Anda di halaman 1dari 12

Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami

DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan
toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu
dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan
test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika
didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum
pasti DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan
glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika
kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian
meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan
gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.
DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat
mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga saat persalinan.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana patofisilogis Diabetes Melitus Gestasional ?2. Bagaimana dampak Diabetes Melitus
Gestasional terhadap kehamilan ?3. Bagaimana penatalaksanaan Diabetes Melitus Gestasional ?


C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Diabetes Melitus Gestasional2. Mengetahui penyebab Diabetes Melitus
Gestasionalui3. Mengetahui patofisiologi Diabetes Melitus Gestasional4. Mengetahui dampak
Diabetes Melitus Gestasional terhadap kehamilan5. Mengetahui penatalaksanaan Diabetes Melitus
Gestasional
BAB IIISI

A. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak
dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan
endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui
sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum hamil yang dinamankan
DM pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang
diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada
tingkat seluler. (Bobak. Lowdermilk, Jensen.2004. Edisi 4 hal 699)

B. Pengertian Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah kelainan pada metabolisme karbohidrat dari faktor
yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan (Marilyn, 2001). Diabetes Mellitus Gestational
adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal
mempertahankan euglycemia). Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang
berisiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk mencapai hasil
akhir yang baik. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang
hamil harus memahami respon fisiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme
akibat diabetes, perawat juga harus mengetahui implikasi implikasi psikososial kehamilan diabetik,
sehingga ia dapat mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam perencanaan pengimplementasian dan
pengevaluasian terhadap wanita dan keluarganya. Disebut diabetes gestasional bila gangguan
toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan.
dianggap diabetes mellitus (jadi bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap setelah
persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya
kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada
trimester kedua atau ketiga. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan
turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin.
Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin. Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang
wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan
yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa.
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai unmasked atau baru ditemukan
saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat
melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. Angka lahir mati terutama
pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi 10 kali dari normal.Perubahan metabolic selama dan
setelah masa kehamilan Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana
kebutuhan akan glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami perubahan untuk memastikan
suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan janin. Glukosa maternal ditransfer ke
janin melalui proses difusi-difasilitasi. Insulin ibu tidak menembusd plasenta. Pada usia gentasi sepuluh
minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang adekutat, yang memungkinnya
menggunankan glukosa yang diperoleh dari ibu. Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa
ibu menurun dengan cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat
pengaruh estrogen dan progesterone, pancreas meningkatkan produksi insulin, yang meningkatkan
penggunaan glukosa. Pada saat yang sama, penggunaan glukosa oleh janin meningkat, sehingga
menurunkan kadar glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea, vomitus, dan
penurunan asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan selama tri mester kedua
dan ketiga peningkatan kadar laktogen plasental human, estrogen, progesterone, kortisol,prolaktin, dan
insulin meningkatkan resistansi insulin melalui kerjanya sebagai suatu antagonis. Resistansi insulin
merupakan suatu mekanisme penghematan glukosa yang memastikan suplai glukosa yang berlimpah
untuk janin. Kebutuhan ibu akan insulin meningkat sejak trimester ke II. Kebutuhan insulin dapat
meningkat 2-4 kali lipat pada kehamilan cukup bulan. Pada saat bayi lahir, lepasnya plasenta
menyebabkan penurunan mendadak kadar hormone plasenta, kortisol dan insulin yang bersirkulasi. Ke
jaringan maternal dengan cepat kembali peka terhadap insulin seperti pada periode sebelum hamil.
Pada ibu yagn tidak menyusui bayi, keseimbangan insulin karbohidrat prakehamilan biasanya dicapai
kembali dalam sekitar 7-10 hari. Dalam laktasi, glukosa maternal digunakan sehinggu kebutuhan insulin
ibu yang menyusui ibu tetap rendah selama 9 bulan. Setelah penyapihan berakhir, kebutuhan insulin ibu
kembali ke kebutuhan insulinnya sebelum hamil.

C. Etilogi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :1.Faktor autoimun setelah infeksi
mumps, rubella dan coxsakie B4.2.Genetik Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada
anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai defect fungsi sekresi.
Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan
resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi hormon
insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam
sel beta pankreas. Penderita DM proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan
sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat
(ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan.
Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang
terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran
hormon insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi. Kalangan klinis
menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada
gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita
penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris,
epilepsi, dan stroke like episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada
mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi
OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi sekresi makin berat. Prevalensi mutasi tersebut
biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM itu menderita penyakit penyerta tadi.3.
Kerusakan / kelainan pankreas sehingga Kekurangan produksi insulinInfeksi mikroorganisme dan virus
pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi
pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk
insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.4. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan
epineprin.5.Obat-obatan. Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat
yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. Contohnya Minum soda dalam
keadaan perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus
dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang terdapat dalam minuman
soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini
diteruskan, lama kelamaan akan menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan
yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena diabeters tipe 2
dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.6. Wanita obesitas Sebenarnya DM bisa menjadi
penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin
hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan jebol sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya
dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan
menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.

D. Patofisiologi Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi
secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai
kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi
kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa
hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka
terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan
insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan
diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah
dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau
diabetes kehamilan. Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah
(kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta,
dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan
terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.




Kelas Karakteristik Implikasi
Intoleransi glukosa pada masa hamil Toleransi glukosa abnormal selama masa hamil; hiperglikemia
pascaprandial selama masa hamil Diagnosis sebelum usia gestasi 30 minggu penting untuk mencegah
makrosomia Tangani dengan diet kalori yang adekuat untuk mencegah penurunan berat badan
ibu.Sasaran yang dicapai : glukosa darah pasccaprandial <130 mg/dl 1 jam setelah makan atau < 105
mg/dl 2 jam setelah makan. Apabila insulin dibutuhkan, tangani seperti penanganan kelas B dan C

A Diabetes kimiawi yang didiagnosis sebelum masa hamil: diatasi hanya melalui upaya diet; awitan
dapat terjadi terjadi pada usia berapapun Penatalaksanaan sama dengan penanganan intoleransi
glukosa pada kehamilan
B Terapi insulin yang dilakukan sebelum Masa hamil; awitan pada usia 20 tahun atau lebih; durasi
kurang 10 tahun Sekresi insulin endogen dapat menetap, resiko pada neonates dan janin sama dengan
resiko pada kelas C dan D begitu juga dengan penatalaksanaannya
C Awitan pada usia 10 sampai 20 tahun, atau durasi 10 sampai 20 tahun. Diabetes karena kurang insulin
Diabetes karena kurang binsulin dengan awitan pada masa kanak kanak.
D Awitan sebelum usia 10 tahun samapai 20 tahun atau durasi 10 sampai 20 tahun Makrosomia janin
atau retardasi pertumbuhan intrauterine dapat terjadi, mikroaneurisme retina, dot-hemoragi, dan
eksudat meningkat selama masa hamil., kemudian menurun setelah melahirkan
F Nefropati diabetic disertai dengan proteinuria Anemi dan hipertensi umum terjadi, proteinuria
meningkat pada trimester ke 3, menurun setelah melahirkan. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine
umum terjadi, angka kelangsungan hidup perinatal sekitar 85%. Apabila berada dibawah kondisi
optimal, tirah baring dibutuhkan
H Penyakit Arteri koroner Resiko maternal yang serius
R Retinopati proliferatif Neovaskularisasi disertai resiko hemoragi vitreus atau retina tanggal, foto
koagulasi laser bermanfaat aborsi biasanya tidak dibutuhkan, disertai proses aktif neo vaskularisasi,
mencegah usaha mengedan



E. Faktor Predisposisi / Faktor Resiko
Faktor Predisposisi diabetes mellitus pada kehamilan : 1. Riwayat obstetrik yang mencurigakan :
a. Beberapa kali keguguran.
b. Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas.
c. Riwayat pernah melahirkan bayi 4000 gram
d. Pernah mengalami toxemia gravidarum
e. Polihidramnion
2. Riwayat ibu yang mencurigakan : a. Umur ibu hamil > 30 tahunb. Riwayat DM dalam
keluarga.c. Pernah DMG pada kehamilan sebelumnyad. Obesitas.e. Berat badan ibu waktu
lahir > 5 kgf. Infeksi saluran kemih berulang-ulang selama hamil.3. Bersifat keturunan 4. Faktor
autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.5. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti
GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.F. Komplikasi Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai berikut :
1. Pengaruh dalam kehamilan
a. Abortus dan partus prematurus.
b. Pre-eklampsi
c. Hidramnion
d. Kelainan letak
e. Insufisiensi plasenta
2. Pengaruh dalam persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan kematian
g. Distosia bahu karena anak besar
h. Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio sesarea. Seksio sesaria
merupakan penyakit persalinan yang paling sering ditemukan. Dari sebanyak 40 pasien DMG yang
dipantau di klinik selama 3,5 tahun, Seksio sesaria dilakukan sebanyak 17,5 %.
i. Angka kematian maternal lebih tinggi
3. Pengaruh dalam nifas
a. Infeksi nifas/infeksi puerperalis.
b. Sepsis
c. Menghambat penyembuhan luka jalan lahir.




4. Pengaruh Diabetes pada Bayi
a. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
b. Cacat bawaan terutama pada kelas D ke atas.
c. Dismaturitas terutama pada kelas D ke atas.
d. Janin besar (makrosomia) terutama pada kelas A-C.
e. Kematian dalam kandungan (Intra Uterin Fetal Death), biasanya pada kelas D ke atas.
f. Kematian neonatal. Di klinik yang maju sekalipun angka kematian dilaporkan berkisar antara 3-5 %.
g. Kelainan neurologik dan psikologik dikemudian hari.


G. Tanda dan Gejala Klinis
1.Polifagia. 2.Polidipsi3.Poliuria.4.Mata kabur . 5.Pruritus vulva.6.Ketonemia.7.Lemas.8.Glikosuria.9.Gula
darah 2 jam pp > 200 mg/dl.10.Kesemutan.11.Gula darah puasa > 126 mg/dl12.Gula darah sewaktu >
200 mg/dl.13.Gatal







H. PENATALAKSANAANPengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk
mencapai 3 maksud utama, yaitu:1. Menghindari ketosis dan hipoglikemia.2. Mengurangi
terjadinya hiperglikemia dan glisuria.3. Mengoptimalkan gestasi.Penanganan pada penderita DM
meliputi:1. DietPenderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat badannya bertambah
menurun. Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet yang mengandung 1200-1800
kalori sehari selama kehamilan. Pemeriksaan urine dan darah berkala dilakukan untuk mengubah
dietnya apabila perlu. Diet dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-
60gr. Garam perlu dibatasi untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.


2. Olah ragaWanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya. Kita tidak bisa
memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan gula dalam darahnya.


3. Obat-obat antidiabetikSelama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik. Pemeriksaan
kadar darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan
bagi penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar gula darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk
penderita DM yang dapat dikonsumsi dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini
memang tidak seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan efek yang
merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbulkan cacat bawaan pada janin. Pada trimester
pertama paling sukar dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada timester kedua
pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu perubahan diet dan dosis antidiabetik. Dalam
trimester ketiga sering diperlukan lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.


4. DiuretikJika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan miskin garam. Jika ini tidak
menolong dapat diberikan deuretik.


5. Steroid-steroid seksSekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik. Komplikasi pada fetus
berkurang jika selama kehamilan diberi estrogen dan progesteron dalan dosis besar.


6. Penatalaksanaan obstetric
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaanklinis ibu dan janin, terutama tekanan
darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG
dan kardiotokografi (jika memungkinkan).Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin
dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.Pada tingkat Puskesmas
dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut
jantung janin.Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :a.
Pengukuran tinggi fundus uterib. USG serialc. Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik
janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.d. Penilaian ini dilakukan setiap
minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan
gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.e. Pada janin yang
sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan
persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).f. Bayi yang dilahirkan dari ibu
DMG memerlukan perawatan khusus.g. Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan
amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).h.
Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti
glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG
dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.i. Penilaian paling ideal adalah penilaian janin
dengan skor fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).1) Persalinan dilakukan:a) Pertahankan sampai
aterm dan spontan.b) Induksi persalinan pada minggu 37-38.c) Primer seksio sesarea.2)
Penanganan bayi dengan DM:a) Disamakan dengan bayi prematur.b) Observasi kemungkinan
hipoglisemia.c) Perawatan intensif: neonatus intensif unit care dengan pengawasan ahli neonatologi.





I. Pemeriksaan1. Pemeriksaan Diagnostika. Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara
abnormal. Kadar gula darah pada waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.b. Tes
toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dl.c. Glukosa darah:
darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah
utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasid. Glukosa
urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka sekresi dalam urine akan
naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang
populer: carik celup memakai GOD.e. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam
asetoasetat cepat didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat
tidak terdeteksif. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL,
LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody)2. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining glukosa darah,
ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia, Hemoglobin glikosida
(HbA1c) yang menunjukkan control diabetik (HbA1c lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum
kehamilan, membuat janin berisiko anomaly kongenital).








J. Pencegahan
1. Mengurangi makan-makanan manis2. Menjaga jumlah asupan makanan terutama ketika
trisemester ketiga kehamilan agar berat badan tidak bertambah, akan tetapi ibu hamil tidak boleh
sampai kekurangan makanan3. Berolahraga dengan teratur serta melakukan aktivitas fisik dari mulai
yang ringan hingga sedang sehingga kalori yang tidak diperlukan dalam tubuh akan terbakar dengan
sendirinya.

K. Peran BidanPada kasus ini bidan sangat berperan penting dalam pencegahan penyakit diabetes
mellitus gestational, selain memberikan konseling bagi pasien, bidan juga berperan dalam mengevaluasi
pemahaman pasien tentang aturan diet.
1. Timbang berat badan pasien setiap kunjungan prenatal.Penambahan berat badan adalah kunci
petunjuk untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan kalori2. Mengkaji masukan kalori dan pola
makan dalam 24 jam.Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet3.
Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada penatalaksanaan
diabetic.Kebutuhan metabolism dari janin dan ibu membutuhkan perubahan besar selama gestasi
memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi4. Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang
teratur bila memakai insulin.Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia5. Perhatikan
adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama.Mual dan muntah dapat menyebabkan
defisiensi karbohidrat yang dapat mengakibatkan metabolism lemak dan terjadi ketosis6. Kaji
pemahaman stress pada diabetic.Stress dapat mengakibatkan peningkatan kadar glukosa, menciptakan
fluktuasi kebutuhan insulin.7. Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala kepentingan hipoglikemia dan
hiperglikemia.Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada trimester pertama karena
peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh ibu dan perkembangan janin.
Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.
BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes yang terjadi pada saat kehamilan, dan kemudian akan
pulih kembali 6 minggu pasca persalinan. Diabetes Melitus Gestasional perlu penanganan yang serius,
karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan janin kedepannya.
sehingga perlu diberikan penatalaksaaan yang baik terhadap ibu hamil dengan Diabetes Melitus, supaya
tidak lagi terjadi berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.


B. Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan DM, dan paham bagaimana patofiologi yang terjadi pada ibu hamil yang
mengalami DM. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA


Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Ikram, Ainal (2000) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Ibu Hamil jilid I Edisi ketiga,
Jakarta : FKUI, 1996.
Mansjoer, A, (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta , Media Aesculapius.
Arjatmo,Tjokronegoro. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI

Anda mungkin juga menyukai