Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK 3

ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
IBU HAMIL DENGAN
PENYAKIT PADA
MASA KEHAMILAN
01
ASUHAN
KEPERAWATAN
DIABETES
MELITUS PADA
KEHAMILAN
PENGERTIAN

Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan kadar glukosa dalam


darah atau hiperglikemia. Kemampuan tubuh pada orang dengan diabetes untuk
bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau pankreas dapat menghentikan sama
sekali produksi insulin. Diabetes Mellitus (DM) tidak hanya terjadi pada orang
dewasa ataupun remaja, akan tetapi bisa terjadi pada kondisi tertentu, seperti pada
ibu hamil. DM atau hiperglikemia saat kehamilan atau yang biasa disebut
Diabetes Mellitus Gestational (DMG) adalah kehamilan normal disertai dengan
peningkatan insulin resistance dimana ibu hamil gagal mempertahankan
cuglycemia yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan sedang
berlangsung. Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin
ataupun retensi insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya
intoleransi karbohidrat ringan maupun berat yang baru diketahui selama
mengalami kehamilan.
ETIOLOGI

Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara


insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula
darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-
perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi
oleh kehamilan (Rahayu and Rodiani 2016) Perubahan hormonal ini ditandai
dengan meningkatnya hormon esterugen dan hormon progestin. Peningkatan
hormon estrogen dan hormon progestin ini mengakibatkan keadaan jumlah
atau fungsi insulin ibu hamil tidak optimal sehingga terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Efek dari resistensi
insulin ini mengakibatkan kadar gula darah ibu hamil tinggi sehingga
terjadilah diabetes gestasional.
PATOFISIOLOGI

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, alan jadi


suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal.
Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin.
Akibatnya. komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar
gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitau
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal, (menyebabkan kemungkinan terjadi
berbagai komplikasi), Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga
janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemie, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. dan sebagainya),
(Putri, Wahjudi et al. 2018).
MANIFESTASI KLINIK

● Poliuri (banyak kencing) Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa
darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa
sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
● Polidipsi (banyak minum) Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak
dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi
klien lebih banyak minum.
● Polipagi (banyak makan) Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke
sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan
terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan
tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
Lanjutan…
● Penurunan berat badan
● Kesemutan, gatal
● Pandangan kabur
● Pruritus vulvae pada Wanita
● Lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh
berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena
tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada
di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan OM walaupun
banyak makan akan tetap kurus. (Putri, Wahjudi et al. 2018)
KOMPLIKASI
● Janin besar lebih dari 4 kg ( makrosomia)
● Abortus (keguguran) dan partus prematurus (kelahiran premature) bayi lahir
sebelum kehamilan memasuki minggu ke 37.
● Gangguan kontraksi otot rahim (partus lama/terlantar),
● Preeklampsia
● Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfila sampai dengan
lahir mati.
● Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian.
● Kadar kalsium dan magnesium yang rendahKelainan jantung
● Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit atau kelainan sistem saraf
pusat bawaan dan jiwa
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Kriteria Diagnosis:
● Gejala klasik DM + gula darah sewaktu s 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan
waktu makan terakhir.
● Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien. tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
● Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TIGO dilakukan dengan
Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.(Cahyani and Kusumaningrum
2017)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

American Diabetic merekomendasikan: Association (ADA) 2015

● Tes deteksi DM tipe 2 yang tidak terdiagnosis pada kunjungan prenatal pertama
● Tes skrining dan diagnosis DMG pada wanita hamil 24-28 minggu yang sebelumnya
diketahui tidak menderita diabetes.
● Skrining ibu penderita DMG 6-12 minggu post-partum dengan tes toleransi glukosa
oral
● Wanita dengan riwayat DMG harus menjalani skrining sekurang-kurangnya setiap 3
tahun, seumur hidupnya untuk deteksi diabetes atau pra-diabetes.
● Wanita dengan riwayat DMG dan menderita pra-diabetes harus mendapat intervensi
gaya hidup ataupun metformin untuk mencegah diabetes.
PENATALAKSANAAN
● Terapi Diet Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah
tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu:
• J : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
• J : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
• J : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

● Terapi Insulin
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan
oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan
insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda
bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.

● OlahragaWanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya. Kita tidak
bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan gula dalam darahnya.
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki
sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
PROGNOSIS

● Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya


cukup baik, apalagi penyakitnya lekas diketahui dan dengan
segera diberikan pengobatan oleh dokter ahli, serta kehamilan
dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan.
Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai
meninggal biasanya karena penderita sudah mengidap diabetes
sudah lama dan berat, terutama yang disertai komplikasi
pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak
jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh;
Lanju….

1. Berat dan lamanya penyakit, terutama disertai asetonuria


2. Insufisiensi plasenta
3. Prematuritas
4. Gawat napas (respiratory distress)
5. Cacat bawaan
6. Komplikasi persalinan (distosia bahu)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatana)
a) Keluhan utama: Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b) Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c) Riwayat kehamilan
1. Diabetes mellitus gestasional
2. Hipertensi karena kehamilan
3. Infertilitas.
4. Bayi low gestasional age
Lanj….

5. Riwayat kematian janin.


6. Lahir mati tanpa sebab jelas.
7. Anomali congenital.
8. Aborsi spontan.
9. Makrosomia.
10. Pernah keracunan selama kehamilan
PSIKOSOSIAL
● Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.Sistem pendukung
kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi, cemas, peka rangsang dan peningkatan
ketegangan.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Sirkulasi
a. Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes yang
lama.
b. Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
c. Peningkatan tekanan darah.
d. Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi
Lanj….

2). Eliminasi
Riwayat pielonefritis infeksi saluran kencing berulang, nefropati den poli uri.
3). Nutrisi dan Cairan
a. Polidipsi.
b. Poli Uri
c. Mual dan muntah
d. Obesitas
e. Nyeri tekan abdomen
Lanj….
f. Hipoglikemig
g. Glukosuria
h. Ketonuria
i. Kulit
j. Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada bekas injeksi insulin
yang sering
k. Mata
l. Kerusakan penglihatan atau retinopati
m. Uterus.
n. Tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap usia gestasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Risiko cidera janin berhubungan dengan besarnya ukuran bayi

b. Defisit Nutrisi berhungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient

c. Risiko infeksi berhungan dengan penyakit kronis

d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

e. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologi


KESIMPULAN
Diabetes mellitus gestasional adalah suatu keadaan dimana kadar
gula dalam darah tinggi (hiperglikemia) yang sifatnya kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang berkembang pada
beberapa wanita selama kehamilan.
Salah satu penyebab diabetes mellitus gestasional adalah adanya
hormon dari plasenta yang membantu pertumbuhan janin, namun hormon-
hormon ini juga mencegah kerja insulin dalam tubuh si calon ibu.
Manifestasi klinis diabetes mellitus gestasional antara lain
polidipsi, poliuri, polifagi, berat badan turun drastis, lemas, lekas lelah, tenaga
kurang.
02
ASUHAN
KEPERAWATAN
HYIPEREMESIS
GRAVIDARIUM
PADA KEHAMILAN
DEFINISI

Hiperemesis Gravidarum adalah muai dan muntah yang


lebih dari 10 kali dalam 24 jam utau setiap saut pada wanita
hamil karmpai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjudi buruk dan dapat terjadi
dehidrasi. (Standur pelayanan medic obstetric &
ginekologi)
ETIOLOGI

Etiologinya belum pasti, namun diduga dipengaruhi oleh berbagai factor berikut ini:
• factor predisposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamian ganda,
keracunan.
• factor organic seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolic akibat kehamilan, dan resistensi ibu yang menurun.
• factor psikologi keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya.
MANIFESTASI KLINIK

Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual yang
bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil
terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya
gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan sebagai berikut:
Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini ibu hamil
merasa lemah, nafsu makan tidak. ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun,
dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
LANJ…

Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak
kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan
sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat
tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula
ditemukan dalam urine.

Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat
timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan
retina.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
● Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah. Kemudian
di perdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus, dirangsang oleh jenis
makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari hari. Selain itu dari anamnesis
juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat
penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus, dan tumor
serebri).
● Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda dehidrasi,
dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan tiroid dan abdominal
untuk menyingkirkan diagnosis banding.
● Pemeriksaan Penunjang
USG untuk menyingkirkan kemungkinan mola. Jika kondisinya berat dan/lama, hati-hati,
harus dapat menyingkirkan kelainan patologis (apendisitis akut, obstruksi saluran
pencernaan, penyakit hepar, kandung kemih, pancreas, hiatus hernia, ISK, dan lesi
intracranial)
KOMPLIKASI

● Komplikasi ringan
Kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kekurangan pizi alkalosis,
hipokalemia, kelemahan alot, kelaman elektrokardiogratik, tetani, dan
gangguan psikologis
● Komplikasi yang mengancam kehidupan
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty
wernicke's, kerusakan ginjal, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan,
dan kematian janin.
PENCEGAHAN
● Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik.
● Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
● Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering
● Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
● Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
● Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
● Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro, 2005).
PENATALAKSANAAN

● Medikamentosa
● Terapi nutrisi
● Isolasi
● Terapi psikologik
● Cairan parenteral
● Terapi Alternatif
1. Vitamin B6
Peranan vitamin B6 untuk mengatasi hyperemesis gravidarum masih kontroversi. Dosis
vitamin B6 yang cukup efektif berkisar 12.5-25 mg/hari tiap jam. Defisiensi vitamin B6
akan menyebabkan kadar serotonin rendah sehingga saraf panca indera akan semakin
sensitif yang menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Pada wanita hamil terjadi
peningkatan kynurenic dan xanturenic acid di urin.
2. Jahe (Zingi berofficinale)
Pemberian dosis harian 250 mg sebanyak 4x/hari lebih baik hasilnya dibandingkan
placebo pada wanita dengan hiperemesis gravidarum.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
● Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu
sesuai dengan gejala-gejala hiperemesis gravidarum, yaitu mual dan muntah
yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam
di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat
badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan ikterus.
● Riwayat kesehatan dulu
 kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum selumnya.
 kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan
saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
● Riwayat penyakit keluargaKemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada
keluarga.
LANJ…

● Data fisik biologis


Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae yang
membengkak.hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kromosom grafidarum,
mukosa membrane dan bibir kering.turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit kterik,
ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran
● Kebutuhan Dasar Khusus
1) Aktifitas istirahatTekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).
2) Integritas ego Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3) Eliminasi Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis: peningkatan konsentrasi urine.
4) Makanan/cairanMual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5-10 Kg). membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan
Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
LANJ…

5) PernafasanFrekuensi pernapasan meningkat.


6) KeamananSuhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam
koma.
7) SeksualitasPenghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
8) Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit,
sistem pendukung yang kurang.
DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

● Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
● Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
yang berlebihan
● Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
● Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

Anda mungkin juga menyukai