Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejadian diabetes pada kehamilan atau di sebut juga diabetes mellitus gestasional (DMG)
sangat membahayakan dan akan berakibat fatal pada ibu dan calon bayi. Diabetes Mellitus
(DM) merupakan sekelompok kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Kemampuan tubuh pada orang dengan diabetes untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Dalam konteks
kehamilan, pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis yang berpengaruh
terhadap metabolisme karbohidrat karena adanya hormon plasenta yang bersifat resistensi
terhadap insulin, sehingga kehamilan tersebut bersifat diabetogenik. Dengan meningkatnya
umur kehamilan, berbagai faktor dapat mengganggu keseimbanganmetabolisme karbohidrat
sehingga terjadi gangguan toleransi glukosa. Selama lebihdari satu abad, telah diketahui
bahwa diabetes yang datang pada saat kehamilan dapatmenyebabkan efek buruk pada
keadaan klinis fetus dan neonates.
Diabetes Melitus (DM) dengan kehamilan (Diabetes Mellitus Gestational
DMG) adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistance
(ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Pada golongan ini, kondisi diabetes
dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi
glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua
atau ketiga.
Prevalensi DMG sulit ditentukan karena standar penetapan diagnosis yang berbeda-
beda.Standar penetapan diagnosis tersebut adalah menurut WHO (2011), ADA (2009),
O’Sullivan-Mahan (1992), dan Perkeni (2002). Diagnosis DMG menurut The American
Diabetes Association (ADA) yakni dilakukan untuk setiap ibu hamil dimulai sejak kunjungan
pertama (trimester 1 untuk menapis DM Pragestasi (DMpG), bila negatif diulangi pada
kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DM Gestasi (ADA, 2009); menurut WHO skrining
dan diagnosis yang direkomendasikan adalah satu tahap (One Step Approach) yakni dengan
TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral) dengan memberikan beban 75 gram glukosa anhidrus
setelah berpuasa selama 8–14 jam (WHO, 2011). Menurut Perkeni (2002), penapisan DMG

1
dianjurkan pada semua ibu hamil pada pertemuan pertama dengan petugas kesehatan. Bila
hasilnya negatif, pemeriksaan diulang pada masa kehamilan 24-28 minggu. Menurut
O’Sullivan-Mahan (1992), DMG adalah pemeriksaan kadar gula darah melalui
tahapan tes tantangan glukosa (TTG) dan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Di Indonesia, prevalensi DMG sekitar 1,9–3,6% dan sekitar 40-60 wanita
yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan
mengidap Diabetes Mellitus atau gangguan toleransi glukosa (Suparman, 2003).
Menurut WHO (1999), dikutip oleh Agency for Healthcare Research and Quality
(AHRQ), (2008) dijelaskan bahwa kejadian DMG meningkat pada ibu hamil dengan
faktor risiko antara lain peningkatan berat badan pada masa kehamilan >0,5
kg/minggu, umur lebih dari 25 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DMG,
dan ethnic. Penelitian yang dilakukan oleh Taber Lisa, et al tahun 2010 menyebutkan
bahwa faktor risiko ibu dengan DMG adalah wanita yang didiagnosis dengan DM
gestasional berada pada risiko tinggi untuk diabetes masa depan, dengan 17%-63%
diabetes tipe 2 dalam waktu 5-16 tahun dalam kelompok etnis yang berbeda.
Sedangkan anak-anak mereka dalam jangka panjang berada pada peningkatan risiko
obesitas dan intoleransi glukosa.
DMG dikaitkan dengan sejumlah faktor risiko, yang pada gilirannya
berhubungan dengan resistensi insulin (obesitas, pada etnis risiko, usia ibu). DMG
berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal dan ibu memiliki risiko
untuk dapat menderita penyakit diabetes melitus yang lebih besar dalam jangka waktu
5-10 tahun setelah melahirkan. Meningkatnya komplikasi perinatal dan ibu memiliki
risiko untuk dapat menderita Diabetes Mellitus yang lebih besar dalam jangka waktu
5-10 tahun setelah melahirkan .
DMG menyebabkan komplikasi yang signifikan dan berpotensi ibu dan janin
termasuk preeklampsia, eklamsia, polihidramnion, makrosomia janin, trauma
kelahiran, kelahiran operatif, komplikasi metabolik neonatal dan kematian perinatal. DMG
ini meningkatkan morbiditas neonatus, yaitu hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan
makrosomia.Hal ini terjadi karena bayi dari ibu DMG mensekresi insulin lebih besar
sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia.Frekuensi DMG kira-kira 3-5%

2
dan para ibu tersebut meningkat risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.
Komplikasi lain dari DMG adalah respiratory distress syndrome dan hypocalcemia.
Untuk itu perlu di lakukan deteksi dini serta investigasi wabah dari awal sehingga bisa
menemukan pencegahan dan penanggulangan secara efektif agar ibu dan calon bayi bisa
terselamatkan. Makalah tentang investigasi wabah ini di susun agar kita mengetahui apa
penyebab, pencegahan serta cara menanggulangi wabah tersebut secara lebih terorganisir.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana angka Kejadian diabetes pada kehamilan atau diabetes mellitus gestasional
(DMG) dan dampaknya terhadap ibu dan calon bayi, maka di perlukan pencegahan dan
penanganan secara tepat.

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami apa yang di maksud dengan diabetes mellitus
gestasional serta melakukan investigasi wabah tentang diabetes mellitus gestasioanl
sehingga di ketahui cara pencegahan dan penanggulangannya
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa itu wabah
2. Mengetahui apa itu diabetes mellitus gestasional
3. Mengetahui jenis-jenis diabetes mellitus
4. Mengetahui factor resiko diabetes mellitus gestasional
5. Mengetahui apa penyebab diabetes mellitus gestasional
6. Mengetahui patofisiologi diabetes mellitus gestasional
7. Mengetahui mekanisme diabetes mellitus gestasional
8. Mengetahui dampak diabetes mellitus gestasional
9. Mengetahui tanda dan gejaladiabetes mellitus gestasional
10. Mengetahui cara pencegahan diabetes mellitus gestasional
11. Mengetahui pengelolaan dan penanganan diabetes mellitus gestasional
12. Mengetahui cara dan mampu melakukan investigasi wabah tentang diabetes
mellitus gestasional

3
1.4 Manfaat
a. Untuk mahasiswa
Mampu mengetahui dan mempelajari penyakit diabetes mellitus gestasional serta
mampu melakukan investigasi wabah pada kasus tersebut.

b. Untuk masyarakat
Dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan diabetes mellitus
gestasional.

c. Untuk kepustakaan
Sebagai bahan bacaan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Wabah
Adalah berjangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat yang jumlah penederitanya
meningkat secara nyata melebihi pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu yang
dapat menimbulkan bahaya.

2.2 Pengertian Diabetes mellitus gestasioanal


Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah
tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. Diabetes
Mellitus merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu
diabetes mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut Diabetes Mellitus gestasional dan
Diabetes Mellitus yang telah terjadi sebelum hamil yang dinamankan Diabates Mellitus
pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah
yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak
efektif pada tingkat seluler .
Diabetes Melitus Gestasional ( DMG ) atau Diabetes dalam kehamilan adalah suatu
intoleransi karbohidrat ringan ( Toleransi Glukosa Terganggu ) maupun berat ( Diabetes
Melitus ) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
Pengertian diabetes mellitus menurut Kapita Selekta, jilid II, 2006 dan catatan kuliah
pemenuhan kebutuhan gizi reproduksi, 2006 yaitu sebagai berikut diabetes melittus merupakan
kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan
tingginya keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau
merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin
secara absolut dan atau adanya gangguan fungsi insulin.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa dapat difusi
secara tetap melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula

5
ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin. Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin,
disamping beberapa hormon lain yaitu estrogen, steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya
resorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut kebutuhan
insulin.Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali dari keadaan normal yang
disebut tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi retensi insulin
yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang
menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.Retensi insulin juga
disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen
yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi afinitas insulin.
Diabetes kehamilan atau diabetes mellitus gestational adalah diabetes yang terjadi
karena faktor kehamilan. Diabetes kehamilan dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi
tinggi yang dapat menimbulkan masalah bagi penderita, dan dapat mengancam kesehatan bayi
yang belum lahir. Diabetes kehamilan dapat dikelola dengan baik dengan makan makanan yang
sehat, berolahraga secara teratur dan jika perlu minum obat. Menjaga kadar gula yang normal
selama masa kehamilan dapat memastikan kehamilan yang sehat bagi ibu dan anaknya.
Umumnya diabetes kehamilan akan hilang setelah sang ibu melahirkan.

2.3 Jenis-Jenis Diabetes


1. Diabetes Tipe 1
Diabaetes Mellitus tipe 1 atau dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel b pankreas (reaksi autoimun). Bila
kerusakan sel beta telah mencapai 80--90% maka gejala Diabete Mellitus mulai
muncul.Perusakan sel beta ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa.
Sebagian besar penderita Diabetes Mellitus tipe 1 mempunyai antibodi yang
menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun.
Kondisi ini digolongkan sebagai tipe 1 idiopatik. Sebagian besar (75%) kasus terjadi
sebelum usia 30 tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi.

2. Diabetes Tipe 2

6
Diabete Mellitus tipe 2 merupakan 90% dari kasus Diabates Mellitus yang dulu
dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada diabetes ini
terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan
disfungsi sel beta.Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup
untuk mengkompensasi insulin resistan.Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi
insulin relatif. Gejala minimal dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi
ini,yang umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal, rendah,
maupun tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin.

3. Diabetes Mellitus Gestasional


Diabetes Mellitus gestasional (DMG) adalah kehamilan normal yang disertai
dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan
euglycemia).Faktor risiko GDM diantaranya riwayat keluarga Diabetes Mellitus,
kegemukan, dan glikosuria.Diabetes mellitus ini meningkatkan morbiditas neonatus,
misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia.Hal ini terjadi karena bayi
dari ibu Diabates mellitus gestasional mensekresi insulin lebih besar sehingga
merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia.Frekuensi Diabetes mellitus gestasional
kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut meningkat risikonya untuk menjadi Diabetes
Mellitus di masa mendatang.

4. Diabetes Tipe Lain


Subkelas Diabetes Mellitus di mana individu mengalami hiperglikemia akibat
kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati penggunaan obat yang
mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin
(b-adrenergik), dan infeksi/sindroma genetic.

2.4 Faktor Resiko Diabetes Mellitus Gestasional


1. Beberapa kali keguguran
2. Riwayat melahirkan bayi cacat
3. Pernah melahirkan bayi > 4000 gram
4. Riwayat Preeklampsia

7
5. Umur ibu hamil > 30 tahun
6. Riwayat DM dalam keluarga
7. Riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya
8. Infeksi saluran kemih berulang-ulang selama kehamilan

2.5 Penyebab Diabetes Mellitus Gestasional

Pada saat seorang wanita hamil, perubahan hormon-hormon dalam tubuhnya membuat
kerja insulin menjadi tidak efektif. Karena kerja insulin membantu penyerapan glukosa oleh sel-
sel tubuh tidak efektif, akibatnya jumlah glukosa dalam darah meningkat dan penyebab lainnya
adalah :

1. Pola makan
Mengkonsumsi makanan yang berlebihan yang berarti jumlah kalori yang
dibutuhkan tubuh jumlahnya berlebih. Apabila konsumsi makanan yang berlebihan tidak
diimbangi oleh sekresi insulin dalam jumlah yang cukup akan menyeababkan kadar gula
dalam darah meningkat.

2. Faktor keturunan / Genetik


Diabetes militus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes melitus.
Pewaris gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya kecil. Sevara
klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai defect
fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut hal itu didominasi defect fungsi
sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA
mitokondria yaitu karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan
mekanisme proses oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam penkreas.

3. Stres dan merokok


Ketika dalam keadaan stres, hormon-hormon stres ditubuh akan meningkat hal ini
juga akan memicu naiknya kadar gula di dalam darah. Sedangkan merokok dapat
memperberat gangguan sirkulasi darah di daerah ujung-ujung tubuh misalnya jari kaki,
sehingga denga merokok dapat mempercepat proses pembentukan gangren.

8
4. Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun

Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab dan akibat. Sebagai penyebab, obesitas


menyebabkan sel beta ( yang mengsekresi insulin dalam darah) pankreas penghasil
insulin hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan jebol sehingga insulin menjadi
berkurang produksinya. Sebagai akibat pengguna insulin sebagai terapi diabetes melitus
belebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebian pula.

5. Bahan kimia dan obat-obatan


Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pakreas sehingga menyebabkan radang
pankreas.Peradangan pada pankreas menyebaban pankreas tidak berfungsi secara optimal
dalam mensekresikan hormon yang diperlukan untuk metabolisme tubuh, termasuk
hormon insulin.

6. Mengkonsumsi karbohidrat berlebihan


Tingginya konsumsi karbohidrat menyebabkan konsentrasi glukosa dalam darah
meningkat. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak disekresikan oleh sel-sel beta
( yang mengsekresi insulin dalam darah) pankreas akibat beberapa gangguan dalam
tubuh, glukosa darah tidak diubah menjadi energi dan tidak dapat diubah dalam bentuk
glikogen. Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam darah tinggi, (melewati batas
kesanggupan ginjal untuk menyaring glukosa karena konsentrasinya terlalu tinggi),
glukosa akan dikeluarkan melalui urin sehingga terjadi glukosaria (glukosa dalam urin =
kencing manis)

7. Kerusakan pada sel pancreas


Infeksi mikroorganisme dan virus pada pangkreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme yubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan displidemia dapat meningkatkan risiko terkena diabetes
militus.

9
2.6 Patofisiologi Diabetes Mellitus Gestasional

Pada diabetes mellitus gestasional, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan


terjadi suatu keadaan di mana jumlah atau fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi
perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).Melalui
difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi
sumber energi abnormal dapatmenyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi baik pada
ibu maupun janin. Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik seperti ; hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya .

2.7 Mekanisme Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes kehamilan sama dengan diabetes Tipe II. Perubahan hormon selama kehamilan
akan mengubah kemampuan toleransi tubuh terhadap insulin. Pada kehamilan dini (sebelum usia
20 minggu), sel-sel sangat responsif terhadap insulin dan kadar glukosa di dalam darah
kemungkinan akan lebih rendah dibanding biasanya. Hal ini juga yang menjadi alasan beberapa
wanita hamil mengalami mual dan muntah jika tidak ada asupan makanan selama kurun waktu
yang lama, misalnya sepanjang malam.

Pada diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya
jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa untuk
melewati membran sel. Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan ginjal harus
mengsekesikannya melalui urine dan bekerja keras sehingga ginjal tidak dapat
menanggulanginya sebab peningkatan laju filter glomerulus dan penurunan kemampuan tubulus
renalif profesional/renalis untuk mereabsorbsi glukosa.

Penyakit diabetes dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau
absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik
dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan.Peningkatan produksi
hormon kehamilanterutama HPL (Human Placenta Lactogen ) akan meingkatkan resistensi sel
terhadap insulin sehingga muncul kondisi diabetes. Efek puncak HPL terjadi pada umur

10
kehamilan sekitar 26 sampai 28 minggu.Waktu tersebut merupakan saat yang tepat melakukan
penapisan.Hiperglikemi menimbulkan banyak efek merugikan pada kehamilan.Angka aborsi
spontan dan lahir mati juga meningkat. Kematian pembuluh darah ke uterus dan plesenta
sehingga meningkatkan insufisiensi uteroplasma, yang mengakibatkan IUGR dan efek-efek lain.
Pada sejumlah besar wanita juga ditemukan hipertensi dan preeklamsi.Glukosa darah ibu yang
meningkat akan disalurkan ke janin melalui plasenta. Janin memang tidak menderita dibetes,
tetapi harus meningkatkan produksi insulinnya guna metabolisme glukosa yang ada. Akibat
peningkatan kadar insulin dan glukosa, terjadilah pertumbuhan fisik yang dramatis, yang
menghasilkan bayi besar (makrosomia). Makrosomia disebabkan oleh hiperplasia, peningkatan
jumlah sel, hipertrofi, dan pembesaran sel bayi.Kondisi ini menyebabkan perubahan yang
berlangsung seumur hidup bagi janin dan terbukti meningkatkan kemungkinan obesitas pada
masa kanak-kanak dan dewasa sekaligus meningkatkan risiko diabetes dikemudian hari.

2.8 Dampak Diabetes Melitus Gestasional

a. Dampak Pada Ibu


1. Meningkatkan resikopre-eklamsia dan eklamsia pada ibu hamil
2. Mudahnya terkena infeksi bakteri pada saluran kemih
3. Meningkatnya resiko Diabetes Melitus tetap pasca melahirkan
4. Preeklampsia ( naiknya tekanan darah dalam kehamilan )
5. Polihidramnion ( jumlah air ketuban banyak )
6. Meningkatkan persalinan dengan bedah cesar akibat bayi besar

b. Dampak Pada Janin :


1. Gangguan Pertumbuhan janin, karena terganggunya asupan makanan dari ibu ke
janin
2. Banyak angka kematian janin pada saat kehamilan dan setelah dilahirkan
3. Bayi premature
4. Bayi kuning akibat perusakan sel darah merah yang berlebihan
5. Potensi bayi menderita Diabetes Melitus dikemudian hari

11
2.9 Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan penderita
diabetes melitus pada umumnya, yaitu :

1. Poliuria (banyak kencing)

Sering buang air kecil . Air seni/air kencing orang yang menderita diabetes biasanya
dikerumuni semut karena kadar gulanya tinggi. Ganguan ini disebabkan karena hormon
insulin dalam darah sedikit atau pada penderita diabetes tipe I tidak ada sehingga ginjal tidak
dapat menyaring gula dalam darah jadi gula tersebut keluar bersama air seni.

2. Polidipsia (haus dan banyak minum)

Mudah haus sehingga banyak minum.Karena sering buang air kecil jadi kita juga
gampang haus. Sering kali karena mudah haus air minumnya adalah air dingin (dari
kulkas/dengan es) dan sebagian besar orang Indonesia bila minum air dingin/dengan es lebih
senang juga menggunakan sirup. Di mana sirup notabene manis.

3. Polifagia (banyak makan)

Mudah lapar.Karena apabila lapar kita makan nasi. Terlalu banyak makan akan dapat
menaikkan kadar gula karena didalam karbohidrat yang ada pada nasi mengandung glukosa
(gula).

4. Tanda penting lainnya

Adalah apabila penderita diabetes mendapat luka ditubuh cenderung membutuhkan


waktu lama dalam penyembuhannya.Selain itu ada pula tanda berupa Letih dan lesu.Kondisi
ini disebabkan karena produksi gula dalam darah terhambat, sehingga pembuatan energi
menjadi ikut terganggu.Pandangan kabur atau tidak jelas juga bisa jadi merupakan gejala
diabetes melitus yang perlu diwaspadai.

12
5. Sering kesemutan
Gejala ini disebut neuropati.Hal ini karena kandungan gula dalam darah yang tinggi
dapat menyebabkan kerusakan system saraf.Dapat juga terjadi penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya.
6. Pusing, mual dan muntah
7. Obesitas, TFU > normal
8. Pandangan mata kabur
9. Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
10. Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
11. Gula darah 2 jam > 200mg/dl
12. gula darah sewaktu > 200 mg/dl
13. Gula darah puasa > 126 mg/dl

2.10 Pencegahan Diabetes Mellitus Gestasional

1. Memahami faktor risiko


a. Dapatkan riwayat keluarga.
Bisa di lakukan melalui anamnesa pada awal kehamilan dan menentukan faktor
risiko. Jika ternyata ibu berisiko tinggi, maka ibu dan tenaga kesehatanakan mengambil
langkah-langkah meminimalisir risiko untuk menjaga ibu dan bayi lahir sehat.Risiko
diabetes gestasional akan semakin tinggi jika salah satu keluarga ibu terkena diabetes.
b. Memahami faktor penyebab lainnya
Menentukan faktor risiko lain seperti usia lebih 30 th, ada riwayat DMG sebelumnya,
apakah pernah memilki bayi besar atau kelahiran mati pada kehamilan sebelumnya, dan
pernahkah ibu memiliki cek gula darah yang abnormal sebelumnya, termasuk glikosuria
(gula dalam urin ibu).
2. Pastikan gula darah normal sebelum hamil.
Jika ibu belum hamil, rencanakan untuk memiliki glukosa darah normal melalui
pengujian di layanan kesehatan setempat sebelum mencoba untuk hamil, sehingga ibu
bisa mendapat informasi jelas dan menetapkan bahwa gula darah ibu terlebih dahulu
normal untuk memulai kehamilan.Jika gula darah ibu tidak normal pada pra-kehamilan,
ini sangat bahaya karena gula darah tinggi pada saat pembuahan di trimester pertama

13
sangat terkait dengan beberapa cacat lahir dan keguguran / bayi lahir mati (organ janin
terbentuk dalam hitungan menit pada trimester pertama kehamilan).
3. Turunkan berat badan.
Jika ibu memiliki kelebihan berat badan, sebaiknya turunkan untuk mendapat berat
ideal.Kelebihan berat badan tidak disarankan selama kehamilan. Berat badan berlebih
merupakan faktor risiko diabetes mellitus gestasional, jadi menurunkan berat badan
antara 5% sampai 7% dari berat tubuh ibu.
4. Diet sehat
Fokus pada makan sehat. Tujuan utama dari diet adalah untuk menjaga gula darah ibu
tetap stabil dan normal sepanjang hari ,
a) makan lebih banyak serat minim 10 gram / hari.Serat akan membantu Anda
menstabilkan kadar gula termasuk biji-bijian, buah-buahan (terutama plum), dan
sayuran (terutama sayuran berdaun hijau)
b) Tingkatkan asupan protein.Protein merupakan bagian penting dari diet yang sehat,
dan menyediakan banyak vitamin B untuk membantu mencegah cacat lahir.
c) Daging tanpa lemak, seperti ayam, merupakan sumber protein yang baik dan
aman bagi wanita hamil untuk mengkonsumsi. Hindari ikan kalengan karena
tingkat merkuri yang tinggi dapat berbahaya bagi wanita hamil
d) Nikmati buah segar secukupnya.Buah segar baik untuk Anda, tapi hindari jus
buah manis
e) Hindari tepung putih
Hindari tepung putih seperti gula, tepung kentang dan pasta.Jika ingin
mengonsumsi, gunakan secara terbatas, jangan berlebihan.
Perhatikan waktu dan berapa banyak jumlah makanan yg Anda makan.Setiap
makanan akan meningkatkan gula darah. Tubuh melepaskan insulin dalam
menanggapi gula darah tinggi yang terjadi setelah Anda makan.Buat jadwal
disiplin makan sesuai rencana diet.
5. Olah raga
Berolahraga sebelum dan selama kehamilan dapat membantu ibu mencegah
diabetes gestasional. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang aktif secara fisik
selama 4 jam seminggu atau 30 menit sehari, sebelum dan selama kehamilan dapat

14
mengurangi risiko diabetes gestasional pada sekitar 70%.Pastikan memantau detak
jantung Anda saat berolahraga dan tidak pernah melebihi detak jantung yang
direkomendasikan untuk target usia dan berat badan.
6. Kunjungi dokter atau ahli medis atau tenaga kesehatan lainnya secara
Menjadi pasien proaktif untuk berbagai informasi penting dari ahli medis dapat
membantu dalam mencegah diabetes gestasional.Konsultasikan semua daftar obat atau
suplemen yang ibu konsumsi dan laporkan semua keluhan ibu..

2.11 Penanganan Dan Pengelolaan Diabetes Mellitus Gestasional

a. Pengelolaan Medis
Sesuai dengan pengelolaan medisdiabetes mellitus pada umumnya, pengelolaan diabetes
mellitus gestasional juga didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan
ibu .
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih
dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak.
Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya
pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus
glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB
ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
a) Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
b) Kalori kegiatan jasmani 10-30%
c) Kalori untuk kehamilan 300 kalor
d) Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus diabetes
mellitus umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari

15
untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa
menyusui selesai.

b. Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :


1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
2. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
3. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4. Mencegah episode hipoglikemia
5. Mencegah ketonuria /ketoasidosis deiabetik
6. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan
selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat
badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu
BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg) .
Pada diabetes mellitus gestasional, insulin yang digunakan adalah insulin dosis
rendah dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Obat
hipoglikemik oral tidak digunakan dalam diabetes mellitus gestasional karena efek
teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI

c. Pengelolaan Obstetrik

Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin,
terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula
darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan). Pemantauan ibu dan
janin dilakukan dengan cara :

1. Pengukuran tinggi fundus uteri


2. NST – USG serial
3. Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP <
5 merupakan tanda gawat janin.

16
4. Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya
makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi
untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.
5. Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan
cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin
(normal >l0x/12 jam).
6. Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
7. Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih
dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
8. Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan
infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia
kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan
insulin.
9. Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-
plasenta (FDJP) .

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

Seorang mahasiswa kebidanan melaksanakan praktek lapangan di sebuah puskesmas Di


bukittinggi. Dan setibanya di sana mahasiswa tersebut mencari tahu tentang kondisi kesehatan
pada masyarakat setempat terutama ibu hamil, bayi dan balita. Dan setelah mengajukan beberapa
pertanyaan kepada petugas puskesmas serta pendekatan dengan masyarakat di sana terdapat
permasalahan kesehatan diantaranya diabetes pada ibu hamil. Angka kejadiannya berkisar antara
8-9 dari 20 ibu hamil .dan meningkat dari tahun sebelumnya berkisar antara 2 dari 20 orang ibu
hamil.
Dan petugas puskesmas juga sudah mulai melakukan upaya promotif, preventif pada
kasus tersebut dengan melakukan berbagai program seperti posyandu, antenatal care,
penyuluahan tentang masalah kesehatan serta juga pelayanan bagi calon pengantin, PUS dan
WUS guna mencegah terjadinya diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil.Kondidi sanitasi
lingkungan cukup baik, tetapi masyarakat kurang peduli terhadapa kesehatan seperti jarang
memeriksakan diri terutama ibu hamil. Sehingga gaya hidup mereka menjadi kurang baik. Dan
secara umum usia dari ibu hamil > 25 tahun.
Dari kasus pada daerah tersebut mahasiswa tertarik ingin melakukan investigasi tentang
diabetes mellitus gestasional sehingga di ketahui upaya promotif dan preventif serta
penanggulangan diabetes mellitus gestasional sehingga ibu dan bayi lahir sehat.

A. Investigasi Wabah
1. Persiapan Lapangan
a. Persiapan investigasi
1) Mengetahui dan memahami apakah diabetes mellitus gestasional berpotensial
menjadi wabah
2) Mempelajari dan memperdalam pengetahuan tentang diabetes mellitus gestasional
3) Cara penemuan kasus adalah dengan cara case control dan alat yang digunakan
questioner, serta specimen darah dan urin dari ibu hamil yang terpapar dan tidak
terpapar
4) Sumber data

18
a) Data Primer , hasil anamnesa dengan ibu hamil meliputi :
a. Identitas
b. Keluhan
c. Riwayat menstruasi
d. Riwayat kontrasepsi
e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
f. Riwayat kehamilan sekarang
g. Riwayat kesehatan ibu
h. Pola kegiatan sehari-hari
i. Riwayat bio, psiko, sosio dan spiritual
b) Data sekunder , di dapatkan dari laporan/rekam medis ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas

b. Persiapan administrasi
1) Surat izin investigasi dari kantor wali setempat
2) Surat izin dan dokumen legal melakukan investigasi dari puskesmas
3) Surat izin dari ketua RT dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
4) Biaya dari puskesmas dan pemanfaatan sumber daya yang ada dalam masyarakat

c. Persiapan konsultasi
1) Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
2) Kerja sama lintas program : petugas bagian IKM, Bidan, ahli gizi, bagian
laboratorium kesehatan, bagian pelayanan KIA, serta melibatkan peran serta
masyarakat melalui ketua RT setempat dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
beserta kader.
3) Kerja sama lintas sektoral dengan bagian ke olahragaan dalam hal ini olaharga
untuk kesehatan dan senam hamil
4) Peran masing- masing petugas :
a. Bagian SKM : melakukan penyuluhan
b. Bidan : Melakukan asuhan kebidanan meliputi anamnesa dan pengkajian
serta pemeriksaan pada ibu hamil untuk mengetahui kondisi kesehatannya

19
c. Ahli gizi : Memberikan informasi tentang ukuran kebutuhan gizi baik pada
ibu hamil maupaun sebelum hamil untuk menghindari masalah pada
kehamilan karena hepatitis dapat terjadi sebelum hamil karena ada factor
resiko dan jika tidak di periksa akan di ketahui saat hamil.
d. Laboratorium Kesehatan : melakukan tes laboratorium terhadap ibu hamil
seperti tes gula darah, dan tes urin.
e. Pelayanan KIA : Memberikan informasi cakupan ibu hamil yang
mendapatkan buku KIA
f. Ketua RT dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat :
i. memberikan pengumuman untuk mengumpulkan warga atau ibu
hamil, calon pengantin, serta calon ibu hamil serta remaja usia
produktif.
ii. Membantu mempersiapkan tempat /ruangan untuk investigasi serta
melengkapi kebutuhan seperti kursi, meja, LCD, micropon
g. Kader : mendata semua ibu hamil yang penderita maupun tidak

2. Memastikan adanya wabah


Memastikan adanya wabah dengan bersumber pada :
1) Laporan /rekam medis ibu hamil tahun lalu
2) Laporan/rekam medis ibu hamil tahun sekarang
3) Hasil surveilens dari puskesmas

3. Memastikan Diagnosa
1) Mengetahui penyebab dari hasil anamnesa , tanda dan gejala dari keluhan
pasien, dan pemeriksaan yag di lakukan
2) Melakukan screening test melalu pemeriksaan dan tes laboratorium : tes kadar
gula darah dan urin.Di lakukan pada semua ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas sebanyak 20 orang , dan dinyatakan :
i. 6 orang True Positif A di sertai tanda dan gejala
ii. 2 orang True Positif B tidak di sertai tanda dan gejal
iii. 3 orang False Negatif C di sertai tanda dan gejala

20
iv. 9 orang True Negatif D tidak di sertai tanda dan gejala
4. Defini Kasus
a. Membuat defenisi kasus
1) kasus definitif/konfirmatif : diabetes mellitus gestasional berdasarkan uji
screening
2) kasus sangat mungkin (probable case) : berdasarkan diagnosis yang di tegakkan
dan gambaran klinis dari hasil anamnesa dan pemeriksaan tanpa tes laboratorium
3) kasus mungkin (possible case) : diagnosis kasus yang di tegakkan dengan sedikit
gambaran klinis tanpa uji laboratorium

b. Menemukan dan menghitung kasus


a. Rate
Pada tanggal 14 juli 2017 jumlah penederita diabetes gestasional sebanyak
8 orang dari 20 ibu hamil.
Kejadian tahun lalu :
jml penderita
Rate = x 100 %
jumlahibu hamil
2
= x 100 %
20
= 0,1 x 100 %
= o,1

Kejadian sekarang :
jml penderita
Rate = x 100 %
jumlahibu hamil
8
= x 100 %
20
= 0,4 x 100 %
= 0,4
b. Ratio

21
Kejadian wabah diabetes mellitus gestasional pada tanggal 14 agustus
tahun 2016 di puskesmas sebanyak 0.1 % dan pada taggal 14 agustus tahun
2017 sebanyak 0,4 %
Ratio = 0,1 : 0.4
= 1:4
c. Proporsi
jumlah kejadian
Proporsi = x 100 %
jumlah populasi
2+ 8
= x 100 %
20
= 50 %

5. Epidemiologi Deskriptif
a. Gamabaran berdasarkan waktu
Watu kejadian meningkat antara tanggal 14 agustus 2016 hingga 14 agustus 2017,
penyakit ini tidak menular, tetapi di pengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat
seperti kebutuhan gizi tidak di atur, olahraga yang kurang, serta tidak terdeteksinya
ibu-ibu yang atau memiliki riwayat diabetes sebelumnya seperti karena keturunan
dari anggota keluarga sehinga di ketahui pada saat hamil
20

18

16

14

12

10 positif
negatif
8
6

0
juli 2016 juli 2017

22
b. Gambaran berdasarkan tempat
Terjadi di sebuah wilayah kerja puskesmas di bukittingi

c. Gambaran berdasarkan orang


Penyakit ini terjadi pada ibu hamil.Dari 10 popoulasi ibu hamil terdapat 8 orang di
antaranya mengalami diabetes mellitus gestasional.

14

12

10

8
positif
6 negatif

0
<30 30-35 >35

6. Membuat hipotesis
Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa
darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia,
yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
Factor resiko DMG diantaranya : Riwayat melahirkan bayi cacat, Pernah
melahirkan bayi > 4000 gram, Riwayat Pre eklampsia, Umur ibu hamil > 25 tahun,
Riwayat DM dalam keluarga, Riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya,Infeksi saluran
kemih berulang-ulang selama kehamilan.
DMG umumnya di sebabkan oleh pola makan yang kurang baik, obesitas,
olahraga kurang, stress dan factor keturunan.

23
Tanda dan gejalanya seperti Poliuria (banyak kencing), Polidipsia (haus dan banyak
minum) , Mudah haus sehingga banyak minum, Polifagia (banyak makan) Mudah lapar,
Sering kesemutan, merasa Pusing, mual dan muntah, Obesitas, TFU > normal, Pandangan
mata kabur, Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah), Glikosuria(ekskresi
glikosa ke dalam urin), Gula darah 2 jam > 200mg/dl, gula darah sewaktu > 200 mg/dl,
Gula darah puasa > 126 mg/dl.

7. Menilai Hipotesis
Hipotesisi di atas berdasarkan gejala klinis dan hasil screening test benar terjadi diabetes
mellitus gestasional pada ibu hamil. Untuk lebih menguatkan hipotesis ini di lakukan
penilaian kembali seperti memeriksa kohor ibu, dan laporan/rekam medic pasien, serta ri
wayat kesehatan keluarga.

8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan


Dari hipotesisi yang sudah di buat maka di perlukan untuk penelitian tambahan, dan di
sini akan di lakukan penelitian terhadap kondisi lingkungan kelurga dan perekonomian
masyarakat serta fasilitas kesehatan yang menujang derajat kesehatan masyarakat.

9. Melakukan pengendalian dan pencegahan


Secara umum untuk pencegahannya di lakukan beberapa hal :
1) Memahami factor resiko
2) Diet yang sehat
3) Olahraga teratur
4) Turunkan BB
5) Pastikan gula darah normal sebelum hamil

Peran bidan sangat penting dalam pencegahannya seperti :

1) Lakukan konsultasi sebelum hamil


2) Lakukan pemeriksaan kesehatan
3) Memberikan asuhan kebidanan pada calon ibu dan ibu hamil dengan melakukan
anamnesa sedetail mungkin dan deteksi dini sedini mungkin segala kemungkinan

24
yang akakn terjadi,jika terjadi keabnormalan segera konsultasi dengan dokter agar
pencegahan bisa di lakukan dari awal
4) Memeberikan penyuluhan ataupun promosi kesehatan kepada remaja, calon
pengantin , serta ibu hamil tentang prilaku hidup sehat, masalah kesehatan dan
cara mencegah sertamenanggulanginya
5) Meningkatkan kesehatan masyarakat untuk peduli kesehtan melalui promosi
kesehatan
6) Merujuk pasien yang sudah terdeteksi berdasarkan hasil test ke pelayanan yang
lebih lengkap
7) Menggerakkan pasien untuk selalu datang memeriksakan kehamilan ke petugas
kesehatan serta mengikuti posyandu, kelas ibu hamil dll

10. Menyampaikan hasil peneyelidikan


1) Berupa lisan
Dari hasil investigasi wabah kejadian diabetes mellitus gestasional terjadi pada
ibu hamil, 8 dari 20 orang ibu hamil di nyatakan positif berdsarkan gejala klinis,
dan hasil screening test. Yang di sebebkan oleh beberapa hal diantaranya
kesadaran masyarakat masih kurang terhadap kesehatan, serta gaya hidup yang
tidak baik.
2) Penulisan laporan
a. Latar belakang
Ivestigasi di lakukan karena tingginya peningkatan kejadian diabetes mellitus
pada ibu hamil
b. Tujuan
Untuk mengetahui penyebab tingginya angka kejadian diabetes mellitus pada
ibu hamil
c. Metodologi
Metode yang digunakan yaitu metodelogi deskriptif
d. Hasil

25
No Umur Periode Angka kejadian

1. 25-35 th Juli 2016 2

2. 25-35 th Juli 2017 8

Penyebab
a. Kurangnya kesadaran akan kesehatan
b. Gaya hidup yang tidak sehat
c. Akses pelayanan kesehatan kurang memadai
d. Kesadaran pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah hamil kurang
bahkan tidak ada
e. Pembahasan
Membahas hasil investigasi yang sudah ada
f. Simpulan dan saran
Membuat kesimpulan dan saran terhadap hasil dari nvestigasi.

26
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak
dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia.Diabetes
kehamilan atau diabetes gestational adalah diabetes yang terjadi karena faktor kehamilan.
Diabetes kehamilan dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi yang dapat
menimbulkan masalah bagi penderita, dan dapat mengancam kesehatan bayi yang belum lahir.
Diabetes kehamilan dapat dikelola dengan baik dengan makan makanan yang sehat, berolahraga
secara teratur dan jika perlu minum obat. Lalu bisa diberikan pengobatan dengan cara
pengolahan medis dan pengolahan obsterik, lalu bisa juga diberikan asuhan kepada ibu hamil
tersebut mengenai diabetes melitus.Diabetes Mellitus dikenal dengan berbagai tipe yaitu Tipe I
yang disebabkan faktor genetik atau karena keturunan, Tipe II, sebagian besar disebabkan oleh
gaya hidup, dan Tipe III yaitu diabetes yang dialami oleh ibu hamil. Berdasarkn kasus benar
terjadi diabaetesmellitus gestasional pada ibu hamil dari 20 orang ibu hamil ,8 diantaranya
posistif mengalami DMG.

3.2 Saran

Demikian makalah ini penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

27
DAFTAR PUSTAKA

Prawiraharjo, Sarwono .(2002).Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Putaka

Ikram,Ainal (2000) Buku Ajar Imu Penyakit Dala : Diabetes Mellitus Pada Ibu Hamil Jilid 1
Edisi Ketiga, Jakarta : FKUI 1996

Mansjoer, A, (2000) kapita selskta kedokteran edisi ketiga jilid 1,jakarta, media aesculapius

Arjatmo, Tjokronegoro, (2002). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu.Cet 2 Jakarta : Balai


Penerbit FKUI.

28

Anda mungkin juga menyukai