ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
IBU HAMIL DENGAN
PENYAKIT PADA
MASA KEHAMILAN
01
ASUHAN
KEPERAWATAN
DIABETES
MELITUS PADA
KEHAMILAN
PENGERTIAN
● Poliuri (banyak kencing) Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa
darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa
sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
● Polidipsi (banyak minum) Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak
dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi
klien lebih banyak minum.
● Polipagi (banyak makan) Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke
sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan
terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan
tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
Lanjutan…
● Penurunan berat badan
● Kesemutan, gatal
● Pandangan kabur
● Pruritus vulvae pada Wanita
● Lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh
berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena
tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada
di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan OM walaupun
banyak makan akan tetap kurus. (Putri, Wahjudi et al. 2018)
KOMPLIKASI
● Janin besar lebih dari 4 kg ( makrosomia)
● Abortus (keguguran) dan partus prematurus (kelahiran premature) bayi lahir
sebelum kehamilan memasuki minggu ke 37.
● Gangguan kontraksi otot rahim (partus lama/terlantar),
● Preeklampsia
● Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfila sampai dengan
lahir mati.
● Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian.
● Kadar kalsium dan magnesium yang rendahKelainan jantung
● Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit atau kelainan sistem saraf
pusat bawaan dan jiwa
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kriteria Diagnosis:
● Gejala klasik DM + gula darah sewaktu s 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan
waktu makan terakhir.
● Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien. tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
● Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TIGO dilakukan dengan
Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.(Cahyani and Kusumaningrum
2017)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Tes deteksi DM tipe 2 yang tidak terdiagnosis pada kunjungan prenatal pertama
● Tes skrining dan diagnosis DMG pada wanita hamil 24-28 minggu yang sebelumnya
diketahui tidak menderita diabetes.
● Skrining ibu penderita DMG 6-12 minggu post-partum dengan tes toleransi glukosa
oral
● Wanita dengan riwayat DMG harus menjalani skrining sekurang-kurangnya setiap 3
tahun, seumur hidupnya untuk deteksi diabetes atau pra-diabetes.
● Wanita dengan riwayat DMG dan menderita pra-diabetes harus mendapat intervensi
gaya hidup ataupun metformin untuk mencegah diabetes.
PENATALAKSANAAN
● Terapi Diet Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah
tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu:
• J : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
• J : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
• J : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
● Terapi Insulin
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan
oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan
insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda
bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
● OlahragaWanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya. Kita tidak
bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan gula dalam darahnya.
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki
sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
PROGNOSIS
2). Eliminasi
Riwayat pielonefritis infeksi saluran kencing berulang, nefropati den poli uri.
3). Nutrisi dan Cairan
a. Polidipsi.
b. Poli Uri
c. Mual dan muntah
d. Obesitas
e. Nyeri tekan abdomen
Lanj….
f. Hipoglikemig
g. Glukosuria
h. Ketonuria
i. Kulit
j. Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada bekas injeksi insulin
yang sering
k. Mata
l. Kerusakan penglihatan atau retinopati
m. Uterus.
n. Tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap usia gestasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Etiologinya belum pasti, namun diduga dipengaruhi oleh berbagai factor berikut ini:
• factor predisposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamian ganda,
keracunan.
• factor organic seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolic akibat kehamilan, dan resistensi ibu yang menurun.
• factor psikologi keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya.
MANIFESTASI KLINIK
Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual yang
bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil
terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya
gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan sebagai berikut:
Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini ibu hamil
merasa lemah, nafsu makan tidak. ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun,
dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
LANJ…
Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak
kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan
sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat
tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula
ditemukan dalam urine.
Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat
timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan
retina.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
● Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah. Kemudian
di perdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus, dirangsang oleh jenis
makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari hari. Selain itu dari anamnesis
juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat
penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus, dan tumor
serebri).
● Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda dehidrasi,
dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan tiroid dan abdominal
untuk menyingkirkan diagnosis banding.
● Pemeriksaan Penunjang
USG untuk menyingkirkan kemungkinan mola. Jika kondisinya berat dan/lama, hati-hati,
harus dapat menyingkirkan kelainan patologis (apendisitis akut, obstruksi saluran
pencernaan, penyakit hepar, kandung kemih, pancreas, hiatus hernia, ISK, dan lesi
intracranial)
KOMPLIKASI
● Komplikasi ringan
Kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kekurangan pizi alkalosis,
hipokalemia, kelemahan alot, kelaman elektrokardiogratik, tetani, dan
gangguan psikologis
● Komplikasi yang mengancam kehidupan
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty
wernicke's, kerusakan ginjal, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan,
dan kematian janin.
PENCEGAHAN
● Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik.
● Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
● Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering
● Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
● Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
● Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
● Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro, 2005).
PENATALAKSANAAN
● Medikamentosa
● Terapi nutrisi
● Isolasi
● Terapi psikologik
● Cairan parenteral
● Terapi Alternatif
1. Vitamin B6
Peranan vitamin B6 untuk mengatasi hyperemesis gravidarum masih kontroversi. Dosis
vitamin B6 yang cukup efektif berkisar 12.5-25 mg/hari tiap jam. Defisiensi vitamin B6
akan menyebabkan kadar serotonin rendah sehingga saraf panca indera akan semakin
sensitif yang menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Pada wanita hamil terjadi
peningkatan kynurenic dan xanturenic acid di urin.
2. Jahe (Zingi berofficinale)
Pemberian dosis harian 250 mg sebanyak 4x/hari lebih baik hasilnya dibandingkan
placebo pada wanita dengan hiperemesis gravidarum.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
● Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu
sesuai dengan gejala-gejala hiperemesis gravidarum, yaitu mual dan muntah
yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam
di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat
badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan ikterus.
● Riwayat kesehatan dulu
kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum selumnya.
kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan
saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
● Riwayat penyakit keluargaKemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada
keluarga.
LANJ…