Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari
sistem yang ada dalam tubuh. Seperti halnya pada proses penyerapan insulin yang terjadi
dalam tubuh wanita hamil memiliki gangguan. Pada kehamilan trimester pertama kadar
glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi
glukosa dari ibu ke janin, dan hal inilah yang disebut dengan Diabetes Mellitus
Gestasional (DMG) yang didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai
tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu
mendapatinsulin atau tidak, selain itu penyakit diabetes mellitus perinatal juga bisa
dialami oleh seorang wanita berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal (di
sekitar waktu melahirkan), dan ibu memiliki risiko untuk dapat menderita penyakit
diabetes mellitusyang lebih besar dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.
Diabetes MellitusGestasional ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya
hipoglikemia,ikterus, polisitemia, danmakrosomia. Hal initerjadi karena bayi dari ibu
DMG mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan
makrosomia.
World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO
memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan
WHO, International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009 memprediksi kenaikan
jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada
tahun 2030. Total penderita diabetes melitus Indonesia menurut Depkes RI tahun 2008
mencapai 8.246.000 jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 21.257.000 jiwa
penderita pada tahun 2030. Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes melitus
adalah DM tipe 2. Depkes RImenyatakan jumlah pasien DM rawat inap maupun rawat
jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4%
diantara penderita DM tersebutadalah ibu hamil yang menderita DMG. Diperkirakan
kejadian diabetes mellitus dalamkemahilan 0,7% .
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan
diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila
kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100
mg% berarti bukan DM dan bilanilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test
tantangan glukosayaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glukosa darah
diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140
mg% makadilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM
terjadi 2% dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan,
tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa , 25%
kemungkinan akan berkembang menjadi DM.
Diabetes Mellitus Gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani
dengan professional, karena dapatmempengaruhi kehidupanjanin/ bayi dimasa yangakan
datang, juga saat persalinan. Sebagai perawat, kita harus mengetahui tugas yang
harus dilakukan dengan tepat dan efektif dalam perawatan pasien dengan diabetes
melitusgestational. Perawatan yang tepat dan efektif dapat dilakukan dengan
mengetahui diabetes melitus gestational secara utuh sehingga asuhan keperawatan dapat
dilaksanakan sesuai kriteria yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi dari Diabetes Mellitus Gestasional?
1.2.2 Bagaimana etiologi dan faktor risiko dari penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi penyakit Diabetes Mellitus Gestasional?
1.2.4 Apakah manifestasi klinis penyakit Diabetes Mellitus Gestasional?
1.2.5 Apa saja pemeriksaan diagostik dari penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional?
1.2.6 Bagaimana penatalaksaan penyakit Diabetes Mellitus Gestasional?
1.2.7 Apa saja komplikasi dari penyakit Diabetes Mellitus Gestasional?
1.2.8 Bagaimana Penyimpangan KDM (Pathway) Diabetes Mellitus Gestasional?
1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit Diabetes
Mellitus Gestasional?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai konsep penyakit dan bagaimana
cara asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien ibu hamil
dengan penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengertian Diabetes Mellitus Gestasional.
2. Mengidentifikasi etiologi dan faktor resiko penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
3. Menguraikan patofisiologi dari penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
4. Mengidentifikasi manifestasi klinis penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
5. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
6. Mengetahui bagaiamana penatalaksanaan penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
7. Mengidentifikasi komplikasi yang terjadi pada penyakit Diabetes
Mellitus Gestasional.
8. Mengetahui Penyimpangan KDM (Pathway) Diabetes Mellitus
Gestasional?
9. Mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ibu
hamil dengan penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
1.4 Manfaat
Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa mengenai konsep
tentang penyakit diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil serta mengetahui asuhan
keperawatan yang harus diterapkan pada klien dengan diabetes mellitus gestasional pada
ibu hamil secara komprehensif .
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang


dipicu oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan (Mitayani,2009).
Diabetes ini muncul pada minggu ke-24 (bulan keenam). Istilah itu juga diberikan
pada diabetes yang untuk pertama kalinya timbul pada waktu hamil. Diabetes
gestasional biasanya menghilang tetapi mucul kembali, keadaan tersebut bisa disebut
diabetes mellitus tipe 2 atau tetap disebut diabetes gestasional.

Menurut Cunningham (2007) diabetes mellitus gestasional (DMG)


didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa atau karbohidrat ringan (toleransi
glukosa terganggu) maupun berat sehingga penderita tidak bisa secara otomatis
mengendalikan kadar glukosa dalam darahnya yang terjadi atau diketahui pertama
kali pada saat kehamilan berlangsung biasanya disebut dengan DM tipe 2.

Diabetes yang dialami oleh seorang ibu yang pernah menderita DM


sebelum hamil dan ibu mengalami DM pada saat hamil disebut dengan diabetes
mellitus gestasional (Michael J, 2008).

2.2 Etiologi

Penyakit diabetes mellitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan


karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membran sel. Dalam kehamilan terjadi perubahan
metabolisme endokrin dan karbohidrat untuk makanan janin dan persiapan untuk
menyusui. Jika tidak mampu meningkatkan produksi insulin maka mengakibatkan
hiperglikemia atau DM kehamilan (DM yang timbul dalam kehamilan).
Adapun etiologi DMG menurut Masjoer (2006), berdasarkan tipe DM
antara lain adalah:

1. Faktor genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita
diabetes melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit
walaupun resikonya sangat kecil.
2. Faktor autoimun
Adanya respons autoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terrah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu suatu
autoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen.
3. Kerusakan/ kelainan pankreas sehingga kekurangan produksi insulin
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan resiko terkena diabetes diabetes mellitus.
4. Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab taupun akibat. Sebagai penyebab,
obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada
gilirannya akan kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang
prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan
insulin sebagai terapi DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan
yang berlebihan pula.
5. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta pada pankreas.
Adapun yang menjadi faktor resiko dari terjadinya Diabetes Mellitus
Gestasional yaitu:
1) Usia tua saat hamil
2) Kelebihan berat badan/ obesitas
3) Riwayat DM pada keluarga (ayah dan ibu)
4) Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5) Ada sejarah pernah melahirkan anak besar >4000 gram
6) Keguguran kehamilan abortus
7) Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH,kortisol, dan
epineprin
8) Adanya glukosuria

2.3 Patofisiologi
Metabolisme karbohidrat selama kehamilan akan meningkat karena
insulin yang berlebih masih banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan
kehamilan. Progesteron dan HPL menyebabkan jaringan ibu resisten terhadap insulin
sehingga menghasilkan enzim insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, yang
berfungsi mempercepat sekresi insulin. Jika pankreas tidak dapat memproduksi
insulin secara adekuat, maka akan timbul suatu keadaan yang hiperglikemia,
sehingga dapat menimbulkan kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa
haus (polidipsi), mengsekresi cairan (poliuri), dan mudah lapar (polifagia). Apabila
kadar gula darah tidak terkendali, maka terjadi keadaan peningkatan kadar gula darah
ibu hamil (hiperglikemia) yang dapat menimbulkan risiko DM pada ibu dan juga
janin yang dikandungnya. (Mitayani,2009)
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi
suatu keadaan dimana jumlah/ fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi
perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi
sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin
tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia
sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik seperti hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia dan sebagainya.
2.4 Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami
penyakit Diabetes Mellitus Gestasional (DGM), yaitu:
1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis
yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh
banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi
walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada
sampai pada pembuluh darah.
2. Penurunan berat badan
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa,
maka tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu
lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya
akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di
jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan
tetap kurus.
Menurut Mitayani (2009), manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa:
polidipsi, poliuri, polifagia, penurunan berat badan, lemah, ketoasidosis,
hiperglikemia, glukosuria, pruritus vulva, ketonemia, Gula darah acak > 200 mg/dl,
Gula darah puasa > 126 mg/dl, katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan
otot (neuropati perifer), dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan
lazim.
2.5 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Mitayani (2009), dasar diagnosis kehamilan pada diabetes mellitus


adalah:
1. Uji Tantangan Glukosa (Glucose Challenge Test, GCT).
1) Waktu
GCT seringkali dilakukan sebagai uji tapis rutin untuk DMG pada semua
kehamilan minggu ke-24 sampai ke-28. GCT harus dilakukan lebih dini jika
terdapat gejala. Beberapa sumber menganjurkan untuk dilakukan uji tapis pada
kunjungan prenatal pertama jika terdapat faktor resiko. Ulangi pada minggu
ke-24 sampai ke-28 jika hasil uji sebelumnya negatif.
2) Prosedur
Kadar glukosa darah dilakukan 1 jam setelah diberikan beban glukosa oral
50g.
3) Interpretasi
Abnormal jika kadarnya 140 mg/dl atau lebih. Meskipun kadar di bawah
140 mg/dl memiliki nilai prediktif negatif yang tinggi, tetapi ada beberapa yang
hasilnya positif palsu. Uji toleransi glukosa 3 jam puasa harus dilakukan jika
GCT >130 mg/dl.

2. Uji Toleransi Glukosa (Glucose Tolerance Test, GTT)


1) Waktu
Sebagai tindak lanjut untuk hasil GCT abnormal.
2) Prosedur
Pasien harus makan makanan mengandung sedikitnya 150 g karbohidrat
selama 2 hari. Pasien memiliki kadar glukosa serum yang diperoleh setelah
berpuasa semalaman dan kemudian makan 100 g larutan glukosa. Kadar
glukosa serum kemudian diperiksa pada jam pertama, kedua, dan ketiga.
3) Interpretasi
Jika dua pembacaan atau lebih abnormal, pasien memerlukan pengajaran
tentang diabetes. Jika glukosa darah tidak dapat dikendalikan dengan diet,
pasien perlu diresepkan insulin.
Batas Atas Kadar Glukosa Serum Normal (mg/dl) dengan GTT 3 jam

Puasa 1 jam 2 jam 3 jam


105 190 165 145

3. Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada
waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
4. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena,
serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5%
lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi.
5. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180%
maka sekresi dalam urin akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai
ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai
GOD/glukooksidase.
6. Benda keton dalam urin: bahan urin segar karena asam asetoasetat cepat
didekarboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-
hidroksibutirat tidak terdeteksi.
7. Pemeriksan faal ginjal (ureum, kreatinin) dan faal hepar.
8. Tes lemak darah: (kolesterol, HDL, LDL, trigleserida).
9. Tes antibodi anti sel insulin langerhaens (ishlet cell antibody).
10.Pemeriksaan alfa feto protein untuk mencari kemungkinan kelainan kongenital
atau neurologis.
11.USG untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia
12.Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik (HbA1c lebih
besar dari 6% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin berisiko anomali
kongenital)
13. Pemeriksaan gula darah di atas 140 mg/lt.
Hasil glukosa toleransi tes abnormal:
1) Puasa kurang dari 90.
2) Jam 1 kurang dari 165
3) Jam 2 kurang dari 145
4) Jam 3 kurang dari 125

Fourth International Workshop-Conference on Gestational Diabetes:


Merekomendasikan skrining untuk mendeteksi Diabetes Gestasional :
1. Risiko Rendah:
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila:
a. Angka kejadian diabetes gestational pada daerah tersebut rendah.
b. Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat.
c. Usia < 25 tahun.
d. Berat badan normal sebelum hamil.
e. Tidak memiliki riwayat metabolisme glukosa terganggu.
f. Tidak ada riwayat obstetrik terganggu sebelumnya.
2. Risiko Sedang:
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24-28 minggu terutama pada
wanita dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
3. Risiko Tinggi:
Wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami
glukosuria (air seni mengandung glukosa).
Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak
terdiagnosis maka pemeriksaan gula darah diulang pada minggu 24-28 kehamilan
atau kapanpun ketika pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan
hiperglikemia (kadar gula di dalam darah berlebihan).

2.6 Penatalaksanaan
Menurut Kenneth J. Leveno (2009) ada beberapa penatalaksanaan yang
dapat diberikan kepada pasien ibu hamil dengan diabetes mellitus gestasional,
diantaranya yaitu:
1. Terapi diet
Pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan
pengendalian berat badan ibu. Penanganan DMG yang terutama adalah diet,
dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk
dipertimbangkan kalori yang lebih sedikit untuk mempertahankan berat badan ideal.
Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
a. Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
b. Kalori kegiatan jasmani 10-30%
c. Kalori untuk kehamilan 300 kalori
d. Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB

Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum
mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105
mg/dl dan 2 jam pp masih dibawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera
dimulai.

2. Terapi insulin
Menurut Prawirohardjo (2010), yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap
insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah
dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMG, pemberian
insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek
dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat
hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang
tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.
3. Latihan fisik/Olahraga
Latihan fisik dianjurkan untuk pasien diabetes bukan hanya untuk
menurunkan berat badan, namun untuk menjaga metabolisme glukosa dalam tubuh.
Oleh karena itu latihan fisik juga berguna untuk mencegah diabetes. Contoh latihan
fisik yang dianjurkan adalah jalan santai, bersepeda santai dan yoga. Kecuali
kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki
sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga
dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan
yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.

2.7 Komplikasi

Diabetes mellitus gestasional akan meningkatkan risiko ibu untuk


mengalami tekanan darah yang tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan
meningkatkan risiko ibu untuk terkena preeklamsia dan eklamsia, yaitu dua jenis
komplikasi serius dari kehamilan yang menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala
lain, yang dapat membahayakan ibu maupun janin.
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada ibu, yaitu :
1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada bayi, yaitu:
1. Abortus
2. Kelainan kongenital seperti sacral agenesis, neural tube defect
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. Hipokalsemia
7. Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
2.8 Penyimpangan KDM (Pathway)
Faktor Predisposisi:
Insufisiensi / retensi urine 1. umur >30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa
tubuh 30 kg/m2
Sel beta rusak / terganggu 3. Riwayat DM pada keluarga
(ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM
Mengganggu produksi insulin gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar
Glukogen > 4.000 gram
6. Adanya glukosuria

Ketabolisme protein
Glukosuri Lipoitis

BUN Asam Amino Deuretik Asam lemak


somatik bebas
Asam Laktat
Poliuri kotopuria
Glukoneogenesis < Volume
cairan & Dehidrasi Rasa haus Lipoitis
elektrolit
Hiperglikemia
polidipsi
Ketoasidosis

Hilang protein tubuh hiperosmolaritas


Asidosis
Metabolik
koma
Gangguan Mengganggu
pertumbuhan uteri pembentukan dan Mengancam
Kalori keuar nyawa Ibu &
aktivitas sel-sel darah
janin
Resiko tinggi terhadap Rasa Lapar
trauma, pertukaran gas Profil darah
pada janin Ansietas
Abnormal / anemia Polifagi

Resiko tinggi
cedera maternal Kurang Nutrisi <
pengetahuan kebutuhan tubuh
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi,poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas, bayi low
gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas, anomali
congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama
kehamilan.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstremitas menurun atau lambat pada
diabetes yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai
- Peningkatan tekanan darah
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan cairan
- Polidipsi
- Poliuri
- Mual dan muntah
- Obesitas
- Nyeri tekan abdomen
- Hipoglikemi
- Glukosuria
- Ketonuria
d. Keamanan
- Kulit : sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering
- Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap perkemihan atau
vagina.
e. Mata
- Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
- Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi (LGA),Hidramnion,anomaly
congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna makanan.
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan
3. Ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau mengancam pada status kesehatan
maternal atau janin.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
5. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan
intra uterin.
6. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol
diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon
umum.
C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1 Ketidakseimbangan Setelah diberikan - Timbang BB klien - Penambahan BB
Nutrisi kurang dari asuhan setiapkunjungan adalah kunci
kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x prenatal penunjuk untuk
berhubungan dengan 24 jam diharapkan - Kaji masukkan memutuskan
ketidak mampuan kebutuhan nutrisi kalori dan pola penyesuaian kalori
mencerna makanan. terpenuhi dengan KH: makan dalam 24 jam - Membantu dalam
- Tinjau ulang/ mengevaluasi
- Meningkatkan 24-
berikan informasi pemahaman klien
30 Ib pada masa
mengenai perubahan tentang mentaati
prenatal atau yang
yang diperlukan aturan diet
tepat untuk berat
pada - Kebutuhan
badan sebelum
penatalaksanaan metabolisme dan
hamil
diabetic janin/ maternal
- Mempertahankan
- Tinjau ulang membutuhkan
gkulosa darah
pentingnya makan perubahan besar
puasa (FBS) antara
dan kudapan yang selama gestasi,
60-100 mg/dl, dan
teratur bila memerlukan
1 jam postprandial
menggunakan pemantauan ketat dan
tidak lebih dari 140
insulin adaptasi
mg/dl
- Perhatikan adanya - Makan sedikit dan
- Mengungkapkan
mual dan muntah, sering menghindari
pemahaman
khususnya pada hiperglikemia
tentang aturan
trimester pertama postprandial dan
tindakan individu
- Kaji pemahaman ketosis puasa/
dan kebutuhan
tentang efek stress kelaparan
pemantauan diri
pada diabetes - Mual dan muntah
yang sering
- Ajarkan klien dapat mengakibatkan
metodefinger defisiensi
stick untuk karbohidrat, yang
memantau glukosa dapat menimbulkan
sendiri dengan metabolism lemak
menggunakan strip dan terjadinya ketosis
enzim dan meter - Stress dapat
reflektan meningkatkan kadar
- Anjurkan glukosa, menciptakan
pemantauan keton fluktuasi kebutuhan
urin pada saat insulin
terjaga dan bila
rencana makan atau - Kebutuhan insulin
kudapan diperlambat sehari dapat dinilai
- Kolaborasi: berdasarkan temuan
glukosa serum
1. Rujuk pada ahli
periodic
diet terdaftar pada
diet individu dan - Ketidakcukupan
konseling masukan kalori
pertanyaan ditunjukkan dengan
mengenai diet ketonuria
2. Pantau keadaan - Kolaborasi:
glukosa serum (FBS, diet spesifik pada
preprandial, 1dan 2 individu perlu untuk
jam postprandial) mempertahankan
pada kunjungan awal normoglikemia, dan
kemudian sesuai untuk mendapatkan
kondisi klien penambahan berat
3. Tentukan hasil
badan yang
HbAic setiap 2-4
diinginkan
mgg
4. Siapkan untuk - Insiden abnormalitas
perawatan di rumah janin dan bayi baru
sakit bila diabetes lahir menurun bila
tidak terkontrol kadar FBS direntang
antara 60 dan 100
mg/dl, kadar
prepandial antara 60
dan 105 mg/dl, 1 jam
postprandial tetap
rendah 140 mg/dl,
dan 2 jam
postprandial kurang
dari 120 mg/dl
- Memberikan
keakuratan gambaran
rata-rata control
glukosa serum
selama 60 hari
sebelumnya. control
glukosa serum
memerlukan waktu 6
minggu untuk stabil.
- 4. Morbiditas bayi
dihubungkan pada
hiperinsulinemia
janin karena
hiperglikemia
maternal.
2 Kekurangan volume Setelah diberikan - Kaji dan - Pengkajian status
cairan dan elektrolite asuhan dokumentasikan cairan dan elekrolit
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x turgor kulit, yang akurat menjadi
kehilangan cairan 24 jam diharapkan kondisi membrane dasar rencana asuhan
berlebihan dan tidak keseimbangan cairan mukosa, TTV keperawatan dan
adekuatnya intake dan elektrolit membaik - Timbang BB evaluasi intervensi
cairan dengan KH: setiap hari hari - Penimbangan berat
dengan bada perludilakukan
- Turgor kulit
menggunakan alat secara rutin untuk
kembali normal
yang sama mengetahui
- Membrane
- Catat intake dan kesesuaian BB
mukosa lembab
output secara dengan umur
- BB stabil
adekuat kahamilaN
- Tanda vital
- Jika klien mampu, - Poliuri menyebabkan
dalam batas
najurkan untuk pasien benyak
normal
mengonsumsi kehilangan
cairan peroral cairan. Pengkajian
dengan perlahan , output dan input
dan tingkatkan yang tepat membantu
jumlah cairan menentukan tindakan
sesuai order - Mencegah
- Tes urine kekurangan
terhadap aseton, cairandan
albumin, dan memperbaikai
glukosA keseimbanganasam-
- Kolaborasi basa, perubahan
Berikan cairan kadar elektrolit, dan
intravena sesuai hipovitaminosis
order yang terdiri - Menetapkan data
dari elektrolit, dasar yang dilakukan
glukosa, dan secara rutin untuk
vitamin mendeteksi situasi
potensial risiko tinggi
seperti
ketidakadekuatan
intake karbohidrat,
diabetic ketoaidosis,
dan hipertensi dalam
kehamilan
- Kolaborasi:
Selanjutnya guna
mempertahankan
kesimbangan asam-
basa dan keadaan
elektrolit yang tidak
seimbang
3. Ansietas berhubungan Setelah diberikan - Atur keberadaan - Meningkatkan
dengan situasi kritis asuhan keperawatan perawat secara kontinuitas asuhan.
atau mengancam pada selama 3 x 24 jam kontinu selama Pasien dan keluarga
status kesehatan diharapkan pasien persalinan. perlu mengetahui
maternal atau janin. tenang dengan KH: - Pastikan respon bahwa mereka tidak
yang ada pada sendiri dan
- Mengungkapkan
pesalinan dan tersedianya tenaga
kesadaran
penatalaksanaan bantuan dengan
tentang perasaan
medis. Kaji segera.
mengenai
keefektifan sistem - Memberikan
diabetes dan
pendukung. pengkajian dasar
persalinan.
- Ajarkan tehnik untuk perbandingan
- Menggunakan
relaksasi dan selanjutnya,
strategi koping
distraksi mengidentifikasi
yang tepat
- Jelaskan semua kekuatan dan
prosedur tindakan masalah yang
perawatan potensial.
- Fasilitasi semua - Memberikan
keluhan atas perasaan kontrol
ungkapan terhadap situasi.
perasaan - Pengetahuan tentang
- Informasikan apa yang terjadi
kepada keluarga membantu
tentang kemajuan menurunkan rasa
persalinan dan takut.
keadaan janin. - Suasana terbuka dan
mendukung
menurunkan
intimidasi karena
prosedur atau
peralatan.
- Membantu untuk
menghilangkan atau
meminimalkan rasa
khawatir dan
mengembangkan
rasa percaya.
4 Kurang pengetahuan Setelah diberikan - Kaji pengetahuan - Keputusan
tentang kondisi asuhan keperawatan tentang proses berdasarkan
diabetik, prognosa dan selama 3 x 24 jam dan tindakan informasi dapat
kebutuhan tindakan diharapkan pengetahuan terhadap penyakit dibuat hanya bila
pengobatan pasien meningkat dari klien terdapat pemahaman
berhubungan dengan terhadap penyakitnya - Berikan informasi yang jelas tentang
kurangnya informasi, KH: tentang cara kerja proses penyakit dan
kesalahan informasi dan efek rasiuonal
- Berpartisipasi
dan tidak mengenal merugikan dari penatalaksanaanny
dalam
sumber informasi. insulin - Perubahan metabolic
penatalaksanaan
- Berikan informasi prenatal
diabetes selam
tentang kebutuhan menyebabkan
kehamilan.
program latihan kebutuhan insulin
- Mengungkapka
eingan. Ingatkan berubah
n pemahaman
untuk berhenti - Klien harus latihan
tentang
latihan bila setelah makan ntuk
prosedur, tes
glukosa melebihi membantu mencegah
laboratorium,
300mg/dl hipoglikemia dan
dan aktivitas
- Berikan informasi menstabilkan
yang melibatkan
mengenai dampak penyimpanan
pengontrolan
kehamilan pada glukosa, kecuali
diabetes.
kondisi diabetic terjadi peningkatan
- Mendemonstrasi
dan harapan masa glukosa berlebih
kan kemahiran
datang dimana latihan dapat
memantau
- Anjurkan klien menyebabkan
sendiri dan
mempertahankan ketoasidosis
pemberian
pengkajian harian - Peningkatan
insulin
dirumah terhadap pengetahuan dapat
kadar glukosa menurunkan rasa
serum, dosis takut tentang
insulin, diet, ketidaktahuan,
latihan, reaksi, meningkatkan
perasaan umum kemungkinan
tentang kerjasama, dan dapat
kesejahteraan, dan membantu
pemikiran lain menurunkan
yang komplikasi janin.
berhubungan - Bila ditinjau ulang
- Bantu klien/ oleh praktisi pemberi
keluarga untuk perawatan, catatan
mempelajari harian klien dapat
pemberian membantu bagi
glucagon evalusi dan
- Tinjau kadar Hb perubahan terapi
atau Ht - Adanya gejala-gejal
- Jelaskan hipoglikemia dengan
penambahan berat kadar glukosa darah
badan normal di bawah 70 mg/ dl
pada klien. memerlukan
anjurkan klien intervensi segera
memantau - Anemia lebih
penambahan berat diperhatikan pada
badannya sendiri klien dengan
dirumah diantara diabetes yang ada
waktu kunjungan. sebelumnya kerana
Penambahan total peningkatan kadar
pada trimester glukosa
pertama harus menggantikan
2,5-4,5 Ib [1,1-2 oksigen pada
kg] kemudian 0,8- molekul Hb
0,9 Ib/mgg[360- mengakibatkan
400 penurunan kapasitas
g/mgg]setelahnya pembawa oksigen
- Pembatasan kalori
dengan akibat
ketonemia dapat
menyebakan
kerusakan janin dan
menghambat
penggunaan protein
optimal
5 Resiko tinggi terhadap Setelah diberikan - Tinjau ulang - Hiperglikemia
trauma, pertukaran gas asuhan keperawatan riwayat pranatal maternal pada
pada janin selama 3 x 24 jam dan kontrol periode pranatal
berhubungan dengan diharapkan trauma tidak maternal. meningkatkan
ketidakadekuatan terjadi dengan KH: - Periksa adanya makrosomia,
kontrol diabetik glukosa atau membuat janin
- Kehamilan
maternal, makrosomnia keton dan berisiko terhadap
cukup bulan.
atau retardasi albumin dalam cedera kelahiran
- Meningkatkan
pertumbuhan intra urin ibu dan karena distosia atau
keberhasilan
uterin. pantau tekanan disporsia
kelahiran dari
darah sefalopelvis. Kadar
bayi usia gestasi - Observasi tanda glukosa maternal
yang tepat vital. yang tinggi pada
- Bebas cedera - Anjurkan posisi kelahiran meransang
- Menunjukkan rekumben lateral pankreas janin,
kadar glukosa selama persalinan. mengakibatkan
normal, bebas - Lakukan dan hiperinsulinemia.
tanda bantu dengan - Peningkatan glukosa
hipoglikemia pemeriksaan dan kadar keton
vagina untuk menandakan
menentukan ketoasidosis yang
kemajuan dapat mengakibatkan
persalinan. asidosis janin dan
- Kolaborasi : potensial cedera
susunan syaeaf
1. Tinjau hasil tes
pusat.
pranatal seperti
profil - Peningkatan infeksi
biofisikal, tes asenden, dapat
nonstres dan tes mengakibatkan
stres kontraksi. sepsis neonatal.
2. Dapatkan atau - Meningkatkan
tinjau ulang perfusi plasenta dan
hasil dari meningkatkan
amniosentesis kesediaan oksigen
dan untuk janin.
ultrasonografi. - Persalinan yang
3. Pantai kadar lama dapat
glukosa serum
meningkatkan resiko
maternal
distres janin.
dengan finger
stick setiap - Kolaborasi
jam, kemudian 1. Memberikan
setiap 2-4 jam informasi tentang
sesuai indikasi. cadangan pada
4. Observasi plasenta untuk
frekuensi oksigenasi janin
denyut jantung selama periode
janin. intrapartal.
5. Lakukan 2. Memberikan
pemberian informasi tentang
cairan maturasi paru janin.
dekstrose 5%
3. Peningkatan
per parenteral.
kebutuhan energi,
6. Siapkan untuk
induksi penurunan kadar
glikogen.
persalinan 4. Tacikardi,
dengan bradikardi atau
oksitosin atau deselerasi lambat
seksio saesar. pada penurunan
7. Kolaborasi variabilitas
dengan tim menandakan
medis lain
kemungkinan
sesuai indikasi.
hipoksia janin.
5. Mempertahankan
normoglikemia tanpa
pemberian glukosa
sampai persalinan
aktif mulai.
6. Mendapatkan
kelahiran dari bayi
sesuai usia gestasi
yang tepat.
7. Profesionalisasi
dapat memberikan
bantuan atau
tindakan yang tepat.
6 Resiko tinggi terhadap Setelah diberikan - Perhatikan - Klien dengan
cedera maternal asuhan keperawatan klasifikasi white klasifikasi D, E atau
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam untuk F adalah berisiko
ketidakadekuatan diharapkan cedera diabetes.Kaji tinggi terhadap
kontrol diabetik, profil maternal tidak terjadi derajad kontrol komplikasi
darah abnormal atau dengan KH: diabetik. kehamilan.
anemia, hipoksia - Kaji perdarahan - Perubahan vaskuler
- Tetap
jaringan dan perubahan pervaginam dan yang dihubungkan
normotensif
respon umum. nyeri tekan dengan diabetes
- Mempertahanka
abdomen. menandakan resiko
n normoglikemi
- Pantau terhadap abrupsi plasenta.
- Bebas dari
tanda dan gejala - Distensi uterus
komplikasi
persalinan berlebihan karena
seperti infeksi,
preterm. makrosomia atau
pemisahan
- Bantu untuk hidramnion dapat
plasenta.
belajar memantau mempredisposisikan
glukosa darah di pada persalinan
rumah yang awal.
dilakukan 6 kali - Memungkinkan
sehari. keakuratan tes urin
yang lebih besar
- Periksa keton karena ambang
dalam urin setiap ginjal terhadap
hari. glukosa menurun
- Identifikasi selama kehamilan.
kejadian - Ketonuria
hipoglikemia dan menandakan adanya
hiperglikemia. kondisi kelaparan
- Pantau adanya yang secara negatif
edema dan dapat mempengaruhi
tentukan tinggi perkembangan janin
fundus uteri. - Insiden hipoglikemia
- Kaji adanya sering terjadi pada
infeksi saluran trimester ketiga
kencing. karena aliran glukosa
- Pantau dengan darah dan asam
ketat bila obat amino yang kontinue
tokolitik pada janin dan untuk
digunakan untuk menurunkan kadar
menghentikan insulin antagonis
persalinan. laktogen plasenta.
- Kolaborasi: Insiden
1. Pantau kadar hiperglikemia
glukosa serum memerlukan regulasi
setiap kunjungan. diet atau insulin
2. Dapatkan untuk
HbA1c setiap 2-4 normoglikemia
minggu sesuai khususnya pada
indikasi. trimester kedua dan
3. Kaji Hb dan Ht ketiga karena
pada kunjungan kebutuhan insulin
awal lalu selama sering meningkat
trimester kedua dua kali.
dan preterm. - Diabetes cenderung
4. Instruksikan kelebihan cairan
pemberian insulin karena perubahan
sesuai indikasi. vaskuler. Insiden
5. Dapatkan hidramnion sebanyak
urinalisa dan 6% – 25% pada
kultur urin, kultur kasus diabetes yang
rabas vagina, hamil kemungkinan
berikan berhubungan dengan
antibiotika sesuai peningkatan
indikasi. kontribusi janin pada
6. Kumpulkan cairan amnion dan
spesimen untuk hiperglikemia
ekskresi protein meningkatkan
total, klirens haluaran urin janin.
kreatinin nitrogen - Deteksi awal adanya
urea darah dan infeksi saluran
kadar asam urat. kencing dapat
7. Jadwalkan mencegah
pemeriksaan pielonefritis.
oftalmologi - Obat tokolitik dapat
selama trimester meningkatkan
pertama, trimester glukosa darah dan
kedua dan ketiga insulin plasma
bila berada dalam - Kolaborasi:
diabetes 1. Mendeteksi
klasifikasi kelas D ancaman
atau diatasnya. ketoasidosis,
8. Siapkan untuk menentukan adanya
ultrasonografi ancaman
pada gestesi ke-8, hipoglikemia.
12, 26, 36 dan 38 2. Mengontrol secara
untuk akurat glukosa
menentukan selama 60 hari
ukuran janin terakhir.
dengan 3. Anemia mungkin
menggunakan ada dengan masalah
diameter vaskuler.
biparietal, 4. Kebutuhan insulin
panjang femur menurun pada
dan perkiraan trimester pertama
berat badan janin. kemudian meningkat
9. Mulai terapi dua kali dan empat
intra vena dengan kali lipat pada
dekstrose 5%, trimester kedua dan
berikan glukogon ketiga.
sub cutan bila 5. Membantu
dirawat di rumah mencegah atau
sakit dengan mengatasi
shock insulin dan pielonefritis.
tidak sadar. Ikuti Monilial
dengan pemberian vulvovaginitis dapat
susu skim 8 oz menyebabkan
bila mampu sariawan oral pada
menelan bayi baru lahir.
6. Kemajuan
perubahan vaskuler
dapat merusak fungsi
ginjal dengan
diabetes jangka
panjang atau berat.
7. Latar belakang
retinopati dapat
berlanjut selama
kehamilan karena
keterlibatan vaskuler
berat. Terapi
koagulasi laser dapat
memperbaiki dan
menurunkan fibrosis
optik.
8. Mengetahui
adanya tanda
makrosomia dan
diproporsi
cephalopelvis.
9. Glukagon adalah
substansi alamiah
yang bekerja pada
glikogen hepar dan
mengubahnya
menjadi glukosa
yang memperbaiki
status hipoglikemik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh
kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan. Penyakit diabetes mellitus yang
terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang
dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran
sel. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat untuk
makanan janin dan persiapan untuk menyusui.
Adapun etiologi DMG berdasarkan tipe DM antara lain adalah faktor genetik,
faktor autoimun, Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga kekurangan produksi
insulin, wanita obesitas, faktor lingkungan.
Adapun manifestasi klinis yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami
penyakit Diabetes Mellitus Gestasional (DMG), yaitu poliuri (banyak kencing),
polidipsi (banyak minum), polipagi (banyak makan), penurunan berat badan,
ketoasidosis, hiperglikemia, glukosuria, pruritus vulva, ketonemia.

Pengaruh penyakit Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) terhadap persalinan


yaitu gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar, janin besar sehingga harus
dilakukan tindakan operasi, gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi
asfiksia sampai dengan lahir mati, perdarahan post partum karena gangguan kontraksi
otot rahim, post partum mudah terjadi infeksi, bayi mengalami hipoglikemi post
partum sehingga dapat menimbulkan kematian

3.2 Saran

Setelah mengetahui secara jelas mengenai diabetes melitus gestasional, sebagai


perawat kita dapat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil sebagai pencegahan
terhadap penyakit tersebut. Jika penyakit itu sudah diderita ibu hamil maka kita
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Gibney, Michael J., et all. Gizi Kesehatan Masyarakat. 2008. Jakarta: EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Cunningham, Pyke. 2007. Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2.
Jakarta: EGC
Kenneth J. Leveno. 2009. Obstetri Williams edisi 1. ECG. Jakarta.
Herdman, T. Heather.2015. Nanda Internacional Diagnosis Keperawatan 2015-2017.
Jakarta: EGC
Bulechek, M. Gloria, Butcher, K. Howard. 2013. Nursing Intervensions Classification
(NIC) 6th edition. United Kingdom: Elsevier Inc.
Moorhead,Sue. Johnson,Marion. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th
edition. United Kingdom: Elsevier Inc.
Masjoer,Arif. Triyanti,Kuspuji. 2006. Kapita Selekta Jilid III.Jakarta. Media
Aesculapius
http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-
indonesia-mencapai-213-juta-orang.html. Diakses tanggal 22 September 2016
pukul 14.00 WIB
http://www.scribd.com/doc/81299017/PENATALAKSANAAN-KEHAMILAN-DAN-
PERSALINAN-PADA-DIABETES-MELITUS-GESTASIONAL-pptx Diakses
tanggal 12 Septembar 2016 pukul 12.16 WIB
http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-Prognosis.aspx Diakses
tanggal 12 September 2016 pukul 12.20 WIB
http://www.scribd.com/doc/59689825/Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-Hamil-Dengan-
Diabetes-Melitus

Anda mungkin juga menyukai