Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Oleh :
Adella Wahyuningsih (011611233008)
Idelia Carla Achsan (011611233009)
Rara Yumna Elfrida (011611233010)
Khoidatun Maufiroh (011611233012)
Fifi Lailiya (011611233013)
Lailatul Fitria (011611233014)
Amilia Krisdiantini (011611233015)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019-2020
1. LANDASAN TEORI

1.1 Definisi Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah diabetes yang diderita oleh ibu hamil atau diabetes
akibat hiperglikemia saat hamil.Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) Dan gula darah
terganggu yang merupakan transisi dari normal ke diabetes. TGT dan gula darah yang
tinggi maka akan menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2 (Informasi dan pusat data
kemenkes RI, 2018). Diabetes merupakan penyakit yang menyebabkan kematian ibu no.9
tertinggi di dunia (FaridKurniawan, 2019).Menurut WHO padatahun 2002 penederita
diabetes mencapai angka 150 juta dandiperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat
pada tahun 2025. Penyakit diabetes pada Negara berkembang disebabkan karena gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas, kurang aktivitas fisik (World Health Organization
WHO, 2014).

1.2 Patogenesis dan Patofisiologis

Kehamilan merupakan suatu kondisi diabetogenik yang di tandai dengan adanya


resitensi insulin dan peningkatan respon sel β pankreas dan hyperinsulinemia sebagai
kompensasi. Resistensi insulin umumnya dimulai sejak trimester kedua kehamilan dan
keadaan ini terus berlangsung selama sisa kehamilan. Sensitivitas insulin selama
kehamilan dapat menurun hingga 80%. Hormon-hormon yang disekresi oleh plasenta,
seperti progesteron, kortisol, human placental lactogen (hPL), prolaktin, dan growth
hormone, merupakan faktor yang berperan penting dalam keadaan resistensi insulin saat
kehmilan.

Progesterone dan Estrogen dapat mempengaruhi resistensi insulin secara langsung


maupun tidak langsung. Kadar hPLsemakin meningkat seiring bertambahnya usia
kehamilan, hormone ini bekerja seperti growth hormone yaitu meningkatkan lipolysis.
Lipolysis menyebabkan bertambahnya kadar asam bebas yang beredar dalam darah, yang
pada akhirnya dapat menyebabkan resistensi insulin di jaringan perifer. Pertumbuhan
fetus bergantung pada kadar glukosa plasma ibu. Adanya resistensi insulin menyebabkan
tingginya kadar glukosa plasma ibu, yang kemudian akan berdifusi ke dalam aliran darah
janin melalui plasenta. Ibu yang menderita diabetes gestasional tingkat resisten insulin
yang lebih tinggi daripada kehamilan normal dan tidak dikompensasi dengan sekresi
insulin yang adekut.

Pada wanita hamil, terdapat perubahan metabolisme, slah satunya metabisme


glukosa. Pada awal kehamilan, terjadi hyperplasia dari sel β pankreas yang merupakan
dampak dari meningkatnya hormone estrogen dan progesterone pada ibu, kondisi tersebut
menyebabkan tingginya kadar insulin pad awal kehamilan. Pada trimester kedua dan
ketiga, adanya faktor dari feto-plasenta membuat penurunan sensitivitas insulin dari ibu.
Karena janin sangat membutuhkan transport glukosa karena tidak bisa membentuk
glukosa, sehingga janin membutuhkan suplai dari ibu. Oleh sebab itu, dalam tubuh ibu
terjadi peningkatan glukogenesis. Patofisiologis dari Diabetes Gestasional dibagi menjadi
dua antara lain 1. Peranan unit feto-plasenta dan 2. Peranan jaringan adipose.

a. Peranan unit feto-plasenta

Dalam beberapa abad terakhir, terjadi diabetes estasional disebabka adanya


peningkatan resistensi insulian dan penurunan sensitivitas insulin selama kehamilan,
seperti estrogen, progesterone, kortisol dan laktogen dalam sirkulasi maternal. Sehingga
semakin meningkatnya usia kehamilan, sesitensi insulin semakin besar.

b. Hormone plasenta

Plasenta mensintesa progesterone dan pregnenolone. Progesteton ini termasuki


sirkulasi janin, dan sebagai sumber pembentukan kortisol dan kortikosteron di kelenjar
adrenal janin. Peningkatan koertisol selama kehamilan normal menyebabkan penurunan
toleransi glukosa. Sedangkan pregnenolone ini merupakan sumber pembentuk estrogen,
dimana hormone ini mempengaruhi fungsi sel β pankreas. Selain estrogen dan
progesterone, Human placental lactogen (Hpl) merupakan produk dari gen Hpl-A dan
Hpl-B yang disekresikan ke sirkulasi maternal dan janin. Hpl ini akan terpengaruh oleh
kadar glukosa, diman tinggi bila hipoglikemia, dan sebliknya. Pad trimester kedua
kehamilan, kadar hpl ini mengingkat 10x lipat, yang menandakan kondisi hipoglikemia.
Hpl ini menstimulasi lipolysis, yang menyebabkan tingginya kadar asam lemak dalam
sirkulasi, ditujukan untuk membentuk glukosa yang dibutuhkan oleh janin. Asam lemak
ini berfungsi anatologis dengan fungsi insulin, sehingga terjadi hambatan penimpanan
glukosa dalam sel.

c. Pernana jaringan adipose

Dalam decade terakhir adipositokin, yang merupakan produk dari jaringan


adiposity diduga berperan dalam regulasi metabolism maternal dan resitensi insulin
selama kehamilan. Adipositokin, termasuk leptin, adiponectin, tumor Necrosis Factor-
alpha. IL-6, resistin, visvatin adan apelin ini produksi intrauterine.

d. Adiponectin

Adiponectin ini mempunyai efek sensitisasi insulin dengan cara menurunkan


trigliserida jaringan. Trigliserida jaringan ini berperan dalam resistensi insulin, karena
menganggu aktivitas insulin-stimulated phosphatidylinositol 3-kinase dan translokasi
Glucose transporter 4 (GLUT-4) serta uptake glukosa. Dalam sebuah penelitian oleh
Yamuachi et al, pada wanita hamil dengan diabetes gestasional, ditemukan penurunan
adiponectin, yang secara sinergis meningkatkan resistensi insulin dibandingkan wanita
hamil dengan kadar glukosa normal.

e. TNF-alpha

Selain adinopektin, adipositokin lain yang diproduksi oleh plasenta dan jaringan
lemak subkutan yang dihungkan dengan diabetes gestasional adalah TNF-alpha. TNF-
alpha ini merupakan predictor dan resistensi ibsulin selama kehamilan dan merupakan
serminan alpha terbaik dari sensitivitas insulin, tergambarkan bahwa TNF-alpha ini
ditemukan rendah di awal kehamilan, dan tinggi pada akhir kehamilan. Hal ini sejlan
dengan sentivitas insulin yang terus menrus menurun pada kehamilan.

1.3 Faktor Risiko


Faktor risiko pada ibu hamil dengan diabetes gestasioanal menurut penelitian
Fuji Rahmawati, dkk 2016 menunjukkan bahwa:
(1) usia yang terlalu muda<35 tahun atau terlalu tua>35 tahun berisiko untuk terserang
diabetes gestasional
(2) riwayat diabetes pada keluarga meningkatkan risiko diabetes sebesar 56%
(3) BMI (Body Mass Index) yang melebihi 30 maka akan berisiko terkena diabetes.

Faktor risiko lainnya menurut (Farid Kurniawan, 2019) yaitu:


(1) umur yang terlalu tua
(2) riwayat diabetes pada keluarga
(3) Overweight
(4) riwayat DMG sebelumnya
(5) riwayat stillbirth (janin mati dalam kandungan)
(6) glukosaria saat hamil
(7) riwayat melahirkan bayi besar>4000gr.

1.4 Komplikasi dan Risiko terkait DMG


1. Risiko bagi ibu :
a. Preeklamsi / Eklmasia
b. Risiko pemanjangan kala 2
c. Trauma intranatal
d. Polihidramnion
e. Risiko DM tpe 2 di kemudian hari
f. Infeksi saluran kemih
g. Secsio sesarea

2. Risiko bagi bayi :


a. Macrosomia (ukurab bayi besar)
b. Distosia bahu
c. Stillbirth
d. Kelainan kongenital
e. Lahir premature
f. Pertumbuhan janin terhambat
g. Hipoglikrmia (GD rendah saat lahir)
h. Hyperbilirubinemia (kuning setekah lahir)
i. Hipokalsemia

1.5 Gejala Klinis

Diabetes mellitus gestasional adalah bentuk sementara (dalam banyak kasus)


diabetes dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk
menangani gula selama kehamilan. Hal ini juga bisa disebut intoleransi glukosa atau
intoleransi karbohidrat. Tanda dan gejala dapat termasuk:

a. Gula dalam urin


b. Sentiasa rasa haus
c. Sering buang air kecil
d. Kelelahan
e. Mual
f. Sering infeksi kandung kemih, vagina dan kulit
g. Penglihatan kabur
h. luka sembuh dengan lama
i. kesemutan

1.6 Penatalaksanaan

Penanganan DMG memerlukan kolaborasi tim yang terdiri dari ahli kebidanan
dan kandungan, dokter ahli diabetes, ahli gizi, perawat, edukator, dan ahli anak. Apabila
tidak mungkin, dapat dibentuk tim medis yang lebih kecil.1

Penatalaksanaan penderita DMG antara lain:

1. Terapi diet. Terapi ini merupakan strategi utama untuk mencapai kontrol glikemik.
Diet harus mampu menyokong pertambahan berat badan ibu sesuai masa kehamilan,
membantu mencapai normoglikemia tanpa menyebabkan lipolisis (ketonuria).
Latihan dan olah raga juga menjadi terapi tambahan untuk mencapai target kontrol
glikemik.
2. Kontrol glikemik.
3. Target glukosa pasien DMG dengan menggunakan sampel darah kapiler adalah
a. Preprandial (setelah puasa) <95 mg/ dL (5,3 mmol/L) dan
b. 1 jam post-prandial (setelah makan) <140 mg/dL (7,8 mmol/L) atau
c. 2 jam post-prandial (setelah makan) <120 mg/dL (6,7 mmol/L)
4. Terapi insulin. Terapi insulin dipertimbangkan apabila target glukosa plasma tidak
tercapai setelah pemantauan DMG selama 1 - 2 minggu.
5. Obat hipoglikemik oral. Obat hipoglikemik oral seperti glyburide dan metformin
merupakan alternatif pengganti insulin pada pengobatan DMG.

2. MANAJEMEN KEBIDANAN

Proses manajemen kebidanan menurut Varney (2007), terdiri dari 7 langkah


yang secara periodik disaring ulang, proses manajemen ini terdiri dari pengumpulan data,
antisipasi atau tindakan gawat darurat, rencana tindakan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Langkah I : Pengkajian Data


Langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Yulaikah, 2009)
1. Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2009).
a) Nama pasien : untuk menghindari adanya kekeliruan atau untuk
membedakan dengan klien pasien yang lalu.
b) Umur : ditulis dalam tahun, untuk mengetahui adanya resiko karena pada
umur 20 tahun, alat reproduksi belum siap untuk menerima konsepsi. Pada
umur lebih dari 25 tahun kerja jantung meningkat karena adanya hemodilusi
dan kemungkinan terjadi perdarahan.
c) Suku/bangsa : ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang
menguntungkan dan merugikan bagi ibu hamil.
d) Agama : untuk mempermudah bidan dalam melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
e) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat
pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
f) Pekerjaan : untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan pasien
terhadap permasalahan keluarga pasien atau klien, untuk mengetahui sosial
ekonomi.
g) Alamat : untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam
keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.
h) Keluhan utama
Pada ibu dengan DMG biasanya akan di keluhkan trias gejala yakni poliuri,
polidipsi dan polifagi serta pernah berobat sakit gula.
i) Riwayat kehamilan sekarang
Hari pertama haid terakhir (HPHT): Untuk mengetahui umur kehamilan
Hari perkiraan lahir (HPL): Untuk mengetahui perkiraan lahir
Gerakan janin: Untuk mengetahui apakah janin sudah mulai bergerak atau
belum, aktif atau tidak.
Ante Natal Care (ANC): Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak,
sudah hamil berapa minggu, tempat ANC dan untuk mengetahui riwayat
kehamilan, imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sudah atau belum, kapan, berapa
kali (Wiknjosastro, 2010)
j) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan data yang berisi keluhan ibu sekarang
saat pengkajian dilakukan, riwayat kesehatan yang lalu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu mempunyai riwayat penyakit seperti jantung, asma,
hipertensi, ginjal dan diabetes melitus (Manuaba, 2008). Riwayat penyakit
keluarga dikaji untuk mengetahui adakah riwayat penyakit menurun atau
menular, adakah riwayat keturunan kembar atau tidak (Ambarwati, 2008).
k) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Adalah untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya lahir,
tempat bersalin, penyulit anak, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang
badan lahir, riwayat nifas lalu, keadaan anak sekarang (Wheeler, 2008).
2. Pemeriksaan Fisik
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dapat diukur termasuk
informasi yang diperoleh selama pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik
(Yulaikah, 2009).
a. Keadaan umum
Pada ibu dengan diabetes melitus kondisi umumnya baik hingga lemah
b. Tanda vital
Tekanan darah ibu harus dikontrol, karena hiperglikemi ringan tetap dapat
memberikan penyulit pada ibu salah satunya preeklampsi
(Prawirohardjo, 2010
c. Antopometri
Berat badan menurut tinggi badan merupakan salah satu hal yang penting
untuk menentukan kategori berdasarkan IMT seseorang. Hal ini penting
terutama pada pasien diabetes yang harus mengontrol dietnya.
3. Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
Untuk mendeteksi apakah ada kandungan dalam darah atau tidak
(Prawirohardjo, 2011). Pada kasus diabetes Mellitus Gestasional GDS ≥ 140
mg/dl (Saifuddin, 2007).
2) Pemeriksaan urine
Untuk mengetahui apakah ada kandungan gula dalam urine sehingga menunjang
untuk menegakkan diagnosa DMG pada ibu hamil (Prawirohardjo, 2011). Pada
kasus diabetes mellitus gestasional hasil reduksi urin positif
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah
yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering disertai
diagnosis (Yulaikah, 2009).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkungan
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang
dikemukakan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa (Varney, 2007).
Diagnosa : Ny. X umur… tahun G…P…A… hamil… minggu, janin tunggal/ganda, hidup
intrauteri/extrauteri, letak memanjang/melintang, punggung kanan/kiri, presentasi
kepala/bokong, bagian terbawah janin sudah masuk panggul/belum dengan diabetes
mellitus gestasional.
Data subjektif :
- Ibu mengatakan nama Ny. X dan umur…tahun
- Ibu mengatakan pernah melahirkan … kali
- Ibu mengatakan sering merasa haus, lapar, dan buang air kecil pada malam hari.
- Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya.
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal Data objektif : (Varney, 2007)
- Keadaan Umum Kesadaran
- Tanda – tanda vital
- HPL tanggal
- Pemeriksaan Leopold
- Hasil laboratorium: Hasil pemeriksaan gula darah : ≥140 mg/dl, Hasil pemeriksaan
reduksi urine : positif
Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).
Masalah yang sering timbul pada ibu hamil patologi yaitu ibu merasa cemas dan gelisah
dengan keadaannya (Saifuddin, 2007).

Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan menyertai diagnosa teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah (Yulaikah, 2009). Kebutuhan pada ibu hamil dengan diabetes
mellitus gestasional yaitu dukungan moral (Saifuddin, 2007).

c. Langkah III : Diagnosa Potensial


Menurut Proverawati dan Asfuah (2009) pada diabetes mellitus gestasional potensial
terjadi :
Pada ibu: Polihidramnion, preeklamsia, hipertensi.
Pada janin: Abortus spontan, hipoglikemi, makrosomia, hipomagnesemi, hipokalsemi,
hiperbilirubin, sindrom gawat nafas, polisitemia
d. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini, menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan
konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
(Yulaikah, 2009)
Antisipasi pertama yang perlu dilakukan pasien dengan diabetes mellitus gestasional
menurut Yulaikah (2009), yaitu dengan melakukan kolaborasi dengan dr. SPOG dalam
pemberian terapi, dan kolaborasi dengan ahli gizi
e. Langkah V : Perencanaan
Rencana asuhan kebidanan pada pasien dengan diabetes mellitus gestasional menurut
Fadlun (2012) yaitu :
1. Beritahu pasien bahwa bidan harus kolaborasi dengan dokter SPOG dan ahli gizi.
R/ Kehamilan diabetik merupakan kehamilan berisiko tinggi, penilaian klinis
diabetologis dan dokter obstetrik penting untuk mengurangi dan mengatasi komplikasi
(Linda dan Helen,2010)
2. Beri dukungan tambahan, support mental pada pasien
R/ bentuk simpati terhadap ibu, diharapkan ibu tetap semangat dalam menjalani
kehamilannya
3. Anjurkan ibu ke dokter spesialis untuk memantau perkembangan janin dengan USG
R/ pemeriksaan USG untuk mengkaji ukuran janin, usia gestasi, dan pemindaian detail
pada 18-22 minggu untuk mengetahui adanya anomali janin serta mencakup
kardiotokografi dan pengkajian klinis secara reguler (billington,2010)
4. Beritahu diet yang baik untuk penderita diabetes mellitus gestasiona,
R/ diet kaya akan karbohidrat kompleks terutama kacang-kacangan, protein dalam
jumlah menengah (20% dari kalori), rendah kolesterol dan lemak (30% dari asupan
kalori, tidak lebih dari 10% lemak jenuh), serta hanya sedikit mengandung gula. Diet
harus banyak mengandung serat karena dalam kajian serat dapat mengurangi
kebutuhan insulin pada DMG
5. Anjurkan olahraga jika tidak ada komplikasi atau masalah seperti berjalan cepat,
berenang dan menggunakan alat sepeda
R/ akan memberikan tenaga bagi klien, membantu pengaturan kadar gula darah.
6. Anjurkan untuk mengecek gula darah secara rutin
R/ kadar gula darah harus dipertahankan tidak lebih dari 5,5 mmol/L sebelum makan
dan 7,7 mmol/L pada 2 jam setelah makan. (CEMACH,2005)
f. Langkah VI : Implementasi
Merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan seperti pada
perencanaan. Ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan, pasien
dan tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaan (Varney, 2007).
g. Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
penemuan akan bantuan apakah benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan,
diagnosa, dan masalah sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa kebidanan
(Varney, 2007).

3. CONTOH MENEJEMEN DMG PADA KEHAMILAN

I. Pengkajian
Tanggal : Rumah Sakit/Klinik/Puskesmas/PMB

Jam : Sesuai saat menerima pasien/klien

A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Sesuai kartu identitas pasien (Ex : Ny X)

Umur : Sesuai dengan tanggal kelahiran pasien (Ex : 30 tahun)

Dalam kurung waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman


untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.

Agama : Sesuai dengan identitas pasien (Ex : Islam)

Suku Bangsa : Sesuai dengan identitas pasien (Ex : Jawa)

Pekerjaan : Ada beberapa lingkungan pekerjaan yang beresiko menyebabkan atau


memperparah keadaan DMG

Pendidikan : SD/SMP/SMA/D3/S1

Alamat : Daerah Kawasan Industri/Daerah padat penduduk

Nama Suami : Sesuai kartu identitas pasien (Ex : Tn D)

Umur : Sesuai dengan tanggal kelahiran pasien (Ex : 33 tahun)

Agama : Sesuai dengan identitas pasien (Ex : Islam)

Suku Bangsa : Sesuai dengan identitas pasien (Ex : Jawa)

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SD/SMP/SMA/D3/S1

Alamat : Ex Daerah Kawasan Industri/Daerah padat penduduk

2. Keluhan Utama
Keluhan utama pada ibu hamil dengan Diabetes Mielitus Gestasional yaitu ibu mudah lapar
dan lebih sering merasa haus serta berat badan yang mengalami kenaikan yang signifikan.
3. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Penyakit Lalu
Pernah menderita diabetes mielitus sebelumnya.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Diabetes sering kali diturunkan secara genetik.
- Riwayat Penyakit Sekarang
Penyakit yang sedang diderita Ibu saat ini.
Ex: Ibu mengatakan pada kehamilannya sekarang disertai penyakit Diabetes sejak trimester
2 yaitu pada usia kehamilan 6 bulan.
4. Riwayat Menstruasi
Berisi siklus menstruasi Ibu sebelum hamil sebagai catatan awal pada ibu yang baru hamil,
dan hitungan tanggal menstruasi terakhir Ibu serta perkiraan kelahiran. Misalnya:
- Menarche : 12 tahun
- Lama : ± 7 hari
- Banyak/sedikit : Banyak (Satu hari ganti pembalut 3 kali penuh)
- Siklus : ± 28 hari
- Dismonerhoe : (+) pada hari 1 – 3 menstruasi
- Fluor albus : (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi
- HPHT : 20 Februari 2019
- TP / HPL : 01 Mei 2020
5. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Tmpt Bersalin

Jenis kelamin

BB saat lahir
Persalinan
Penolong
Suami ke

Penyulit

Penyulit

Penyulit
Anak ke

Hidup
Jenis

Mati

KB

1 H A M I L I N I -

6. Pola kebiasaan sehari – hari


Pola Kebiasaan Sebelum hamil Sesudah hamil
Nutrisi Makan sehari 3x porsi Makan sehari 5 -6x porsi
biasanya sayur, lauk pauk. biasanya sayur, lauk pauk.
Minum ± 8 gelas sehari Minum ± 8 gelas sehari
Eliminasi BAB 1 – 2 x/ hari, bau khas, BAB 1 – 2 x/ hari, bau khas,
a. BAB konsistensi lembek warna konsistensi lembek warna
kuning kecoklatan kuning kecoklatan
BAK BAK 5 – 6 x/hari,
BAK 8 - 10 x/hari, bau khas,
bau khas, warna jernih
warna jernih kekuningan.
kekuningan
Istirahat Tidur malam ± 6 – 8
Tidur malam ± 6 – 8
jam/hari, tidur siang ± 1 –
jam/hari, tidur siang ± 2 –
2 jam (kadang-kadang)
3 jam/hari
-
Hubungan Seksual 2 – 3 x dalam 1 mgg Ibu mengatakan jarang
melakukan hubungan
seksual saat dirinya hamil
Personal Higiene Mandi 2 - 3 x dalam sehari, Mandi 2 - 3 x dalam sehari,
ganti celana dalam 2 x ganti celana dalam 2 x
sehari sehari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan awal yang dilakukan dengan cara mengukur kondisi tubuh ibu.
Misal:
KU : baik
Kesadaran : Composmetis
BB sebelum hamil : 56 Kg
BB sekarang : 70 Kg (berat badan yang berlebihan sebagai tanda DMG)
TB : 155 cm
Lila : 29 cm
IMT : 29 (Kategori : Obesitas I)
TTV :
- TD : 120/90 mmHg
- N : 70 x / mnt
- RR : 19 x / mnt
- S : 370 C

2. Pemeriksaan Head To Toe


Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki yang dilakukan pada Ibu saat datang disesuaikan
dengan keluhan ibu, dan kebutuhan crosscheck kesehatan dalam masa hamil. Ex:

- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera puith


anemis (-), oedema palpebra (-)

Pembesaran K. Tyroid (-), pembesaran vena


- Leher :
jugularis

Leopold I
Abdomen :
TFU 33cm (UK 30 mgg)

Leopold II

PUKA, DJJ 130 x/mnt

Leopold III

Persentasi Kepala

Leopold IV

Belum masuk PAP

DJJ 130 x / mnt

3. Data Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah (GDS) : 167 mg/dl
2) Pemeriksaan Reduksi Urine : (++)

II. Interpretasi Data

Ny.X, 30 tahun, G1P0000, UK 30 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, dengan
Diabetes Melitus Gestasional.

III. Penatalaksanaan

1. Melakukan kolaborasi atau rujukan dengan dr. SPOG dalam pemberian terapi, dan
kolaborasi dengan ahli gizi
2. Beri dukungan tambahan, support mental pada pasien
3. Anjurkan ibu ke dokter spesialis untuk memantau perkembangan janin dengan USG
4. KIE mengenai :
- Beritahu diet yang baik untuk penderita diabetes mellitus gestasional
- Anjurkan olahraga jika tidak ada komplikasi atau masalah seperti berjalan cepat, berenang
dan menggunakan alat sepeda
- Anjurkan untuk mengecek gula darah secara rutin
DAFTAR PUSTAKA

Infodatin (Informasi dan pusat data kemenkes RI). 2018. Waspada Diabetes Live Well Eat Well.
Diakses http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf. Pada tanggal 16 September 2019
Fadlun, F A. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika
Kurniawan, Farid. 2019. Diabetes Mellitus Gestasional. Diakses
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2017/11/Di
abetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pdf.Pada tanggal 16 September 2019
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
WHO.(2014). Diabetes Melitus.WHO News: Fact Sheets. Diakses dari:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/ pada tanggal 16 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai