ANGGOTA :
1. DEWI WAHYUNI
2. DEWI SUSANTI
3. EVI ARNAWATI
4. IRMA DELIMA
5. NURHASANAH
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
pemeriksaan rutin.
yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan
penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam
post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat
diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa
darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg%
berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada
wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test
tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa
darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan
melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa
menjadi DM. .
karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga
saat persalinan.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
DM (Gestasional).
- Mengetahui pengertian DM
manifestasi klinis
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui
sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum
produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif
2. Diabetes pragestasi
hamil. Mereka tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. mereka
dengan komolikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi. Ada 4 hal
Pragestasi Adalah diabetes yang terjadi sebelum konsepsi dan terus berlanjut
setelah masa hamil. Diabetes pragestasi dapat berupa diabetes tipe 1 (tergantung
insulin) dan tipe II (tidak tergantung insulin), yang mungkin disertai atau tidak
dalam kondisi normal menurun, dan respon insulin terhadap glukosa meningkat,
kontrol glikemia meningkat. Dosis insulin untuk klien diabetic yang terkontrol
tidak umum terjadi pada klien diabetic tipe 1 selama awal kehamilan (Mayer,
palmer, 1990)
berisiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin
untuk mencapai hasil akhir yang baik. Perawat yang memberikan asuhan
keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus memahami respon
keluarganya.
diabetes mellitus (jadi bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap
setelah persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama
masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali
didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga.
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang
hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan,
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai
“unmasked” atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang
memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg,
riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. Angka lahir mati terutama
pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi 10 kali dari normal.
usia gentasi sepuluh minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar
dari ibu.
cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl.
glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea,
vomitus, dan penurunan asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin
menurun dan selama tri mester kedua dan ketiga peningkatan kadar laktogen
memastikan suplai glukosa yang berlimpah untuk janin. Kebutuhan ibu akan
maternal dengan cepat kembali peka terhadap insulin seperti pada periode
sebelum hamil. Pada ibu yagn tidak menyusui bayi, keseimbangan insulin –
yang menyusui ibu tetap rendah selama 9 bulan. Setelah penyapihan berakhir,
b. Etiologi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
Genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun
yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu
(ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini
yang merupakan mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen
Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like
episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada
mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel
beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi
dan epineprin.
Obat-obatan.
berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus dihindari. Sirup
dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang terdapat
yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2
Wanita obesitas
c. Manifestasi klinik
berat badan, Polyphagia ( banyak makan), Letih, lesu, Lemah badan, gatal,
d. Patofisiologi
tidak cukup / tidak efektif, glukosa berakumulasi dalam aliran darah dan
dan jaringan otot, pemecahan jaringan ini menimbulkan rasa lapar yang
gejala diabetes sampai mereka mengalami satu atau lebih stressor atau
menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin,
gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
(diabetik )
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
e. Insufisiensi plasenta
menimbulkan kematian
menyebar
Peningkatan ketegangan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
2 (Tn.
1 1 Hamil Ini
S)
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi (KB ).
9. Pola Fungsional Kesehatan
Keterangan
Pola
Sebelum hamil Saat ini
Kebiasaan Ibu tidak memiliki kebiasaan Selama akhir kehamilan ini ibu
buruk seperti merokok, rutin jalan-jalan pagi disekitar
minum-minuman beralkohol lingkungan rumah selama 30
dan memelihara hewan menit – 1 jam perhari. Ibu tidak
peliharaan. memiliki kebiasaan buruk
seperti merokok, minum-
minuman beralkohol dan
memelihara hewan peliharaan.
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Keesadaran : Composmentis
Ekspresi Wajah : Bahagia / senang
Antropometri
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan sekarang : 74 kg
Tinggi Badan : 154 cm
LILA : 32 cm
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 22 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat
nyeri tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, tidak terdapat
cloasma gravidarum, tidak teraba oedema.
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, kebersihan
cukup, tidak ada polip dan peradangan
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau serumen
berlebihan
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, lidah tremor, berwarna merah muda,
tidak terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak ada tanda
peradangan.
Leher : terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak terdapat
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada bendungan pada vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak terdengar
suara nafas tambahan, bunyi jantung i dan ii teratur yaitu
lup dan dup.
Payudara : simetris, kedua payudara terlihat bersih, puting susu
menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areolla mammae,
tidak teraba benjolan abnormal pada payudara, konsistensi
payudara berisi dan tegang, ada terdapat pengeluaran ASI
sedikit dan bening,tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : terdapat striae alba dan terdapat linea nigra, pembesaran
pada uterus sesuai usia kehamilan, tidak terdapat luka
bekas operasi.
TFU : 38 cm
Leopold I : bagian fundus ibu teraba bagian kurang bulat, kurang
melenting, dan agak lunak yaitu bokong janin.
Leopold II : teraba bagian panjang, keras, seperti papan pada abdomen
ibu sebelah kiri yaitu punggung dan teraba bagian kecil
pada abdomen sebelah kanan ibu yaitu ekstremitas janin.
Leopold III : teraba bagian keras, bulat, dan melenting pada segmen
bagian bawah rahim yaitu kepala janin. Bagian terendah
masih dapat digoyangkan.
Leopold IV: konvergen, bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul.
DJJ : 140 kali/menit
TBJ : (38 - 12) x 155 = 4030 gram
Genitalia : bersih, tidak ada pengeluaran, dan tidak terdapat varises,
edema, kondiloma
Anus : tidak ada haemorroid
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak oedem, CRT kembali <2detik, refleks bisep
(+), refleks trisep (+)
Bawah : simetris, tidak oedema, tidak ada varices, CRT kembali
<2detik, refleks Babinski (-), reflek patella (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 24 maret 2021
No Jenis Pemeriksaan Batas Normal Hasil Pemeriksaan
Assasment :
Masalah : Cemas
Masalah Potensial :
Penatalaksanaan :
PENUTUP
1. KESIMPULAN
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM
DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil
kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini dinamakan
sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional, tetapi DM. Dm gstasional perlu
keperawatan secara professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak
2. SARAN
bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan DM, dan paham
bagaimana patofiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami DM. sehingga
DAFTAR PUSTAKA
1.Harry Oxorn, Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Persalinan, Edisi Human Labor
and Birth,
Bina