Diabetes pragestasi, artinya sudah diketahui diabetes mellitus kemudian hamil. Mereka
tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. mereka dengan komolikasi berat,
khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi.
Ada 4 hal penting mengapa diabetes gestasi perlu ditegakkan diagnosisnya. Diabetes
Pragestasi Adalah diabetes yang terjadi sebelum konsepsi dan terus berlanjut setelah masa hamil.
Diabetes pragestasi dapat berupa diabetes tipe 1 (tergantung insulin) dan tipe II (tidak tergantung
insulin), yang mungkin disertai atau tidak disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati, dan
komplikasi diabetic lainnya.
Kondisi diabetogenik kehamilan pada sistem metabolic yang terganggu selama masa
pragestasi memiliki implikasi yang signifikan. Adapun hormone yang normal terhadap
kehamilan mempengaruhi kontrol glikemia pada pasien diabetic pragestasi.
Kehamilan juga dapat mempercepat kemajuan komplikasi vaskuler diabetes. Selama
trimester pertama, sementara kadar glukosa darah maternal dalam kondisi normal menurun, dan
respon insulin terhadap glukosa meningkat, kontrol glikemia meningkat.
Dosis insulin untuk klien diabetic yang terkontrol baik perlu disesuaikan untuk
menghindari hipoglikemi. Episode hipoglikemia tidak umum terjadi pada klien diabetic tipe 1
selama awal kehamilan (Mayer, palmer, 1990)
DIABETES MEILITUS PADA MASA KEHAMILAN
Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang berisiko tinggi, oleh
karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk mencapai hasil akhir yang baik.
Perawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus
memahami respon fisiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme akibat
diabetes, perawat juga harus mengetahui implikasi implikasi psikososial kehamilan diabetik,
sehingga
ia
dapat
mengarahkan
wanita
yang
sedang
hamil
dalam
perencanaan
Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana kebutuhan akan
glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami perubahan untuk memastikan suplai
glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan janin. Glukosa maternal ditransfer ke
janin melalui proses difusi-difasilitasi. Insulin ibu tidak menembusd plasenta. Pada usia gentasi
sepuluh minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang adekutat, yang
memungkinnya menggunankan glukosa yang diperoleh dari ibu.
Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan cepat dibawah
kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat pengaruh estrogen dan
progesterone, pancreas meningkatkan produksi insulin, yang meningkatkan penggunaan glukosa.
Pada saat yang sama, penggunaan glukosa oleh janin meningkat, sehingga menurunkan kadar
glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea, vomitus, dan penurunan
asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan selama tri mester kedua dan
ketiga peningkatan kadar laktogen plasental human, estrogen, progesterone, kortisol,prolaktin,
dan insulin meningkatkan resistansi insulin melalui kerjanya sebagai suatu antagonis. Resistansi
insulin merupakan suatu mekanisme penghematan glukosa yang memastikan suplai glukosa yang
berlimpah untuk janin. Kebutuhan ibu akan insulin meningkat sejak trimester ke 2. Kebutuhan
insulin dapat meningkat 2-4 kali lipat pada kehamilan cukup bulan.
Pada saat bayi lahir, lepasnya plasenta menyebabkan penurunan mendadak kadar
hormone plasenta, kortisol dan insulin yang bersirkulasi. Ke jaringan maternal dengan cepat
kembali peka terhadap insulin seperti pada periode sebelum hamil. Pada ibu yagn tidak menyusui
bayi, keseimbangan insulin karbohidrat prakehamilan biasanya dicapai kembali dalam sekitar
7-10 hari. Dalam laktasi, glukosa maternal digunakan sehinggu kebutuhan insulin ibu yang
menyusui ibu tetap rendah selama 9 bulan. Setelah penyapihan berakhir, kebutuhan insulin ibu
kembali ke kebutuhan insulinnya sebelum hamil.