Anda di halaman 1dari 15

KEHAMILAN DENGAN

DIABETES MELLITUS GESTASIONAL

Dosen Pengampu :

dr. Handy, Sp.OG

Disusun Oleh :

GRATIA ESTHER HENDY NOVYANTI

NIM.1904021

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
“Kehamilan Dengan Diabetes Mellitus Gestasional”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengambil informasi
melalui jurnal penelitian mengenai kehamilan dengan diabetes mellitus
gestasional yang terdapat di internet.
Dalam hal ini menyadari di dalam makalah ini mungkin terdapat
kesalahan-kesalahan, Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
saya harapkan untuk hasil yang lebih baik. Harapan saya semoga
makalah Kehamilan dengan Diabetes Melitus ini dapat bermanfaat
terutama bagi saya dan untuk semua orang yang membaca.

Samarinda, 10 Januari 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3

1.1 Latar Belakang..............................................................................3

1.2 Rumusan Masalah........................................................................4

1.3 Tujuan Umum................................................................................4

1.4 Tujuan Khusus..............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................5

2.1 Pengertian.....................................................................................5

2.2 Kehamilan Dengan Diabetes Mellitus Gestasional...................8

2.3 Patofisiologis Kehamilan Dengan Diabetes Mellitus


Gestasional..............................................................................................9

2.4 Kebutuhan Ibu Dengan DMG di Masa Kehamilan...................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................12

3.1 Kesimpulan..................................................................................12

Daftar Pustaka............................................................................................iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah suatu gangguan
toleransi karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada
saat kehamilan sedang berlangsung (PERKENI, 2002). Menurut
World Health Organization (WHO) diabetes melitus gestasional
(DMG) merupakan intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada
wanita normal atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa
setelah terminasi kehamilan.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO tercatat lebih


dari 13 juta penderita Diabetes Melitus Gestasional, berdasarkan
data tersebut di perkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 20
juta penderita pada tahun 2030. Diabetes melitus gestasional
(DMG) secara global mempengaruhi 1-25% kehamilan (Zhu dan
Zhang., 2016). Menurut kriteria diagnostik O’Sullivan, angka
kejadian DMG di Indonesia 1,9-3,6% dari seluruh kehamilan
(Purnamasari et al., 2013). Satu dari 10 wanita menderita
diabetes dan merupakan penyebab kematian wanita tertinggi
nomer sembilan di dunia, serta satu dari tujuh persalinan
dipengaruhi oleh DMG (P2PTM Kemenkes RI, 2017).

Perubahan hormonal dan metabolisme selama kehamilan


menyebabkan kehamilan tersebut bersifat diabetogenik, yang mana
DMG cenderung menjadi lebih berat selama kehamilan dan akan
mempermudah terjadinya berbagai komplikasi.

3
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Diabetes Melitus Gestasional pada masa kehamilan

1.3 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu memahami masa kehamilan dengan Diabetes
Melitus Gestasional

1.4 Tujuan Khusus


1.4.1 Mengetahui Pengertian Diabetes Melitus
1.4.2 Mengetahui Pengertian Diabetes Melitus Gestasional
1.4.3 Mengetahui konsep teori Kehamilan dengan Diabetes
Melitus Gestasional
1.4.4 Mengetahui patofisiologis Diabetes Melitus Gestasional
1.4.5 Mengetahui kebutuhan ibu dengan DMG dimasa kehamilan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Diabetes Melitus (DM)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Diabetes
merupakan penyakit yang ditandai dengan sekresi dan ekskresi
urine dalam jumlah yang banyak, terutama diabetes melitus,
penyakit kencing manis, penyakit gula. Mellitus adalah gangguan
metabolisme karbohidrat karena kelenjar pankreas tidak mampu
menyekresi insulin yang cukup dengan gejala adanya gula dalam
urine, turunnya bobot badan, selalu haus dan lapar, dan banyak
kencing; keadaan kekurangan insulin dengan akibat glukosa tidak
dapat diolah oleh badan sehingga kadar glukosa dalam darah
meninggi dan dikeluarkan dalam urine. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2016, Diabetes mellitus adalah suatu
penyakit kronis dimana organ pankreas tidak memproduksi cukup
insulin atau ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakannya.
Diabetes Mellitus digolongkan dalam diabetes tipe 1 dan diabetes
tipe 2.

2.1.1.1 Diabetes Tipe 1

Pada diabetes tipe 1, sel-sel beta di pankreas


mengalami kerusakan, sehingga produksi insulin menurun.
Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat mengambil gula dari darah
dan kadar gula darah meningkat. Diabetes tipe 1 terjadi akibat
adanya gangguan yang disebut autoimun, di mana antibodi
yang seharusnya melindungi tubuh terhadap infeksi justru
menyerang sel tubuh sendiri. Dalam hal ini, yang diserang oleh
antibodi adalah sel beta yang terdapat di dalam pankreas.

5
Alasan mengapa antibodi yang dihasilkan oleh sistem
kekebalan tubuh menyerang sel beta pankreas belum diketahui
secara pasti. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor
genetik (keturunan) dan infeksi virus tertentu, seperti virus
gondongan (mumps) dan virus Coxsackie.

Gejala Klinis pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 1


yaitu Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun,
Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria Anak
dengan DM tipe 1 cepat sekali menjurus ke dalam ketoasidosis
diabetik yang disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang
kurang baik bila tidak diterapi dengan baik. Oleh karena itu,
pada dugaan DM tipe 1, penderita harus segera dirawat inap.

2.1.1.2 Diabetes Mellitus Tipe 2

Pada diabetes tipe 2, insulin dapat diproduksi dengan


normal, tetapi sel-sel tubuh kurang sensitif sehingga tidak bisa
menggunakannya secara optimal. Secara patogenesis Diabetes
melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya
kekurangan insulin secara relatif maupun absolut.Defisiensi
insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:

a) Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar


(virus,zat kimia,dll)

b) Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar


pankreas

c) Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer

Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-


laki. Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik
wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang
lebih besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008,

6
menunjukan prevalensi DM di Indonesia membesar sampai 57%,
pada tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus di dunia
adalah sebanyak 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadian
diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang
menderita diabetesmellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut
menderita diabetes mellitus tipe 1.

2.1.1.3 Pengobatan Diabetes Mellitus tipe 1 dan tipe 2

Penderita diabetes tipe 1 tidak dapat menghasilkan hormon


insulin. Hal ini menyebabkan penderita diabetes tipe 1
bergantung mutlak pada pemberian insulin dari luar. Penderita
diabetes tipe 1 perlu menyuntikkan insulin ke tubuhnya beberapa
kali sehari dan memantau kadar gula darahnya secara ketat.

Sementara penderita diabetes tipe 2 biasanya tidak


membutuhkan insulin di tahap awal penyakit, karena tubuhnya
masih menghasilkan insulin. Diabetes tipe 2 yang masih berada
dalam tahap awal dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup,
seperti menghindari konsumsi makanan yang tinggi kalori, rutin
berolahraga, serta menjaga berat badan ideal. Apabila tidak ada
perbaikan, barulah dokter akan memberikan obat-obatan atau
insulin.

2.1.2 Diabetes Mellitus Gestasional


Menurut World Health Organization (WHO) diabetes
melitus gestasional (DMG) merupakan intoleransi glukosa pada
waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai
gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir


200 juta orang di dunia menderita Diabetes Mellitus Gestasional
dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita bisa
mencapai sekitar 330 juta jiwa. Di Indonesia sendiri,

7
berdasarkan data WHO tercatat lebih dari 13 juta penderita
Diabetes Mellitus Gestasional, berdasarkan data tersebut di
perkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 20 juta
penderita pada tahun 2030 Kirakira 135,000 wanita hamil yang
mengalami DMG setiap tahun yaitu kira-kira 3-5%. Prediabetes
dan diabetes melitus gestasional menjadi masalah global dilihat
dari angka kejadian dan dampak yang ditimbulkannya (Osgood,
2011).

2.2 Kehamilan Dengan Diabetes Mellitus Gestasional


Kehamilan dengan Diabetes Mellitus Gestasional biasa
terjadi pada saat 24 minggu usia kehamilan dan sebagian kadar
glukosa darah penderita akan kembali normal setelah melahirkan
(Depkes RI, 2008). Namun, pada hampir setengah angka
kejadiannya, diabetes akan muncul kembali (Nurrahmani, 2012).

Risiko mendapat DMG pada ibu hamil yang umurnya kurang


dari 21 tahun adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah 14%, umur ibu
diantara 21 – 30 tahun adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang
umurnya lebih dari 30 tahun adalah 8 - 14%. Matschinsky (2011)
menyimpulkan bahwa wanita di Negara Asia atau di Negara
Indonesia sendiri menpunyai risiko untuk mendapat DMG dan pada
lingkupan usia lebih dari 25 tahun mempunyai risiko tinggi
mendapat DMG.

Perubahan hormonal dan metabolisme selama kehamilan


menyebabkan kehamilan tersebut bersifat diabetogenik, yang mana
DMG cenderung menjadi lebih berat selama kehamilan dan akan
mempermudah terjadinya berbagai komplikasi. Komplikasi yang
bakal dihadapi oleh ibu DMG berdasarkan statistik yang dipublikasi
di buku A Practical Manual of Diabetes In Pregnancy, oleh David R.
McCance, Micheal Maresh dan Davis A. Sacks dengan tahun
publikasi 2010 menyatakan bahwa ibu DMG, sebanyak 1,7% dapat

8
menyebabkan mortilitas perinatal, 4,3% melahirkan anak secara
cesarean, 7,3% melahirkan anak yang berat badan lahirnya lebih
dari 4,5kg dan 23,5 % bisa menimbulkan kasus distosia bahu saat
dilahirkan bayi. Selain itu, komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi
kepada neonates yang ibunya mengalami DMG adalah gangguan
pada sistem saraf pusat (18,4%), penyakit jantung congenital
(21,0%), penyakit respiratori (7,9%), atresia intestitum (2,6%),
defek pada kandung kemih dan ginjal (11,8%), atresia anal (2,6%),
defisiensi anggota gerak atas (3,9%), defisiensi anggota gerak
bawah (6,6%), kelainan di spinal bagian atas dan bawah (6,6%)
dan disgenesis kaudal (5,3%) (Cho,2011).

Wanita dengan DMG mengalami perasaan syok, kesal,


penyangkalan, ketakutan dan rasa bersalah saat didiagnosis
serta hilangnya hidup yang normal dan kontrol diri (Parson et
al, 2014). Persepsi ibu hamil tentang DMG dapat
memengaruhi apakah dia menerima perubahan gaya hidup,
sesuai dengan pengobatan yang disarankan dan
mencapai kontrol gula darah yang optimal (Lawrence et al,
2011).

2.3 Patofisiologis Kehamilan Dengan Diabetes Mellitus


Gestasional
Menurut Sudoyo (2009) pada kehamilan terjadi resistansi
insulin fisiologi akibat peningkatan hormon-hormon kehailan
(human placental, lactogen/HPL, progesterone, kortisol, prolaktin)
yang menvapai puncaknya pada trimester ketiga kehamilan. Tidak
berbeda pada patofiologi DM tipe, beda pada DMG juga terjadi
gangguan sekresi sel beta pankreas. Kegagalan sel beta ini
dipikirkan karena beberapa hal diantaranya :

1) Aotoimun

9
2) Kelainan genetik
3) Resistensi insulin kronik

Studi oleh Xiang (2000) melaporkan bahwa pada wanita


dengan DMG mengalamai gangguan kompensasi produksi insulin
oleh sel beta sebesar 67% dibandingkan kehamilan normal. Ada
sebagian kecil populasi wanita ini yang antibody isclet cell (1,6-
3,8%). Sedangkan sekitar 5% dari populasi DMG diketahui memiliki
gangguan sel beta akibat efek pada sel beta seperti mutasi pada
glukokinase.

Resistensi insulin selama kehamilan merupakan mekanisme


adaptif tubuh untuk menjaga asupan nutrisi kejanin. Resistensi
insulin kronik sudah terjadi sebelum kehamilan pada ibu-ibu
dengan obesitias. Kebanyakan wanita dengan DMG memiliki kedua
jenis resistensi insulin ini yaitu kronik dan fisiologi sehingga
resistensi insulin biasanya lebih berat dibandingkan kehamilan
normal. Kondisi ini akan membaik segara selesai nifas, dimana
konsentrasi HPL sudah kembali seperti awal.

2.4 Kebutuhan Ibu Dengan DMG di Masa Kehamilan


Kebutuhan bagi ibu yang diagnosis Diabetes Mellitus Gestasional yaitu :

a) Kebutuhan akan dukungan keluarga


Dukungan keluarga sangat diharapkan dan dibutuhkan bagi ibu
dengan diagnosis DMG terutama dukungan dari suami, dukungan
dapat berupa membantu ibu dalam menjaga atau mengingatkan
pola makan, dan mengkonsumsi obat atau vitamin yang diberikan.
Serta mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dengan
berolahraga. Suami dan atau keluarga dapat mendukung ibu
dengan cara menghantarkan ibu untuk datang ke fasilitas
kesehatan untuk melakukan pengobatan, tidak sampai disitu saja,
namun pihak keluarga ibu dan atau suami juga ikut serta dalam

10
konsultasi yang dilakukan dokter dengan ibu, hal tersebut bertujuan
agar suami dan atau pihak keluarga paham akan kondisi ibu dan
apa saja tindakan yang harus dilakukan.
b) Kebutuhan akan dukungan sosial

Kebutuhan sosial yang dibutuhkan ibu dengan diagnosis


DMG berasal dari suami, ada beberapa ibu hanya menceritakan
keluhan DMG dengan suami, namun ada juga yang menceritakan
keluhan DMG pada orang tua atau anggota keluarga yang lain, dan
atau dengan kerabat ibu.

Dukungan sosial yang diharapkan oleh ibu adalah dari


perkataan. Perkataan yang didengar oleh ibu adalah yang dapat
membuat ibu semangat untuk menjalani pengobatan, membuat ibu
merasa bahagia, tidak membuat ibu stress dan tersinggung.

c) Kebutuhan akan dukungan tenaga kesehatan

Sebagai tenaga kesehatan dokter atau bidan dalam


konsultasi bersama ibu senantiasa mengingatkan untuk menjaga
kesehatan dengan cara memberitahukan apa saja yang dapat dan
tidak dapat dikonsumsi selama proses pengobatan DMG. Bidan
atau dokter dapat memberikan rasa nyaman dan aman kepada ibu
agar ibu menjadi komunikatif dalam proses konsultasi, berikan
kesempatan bagi ibu untuk menceritakan keluhannya dan berikan
kesempatan ibu untuk bertanya.

d) Kebutuhan akan dukungan informasi

Ibu memperlukan informasi yang benar dalam menjalani


kehamilan dengan DMG, informasi ibu dapatkan dari dokter
kandungan, bidan, dan internet. Oleh karena itu bidan atau dokter
dapat memberikan informasi dengan baik dan mudah dimengerti
oleh ibu dan keluarga.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ibu hamil dengan diagnosa Diabetes Mellitus Gestasional di
Indonesia mencapai lebih dari 13 juta penderita. Risiko
mendapat DMG pada ibu hamil yang umurnya kurang dari 21 tahun
adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah 14%, umur ibu diantara 21 –
30 tahun adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang umurnya lebih
dari 30 tahun adalah 8 - 14%.

Komplikasi yang bakal dihadapi oleh ibu DMG sebanyak


1,7% dapat menyebabkan mortilitas perinatal, 4,3% melahirkan
anak secara cesarean, 7,3% melahirkan anak yang berat badan
lahirnya lebih dari 4,5kg dan 23,5 % bisa menimbulkan kasus
distosia bahu saat dilahirkan bayi. Selain itu, komplikasi-komplikasi
yang bisa terjadi kepada neonates yang ibunya mengalami DMG
adalah gangguan pada sistem saraf pusat (18,4%), penyakit
jantung congenital (21,0%), penyakit respiratori (7,9%), atresia
intestitum (2,6%), defek pada kandung kemih dan ginjal (11,8%),
atresia anal (2,6%), defisiensi anggota gerak atas (3,9%), defisiensi
anggota gerak bawah (6,6%), kelainan di spinal bagian atas dan
bawah (6,6%) dan disgenesis kaudal (5,3%) (Cho,2011).

Wanita dengan DMG mengalami perasaan syok, kesal,


penyangkalan, ketakutan dan rasa bersalah saat didiagnosis
serta hilangnya hidup yang normal dan kontrol diri (Parson et
al, 2014). Oleh karena itu dukungan keluarga, sosial, tenaga

12
kesehatan dan informasi merupakan kebutuhan bagi ibu dengan
Diabetes Mellitus Gestasional.

13
Daftar Pustaka

Kurniawan, Muhammad Bayu. 2020. Hubungan antara Diabetes Melitus


Gestasional dan Berat Badan Lahir dengan Kejadian Respiratory Distress
Syndrome (RDS) pada Neonatus di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Samarinda: BSR

Djamaluddin, Nurdiana dan Vera Mila Oktavia Mursalin. 2020. Gambaran


Diabetes Melitus Gestasional Pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. H. Aloei
Saboe Kota Gorontalo. Gorontalo: Jambura Nurisng Jurnal

Apriani, Arista dan Mufdlilah dan Menik Sri Dayanti. 2021. Studi Kualitatif :
Kebutuhan Ibu Hamil Dengan Diabetes Mellitus Gestasional Di Kabupaten
Karanganyar Jawa Tengah. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada

Julita, J. 2017. Latar Belakang Diabetes Mellitus Gestasional.


Scholar.unand

Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Mellitus tipe 2. Lampung

Alodokter. 2020. Mengenal Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2.


Alodokter

Homenta, Heriyannis. 2012. Diabetes Mellitus Tipe 1. Malang

Lolon, Yashinta Wulan. Makalah DM Pada Bumil. Academia.edu

Yuni, Sri. DM Gestasional. Academia.edu

iv

Anda mungkin juga menyukai