PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai konsep penyakit dan bagaimana
cara asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien ibu hamil
dengan penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengertian Diabetes Mellitus Gestasional.
2. Mengidentifikasi etiologi dan faktor resiko penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
3. Menguraikan patofisiologi dari penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
4. Mengidentifikasi manifestasi klinis penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
5. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
6. Mengetahui bagaiamana penatalaksanaan penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
7. Mengidentifikasi komplikasi yang terjadi pada penyakit Diabetes
Mellitus Gestasional.
8. Mengetahui Penyimpangan KDM (Pathway) Diabetes Mellitus
Gestasional?
9. Mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ibu
hamil dengan penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
1.4 Manfaat
Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa mengenai konsep
tentang penyakit diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil serta mengetahui asuhan
keperawatan yang harus diterapkan pada klien dengan diabetes mellitus gestasional pada
ibu hamil secara komprehensif .
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
1. Faktor genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita
diabetes melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit
walaupun resikonya sangat kecil.
2. Faktor autoimun
Adanya respons autoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terrah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu suatu
autoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen.
3. Kerusakan/ kelainan pankreas sehingga kekurangan produksi insulin
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan resiko terkena diabetes diabetes mellitus.
4. Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab taupun akibat. Sebagai penyebab,
obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada
gilirannya akan kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang
prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan
insulin sebagai terapi DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan
yang berlebihan pula.
5. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta pada pankreas.
Adapun yang menjadi faktor resiko dari terjadinya Diabetes Mellitus
Gestasional yaitu:
1) Usia tua saat hamil
2) Kelebihan berat badan/ obesitas
3) Riwayat DM pada keluarga (ayah dan ibu)
4) Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5) Ada sejarah pernah melahirkan anak besar >4000 gram
6) Keguguran kehamilan abortus
7) Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH,kortisol, dan
epineprin
8) Adanya glukosuria
2.3 Patofisiologi
Metabolisme karbohidrat selama kehamilan akan meningkat karena
insulin yang berlebih masih banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan
kehamilan. Progesteron dan HPL menyebabkan jaringan ibu resisten terhadap insulin
sehingga menghasilkan enzim insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, yang
berfungsi mempercepat sekresi insulin. Jika pankreas tidak dapat memproduksi
insulin secara adekuat, maka akan timbul suatu keadaan yang hiperglikemia,
sehingga dapat menimbulkan kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa
haus (polidipsi), mengsekresi cairan (poliuri), dan mudah lapar (polifagia). Apabila
kadar gula darah tidak terkendali, maka terjadi keadaan peningkatan kadar gula darah
ibu hamil (hiperglikemia) yang dapat menimbulkan risiko DM pada ibu dan juga
janin yang dikandungnya. (Mitayani,2009)
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi
suatu keadaan dimana jumlah/ fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi
perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi
sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin
tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia
sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik seperti hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia dan sebagainya.
2.4 Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami
penyakit Diabetes Mellitus Gestasional (DGM), yaitu:
1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis
yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh
banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi
walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada
sampai pada pembuluh darah.
2. Penurunan berat badan
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa,
maka tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu
lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya
akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di
jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan
tetap kurus.
Menurut Mitayani (2009), manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa:
polidipsi, poliuri, polifagia, penurunan berat badan, lemah, ketoasidosis,
hiperglikemia, glukosuria, pruritus vulva, ketonemia, Gula darah acak > 200 mg/dl,
Gula darah puasa > 126 mg/dl, katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan
otot (neuropati perifer), dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan
lazim.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
3. Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada
waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
4. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena,
serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5%
lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi.
5. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180%
maka sekresi dalam urin akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai
ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai
GOD/glukooksidase.
6. Benda keton dalam urin: bahan urin segar karena asam asetoasetat cepat
didekarboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-
hidroksibutirat tidak terdeteksi.
7. Pemeriksan faal ginjal (ureum, kreatinin) dan faal hepar.
8. Tes lemak darah: (kolesterol, HDL, LDL, trigleserida).
9. Tes antibodi anti sel insulin langerhaens (ishlet cell antibody).
10.Pemeriksaan alfa feto protein untuk mencari kemungkinan kelainan kongenital
atau neurologis.
11.USG untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia
12.Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik (HbA1c lebih
besar dari 6% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin berisiko anomali
kongenital)
13. Pemeriksaan gula darah di atas 140 mg/lt.
Hasil glukosa toleransi tes abnormal:
1) Puasa kurang dari 90.
2) Jam 1 kurang dari 165
3) Jam 2 kurang dari 145
4) Jam 3 kurang dari 125
2.6 Penatalaksanaan
Menurut Kenneth J. Leveno (2009) ada beberapa penatalaksanaan yang
dapat diberikan kepada pasien ibu hamil dengan diabetes mellitus gestasional,
diantaranya yaitu:
1. Terapi diet
Pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan
pengendalian berat badan ibu. Penanganan DMG yang terutama adalah diet,
dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk
dipertimbangkan kalori yang lebih sedikit untuk mempertahankan berat badan ideal.
Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
a. Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
b. Kalori kegiatan jasmani 10-30%
c. Kalori untuk kehamilan 300 kalori
d. Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum
mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105
mg/dl dan 2 jam pp masih dibawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera
dimulai.
2. Terapi insulin
Menurut Prawirohardjo (2010), yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap
insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah
dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMG, pemberian
insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek
dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat
hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang
tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.
3. Latihan fisik/Olahraga
Latihan fisik dianjurkan untuk pasien diabetes bukan hanya untuk
menurunkan berat badan, namun untuk menjaga metabolisme glukosa dalam tubuh.
Oleh karena itu latihan fisik juga berguna untuk mencegah diabetes. Contoh latihan
fisik yang dianjurkan adalah jalan santai, bersepeda santai dan yoga. Kecuali
kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki
sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga
dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan
yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.
2.7 Komplikasi
Ketabolisme protein
Glukosuri Lipoitis
Resiko tinggi
cedera maternal Kurang Nutrisi <
pengetahuan kebutuhan tubuh
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi,poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas, bayi low
gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas, anomali
congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama
kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstremitas menurun atau lambat pada
diabetes yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai
- Peningkatan tekanan darah
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan cairan
- Polidipsi
- Poliuri
- Mual dan muntah
- Obesitas
- Nyeri tekan abdomen
- Hipoglikemi
- Glukosuria
- Ketonuria
d. Keamanan
- Kulit : sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering
- Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap perkemihan atau
vagina.
e. Mata
- Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
- Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi (LGA),Hidramnion,anomaly
congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna makanan.
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan
3. Ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau mengancam pada status kesehatan
maternal atau janin.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
5. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan
intra uterin.
6. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol
diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon
umum.
C. Rencana Keperawatan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh
kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan. Penyakit diabetes mellitus yang
terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang
dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran
sel. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat untuk
makanan janin dan persiapan untuk menyusui.
Adapun etiologi DMG berdasarkan tipe DM antara lain adalah faktor genetik,
faktor autoimun, Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga kekurangan produksi
insulin, wanita obesitas, faktor lingkungan.
Adapun manifestasi klinis yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami
penyakit Diabetes Mellitus Gestasional (DMG), yaitu poliuri (banyak kencing),
polidipsi (banyak minum), polipagi (banyak makan), penurunan berat badan,
ketoasidosis, hiperglikemia, glukosuria, pruritus vulva, ketonemia.
3.2 Saran
Gibney, Michael J., et all. Gizi Kesehatan Masyarakat. 2008. Jakarta: EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Cunningham, Pyke. 2007. Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2.
Jakarta: EGC
Kenneth J. Leveno. 2009. Obstetri Williams edisi 1. ECG. Jakarta.
Herdman, T. Heather.2015. Nanda Internacional Diagnosis Keperawatan 2015-2017.
Jakarta: EGC
Bulechek, M. Gloria, Butcher, K. Howard. 2013. Nursing Intervensions Classification
(NIC) 6th edition. United Kingdom: Elsevier Inc.
Moorhead,Sue. Johnson,Marion. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th
edition. United Kingdom: Elsevier Inc.
Masjoer,Arif. Triyanti,Kuspuji. 2006. Kapita Selekta Jilid III.Jakarta. Media
Aesculapius
http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-
indonesia-mencapai-213-juta-orang.html. Diakses tanggal 22 September 2016
pukul 14.00 WIB
http://www.scribd.com/doc/81299017/PENATALAKSANAAN-KEHAMILAN-DAN-
PERSALINAN-PADA-DIABETES-MELITUS-GESTASIONAL-pptx Diakses
tanggal 12 Septembar 2016 pukul 12.16 WIB
http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-Prognosis.aspx Diakses
tanggal 12 September 2016 pukul 12.20 WIB
http://www.scribd.com/doc/59689825/Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-Hamil-Dengan-
Diabetes-Melitus