeri
perut atau rasa tidak nyaman dalam panggul.
Leiomyoma, uterus (fibroid atau moima) adalah penyebab umum dari
menoragia. Fibroid adalah tumor jinak dari otot polos uterus tanpa
penyebab yang jelas. Fibroid terjadi pada sekitar seperempat wanita usia
reproduktif; insidens fibroid lebih tinggi pada wanita afrika – amerika
dibandingkan wanita kaukasia, asia, atau hispanik (Katz,2007).
Petanalaksanaan menoragia bergantung pada penyebab pendarahan.
Jika pendarahan berhubungan dengan metode kontrasepsi (seperti, IUD),
berikan informasi yang benar dan diyakinkan serta diskusikan pilihan
kontrasepsi lainnya. Jika pendarahan berhubungan ddengan adanya fibroid,
derajat disabilitas dan rasa tidak nyaman akan ditimbulkan serta rencana
wanita untuk memiliki anak akan memengaruhi keputusan pengobatan.
Pilihan pengobatan meliputi penangannan medis dan bedah. Sebagian besar
fibroid dapat dimonitor dengan pemeriksaan yang sering untuk mengukuir
pertumbuhannya, dan lakukan koreksi jika terjadi anemia. Peringatkan
waniyta dengan metroragia untuk menghindari penggunaan aspirin karena
kecenderungannya untuk meningkatkan pendarahan. Pengobatan medis
ditunjukan untuk mengurangi gejala sementara, memperkecil mioma, dan
mengurangi suplai darahnya (Ktz,2007). Pengurangan ini sering kali

25
berhasil dengan penggunakan agonis GnRH. Jika wanita ingin
mempemtahankan kemampuannya untuk memiliki anak, miomektomi
dapat dilakukan. Miomektomi atau membuang tumor saja biasanya sulit
diolakukan jika mioma yang harus diangkat lebih dari satu.

f. Pendarahan Uterus Disfungsional


Pendarahan uterus abnormal (PUA) (abnormal uterine bleeding, AUB)
adalah berbagai bentuk dari pendarahan uterus yang tidak teratur dalam
jumlah, durasi, atau waktu dan tidak berhubungan dnegan pendarahan
menstruasi regular. 3-1 berisi penyebab penyebab yang mungkin dari
pendarahan uterus abnormal. Walaupun sering bertukar penggunaannya,
istilah PUA dengan pendarahan uterus disfungsional (PUD) tidaklah
sama. PUD adalah bagian dari PUA yang diartikan sebagai “pendarahan
uterus yang banyak tanpa penyebab organic yang jelas ( genital atau ekstra
genital)” (Lobo,2007).
PUD paling sering terjadi karena anovulasi. Ketika tidak ada lonjakan
LH yang terjadi, atau jika progresteron yang diproduksi oleh korpusluteum
tidak cukup untuk mempertahankan endometrium, endometrium mulai
mengalami involusi dan luruh. Proses ini paling sering terjadi pada usia
reproduksi wanita yang ekstrem-ketika siklus menstruasi baru saja
terbentuk pada saat menarche atau ketika mendekati menopause. PUD juga
terdi pada kondisi lainnya yang menyebabkan anovulasi kronis yang
berhubungan dengan produksi estrogen yang berkelanjutan. Beberapa
konsisi meliputi obes, hipertiroid, dan hipotiroid, sindrom ovarium
polikisti, dan berbagain kondisi endokrin lainnya dibahas dalam bagian
amenorea dan oligomenorea. Diagnosis PUD ditegakkan setelah
meyingkirkan berbagai kemuingkinan penyebab lainnya dan pendarahan
menstrual abnormal (Lenz,2007) (Lowdermilk et al, 2013).

5. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

26
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas nama pasien meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, pendidikan, dan alamat
b. Keluhan utama
Keluhan yang sering muncul pada pasien desminorea pasien mengeluh
nyeri dibagian abdomen dan daerah sekitar abdomen
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluhkan nyeri pada absomen ketika haid dan sampai
menjalar pada pinggang bawah, mengalami sakit kepala pusing, badan
lemas, rasa letih mual, muntah, sakit daerah bawah pinggang
d. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan atau perlu dikaji apakah pasien mempunyai riwayat penyakit
dahulu yang berhubungan dengan desminorea, dan kaji riwayat nyeri yang
serupa timbul pada saat setiap siklus haid.
e. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan atau perlu dikaji apakah ada keluarga yang memiliki gejala
penyakit gangguan menstruasi sama seperti pasien, atau adakah penyaakit
keturunan dari keluarga
f. Riwayat menstruasi
Menarche : umur 12 tahun
Banyaknya : normal
Siklus :teratur 28 hari
Lamanya : 7 hari
g. Pola kebiasaan
1. Nutrisi : status nutrisi pasien
2. Tidur/istirahat : kecukupan pola istirahat pasien
3. Aktivitas : aktivitas / latihan pasien
4. Konsep diri : keadaan psikososial pasien terhadap desminorea yang
dialaminya seperti pengetahuan klien mengenahi penyakitnya

27
h. Pemeriksaan fisik head to toe
1. Kepala : bentuk normal, tidak ada pembengkakan dan tidak ada
keluhan
2. Mata : kulit kelopak mata normal Gerakan mata defiasi
normal dan mistagmus, konjungtiva normal, sklera normal, reklek
cahaya normal
3. Hidung : tidak ada reaksi alergi, tidak ada nyeri tekan sinus
4. Mulut dan tenggorokan : gigi normal, tidak ada kesulitan menelan
5. Dada dan aksila
Mammae : membesar (ya/tidak)
Areolla mammae : normal
Papilla mammae : normal
6. Pernafasan : jalan nafas normal, suara nafas normal, tidak
menggunakan otot bantu nafas
7. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : gtakikardia
Irama : normal
Tidak ada kelainan bunyi jantung
8. Abdomen
I
A
P
P
9. Genitourinary
Perineum : normal
Vesika urunaria : oliguri
10. Ekstremitas (integument/muskoloskeletal): turgor kulit normal, warna
kulit normal, tidak ada kontraktur persendian

28
11. Pemeriksaan abdomen : abdomen lunak tanpa adanya rangsangan
peritoneum atau suatu keadaan patologi yang terlokalisir, bising usu
normal
12. Pemeriksaan pelvis : pemeriksaan normal

i. Konsep diri
Keadaaan psikososial pasien terhadap disminorea yang dialaminya, seperti
pengetahuan klien mengenahi penyakitnya

29
6. CONTOH KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN MENSTRUASI

Kasus : Nona L, 17 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh lemas


letih dan lesu serta nyeri hebat ketika haid, sampai tidak mampu melakukan aktivitas
karena nyeri abdomen akan bertambah. Pasien juga mengeluh mual muntah dan diare.
Didapat data TD : 90/60 mmHg, akral dingin dan basah, tidak focus, konjungtiva
anemis, urine kuning pekat 1,5 l, nafsu makan menurun, badan pegal, nyeri pada
punggung. Skala nyeri 6. Pernafasan tidak teratur, pasien tampak gelisah dan pucat

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
 nama : Nn. L
 umur : 17 tahun
Penanggungjawab
 Nama
 Alamat
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh lemas, letih, dan lesu serta nyeri hebat saat haid sampai
tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri bagian perut akan
bertambah
Pasien juga mengeluh mual, muntah dan diare
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pola nutrisi dan metabolic

30
7. Pola latihan
8. Pola istirahat dan tidur
9. Pola konsep diri
10. Skala nyeri 6 (1-10)
11. Pengkajian pemeriksaan fisik (B1-B6)
 B1 (Breath)
Pernafasan pasien tampak tidak teratur
 B2 (Blood)
TD : 90/60 mmHg
Akral dingin dan basah
 B3 (Brain)
Penurunan konsentrasi
Pusing
Konjungtiva anemis
 B4 (Bladder)
Urine kuning pekat 1,5 liter
 B5 (Bowel)
Nyeri pada abdomen
Tidak nafsu makan
 B6 (Bone)
Badan pegal
Nyeri pada punggung
12. Pengkajian focus
 Pemeriksaan abdomen
I :
A : bising usus normal
P :
P :
 Pemeriksaan pelvis
Pelvis normal

31
13. Analisa data
No Data Etiologi Masalah

1. Ds : Mestruasi Nyeri akut


P : disminorea
Q:
R : abdomen bawah Progesterone
kw 3 dan 4
T : nyeri terus
bertambah saat Kontraksi uterus
beraktivitas

Do : Iskemia
Skala nyeri 6 (1-10)
Wajah tampak Nyeri haid
menahan nyeri
2. Ds : Menstruasi Intoleran
Pasien mengatakan aktivitas
mudah lelah Perdarahan
Pusing
Anemia
Do :
TD : 90/60 mmHg Kelemahan
Pasien tampak pucat
Konjungtiva anemis Intoleran aktivitas
3. Ds : Menstruasi Ansietas
Pasien mengatakan
merasa gelisah Nyeri haid

Do : Kurang pengetahuan

32
Pasien tampak pucat
dan konsentrasi Ansietas
menurun
4. Ds: pasien mengatakan Nyeri pada perut Ketidak
lemah letih lesu seimbangan
Do: pasien tidak dapat Tidak nafsu mkan nutrsi :kurang
melakukan aktifitas dari kebutuhan
karna adanya nyeri
pada perutnya,nafsu Penurunan nafsu
makan menurun makan
5. Ds: pasien mengatakan Menstruasi Ketidak efektifan
lemah letih lesu pola nafas

Do:pernafasan tidak Nyeri perut


teratur,badan pega;
Nyeri pada perutnya
,menstruasi
keletihan
6. Ds :tidak mampu Menstruasi Hambatan berdiri
melakukan aktivitas

Do: badan pegal ,nyeri Nyeri perut

Badan pegal

mager
7. Ds : pasien Menstruais diare
mengatakan mulat

33
mutah dan diare
Keram perut (
Do: pasien tampak desmkinore)
lemas

Perubahan hormon
pospragandin

Mempengarhu
gerakan usus

Gangguan pencernaan
8. DS : pasien Menstruasi Keletihan
mengatakan tidak
daopat beraktivitas dan
mengeluh lemas Nyeri perut
DO : pasoien tampak
lemas

Daya tahan berkurang

9. DS : pasien Menstruasi Hambatan rasa


mengatakan lemah nyaman
letih lesu tidak dapat
beraktivitas Nyeri perut
DO : pasien tampak
tidak nyaman dengan
kondisinya tampak

34
menahan nyeri
Daya tahan berkurang

Lemas

10. DS : pasien Menstruasi ketidakberdayaan


mengatakan lemah
letih
Nyeri perut
DO : pasien tampak
tidak berdaya menahan Daya tahan tubuh
nyeri berkurang

Nafsu makan
berkurang

Lemas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fisik tidak bugar
3. Ansietas berhubungan dengan stresoor
4. Ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu
makan

35
5. Ketidak efektifan pola nafas b/d nyeri pada perut
6. Hambatan berdiri b/d adanya nyeri
7. Diare berhubungan dengan peningkatan level stress
8. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kelelahan fisik
9. Hambatan rasa nyaman berhubungan dengan kurang control situasi
10. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ansietas

C. NANDA NIC NOC

No Diagnosa Nanda NOC NIC


1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1. Manajemen nyeri (1400)
cidera biologi tindakan keperawatan Definisi : pengurangan
(00132) selama 2x24 jam, nyeri atau reduksi nyeri
Batasan yang dirasakan pasien sampai pada tingkat
karakteristik: berkurang dengan kenyamanan yang dapat
1. Perubahan kriteria hasil : diterima oleh pasien
selera 1. Kontrol nyeri (1605) Aktifitas :
makan  Mengenali  Lakukan pengkajian
2. Ekspresi kapan nyeri nyeri komperhensif
wajah nyeri terjadi yang meliputi
3. Putus asa Skala 5 lokasi, karakteristik,
4. Perubahan dipertahankan di onset/durasi,
pada skala 5 frekuensi, kualitas,
parameter  Menggunakan intensitas, atau
fisiologis tindakan beratnya nyeri dan
5. Keluhan pencegahan factor pencetus
tentang dengan  Observasi adanya
intensitas menerapkan petunjuk non verbal

36
menggunaka teknik relaksasi mengenahi
n standar Skala 3 ketidaknyamanan
skala nyeri ditingkatkan terutama pada
menjadi 5 mereka yang tidak
 Menggunakan dapat berkomunikasi
analgesic yang secara efektif
direkomendasik  Gunakan strategi
an komunikasi
Skala 3 terapeutik untuk
ditingkatkan mengetahui
menjadi 4 pengalaman nyeri
2. Tingkat dan sampaikan
ketidaknyamanan penerimaan pasien
(2109) terhadap nyeri
 Nyeri  Ajarkan prinsip
Skala 2 manajemen nyeri
ditingkatkan  Kolaborasi dengan
menjadi 4 pasien, orang
 Cemas terdekat dan tim
Skala 3 kesehatan lainnya.
ditingkatkan 2. Terapi relaksasi (5360)
menjadi 4 Definisi : penggunakan
 Otot pegal rekreasi yang bertujuan
Skala 2 untuk meningkatkan
ditingkatkan relaksasi dan
menjadi 4 keterampilan social
 Ketegangan Aktifitas :
wajah  Monitor
Skala3 kapasitas fisik

37
ditinhgkatkan dan mental untuk
menjadi 5 berpartisipasi
 Mual dalam aktifitas
Skala 4 rekreasi
ditingkatkan  Bantu pasien
menjadi 5 untuk memilih
 Muntah aktifitas rekreasi
Skala 3 yang sesuai
ditingkatkan dengan
menjadi 5 kemampuan fisik,
 Diare psikologi, dan
Skala 3 social
ditinghkatkan  Bantu dalam
menjadi 4 mendapatkan
transportasi
untuk aktifitas
rekreasi
 Awasi sesi
rekreasi dengan
cara yang tepat
 Kolaborasi
dengan keluarga
pasien terkait
teknik relaksasi
2.Intoleransi
2 aktivitas Setelah dilakukan 1. Terapi latihan : ambulasi
b.d fisik tidak bugar tindakan keperawatan (0221)
Batasan selama 2x24 jam, Definisi : peningkatan
karakteristik : diharapkan pasien dapat dan bantuan berjalan
1. Keletihan beraktifitas kembali untuk menjaga atau

38
2. Kelemahan dengan kriteria hasil : mengembalikan fungsi
umum 1. Daya tahan () tubuh otonom dan
3. Ketidaknya  Melakukan volunteer selama
manan aktifitas pengobatan dan
setelah rutin pemulihan penyakit
beraktifitas Skala 2 Aktivitas :
4. Respon ditingkatkan  Monitor
tekanan menjadi 4 penggunakan
darah  Aktifitas kruk pasien atau
abnormal fisik alat bantu
terhadap Skala 2 berjalan lainnya
aktivitas ditingkatkan  Bantu pasien
menjadi 4 dengan ambulasi
 Daya tahan awal dan jika
otot diperlukan
Skala 3  Bantu pasien
ditingkatkan untuk duduk
menjadi 5 disisi tempat tidur
 Kelelahan untuk
Skala 3 memfasilitasi
ditingkatkan penyesuaian
menjadi 5 sikap tubuh
 Konsentrasi  Instruksikan
Skala 2 ketersediaan
ditingkatkan perangkat
menjadi 4 pendukung, jika
2. Energy sesuai
psikomotor  Konsultasikan
(0006) pada ahli terapi

39
 Menunjukan fisik mengenahi
konsentrasi rencana ambulasi,
Skala 3 sesuai kebutuhan
ditingkatkan 2. Pengaturan posisi (0840)
menjadi 5 Definisi : menempatkan
 Menunjukan psien atau bagian tubuh
nafsu makan tertentu dengan sengaja
yang normal untuk meningkatkan
Skala 2 kesejahteraan fungsi
ditingkatkan fisiologis dan psikologis
menjadi 4 Aktivitas :
 Menunjukan  Monitor status
tingkat oksigenasi (pasien
energy sebelum dan
stabil setelah perubahan
Skala 3 posisi)
ditingkatkan  Tinggikan kepala
menjadi 5 tempattidur
 Menunjukan  Dorong pasien
tingkat untuk terlibat
kemampuan dalam perubahan
menyelesaik posisi
an tugas  Sangga dengan
sehari hari sandaran yang
Skala 2 sesuai
ditingkatkan  Kolaborasi dengan
menjadi 4 keluarga untuk
mendampingi
pasien

40
3. Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Teknik menenangkan
stressor (00146) tindakan keperawatan (5880)
Batasan selama 3x24 jam, Definisi : mengurangi
karakteristik : diharapkan tingkat ansietas pada pasien
1. Gelisah kecemasan pasien yang mengalami distress
2. Anoreksia berkurang dengan akut
3. Diare kriteria hasil : Aktivitas :
4. Peningkatan 1. Tingkat  Pertahankan sikap
tekanan kecemasan yang tenang dan
darah (1211) hati hati
5. Lemah  Distress  Berada di sisi klien
6. Keletihan Skala 3  Identifikasi orang
7. Mual ditingkatkan orang terdekat
8. Pusing menjadi 4 klien yang bisa
9. Nyeri  Perasaan membantu klien
abdomen gelisah  Usap dahi klien
10. Gangguan Skala 2 bila diperlukan
konsentrasi ditingkatkan  Instruksikan klien
menjadi 5 untuk
 Kesulitan menggunakan
berkonsentr metode
asi mengurangi
Skala 3 kecemasan
ditingkatkan (misalnya, teknik
menjadi 4 bernafas dalam,
 Rasa cemas distraksi,
yang visualisasi,
disampaikan meditasi,relaksasi
secara lisan otot progreasis)

41
Skala 2 jika diperlukan
ditingkatkan 2. Pengalihan (5900)
menjadi 4 Definisi : pengalihan
 Pusing perhatian bertujuan
Skala 3 untuk sementara atau
ditingkatkan menekan emosi dan
menjadi 4 pikiran negatif jauh dari
 Keringat sensasi yang tidak
dingin diinginkan
Skala 3 Aktifitas :
ditingkatkan  Motivasi individu
menjadi 4 untuk memilih
2. Kontrol teknik pengalihan
kecemasan diri yang diinginkan
(1402) (contohnya, music,
 Mengurangi imajinasi
penyebab terbimbing)
kecemasan  Gunakan teknik
Skala 2 distraksi/pengaliha
ditingkatkan n
menjadi 4  Sarankan pasien
 Menggunak untuk berlatih
an teknik teknik distraksi
relaksasi atau pengalihan
untuk sebelum waktu
mengurangi yang dibutuhkan,
kecemasan jika
skala 3 memungkinkan
ditingkatkan  Ajarkan pasien

42
menjadi 5 mengenahi
 Mempertaha manfaat
nkan merangsang
konsentrasi berbagai indera
Skala 3 (contohnya, music,
ditingkatkan berhitung, televisi)
menjadi 5  Dorong partisipasi
keluarga dan orang
terdekat lainnya,
serta berikan
pengajaran
yang diperlukan

4 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan monitor nutrisi (1160)


nutrisi :kurang dari keperawatan selama 3x24 definisi :pengumpulan
kebutuhan b/d jam, diharapkan kebutuhan dan analisa data pasien
penurunan nafsu nutrisi pasien terpenuhi yang akan berkaitan
makan (00002) pasien dengan kriteria hasil dengan asupan nutrisi
Batasan : aktifitas :
karateristik: 1.nafsu makan (1014)  Monitor
1.nyeri abdomen  Hasrat/keinginan kecenderungan
2.diare untuk makan turunya berat
3.enggan makan Skala 3 ditingkatkan badan
4.asupan makan menjadi skala 5  Monitor status
kurang dari RDA  Menyenangi mental
5.kurang minat makanan  Identifikasi berat
pada makanan Skala 3 ditigkatkan badan terakhir
menjadi skala 5  Monitor adanya
 Intake makanan muaal muntah

43
Skala 3 ditingkatkan  Tentukan pola
menjadi skla 5 makan(misalnya
 Intake nutrisi makanan yang
Skala 3 ditingkatkan disukai)
menjadi skala 5
 Rangsangan untuk
makan
Skala 3 ditingkatkan
menjadi 5
5 Ketidak efektifan Setelah dilakukan tindakan Pengaturan posisi (0840)
pola nafas b/d nyeri keperawatan selama 3x24 Definisi :menempatkan
pada perut (00032) jam, diharapkan pola nafas pasien pada bagian tubuh
Batasan kembali efektif dengan tertentu dengan sengaja
karakteristik: kriteria hasil : untuk meningkatkan
1.ansietas 1.status pernafasan (0415) kesejahteraan fungsi
2.keletihan  Irama pernafasan fisiologis
3.nyeri Skala 3 ditingkatkan Aktifitas :
4.keletihan otot skala 5  Masukan posisi
5.desminore  Suara auskultasi tidur yg diingikan
nafas kedalam rencana
Skala 3 ditingkatkan perawatan yang
skala 5 tidak ada
 Perasaan kurang kontraindikasi
istirahat  Monitor
Skala 3 ditingkatkan pernafasan pasien
skala 5  Berikan matras
 Ansietas yang lembut
Skala 3 ditingkatkan  Tempatkan
skala 5 pasien diatas

44
tempat
tidur/matras

6. Hambatan berdiri Setelah dilakukan tindakan Peningkatan latihan
b/d adanya nyeri keperawatan selama 3x24 (02000)
(00238) jam, diharapkan pasien Definisi : memfasilitasi
Batasan karateristik dapat berdiri dengan aktivitas fisik secara
: kriteria hasil : teratur untuk
1.nyeri 1.daya tahan (0001) meningkatkan
2.malnutrisi  Melakukan aktivitas /mempertahankan
3 rutin kesehatan dan tingkat
Skala 3 ditingkatkan kebugaran
menjadi skala 5 Aktifitas :
 Aktivitas fisik  Gali hambatan
Skala 3 ditingkatkan untuk melakukan
skala 5 kegiatan
 Tenaga yang  Hargai keyakinan
terkuras individu terkait
Skala 3 ditingkatkan latihan fisik
skala 5  Damping
 Kelelahan individu saat akan
Skala 3 ditingkatkan latihan gerak
skala 5  Instruksikan
individu untuk
latiahan
pernafsan
 Respon individu
terhadap latihan

45
7. Diare berhubungan Kontinensi usus (0500) Manajemen diare ( 0460)
dengan peningkatan Definisi : mengontrol Definisi : manajemnen dan
level stress pengeluaran feses dari penyembuhan diare
usus Aktivitas :
Setealh dilakukan 1. Monitor tanda gejala
tindakan keperawatan diare
selama 2 x 24 jam diare 2. Monitor persiapan
berkurang dengan makanan yang aman
kriteria hasil : 3. Monitor kulit
 Mngenali perineum terhadap
keinginan untuk adanya iritasi dan
defekasi ulserasi
Dari skala 2 4. Berikan makanan
ditingkatkan dalam porsi kecil
menjadi 4 dan lebih sering
 Mempertahanka serta tingkatkan
n pola porsi secara bertahap
pengeluaran 5. Anjurkan pasien
feses yang bisa untuk menghindari
diprediksi makanan pedas dan
Dari skala 2 yang menimbulkan
ditingkatkan gas dalam perut
menjadi 4 6. Konsultasikan
 Mngelurkan dengan dokter jika
fases paling tanda dan gejala
tidak 3 kali diare menetap
dalam sehari
Dari skala 3
ditingkat

46
menjadi 4
 Mengkonsumsi
serat dengan
jumlah adekuat
Dari skala 2
ditingkatkan
menjadi 4
8. Keletihan Kelelahan ( 0008) Manajemen energy ( 0180)
berhubunagn dengan Definisi : keparahan Definisi : pengaturan energy
peningkatan efek gangguan yang yang digunakan untuk
kelelahan fisik diamati dari kelelahan menangani atau mencegah
kronis terhadap fungsi kelelahan dan
sehari hari mengoptimalkan fungsi
Setelah dilakukan Aktivitas :
tindakan keperawatan 1. Monitor intake atau
selama 2 x 24 jam asupan nutrisi untuk
pasien mengatakan rasa mengetahui sumber
lelah berkurang dengan energy yang adekuat
kriteria hasil : 2. Kaji fisiologis pasien
 Malaise yang menyebabkan
Dari skala 2 kelelahan sesuai
ditingkatkan dengan konteks usia
menajdi 4 dan perkembangan
 Lethargy 3. Berikan kegiatan
Dari skala 2 pengalihan yang
ditingkatkan menenagkan untuk
menjadi 4 meningkatkan
 Penurunan relaksasi
energy 4. Laukan rom aktif

47
Dari skala 3 atau pasif untuk
ditingkatkan menghilangkan
menjadi 4 ketegangan otot
 Gangguan 5. Anjurkan senam
dengan aktivitas aerobic sesuai
sehari hari dengan kemampuan
Dari skala 3 pasien
ditingkatkan 6. Instruksiskan
mnejadi 5 kepasien untuk
 Nafsu makan mengetahui tanda
menurun dan gejala kelelahan
Dari skala 3 yang memerlukan
ditingkatkan penguranagn
menjadi 4 aktivitas
 Gsangguan 7. Konsultasikan
aktivitas fisik dengan akhli gizi
Dari skala 3 menegani cara
ditingkatkan menkingkatkan
menjadi 4 asupan energy dari
makanan

9. Hambatan rasa Status kenyamanan ( Pengurangan kecemasan (


nyaman 2008) 5820)
berhubungan dengan Definisi : keseluruhan Definisi : mengurangi
kurang control rasa nyaman dan tekanan, ketakutan, firasat,
situasi kemanan individu maupun ketidfakberdayaan
secara fisik, terkait dengan sumber
psikospiritual, social sumber bahaya yang tidak
budaya, dan lingkungan teridentifikasi

48
Setelah dilakukan Aktivitas :
tindakan keperawatan 1. Kaji tanda verbal
selama 2 x 24 jam dan nonverbal
pasien mengatakan rasa kecemasan
nyaman bertambah 2. Identifikasi pada saat
dengan kriteria hasil : terjadi perubahan
 Kesejahteraan tingkat kecemasan
fisik 3. Berikan objek yang
Dari skala 2 menunjukkan
ditingkatkanmen perasaan aman
jadi 4 4. Bantu pasien
 Control mengindentifikasi
terhadap gejala faktor pemicu
Dari skala 2 kecemasan
ditingkatkan 5. Berikan aktivitas
menjadi 4 pengganti yang
 Dukungan bertujuan untuk
social dari mengurangi tekanan
keluarga 6. Instruksikan psien
Dari skala 2 untuk menggunakan
ditingkatkan terapi relaksasi
menjadi 4
 Kehidupan
spiritual
Dari skala 3
ditingkatkan
menjadi 5
 Kesejahteraan
psikologis

49
Dari skala 3
ditingkatkan
menjadi 4
1 Ketidakberdayaan Kepercayaan mengenai Terapi aktivitas ( 4310)
0. berhubungan dengan kesehatan ( 1700) Definisi : peresepan terkait
ansietas Definisi : keyakinan dengan menggunakan
pribadi mempengaruhi bantuan aktivitas fisik,
perilaku kesehatan kognisi, social dan spiritual
Setelah dilakukan untuk meningkatkan
tindkan keperawatan frekuensi dan durasi dari
selama 2 x 24 jam aktivitas kelompok
pasien mulai petrcvaya Aktivitas :
akan kesehantanya 1. Monitor respon
dengan kriteria hasil ; emosi, fisik, social
 Merasakan dan spiritual
pentingnya terhadap aktivitas
mengambil 2. Bnatu klien untuk
tindakan meningkatkan
Dari skala 2 motivasi diri dan
ditingkatkan penguatan
mernjadi 4 3. Berikan aktivitas
 Merasakan untuk meningkatkan
ancaman jika perhatian dan
tidak brttindak berkonsultasi denagn
Dari skala 2 rekreasional
ditingkatkan 4. Instruksikan
menjadi 4 keluarga untuk
 Merasakan memberikan pujian
manfaat ( dari postif karena

50
bertibdak) kesedian untuk
Dari skala 3 trelibat dalam
ditingkatkan kelompkk
menjadi 4 5. Kolaborasi denagn
 Merasakan ahli terapis fisik,
control outcome okupasi, dan terapis
kesehatan rekresional dalam
Dari skala 3 perencanaan dan
ditingkatkan pemantauan program
menjadi 4 aktivitas

51
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pubertas adalah istilah luas yang mencakup keseluruhan tahap transisi antara
masa kanak- kanak dan matang secara seksual.
Menstruasi adalah pendarahan uterus secara periodic, yang terjadi kira- kira
14 hari setelah terjadi ovulasi (ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah
matang dikeluarkan dari ovarium ke tuba falopi untuk dibuahi).
Masalah- masalah pada menstruasi
a. Amenorea
b. Dismenorea\
c. sindrom premenstrual
d. endometriosis
e. perubahan dalam siklus perdarahan menstruasi
f. pendarahan uterus disfungsional

B. SARAN
Diharapkan makalah ini sebagai sarana memberikan kontribusi
pengetahuan mengenai Masalah- masalah dalam menstruasi sehingga dapat
dikembangkan, dan diaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Tentu saja dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan baik dari isi,
cara penulisan, dan bahasa. Oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritik
dari pembaca untuk perbaikan di kedepannya.

52
DAFTAR PUSTAKA

Lowdwermilk, Deitra L, dkk.2013. “Buku Keperawatan Maternitas Edisi


8”. Singapore : Elsevier

Sharon J. Reeder,dkk. 2013. “Buku Keperawatan Maternitas : Kesehatan


wanita, bayi, dan keluarga”. Ed-8. Jakarta : EGC

Herdman, T. Heather,dkk. 2018. “NANDA-1 Diagnosis Keperawatan :


Definisi dan Klasifikasi 2018-2020”. Ed-11. Jakarta : EGC

Moorhead, Sue,dkk. 2016. “Nursing Outcome Clasification (NOC)”. Ed-


5. Singapore : Elsevier

Bulechek, Gloria M,dkk. 2016. “Nursing Intervention Clasification


(NIC)”. Ed-6. Singapore : Elsevier

53

Anda mungkin juga menyukai