Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

a) LATAR BELAKANG

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada

perempuan setelah infeksi saluran kemih. Dalam setiap tahun, 15%

perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa

kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan

meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran

kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan

akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan

pengenduran pada otot polos saluran kencing.

Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir

trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan factor yang

memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing yang

pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang

menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan

mempermudah ISK.

Escherecia coli merupakan bakteri penyebab ISK pada kehamilan

yang ditemukan pada 80-90% kasus. Bakteri ini dapat berasal dari flora

usus yang keluar sewaktu buang air besar, dan jika bakteri berkembang

biak akan menjalar ke saluran kencing dan naik ke kandung kemih dan

ginjal, inilah yang menyebabkan ISK.

Biasanya proses ISK tanpa gejala dan tanda yang spesifik, namun

apabila kandung kemih telah terinfeksi maka mulai timbul gejala seperti
nyeri di bawah perut dan susah kencing atau keluar hanya sedikit. Keadan

yang sangat serius apabila telah terjadi infeksi pada ginjal (pielonefritis),

ini sering dijumpai pada usia kehamilan 20 – 28 minggu, ditandai dengan

gejala demam, lemah, mengigil, nyeri pinggang, mual dan muntah.

Infeksi pada ginjal merupakan komplikasi ISK pada kehamilan dan

menyebabkan kelainan serius baik pada ibu maupun janin, seperti

persalinan premature, anemia, hipertensi dan preeklamsi. Jika bayi lahir

juga bisa membuat berat badannya rendah. Untuk itu penting bagi

perempuan hamil untuk berupaya menjaga kebersihan alat kelamin

luarnya, selain itu perlu segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan

pemeriksaan segera apabila dirasa sulit kencing atau nyeri di bawah

perut.

b) Tujuan
1. Sebagai tugas kelompok pembuatan laporan KEPERAWATAN MATERNITAS

II tentang Infeksi Saluran kemih pada ibu hamil.


2. Mahasiswa mengetahui lebih dalam tentang infeksi saluran kemih ibu

hamil.
3. Mahasiswa mempelajari peran perawat dalam pemberian pelayanan bagi

pasien dengan infeksi saluran kemih ibu hamil.


4. Mahasiswa mempelajari dan mampu membuat asuhan keperawatan pada

pasien dengan infeksi saluran kemih ibu hamil.

c) Manfaat

a. Bagi Penulis
 Dapat mempelajari dan memahami tentang infeksi saluran kemih ibu

hamil.
 Dapat membuat asuhan keperawatan dan melakukan intervensi terhadap

pasien yang mengalami infeksi saluran kemih ibu hamil.

b. Bagi Pembaca

 Dapat mengetahui tentang infeksi saluran kemih ibu hamil.

BAB II

Infeksi saluran kemih pada ibu hamil

1. Pengertian

Infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Escherecia coli. Bakteri ini dapat berasal dari flora usus yang

keluar sewaktu buang air besar, dan jika bakteri berkembang biak akan

menjalar ke saluran kencing dan naik ke kandung kemih dan ginjal, inilah

yang menyebabkan ISK.

2. Jenis- jenis gangguan saluran kencing

Macam-macam ISK antara lain:


 ISK primer Berdasarkan adanya gejala sistemik, ISK primer dibagi menjadi

dua:
1. ISK lokal, diterapi dengan antibiotika lokal.
2. ISK dengan gejala sistemik, diterapi dengan antibiotika sistemik.

Antibiotika yang sering digunakan yaitu amoksisilin.


 ISK sekunder ISK ini merupakan akibat dari penyakit atau kelainan yang

lain. ISK berulang merupakan pertanda dari ISK sekunder, karena

penanganan ISK yang tidak tepat. Penatalaksanaan ISK sekunder sesuai

dengan penyebab ISK tersebut. Penyebab ISK sekunder biasanya adalah

obstruksi saluran kemih (seperti batu saluran kemih, pembesaran prostat,

dan striktur uretra).Bakteria Asimptomatik ditemukan bakteri sebanyak >

100.000 per ml air seni dari sediaan air seni “mid stream”

Angka kejadian Bakteriuria Asimptomatik dalam kehamilan sama

seperti wanita usia reproduksi yang seksual aktif dan non-pregnan sekitar

2 – 10%

Jenis bakteri yang ditemukan :

1. Eschericia Coli (60%)


2. Proteus mirabilis
3. Klebsiella pneumoniae
4. Streptoccus grup B

Bila BA tidak diterapi dengan baik maka 20% ibu hamil akan

menderita sistitis akut atau pielonefritis akut pada kehamilan lanjut.

Terapi yang dapat diberikan :

o Ampisilin 3 x 500 mg selama 7 – 10 hari atau


o Cephalosporin
o Nitrofurantoin

Setelah terapi, lakukan pemeriksaan ulangan dengan biakan urine oleh

karena kejadian ini seringkali berulang ( 25% )


SISTITIS AKUT

Adalah peradangan pada vesika urinaria, peradangan ini sering

ditemui.

Penyebab :

o Bakteri E.coli

Terjadi pada 1 – 2% kehamilan

o Gejala :
 Disuria
 Sering berkemih
 Sering tidak dapat menahan miksi
 Hematuria
 Gejala sistemik :
 Demam
 Nyeri pinggang
 Urinalisis :
 Bakteriuria
 Piuria
 Hematuria
o Terapi : Antibitotika spektrum luas atau berdasarkan hasil tes kepekaaan
 Banyak minum
 Amoksisilin 4x250 mg digabung gentasimin mg IM selama 10-14 hari
 Saat ANC perlu pemeriksaan bakteriologik urine
o Penangan klinik :
 Polakisuri dan hersitensi
 Air berwarna kemih lebih gelap kadang-kadang kemerahan saat serangan

akut
 Nyeri suprasimfisis
 Mikroskopis :lekosit meningkat, eritrosit dan bakteri
 Kultur urine positif, sering dijumpai piura atau gross hematuria

 PIELONEFRITIS AKUT

Terjadi pada 2% kehamilan terutama pada trimester III

o Gejala :
 Mual dan muntah
Nyeri pinggang
Demam tinggi dan menggigil
Keluhan sistitis
Bisa terjadi septisemia dan syok septik
o Gejala klinik

PNA ditandai demam,menggigil,mual dan muntah,nyeri pada

kostovertebra atau pinggang. 85% kasus suhu tubuh melebihi 38 oC dan

12% suhu diatas 40o C

 Sering disertai mual,muntah dan anoreksia

 54% nyeri pinggang kanan, 27% kedua sisi, 16% kiri

 Urin banyak lekosit dan eritrosit.kultur urin positif

 Bila kultur negatif namun klinis nyata,mungkin karena antibiotika

o Penanganan

 Penderita PNA harus dirawat karena mual muntah dan dehidrasi

 Jika datang dalam keadaan syok atasi

 Lakukan profilaksis partus prematurus

 Antibiotika diberikan secara IV

 Sefoksitin 1-2 gram IV/6 jam + gentamisin 80 mg IV/12 jam

 Ampisilin 2 gr/siproksin 2 gr IV + gentamisin 2x80 mg

 Jika dalam 48 jam gejala tetap,pikirkan kemungkinan resistensi,

nefrolitiasis,abses perinefrik atau obstruksi akibat kehamilan, akibat

demam tinggi dapat memicu kontraksi uterus

o Terapi :
 MRS
 Infuse RL dan D5 – rehidrasi
 Antibiotika parenteral : cefazoline , sebagian besar (80% ) pasien akan

bebas panas dalam waktu 48 jam setelah terapi antibitoka parenteral,

lanjutkan terapi antibiotika per oral selama 10 hari.


 Observasi persalinan preterm
 Lakukan serial biakan urine oleh karena kejadian ini dapat berulang pada 10

– 25% pasien
 Lakukan pemeriksaan IVP – intravenous pyelogram 6 minggu pasca

persalinan

 STREPTOCOCCUS GRUP B :

GBS ( grup beta streptococcus ) adalah flora normal manusia dengan

reservoir utama di traktus digestivus.

GBS dapat masuk kedalam Traktus Urinarius melalui kontaminasi feces

atau kontak seksual

o Dampak terhadap kehamilan :


Penularan dari ibu ke anak dapat terjadi secara vertikal saat persalinan

dengan faktor resiko penularan:


 Persalinan prterm
 Ketuban Pecah Dini
 BBLR
 Ketuban pecah 12 – 18 jam sebelum persalinan
 Febris intrapartum

Infeksi GBS pada neonatus :

o Late – onset :
 meningitis (80%)
 Infeksi lain
o Early – onset :
 distress pernafasan
 pneumonia

3. PENCEGAHAN :

Pencegahan Infeksi saluran kemih lebih baik dilakukan sebelum terkena

penyakit infeksi yang cukup mengganggu ini. Adapun pencegahannya

adalah :
o Minum 6-8 gelas air setiap hari dan tanpa gula jus cranberry secara teratur.
o Hindari kafein, alkohol, dan gula.
o Minum Vitamin C (250-500 mg), Beta-karoten (25.000 sampai 50.000 IU

per hari) dan Zinc (30-50 mg per hari) untuk membantu memerangi

infeksi.
o Menbiasakan buang air kecil segera setelah kebutuhan dirasakan dan

kandung kemih Anda benar-benar kosong ketika Anda buang air kecil.
o Buang air kecil sebelum dan setelah berhubungan.
o Hindari hubungan seksual sementara Anda sedang dirawat untuk ISK.
o Setelah kencing, noda kering (jangan menggosok), dan area genital Anda

tetap bersih. Pastikan Anda mengusap dari depan ke belakang.


o Hindari menggunakan sabun yang kuat, douche, krim antiseptik, feminin

kebersihan semprotan, dan serbuk.


o Ubah pakaian dalam dan stoking setiap hari.
o Hindari mengenakan celana ketat.
o Memakai semua kapas atau katun-selangkangan celana dalam dan

pantyhose.
o Jangan rendam di bak mandi lebih dari 30 menit atau lebih dari dua kali

sehari

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Dilakukan meliputi:

1. Pemeriksaan IVP
2. Cystoscopy
3. cultur urin
4. biopsi ginjal

5. Urinalisis

a). Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih

b). Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

6. Bakteriologis

1)Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.

102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.Ê2)Biakan bakteri


3)Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji

carik.

Anda mungkin juga menyukai