Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GIZI KURANG PADA BALITA


Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengampu : I Dewa Ayu Tri Wikrama Perdani, S.Keb

Oleh :
Kadek Yudiani A1121003
Laurdiana Ogilvie Mesia A1121005
Putu Cindy Bellania A1121010
Putu Kezia Yoana Putri A1121013
Roslin Tamu Ina A1121016
Maria Herlina Edas A1321019

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Anugrah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Gizi Kurang pada Balita dapat selesai
tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.

Makalah ini berisikan pembahasan mengenai gizi kurang atau secara khusus membahas
mengenai definisi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan penanganan gizi kurang serta
menu makanan untuk balita dengan gizi kurang. Kami sepenuhnya menyadari bahwa terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik dari penyampaian materi maupun
penulisan, Karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
melengkapi kekurangan dan kesalahan makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Gizi
dalam Kesehatan Reproduksi ibu I Dewa Ayu Tri Wikrama Perdani, S.Keb yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dan membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca serta
perkembangan dunia pendidikan.

Badung, 13 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN .......................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
2.1 DEFINISI GIZI KURANG PADA BALITA................................................................................. 6
2.2 PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA ............................................................................. 6
2.3 TANDA DAN GEJALA GIZI KURANG PADA BALITA .......................................................... 7
2.4 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN GIZI KURANG PADA BALITA ............................... 8
2.5 MENU MAKANAN GIZI KURANG PADA BALITA .............................................................. 10
BAB III................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................. 12
3.2 SARAN ........................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2017 terdapat 178 juta
anak didunia yang terlalu pendek berdasarkan usia dibandingkan dengan pertumbuhan
standar WHO. Prevalensi anak gizi kurang di seluruh dunia adalah 28,5% dan di seluruh
negara berkembang sebesar 31,2%. Prevalensi anak gizi kurang dibenua Asia sebesar
30,6% dan di Asia Tenggara sebesar 29,4%. Permasalahan gizi kurang di Indonesia
menurut laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF yaitu diperkirakan sebanyak 7,8 juta anak
mengalami gizi kurang, sehingga UNICEF memposisikan Indonesia masuk kedalam 5
besar negara dengan jumlah anak yang mengalami gizi kurang tinggi (WHO, 2017).

Anak yang tidak mendapatkan gizi cukup dan seimbang pada masa pertumbuhannya
akan mudah jatuh pada keadaan kurang energi protein (KEP), disebabkan oleh kurangnya
konsumsi pangan sumber enrgi yang mengandung zat gizi mikro (zat tenaga, zat
pembangun, lemak) atau ketidakseimbangan antara konsumsi karbohidrat dan protein
dengan kebutuhan energy. Balita usia 24 – 35 bulan merupakan kelompok usia balita yang
memiliki prevalensi gizi kurang paling tinggi sebesar 16,25% (Kementerian Kesehatan RI,
2018). Sementara berdasarkan Jurnal penelitian Pemantauan Status Gizi (PSG) dan
Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) Tahun 2017 Presentase balita gizi kurang dan buruk
(underweight) di Bali adalah 8.6%.

Risiko balita berat badan kurang akan meningkat 4,3 kali lebih tinggi pada keluarga dan
ibu yang memiliki pola asuh terkait pemberian makan yang kurang. Pola asuh orang tua
terkait pemberian makan berpengaruh terhadap kejadian balita gizi kurang dimana
perhatian orang tua terhadap kualitas makan anak mulai berkurang, anak mampu memilih
makanan yang diinginkan yang lebih banyak mengonsumsi makanan kecil atau selingan
serta meningkatnya aktifitas fisik anak (Fauziah et al., 2017).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka didapatkan rumusan masalah yaitu :
1. Apa definisi dari gizi kurang pada balita?
2. Apa saja penyebab terjadinya gizi kurang pada balita?
3. Apa saja tanda dan gejala dari gizi kurang pada balita?
4. Bagaimana pencegahan dan penanganan gizi kurang pada balita?
5. Apa saja menu makanan untuk balita dengan gizi kurang?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui definisi gizi kurang pada balita.
2. Mengetahui penyebab terjadinya gizi kurang pada balita.
3. Mengetahui tanda dan gejala gizi kurang pada balita.
4. Mengetahui pencegahan dan penanganan gizi kurang pada balita.
5. Mengetahui menu makanan untuk balita dengan gizi kurang.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI GIZI KURANG PADA BALITA


Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada tubuh tidak
terpenuhi dalam jangka waktu tertentu sehingga tubuh akan memecah cadangan makanan
yang berada di bawah lapisan lemak dan lapisan organ tubuh (Adiningsih, 2010). Gizi
kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama
(Sodikin, 2013). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor: 1995/ Menkes/ SK/
XII/ 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak yang terdapat pada
tabel 2.1 dikategorikan mengalami gizi kurang apabila berat badan menurut umurnya
berada direntang -3 SD sampai dengan <-2 SD.

2.2 PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA


Menurut United Nation Children’s Fund (Unicef), status gizi dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor langsung dan tidak langsung
A. Faktor langsung
1. Asupan Nutrisi
Asupan nutrisi harus memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh, konsumsi makanan harus beragam, bergizi dan berimbang. Namun,
seringkali anak cenderung kurang berminat terhadap makanan bergizi dan
bermasalah dalam pemberian makanan karena faktor kesulitan makan, anak
memilih-milih makanan dan lain sebagainya (Judarwanto, 2004) yang kemudian
dapat menimbulkan dampak negative bagi anak sendiri diantaranya adalah
kekurangan gizi, menurunnya daya intelegensi 11 dan menurunnya daya tahan
tubuh anak yang akan berdampak pula terhadap kesehatan anak, anak lebih mudah
terserang penyakit dan tumbuh kembang anak tidak berlangsung dengan optimal
(Santoso, 2004).

2. Infeksi
Infeksi suatu penyakit berkaitan erat dengan buruknya sanitasi lingkungan dan
tingginya kejadian penyakit menular. Infeksi penyakit terutama infeksi berat dapat
memperburuk status gizi karena memengaruhi asupan gizi sehingga kemungkinan
besar akan menyebabkan kehilangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Keadaan
patologis seperti diare, mual muntah, batuk pilek atau keadaan lainnya
mengakibatkan penurunan nafsu makan dan asupan makanan serta peningkatan
kehilangan cairan tubuh dan zat gizi. Berkurang atau hilangnya nafsu makan
mengakibatkan penurunan asupan nutrisi sehingga absorpsi zat gizi pun menurun
(Santoso, 2004).
B. Faktor Tidak Langsung
1. Tingkat Pengetahuan terhadap Makanan
Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga dan daya beli memadai,
tetapi karena kekurangan pengetahuan ini dapat menyebabkan keluarga tidak
menyediakan makanan beraneka ragam setiap harinya, terjadi ketidakseimbangan
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh (Marimbi, 2010).
2. Keadaan Ekonomi
Sebagian besar jumlah pendapatan penduduk Indonesia adalah golongan rendah
dan menengah, hal ini akan berdampak pada pemenuhan bahan makanan terutama
makanan bergizi. Oleh sebab keterbatasan ekonomi yang dialami, maka 12
masyarakat cenderung tidak mampu untuk membeli bahan pangan/ makanan yang
baik sehingga berdampak terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
cenderung menurun (Marimbi, 2010
3. Keadaan Lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai
jenis penyakit antara lain diare, kecacingan dan infeksi saluran cerna. Apabila anak
menderita infeksi saluran cerna maka penyerapan zat-zat gizi akan terganggu, hal
ini akan menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Kekurangan zat gizi dalam
tubuh akan menyebabkan mudah terserang penyakit sehingga pertumbuhan akan
terganggu (Supariasa, 2016).

2.3 TANDA DAN GEJALA GIZI KURANG PADA BALITA


Anak dengan status gizi kurang ditandai dengan tidak adanya kenaikan berat badan
setiap bulannya atau mengalami penurunan berat badan sebanyak dua kali selama enam
bulan (Depkes, 2005). Penurunan berat badan yang terjadi berkisar antara 20-30% dibawah
berat badan ideal. Gizi kurang dapat berkembang menjadi gizi buruk, yaitu keadaan kurang
gizi yang berlangsung lama sehingga pemecahan cadangan lemak berlangsung terus-
menerus dan dampaknya terhadap kesehatan anak akan menjadi semakin kompleks,
terlebih lagi status gizi yang buruk dapat menyebabkan kematian (Adiningsih, 2010)
Secara umum, tanda dan gejala yang dirasakan anak jika mengalami kekurangan gizi
adalah :
1. Berat badan dan tinggi badan anak di bawah rata-rata normal anak seumurannya.
2. Pertumbuhan anak terlambat.
3. Menurunnya nafsu makan.
4. Anak mudah lelah dan terlihat lesu.
5. Tidak fokus atau kurang perhatian dengan lingkungan.
6. Kulit dan rambut menjadi kering dan rontok.
7. Mata dan pipi tampak cekung.
8. Mudah sakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.
9. Luka tidak cepat sembuh.

2.4 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN GIZI KURANG PADA BALITA


Agar anak tidak mengalami kurang gizi maka orang tua harus berusaha keras untuk
memenuhi nutrisi yang seimbang. Masa pertumbuhan anak sangat bergantung kepada apa
yang ia makan. Beberapa upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah gizi
kurang pada anak yaitu :

• Memberikan buah dan sayur dalam setiap menu makanan.


• Memberikan makanan yang mempunyai sumber kabohidrat, seperti kentang, roti,
nasi dan sereal.
• Memberikan makanan yang mempunyai sumber protein, seperti daging, telur, ikan
dan kacang-kacangan.
• Memberikan asupan vitamin dari susu dan produk turunannya.
• Olahraga dengan teratur.
Dalam menangani anak yang kekurangan gizi maka dapat disesuaikan dengan tingkat
keparahannya. Jika anak masih dalam tahap kekurangan gizi yang ringan maka dapat
ditangani dengan :
1. Periksakan anak kepada dokter
Dokter akan melakukan analisis terhadap kondisi anak dan memberikan rekomendasi
yang tepat agar anak kembali pulih dan tidak mengalami gangguan
perkembangan.Dokter atau ahli gizi akan melakukan pemeriksaan secara mendalam
pada anak, seperti:
- Mengukur indeks massa tubuh (BMI) anak
- Melakukan pemeriksaan penyebab anak mengalami kurang gizi
- Melakukan tes darah
- Melakukan tes berdasarkan riwayat medis anak
2. Menerapkan pola makan yang baik pada anak
Penanganan anak yang mengalami kekurangan gizi haruslah dengan perhatian khusus
mengingat tumbuh kembang anak yang terganggu.Memberikan banyak makanan yang
mengandung cukup tinggi kalori, serat, mineral, protein dan vitamin dapat membantu
anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya.Selain itu mengatur pola makan yang
baik seperti memperbanyak memberikan asupan makanan juga sangat bagus untuk
mengembalikan kondisi anak.
3. Mendampingi perkembangan sang anak
Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter dan telah juga memberikan pola makan yang
baik untuk anak maka proses terakhir adalah selalu memantau perkembangan atau
mendampingi tumbuh kembang sang anak secara intensif.
2.5 MENU MAKANAN GIZI KURANG PADA BALITA
1. Sarapan
Cah Brokoli Sosis (Usia > 1 tahun (untuk 2 porsi))
Energi : 157,3 kkal
Protein : 6,9 gr
Lemak : 8,1 gr
Karbohidrat : 16,5 gr
Bahan-bahan
1. 100 gr brokoli, potong-potong
2. 100 gr wortel, potong-potong
3. 4 bh sosis sapi, iris
4. 1 bh bawang bombay, iris
5. 4 siung bawang putih, iris
6. ½ sdt garam
7. ½ sdt gula
8. Air secukupnya
9. Margarin secukupnya
Cara membuat
1. Panaskan margarin dan tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum.
2. Tambahkan air tunggu hingga mendidih kemudian tambahkan garam dan gula.
3. Masukkan sosis dan wortel tunggu sampai wortel empuk
4. Masukkan brokoli aduk sampai matang. Sajikan

2. Makan Siang
Nugget Ikan Tahu (Usia > 1 tahun (untuk ± 6 buah))
Energi : 120,1 kkal
Protein : 10,2 gr
Lemak : 6,2 gr
Karbohidrat : 6 gr
Bahan utama
1. 200 gr daging ikan kakap cincang
2. 100 gr tahu putih (hancurkan dgn garpu)
3. 1 bh telur
4. 50 gr wortel parut
5. 50 gr bawang bombay cincang
6. 3 bh bawang putih cincang
7. 2 bh bawang merah cincang
8. 2 sdm terigu
9. 2 sdm tepung roti
10. 1 sdt minyak wijen
11. Garam dan kaldu secukupnya
Bahan Pelapis
1. 1 bh telur kocok+air secukupnya+terigu (aduk rata kental)
2. Tepung panir secukupnya
Cara membuat
1. Campur semua bahan utama menjadi satu sampai merata.
2. Bentuk adonan menjadi kotak pipih.
3. Kukus selama 15 – 20 menit. Setelah matang dinginkan.
4. Setelah agak dingin, potong nugget sesuai selera.
5. Celupkan ke dalam bahan pelapis (telur+air+terigu) kemudian lumuri dengan
tepung panir.
6. Simpan di kulkas kurang lebih 30 menit.
7. Goreng nugget hingga matang

3. Makan Malam
Dadar Makaroni Sayur (Usia > 1 tahun (untuk 9 porsi))
Energi : 120,1 kkal
Protein : 8,2 gr
Lemak : 7,9 gr
Karbohidrat : 3,3 gr
Bahan-bahan
1. 6 btr telur ayam
2. 100 gr daging ayam giling
3. 25 gr makaroni (rebus dahulu)
4. 50 gr jamur kancing (iris halus)
5. 25 gr kacang polong
6. 25 gr wortel (parut)
7. 50 gr brokoli (rebus, cincang)
8. 50 gr keju cheddar parut
9. 3 sdm mentega
10. Garam secukupnya
Cara membuat
1. Kocok lepas telur dan garam.
2. Tambahkan makaroni, daging ayam giling, jamur, wortel, brokoli, dan keju parut
3. Aduk hingga rata.
4. Panaskan mentega dan tuang campuran telur.
5. Bolak-balik telur hingga matang. Sajikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada tubuh tidak
terpenuhi dalam jangka waktu tertentu sehingga tubuh akan memecah cadangan makanan
yang berada di bawah lapisan lemak dan lapisan organ tubuh.

Anak yang tidak mendapatkan gizi cukup dan seimbang pada masa pertumbuhannya
akan mudah jatuh pada keadaan kurang energi protein (KEP), disebabkan oleh kurangnya
konsumsi pangan sumber enrgi yang mengandung zat gizi mikro (zat tenaga, zat
pembangun, lemak) atau ketidakseimbangan antara konsumsi karbohidrat dan protein
dengan kebutuhan energi.

Anak dengan status gizi kurang ditandai dengan tidak adanya kenaikan berat badan
setiap bulannya atau mengalami penurunan berat badan sebanyak dua kali selama enam
bulan (Depkes, 2005). Penurunan berat badan yang terjadi berkisar antara 20-30% dibawah
berat badan ideal.

Agar anak tidak mengalami kurang gizi maka orang tua harus berusaha keras untuk
memenuhi nutrisi yang seimbang. Masa pertumbuhan anak sangat bergantung kepada
apa yang ia makan.

3.2 SARAN
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang berjudul
Gizi kurang pada balita untuk menambah pemahaman dan wawasan dan tentunya penulis
masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan selain itu juga diharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa ingin
tahu dari kegiatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Diakses pada 13 April 2023 pukul 19.00
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2019.
Journal of Chemical Information and Modeling, 1–310. 46
https://www.diskes.baliprov.go.id/download/profil-kesehatan-2019/f Diakses 14 April 2023
Pukul 11.10
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2017). Laporan Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)
dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PSG) Provinsi Bali tahun 2017. http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/6698/1/17_Jurnal%20Penelitian%20PSG_PKG_Bali_17.pdf Diakses 14 April
2023 pukul 12.00
Kemenkes RI. (2018). Riset kesehatan dasar, Indonesia. Diakses pada 14 April 2023
Pukul 14.00
Pertiwi Dewi, dkk. (2017) Buku Menu Makanan Sehat untuk Balita PDF. Diakses 15
April 2023 Pukul -9.45
Setyaningsih, A., & Ma’rifah, B. (2023). PENYULUHAN PENTINGNYA
KERAGAMAN PANGAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN BALITA GIZI KURANG
DI WILAYAH POSYANDU CEMPAKA, DESA SEKOLATON, KECAMATAN
GONDANGREJO. Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 4(1), 100-108. Diakses pada 14 April 2023
pukul 10.05

Anda mungkin juga menyukai