PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter,
perawat, bidan maupun masyarakat pada umunya.Kehamilan kembar
memberiakan dampak meningkatnya morbiditas dan mortalitas, karena itu
mempertimbangkan kehamilan kembar sebagai kehamilan dengan
komplikasi bukanlah hal yang berlebihan. Berbagai komplikasi lebih
sering ditemukan pada kehamilan kembar baik terhadap ibu maupun janin
yang berada dalam kandungan (Cunningham, 1995).
Frekwensi kehamilan kembar menurut Greulich dikutip Sarwono
(1997) menyatakan ferkwensi kehamilan kembar pada 121 juta persalinan
adalah Gemelly 1:85 triplet, kuadriplet 1:160743, dan quintiplet
1:41.600.000. Berbagi faktor predisposisi terjadinya kehamilan kembar
antara lain ras, heriditer, umur, dan paritas ibu ( Sarwono 1997 ).
Penanganan dalam kehamilan merupakan hal yang sangat penting
untuk kepentingan ibu dan janin yang dikandungnya. Upaya pencegahan
terjadinya preeklansi dan eklansi, partus, prematurus dan anemi
merupakan prioritas tindakan baik tim medis maupun perawatan.
Peran perawat selama memberikan asuhan keperawatan pada
kliendengan kehamilan kembar adalah (1) Melaksanakan pengkajian
secara sistematis dan komprehensif (2) Merumuskan diagnosa
keperawatan (3) Merencanakan tindakan keperwatan berdasarkan
prioritas/tingkat kegawatan (4) Melaksanakan tindakan keperwatan baik
secara independent, interdependent, maupun dependent dan (5)
Melaksanankan evaluasi terhadap permasalahan yang dihadapi klien.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dan bagaimana dengan Definisi, etiologi, patofisiologi, tanda
dan gejala, dan penatalaksanaan dari ibu hamil dengan Kehamilan
Kembar?
2. Asuhan keperawatan apa saja yang harus dilakukan pada ibu hamil
dengan Kehamilan Kembar?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa saja dan bagaimana dengan Definisi, etiologi,
patofisiologi, tanda dan gejala, dan penatalaksanaan dari ibu hamil
dengan Kehamilan Kembar.
2. Mengetahui Asuhan keperawatan apa saja yang harus dilakukan pada
ibu hamil dengan Kehamilan Kembar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kehamilan multipel ( multiple pregnancy ) adalah suatu kehamilan dengan
dua janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar ( twin
pregnancy). Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter,
perawat, bidan maupun masyarakat pada umumnya
Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan
dukungan, baik itu secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar
memang beresiko terhadap persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan
tunggal. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko
yang akan ditanggung ibu. Namun, dengan segala risiko tersebut yang penting,
rajin berkonsultasi ke dokter dan ikuti semua saran kesehatan bagi kehamilan dan
persalinan kembar untuk mencegah segala kemungkinan
Wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian
khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
2. Etiologi
Bangsa, herediter, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari dua telur. Juga obat klomid dan hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut dan mungkin faktor lain
dan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya dua atau lebih folikel de graf
atau terbentuknya dua ovum atau lebih dalam satu folikel.
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-
telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari stau dan jika semua embrio yang
kemudian dimasukkan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari
satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, herediter, umur dan
paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu.
Diperkirakan disini sebabnya adalah faktor penghambat pada masa pertumbuhan
dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
3
blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion
dan 2 plasenta seperti kehamilan kembar dizigot. Bila faktor penghambat terjadi
setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 2 amnion sebelum primitive streak tampak, maka kan terjadi
kehamilan kembar denagan satu amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka
akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk.
4
1) Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah
pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan
terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan
terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal
yang menyatu.
2) Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua
embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah,
dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan
kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
3) Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion
telah terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio
dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar
monoamnionik, monochorionik.
4) Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah
lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap
dan terbentuk kembar yang menyatu.
5
c. Superfekundasi
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi
yang sama pada dua koitus yang dilakukan dengan jarak waktu pendek.
Kehamilan kembar ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar dizigotik
d. Superfetasi
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia
belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda.
4. Patofisiologi
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati
batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar
dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-
rata kehamilan kembar 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram.
Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput
ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan
dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion
dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering
dizigotik.1,2 Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin
berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan
setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang dimiliki
bersama dapat.
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada
kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering
mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan
kehamilankehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah
500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan
persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding
dengan persalinan dari janin tunggal.
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal,
yang menimbulkan anemia fisiologis yang lebih nyata. Kadar haemoglobin.
6
kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu ke depan.
Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac output
meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan
stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak
meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan
isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus
dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah
cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta
pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian
diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi
keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.
Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal
maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya
sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output
maternal dengan segera kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus
hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan
perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan Berbagai
macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-
komplikasi maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada
kehamilan kembar
7
Dapat terjadi janin yang satu meninggal dan janin yang lain tumbuh sampai cukup
bulan.
Janin yang mati bisa diresorbsi ( Kalau pada kehamilan muda ), atau pada
kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau
kompresus.
5. Pada kehamilan kembar monozogotik :
Pembuluh darah janin yang satu beranastomis dengan janin yang lainnya, karena
itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari pendarahan.
Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum, seperti akardiakus dan kelainan lainnya.
Dapat terjadi sindroma transfuse fetal : pada janin yang mendapat darah lebih
banyak terjadi hidramnion,polisitemia,oedema, dan pertumbuhan yang baik.
Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidrami, dan
mikrokardia, karena kurang mendapat darah.
8
7. Diagnosis Kehamilan Kembar
Sedikit kehamilan kembar (kehamilan multipel) terdiagnosis pada
pertengahan pertama kehamilan kecuali dengan scanning ultrasound. Meluasnya
penggunaan pencitraan ultrasonografik telah sangat mengurangi insidensi tidak
terdeteksinya kehamilan kembar sebelum persalinan. Dengan pemeriksaan
ultrasonografi yang cermat, kantung gestasional yang terpisah pada kehamilan
kembar dapat diidentifikasi sangat dini.
Riwayat kembar, usia maternal lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu besar
pada keluarga dari pihak ibu serta riwayat pernah hamil kembar merupakan
petunjuk yang lemah, tetapi riwayat baru mendapat klomifen atau gonadotropin
atau kehamilan yang diperoleh dari teknologi reproduksi dengan bantuan
merupakan petunjuk yang kuat.
Pemeriksaan klinis disertai pengukuran akurat tinggi fundus merupakan
hal yang penting. Selama trimester kedua, ukuran uterus lebih besar daripada yang
diperkirakan untuk usia gestasi yang dihitung berdasarkan data haid.
Pada pertengahan kedua, kehamilan multipel dapat diduga jika:
a. Lingkar abdomen dan ukuran uterus lebih besar dibandingkan dengan usia
kehamilan.
b. Palpasi menunjukkan kelebihan bagian janin, dan dapat dideteksi dua
bagian kepala janin. Namun secara umum, janin kembar sulit didiagnosis
dengan palpasi bagian-bagian tubuh janin sebelum trimester ketiga.
Bahkan pada tahap lanjut kehamilan, mungkin sangat sulit
mengidentifikasi kembar dengan palpasi transabdominal, terutama apabila
salah satu kembar, terletak di atas kembar lainnya, apabila ibu gemuk, atau
apabila terdapat hidramnion.
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
kehamilan kembar adalah:
a. Bunyi Jantung Janin
Menjelang akhir trimester pertama, kerja jantung janin dapat dideteksi
dengan peralatan ultrasonik Doppler. Beberapa waktu sesudahnya kita dapat
mengidentifikasi dua jantung janin apabila frekuensi keduanya jelas berbeda satu
sama lain serta dengan frekuensi denyut jantung ibu. Dengan menggunakan
9
stetoskop janin aural biasa, bunyi jantung janin pada kembar dapat diidentifikasi
melalui pemeriksaan yang cermat pada usia kehamilan 18-20 minggu.
b. Pemeriksaan Radiologis
Radiograf abdomen ibu sebagai upaya membuktikan adanya janin multipel
dapat membantu pada keadaan-keadaan tertentu yang jarang, biasanya apabila
terdapat gestasi multipel ordo tinggi dan belum jelas berapa banyak janin yang
ada. Akan tetapi pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk
mendiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran
c. Pemeriksaan Biokimiawi
Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin, secara rata-rata
lebih tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan tunggal. Kembar sering
terdiagnosis sewaktu dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein serum ibu,
walaupun pemeriksaan ini saja tidak bersifat diagnostik.
b. Terhadap Janin
Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet,
yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi
prematureakantinggi. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta,
maka angka kematian bayikeduatinggi. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang
juga akan mempertinggi angka kematian janin.
10
9. Penatalaksanaan Kehamilan Kembar
a. Perawatan Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakan
pemeriksaan ulang harus lebih sering ( 1x seminggu pada kehamilan > 32
minggu )
b. Perbanyak istirahat dengan sering berbaring, sehingga aliran darah ke
plasenta meningkat dan pertumbuhan janin menjadi lebih pesat.
c. Perbanyak makanan mengandung protein, dan makan lebih sering, namun
dengan porsi lebih sedikit. Karena kebutuhan zat besi pada ibu hamil kembar
lebih besar untuk mencukupi kebutuhan 2 janin dan agar pengeceran volume
darah ibu lebih meningkat. Karenanya, ibu perlu sering melakukan
pemeriksaan kadar Hb dan mengetahui jenis golongan darah serta rhesus ibu
untuk persiapan tranfusi jika diperlukan.
d. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang portus prematurus.
e. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan.
f. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
g. Pematangan paru janin bila ada tanda tanda portus prematurus yang
mengancam dengan pemberian bethametason 24 mg/hari.
h. BATAS waktu kelahiran anak kedua antara 5 - 15 menit sesudah anak
pertama. Jika terlalu cepat, trauma persalinan pada anak kedua lebih besar (
setelah ikut stress pada waktu anak pertama lahir, harus mengalami stress lagi
pada persalinannya sendiri ). Jika terlalu lama, dapat terjadi hipoksia.
i. Minum secara teratur suplemen penambah darah yang diberikan oleh dokter
untuk mencegah anemia dan sekaligus sebagai nutrisi untuk kedua janin.
11
minggu pemeriksaan dilakukan tiap minggu. Istirahat baring dianjurkan lebih
banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah keplasenta meningkat agar
pertumbuhan janin baik.Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam
lemak esential harus cukup oleh karena kebutuhan yang meningkat pada
kehamilan kembar. Kebutuhan kalori harus ditingkatkan sebesar 300 kalori
perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi perhari, dan 1 mg asam folat
diberikan untuk menambah zat gizi lain yang telah diberikan. Pemeriksaan
ultrasonografi dilakukan untuk mengetahui adanya diskordansi pada kedua janin
pengukuran lingkar perut merupakan indikator yang sensitif dalam menentukan
diskordansi.Pada kehamilan kembar terjadi peningkatan risiko persalinan preterm,
sehingga dilakukan pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru
berupa betamethsone 12 mg/hari , untuk 2 hari saja. Bila tak ada betamethasone
dapat diberikan dexamethasone serta pemberian tokolitik.
12
Kelahiran anak kedua lebuh dari 30 menit dapat mnimbulkan insufisiensi
uteroplasenta, karena berkurangnya volume uterus dan juga dapa terjadi solutio
plasenta sebelum anak kedua diulahirkan.
Seksio sesaria pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin
pertama dalam letak lintang, prolapsus funikuli, plasenta previa, dll.
13
BAB III
CONTOH KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Umur : 30 Tahun
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMEA
Pekerjaan : Swasta
DS :
DO :
TD : 150/90 mmhg
N : 100/ i
14
DS :
Do :
BB : 70 kg
TB : 150 cm
Td 150/ 90 mmhg
N : 100/i
B. ANALISA DATA
15